Kaidah Kebahasaan Teks Deskripsi dan Contohnya yang Tepat
paket-wisatabromo.com – Kaidah kebahasaan teks deskripsi dan contohnya yang tepat merupakan bagian dari materi teks deskripsi yang harus dikuasai peserta didik SMP MTs kelas 7 semester 1.
Selamat ya, sudah jadi siswa SMP MTs. Tentu ada perbedaan pola belajarmu dengan di SD. Ya, kan? Jika di SD pakai model guru kelas, maka di SMP MTs pakai model guru bidang studi.
Nah, pastinya salah satunya kamu akan Belajar bahasa Indonesia yang di dalamnya mempelajari berbagai jenis teks. Siapkan dirimu ya.
Tahukah kamu, pemahaman mengenai kaidah kebahasaan teks deskripsi dan contohnya yang tepat, maka akan memudahkan kamu dalam memahami teks deskripsi.
Ups, pemahaman kaidah kebahasaan teks deskripsi dan contohnya yang tepat juga akan membuat kamu bisa menulis teks deskripsi, lho. Simak, ya.
Kaidah Kebahasaan Teks Deskripsi dan Contohnya yang Tepat
Berikut ini adalah kaidah kebahasaan teks deskripsi yang harus kamu pahami, antara lain: menggunakan kata khusus, kalimat rincian, kalimat bersinonim, majas, kesan panca indera, dan menggunakan kata ganti.
1. Menggunakan Kata-Kata Khusus
Kata khusus adalah kata yang memiliki ruang lingkup dan cakupan yang sempit. Kata-kata yang dimaksudkan disebut juga hiponim.
Kata khusus atau hiponin merupakan bagian dari kata umum (hipernim) lainnya, yakni kata yang memiliki ruang lingkup yang luas dan dapat mencakup banyak hal.
Contoh kata umum dan kata khusus adalah sebagai berikut.
Kata Umum Kata Khusus
indah elok, molek, cantik, menawan, menakjubkan, memesona, manis
melihat melirik, menatap, mengerling, menonton, menyaksikan, mengamati, memandang
bunga mawar, melati, krisan, dahlia
2. Menggunakan kalimat rincian
Kalimat yang dimaksud berupa suatu pernyataan penjelas untuk pernyataan sebelumnya yang dianggap masih umum.
Pernyataan Umum
Ibuku orang yang sangat baik.
Kalimat Perincian
Dia berusaha menolong semua orang. Dia ramah dan tutur katanya lembut kepada siapa saja.
Pernyataan Umum
Saudaraku suka memasak.
Kalimat Perincian
Setiap hari dia membuat rendang. Dia sering membuat aneka kue tradisonal dan minuman segar.
Pernyataan Umum
Anita suka dengan tanaman bunga.
Kalimat Perincian
Dia selalu merawat anggrek dengan rajin. Melati dan mawarnya pun tampil cantik menandakan terawat dengan baik.
3. Menggunakan kata-kata bersinonim
Kata-kata yang dimaksudkan berfungsi untuk mengunakan kesan atau memberikan emosi yang lebih kuat
Kata Sifat Kata Emosi Kuat
baik tulus, ramah, penuh kasih sayang, menginspirasi
indah elok, molek, permai, menakjubkan
kuat tangguh, perkasa
4. Menggunakan majas perbandingan untuk melukiskan secara konkret
Majas merupakan gaya bahasa yang digunakan oleh penulis untuk memberikan sebuah pesan atau makna kiasan.
Majas perbandingan ialah majas yang sering digunakan untuk membandingkan suatu obyek dengan obyek lainnya melalui proses, pelebihan dan penyamaan. Dalam majas perbandingan terdapat subjenis.
Berikut ini macam-macam majas perbandingan beserta fungsi dan contohnya yang perlu diketahui.
Alegori
Menyatakan dengan cara lain, melalui kiasan atau penggambaran.
Contoh: Perjalanan hidup manusia seperti sungai yang mengalir menyusuri tebing-tebing, yang kadang-kadang sulit ditebak kedalamannya, yang rela menerima segala sampah, dan yang pada akhirnya berhenti ketika bertemu dengan laut.
Alusio
Mengungkapkan suatu hal dengan kiasan yang memiliki kesamaan dengan yang telah terjadi sebelumnya.
Contoh: Megawati berhasil menjadi Kartini modern karena menjadi presiden wanita pertama di Indonesia.
Simile
Pengungkapan dengan perbandingan eksplisit yang dinyatakan dengan kata depan dan penghubung, seperti layaknya, bagaikan, umpama, ibarat, dll.
Contoh: Kau umpama air aku bagai minyaknya, bagaikan Qais dan Laila yang dimabuk cinta berkorban apa saja.
Metafora
Gaya Bahasa yang membandingkan suatu benda dengan benda lain karena mempunyai sifat yang sama atau hampir sama.
Contoh: Cuaca mendung karena sang raja siang enggan menampakkan diri. Totok itu seperti ananta.
Antropomorfisme:
Metafora yang menggunakan kata atau bentuk lain yang berhubungan dengan manusia untuk hal yang bukan manusia.
Sinestesia
Majas yang berupa suatu ungkapan rasa dari suatu indra yang dicurahkan lewat ungkapan rasa indra lainnya.
Contoh: Dengan telaten, Ibu mengendus setiap mangga dalam keranjang dan memilih yang berbau manis. (Bau: indera penciuman, Manis: indera pengecapan)
Antonomasia
Penggunaan sifat sebagai nama diri atau nama diri lain sebagai nama jenis.
Aptronim
Pemberian nama yang cocok dengan sifat atau pekerjaan orang.
Metonimia
Pengungkapan berupa penggunaan nama untuk benda lain yang menjadi merek, ciri khas, atau atribut.
Contoh: Karena sering menghisap jarum, dia terserang penyakit paru-paru.(Rokok merek Djarum)
Hipokorisme
Penggunaan nama timangan atau kata yang dipakai untuk menunjukkan hubungan karib.
Contoh: Lama Otok hanya memandangi ikatan bunga biji mata itu, yang membuat Otok kian terkesima.
Litotes
Ungkapan berupa penurunan kualitas suatu fakta dengan tujuan merendahkan diri.
Contoh: Terimalah kado yang tidak berharga ini sebagai tanda terima kasihku.
Hiperbola
Pengungkapan yang melebih-lebihkan kenyataan sehingga kenyataan tersebut menjadi tidak masuk akal.
Contoh: Gedung-gedung perkantoran di kota-kota besar telah mencapai langit.
Personifikasi
Pengungkapan dengan menggunakan perilaku manusia yang diberikan kepada sesuatu yang bukan manusia.
Contoh: Hembusan angin di tepi pantai membelai rambutku.
Depersonifikasi
Pengungkapan dengan membuat manusia menjadi memiliki sifat-sifat sesuatu bukan manusia.
Contoh: Hatinya telah membatu, padahal semua orang sudah berusaha menasihatinya.
Pars pro toto
Pengungkapan sebagian dari objek untuk menunjukkan keseluruhan objek.
Contoh: Sejak kemarin dia tidak kelihatan batang hidungnya.
Totem pro parte
Pengungkapan keseluruhan objek padahal yang dimaksud hanya sebagian.
Contoh: Indonesia bertanding voli melawan Thailand.
Eufimisme
Pengungkapan kata-kata yang dipandang tabu atau dirasa kasar dengan kata-kata lain yang lebih pantas atau dianggap halus.
Contoh: Dimana saya bisa menemukan kamar kecilnya?
Disfemisme
Pengungkapan pernyataan tabu atau yang dirasa kurang pantas sebagaimana adanya.
Contoh: Apa kabar, Roni? (Padahal, ia sedang bicara kepada bapaknya sendiri)
Fabel
Menyatakan perilaku binatang sebagai manusia yang dapat berpikir dan bertutur kata.
Contoh: Kucing itu berpikir keras, bagaimana cara terbaik untuk menyantap tikus di depannya.
Eponim
Menyebutkan nama seseorang yang memiliki hubungan dengan sifat tertentu yang ingin diungkapkan.
Contoh: Kami berharap kau belajar yang giat agar menjadi Einstein.
Asosiasi
perbandingan terhadap dua hal yang berbeda, namun dinyatakan sama.
Contoh: Masalahnya rumit, susah mencari jalan keluarnya seperti benang kusut.
5. Menggunakan kesan-kesan pancaindra
Kalimat-kalimat dalam deskripsi mengunakan tanggapan dari suatu indera tertentu, misalnya, dari pendengaran, penglihatan, rabaan, misalnya:
Penglihatan :
Pantai panjang dengan pasir putih,
Air jernih dengan buih-buih kecil.
Pendengaran :
Debur ombak pantaiterdengar berirama.
Tetesan airnya terdengarmenenangkan.
Perasaan
Udara sangat terasa segar.
Airnya yang sejuk membuat badan kembali segar.
6. Menggunakan kata ganti orang, binatang, atau benda tertentu.
Contoh: Kucingku, Ibuku, dll.
Baca Juga:
- Contoh Telaah Kaidah Kebahasaan Teks Deskripsi yang Tepat
- Struktur Teks Deskripsi Berjudul Pantai Jumiang Pamekasan yang Tepat
Demikian pembahasan mengenai kaidah kebahasaan teks deskripsi dan contohnya yang tepat. Semoga bermanfaat.