Bagaimana Kaidah Bahasa Teks Eksplanasi dan Contohnya yang Tepat?

Bagaimana Kaidah Bahasa Teks Eksplanasi dan Contohnya yang Tepat?

paket-wisatabromo.com-Bagaimana kaidah bahasa teks eksplanasi dan contohnya yang tepat? Jawaban yang tepat atas pertanyaan tersebut tersaji berikut ini.

Bagaimana Kaidah Bahasa Teks Eksplanasi dan Contohnya yang Tepat?

Kaidah Bahasa Teks Eksplanasi

Jenis Teks eksplanasi memiliki kaidah-kaidah kebahasaan yang relatif berbeda dengan teks lainnya.

Berikut ini adalah kaidah bahasa teks eksplanasi.

1. Menggunakan konjungsi hubungan waktu (kronologis) seperti: ketika, pada waktu itu, ketika itu, sebelum, akhirnya,.

2. Menggunakan konjungsi kausalitas, antara lain, sebab, karena, oleh sebab itu, oleh karena itu, sehingga.

3. Kata Kerja Tindakan: seperti: bepergian, berwisata, mengajak, berkunjung, berjalan-jalan. Kata-kata itu disesuaikan dengan objek yang dijelaskan.

4. Menggunakan kata benda yang merujuk pada jenis fenomena, bukannya pada kata ganti penceritanya. Kata ganti yang dimaksud, misalnya, Kabupaten Bandung, burung, gerhana, kesenian daerah, perkembangan budaya Papua. Contoh lainnya: banjir, gerhana, proses, evolusi, wabah, sejarah wabah, hujan, sungai, gunung, awan dll.

5. Menggunakan kata: adalah, merupakan, ialah, yaitu, yakni

Kata “adalah”

Untuk kata adalah termasuk kata kerja kopula. Kopula “adalah” digunakan untuk definisi atau pengertian yang bersifat fakta atau mutlak.

Kata “adalah” termasuk golongan kata kerja dengan label kelas kata v atau verba dengan pengertian sebagai berikut:

a. Identik dengan: “Pancasila adalah falsafah bangsa Indonesia.”,

b. Sama maknanya dengan, contohnya: “Desember adalah bulan kedua belas.”

c. Termasuk dalam kelompok atau golongan, contohnya: “Saya adalah pengagum Ki Hajar Dewantara.”

Kata “merupakan”

Untuk kata ‘merupakan” sama dengan kata “adalah” yakni sama-sama termasuk kata kerja kopula. Arti kata “merupakan” adalah menjelaskan pengertian yang bisa mengacu pada satu pengertian atau lebih yang bersifat tidak mutlak.

Kata “merupakan” dalam KBBI (2008:1193) termasuk dalam label kelas kata kerja atau v (verba).

Kata “merupakan” memiliki tiga arti dalam KBBI, yaitu:

a. Memberi rupa, membentuk, menjadikan supaya berupa, contohnya: “Formasi barisan itu merupakan lambang PON.”

b. Adalah, contohnya: “Kata merupakan bagian terkecil dari bahasa.”

c. Menjadi, contohnya: ”Minyak bumi merupakan hasil ekspor yang terpenting bagi negara kita.”

Kata “ialah”

Kata ialah termasuk kelas kata p atau partikel yang berfungsi sebagai penghubung antara dua penggal kalimat yang menegaskan perincian atau penjelasan atas penggal yang pertama (KBBI, 2008:515).

Contohnya:

1) “Yang perlu dilakukan sekarang ialah membawa korban ke rumah sakit.”

2) “Tugas kamu ialah menjaga ayah.”

Selain itu, kata ialah juga berfungsi memberikan pengertian atau definisi yang menunjukkan arti sebab-akibat (Lektur.id).

Contohnya:

1) “Siapa yang menanam ialah yang menunai.”,

2) “Siapa yang berkotek ialah yang bertelur.”

Kata “yakni” dan “yaitu”

Kedua kata ini bersinonim dan bukan termasuk kopula, melainkan termasuk ke dalam partikel yang berfungsi sebagai penghubung yang menjelaskan rincian atau pengurai atau keterangan pada salah satu unsur kalimat.

Contohnya:

1) “Keluarga kami berjumlah lima orang, yaitu ayah, ibu, adik, kakak, dan adik sepupu.”

2) “Presiden berkunjung ke Semarang dengan ditemani lima orang menteri, yakni menteri sekretaris negara, menteri kesehatan, menteri komunikasi dan informasi, menteri, perhubungan, dan menteri pendidikan.”

Contoh Telaah Bahasa Teks Eksplanasi

Tsunami

Tsunami atau secara etimologi berarti “ombak besar di pelabuhan”, adalah gelombang air besar yang diakibatkan oleh gangguan di dasar laut, seperti gempa bumi. Gangguan ini membentuk gelombang yang menyebar ke segala arah dengan kecepatan gelombang mencapai 600–900 km/jam.

Awalnya gelombang tersebut memiliki amplitudo kecil (umumnya 30–60 cm) sehingga tidak terasa di laut lepas, tetapi amplitudonya membesar saat mendekati pantai.

Saat mencapai pantai, tsunami kadang menghantam daratan berupa dinding air raksasa (terutama pada tsunami-tsunami besar), tetapi bentuk yang lebih umum adalah naiknya permukaan air secara tiba-tiba.

Kenaikan permukaan air dapat mencapai 15–30 meter, menyebabkan banjir dengan kecepatan arus hingga 90 km/jam, menjangkau beberapa kilometer dari pantai, dan menyebabkan kerusakan dan korban jiwa yang besar.

Sebab tsunami yang paling umum adalah gempa bumi bawah laut, terutama yang terjadi di zona penunjaman dengan kekuatan 7,0 skala magnitudo momen atau lebih. Penyebab lainnya adalah longsor, letusan gunung, dan jatuhnya benda besar seperti meteor ke dalam air.

Secara geografis, hampir seluruh tsunami terjadi di kawasan Lingkaran Api Pasifik dan kawasan Palung Sumatra di Samudra Hindia.

Risiko tsunami dapat dideteksi dengan sistem peringatan dini tsunami yang mengamati gempa-gempa berkekuatan besar dan melakukan analisis data perubahan air laut yang terjadi setelahnya.

Jika dianggap ada risiko tsunami, pihak berwenang dapat memberi peringatan atau mengambil tindakan seperti evakuasi. Risiko kerusakan juga dapat dikurangi dengan rancangan tahan tsunami, seperti membuat bangunan dengan ruang luas.

Serta penggunaan bahan beton bertulang, maupun dengan penyuluhan kepada masyarakat tentang cara menyelamatkan diri dari tsunami, seperti pentingnya mengungsi dan menyiapkan rencana darurat dari jauh-jauh hari.

Berikut ini adalah telaah kaidah bahasa terhadap teks Tsunami.

1. Terdapat kata kerja kopula “adalah”

a. Tsunami atau secara etimologi berarti “ombak besar di pelabuhan”, adalah gelombang air besar yang diakibatkan oleh gangguan di dasar laut, seperti gempa bumi. Gangguan ini membentuk gelombang yang menyebar ke segala arah dengan kecepatan gelombang mencapai 600–900 km/jam.

b. Saat mencapai pantai, tsunami kadang menghantam daratan berupa dinding air raksasa (terutama pada tsunami-tsunami besar), tetapi bentuk yang lebih umum adalah naiknya permukaan air secara tiba-tiba.

2. Menggunakan konjungsi hubungan waktu

Awalnya gelombang tersebut memiliki amplitudo kecil (umumnya 30–60 cm) sehingga tidak terasa di laut lepas, tetapi amplitudonya membesar saat mendekati pantai.

3. Terdapat konjungsi kausalitas

Menggunakan konjungsi kausalitas, antara lain, sebab, karena, oleh sebab itu, oleh karena itu, sehingga.

a. Awalnya gelombang tersebut memiliki amplitudo kecil (umumnya 30–60 cm) sehingga tidak terasa di laut lepas, tetapi amplitudonya membesar saat mendekati pantai.

b. Kenaikan permukaan air dapat mencapai 15–30 meter, menyebabkan banjir dengan kecepatan arus hingga 90 km/jam, menjangkau beberapa kilometer dari pantai, dan menyebabkan kerusakan dan korban jiwa yang besar.

c. Sebab tsunami yang paling umum adalah gempa bumi bawah laut, terutama yang terjadi di zona penunjaman dengan kekuatan 7,0 skala magnitudo momen atau lebih.

d. Penyebab lainnya adalah longsor, letusan gunung, dan jatuhnya benda besar seperti meteor ke dalam air.

4. Terdapat kata kerja tindakan

a. Saat mencapai pantai, tsunami kadang menghantam daratan berupa dinding air raksasa (terutama pada tsunami-tsunami besar), tetapi bentuk yang lebih umum adalah naiknya permukaan air secara tiba-tiba.

b. Risiko tsunami dapat dideteksi dengan sistem peringatan dini tsunami yang mengamati gempa-gempa berkekuatan besar dan melakukan analisis data perubahan air laut yang terjadi setelahnya.

c. Jika dianggap ada risiko tsunami, pihak berwenang dapat memberi peringatan atau mengambil tindakan seperti evakuasi.

d. Serta penggunaan bahan beton bertulang, maupun dengan penyuluhan kepada masyarakat tentang cara menyelamatkan diri dari tsunami, seperti pentingnya mengungsi dan menyiapkan rencana darurat dari jauh-jauh hari.

5. Menggunakan kata benda yang merujuk pada jenis fenomena.

Tsunami, ombak besar, gelombang air besar, gempa bumi, gelombang, amplitudo kecil (umumnya 30–60 cm), permukaan air, banjir, korban jiwa, gempa bumi bawah laut, zona penunjaman, skala magnitudo, longsor, letusan gunung, benda besar, meteor, geografis, kawasan Lingkaran Api Pasifik, kawasan Palung Sumatra, bahan beton bertulang.

Baca:

Demikianlah jawaban yang tepat atas pertanyaan mengenai bagaimana kaidah bahasa teks eksplanasi dan contohnya yang tepat? semoga bermanfaat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *