Cara Melatih Jiwa Kepemimpinan pada Anak

Cara Melatih Jiwa Kepemimpinan pada Anak

paket-wisatabromo.com – Anak adalah amanah sekaligus  anugrah  dari Tuhan yang Maha Esa. Anak merupakan calon generasi penerus bangsa.  Harkat, martabat, dan hak-haknya harus kita jaga.

Kebutuhan gizi dan kesehatannya, harus diperhatikan.  Agar sehat, cerdas, ceria, anak harus dirawat, diasuh, dididik, dibimbing, diarahkan, dan dilindungi seoptimal mungkin.

Kepemimpinan adalah cara memimpin atau perihal memimpin. Memimpin itu mengetuai atau mengepalai, memandu, melatih. Kepemimpinan merupakan sebuah proses memengaruhi dan memberikan contoh kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan.

Bunda, sebelum kita melatih jiwa kepemimpinan, alangkah baiknya kita mengingat kembali sifat pemimpin, dan gaya kepemimpinan.

1. Sifat-sifat Pemimpin

Berikut ini dijelaskan mengenai sifat-sifat pemimpin. Bunda setidaknya ada 6 sifat kepemimpinan yang dapat dipelajari di sini.

  1. Intelegensi, yaitu sifat atau kemampuan bernalar/berpikir yang lebih kuat daripada para anggota yang dipimpinnya.
  2. Kepercayaan diri, yaitu sifat yang berupa keyakinan akan kemampuan dan keahlian yang dimiliki.
  3. Determinasi, yaitu kemampuan untuk menyelesaikan pekerjaan yang meliputi ciri seperti berinisiatif, kegigihan, dan cenderung mengarahkan anggotanya untuk melakukan perintah.
  4. Integritas adalah kejujuran dalam memimpin anggota.
  5. Sosiabilitas yaitu kemampuan menjalin hubungan yang menyenangkan, ramah, sopan baik dengan anggota yang dipimpinnya.

2. Gaya Kepemimpinan

Gaya kepemimpinan adalah pola menyeluruh dari tindakan seorang pemimpin, baik yang tampak maupun yang tidak tampak oleh bawahannya serta menggambarkan kombinasi yang konsisten dari falsafah, keterampilan, sifat, dan sikap yang mendasari perilaku seseorang (Mulyadi dan Rivai).

Gaya kepemimpinan adalah suatu norma perilakuk yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain seperti yang ia lihat (Thoha).

a. Kepemimpinan Otokratis

Gaya kepemimpinan otoraktis adalah gaya kepemimpinan dimana memusatkan kekuasaan pada dirinya sendiri (pemimpin). Biasaya ia sangat dominan dalam melakukan pengambilan keputusan baik berupa kebijakan, peraturan, prosedur yang berasal dari idenya sendiri.

Biasanya, ia akan lebih membatasi inisiatif dan ide dari anggotanya. Pemimpin yang otoriter ini umumnya tidak akan memperhatikan kebutuhan dari bawahannya dan cenderung menjalin komunikasi satu arah yaitu dari atas (pemimpin) ke bawah (anggota).

Tipe otokratis ini mempunyai ciri semua penentuan kebijaksanaan dilakukan oleh pemimpin, dan teknik atau langkah-langkah kerja diatur oleh atasan setiap waktu. Tipe kepemimpinan ini biasanya mendikter tugas kerja bagian dan kerja sama setiap anggota.

Serta, pemimpin cenderung menjadi pribadi dalam pujian dan kecaman terhadap kerja setiap anggota. Pemimpin tipe ini juga cenderung mengambil jarak dari partisipasi kelompok aktif kecuali bila menunjukkan keahliannya.

b. Kepemimpinan Partisipatif

Gaya kepemimpinan partisipatif adalah gaya kepemimpinan dimana komunikasi terjadi dua arah yaitu dari atas (pemimpin) ke bawah (anggota) dan dari bawah (anggota) ke atas (pemimpin).

Gaya kepemimpinan ini biasanya melibatkan anggotanya dalam memecahkan suatu permasalahan dan mengambil sebuah keputusan.

Pemimpin memberikan kesempatan dan ruang untuk anggota dapat menyampaikan ide dan gagasannya, berpartisipai dalam suatu keputusan untuk kebaikan perusahaan. Perlu rasa sifat saling percaya dan menghargai dalam organisasi.

c. Kepemimpinan Delegatif

Gaya kepemimpinan delegatif ini biasa disebut dengan Laissez-faire yaitu gaya memimpin dimana atasan atau pemimpin memberikan kebebasan secara mutlak kepada para anggota untuk melakukan tujuan dengan menggunakan cara mereka masing-masing.

Meskipun dalam suatu organisasi terdapat pemimpin, seorang pemimpin akan membiarkan keputusan dibuat oleh siapapun dalam organisasi. Namun, gaya kepemimpinan ini akan menjadi tidak efektif jika pemimpin dan anggota tidak cukup matang melaksanakan tanggung jawabnya masing-masing. 

d. Kepemimpinan Melayani (Servant)

Gaya kepemimpinan melayani ini biasanya antara atasan dan bawahan memilliki hubungan melayani dengan para anggota berorientasi pada sifat melayani dengan standar moral spiritual.

Pemimpin yang melayani lebih mengedepankan kebutuhan, kepentingan dan aspirasi dari para anggota daripada kepentingan pribadinya.

e. Kepemimpinan Karismatik

Pemimpin yang karismatik biasanya memiliki pengaruh yang kuat atas para pengikutnya karena karisma dan kepercayaan diri yang ditampilkan.

Jadi, gaya kepemimpinan karismatik ini melibatkan karisma seorang pemimpin dan memiliki kemampuan yang mempesona yang ia miliki terutama dalam meyakinkan setiap anggotanya untuk mengikuti setiap arahan yang ia inginkan.

Gaya Berbicara mengenai kepemimpinan tentu, setiap pemimpin mempunyai gaya dan caranya masing-masing dalam memimpin organisasi atau perusahaan. Namun yang pasti gaya kepemimpinan yang dipilih pasti bertujuan untuk mewujudkan cita-cita dan tujuan organisasi atau perusahaan.

f. Kepemimpinan Misionaris

Gaya kepemimpinan Misionaris adalah gaya memimpin dengan santai dalam melaksanakan tugas, dan selalu berusaha membahagiakan bawahan. Selain itu, pemimpin yang menggunakan gaya ini selalu menjalin hubungan yang akrap dengan orang lain.

Tipe kepemimpinan ini juga tidak pernah atau jarang mengalami konflik dengan orang lain. Sifatnya: terbuka, penolong, lembut hati, dan ramah. Tipe pemimpin misionaris berorientasi pada manusia. Perhatiannya begitu banyak pada manusia, tapi kurang pemahaman tentang produksi.

g. Kepemimpinan Demokratis

Demokratis adalah gaya kepemimpinan yang ditandai dengan adanya keputusan yang diambil berdasarkan dorongan dan bantuan yang diambil melalui diskusi.

Kegiatan-kegiatan didiskusikan, langkah-langkah umum untuk tujuan kelompok dibuat dan bila dibutuhkan petunjuk-petunjuk teksni, pemimpin menyarankan dua atau lebih alternatif prosedur yang dipilih.

Selain itu, para anggota bebas bekerja dengan siapa saja yang mereka pilih dan pembagian tugas ditentukan oleh kelompok. Pemimpin adalah objektif dalam pujian dan kecaman sera mencoba menjadi seorang anggota kelompok yang biasa dalam juwa dan semangat tanpa melakukan banyak pekerjaan.

 h. Kepemimpinan Developer

Tipe kepemimpinan develover disebut juga tipe pembangun. Tipe ini bersifat kreatif, dinamis, inovatif. Selain itu, tipe kepemimpinan ini selalu memberikan atau melimpahkan wewenang dengan baik, dan menaruh kepercayaan kepada bawahan.

i. Kepemimpinan Benevolent Autokrat

Tipe kepemimpinan Benevolent sering disebut dengan kepemimpinan otokrat yang bijak, eksekutif, dan bermutu tinggi. Tipe ini bersifat lancar, dan tertib. Selain itu, tipe kepemimpinan ini bersifat ahli dalam mengorganisasi, dan mempunyai rasa keterlibatan diri yang sangat besar.

j. Kepeimpinan Laissez-faire

Kepemimpinan Laissez-faire adalah tipe kepemimpinan yang ditandai oleh adanya kebebasan penuh bagi keputusan kelompok atau individu, dengan partisipasi minimal dari pemimpin. Cara Melatih Jiwa Kepemimpinan pada Anak.

Bahan-bahan yang bermacam-macam disediakan oleh pemimpin yang membuat orang selalu siap bila dia akan memberikan pada saat ditanya. Dia tidak mengambil bagian dari diskusi kerja.

Selain itu, tipe kepemimpinan ini sama sekali tidak ada partisipasi dari pemimpin dalam penentuan tugas. Kadang-kadang komentar sponsor terhadap kegiatan anggota atau pertanyaan. Juga tidak bermaksud menilai atau mengatur suatu kejadian.

3. Pola Asuh

Bunda, pendidikan yang diberikan seawal mungkin pada anak akan menjadi modal dasar bagi kebahagiaan dan kesuksesan di masa dewasanya. Mendidik anak di masa sekarang beriringan dengan pesatnya kemajuan teknologi.

Hal ini membutuhkan keterampilan mengasuh anak yang memadai agar dapat menerapkan kedisiplinan, dan kasih sayang. Bunda, kita diharapkan memiliki kesiapan dan memahami tujuan pengasuhan agar mampu menghasilkan anak yang kuat, tangguh, dan hebat.

Selain itu, untuk menghasilkan anak yang berkarakter, percaya diri, mandiri, berjiwa pemimpin, berbudi pekerti luhur, peran ayah bunda sangat penting.

Bagaimana kita melatih jiwa kepemimpinan kepada anak sedini mungkin? Jawabannya tidak lain dan tidak bukan adalah dengan pola asuh yang baik dan benar sejak awal. Pola asuh itu cara mengasuh anak terutama pada usia 0-5 tahun.

Pola asuh anak yang baik dan benar harus kita terapkan dalam keseharian.  Dilakukan terus menerus sehingga berubah menjadi kebiasaan. Pola asuh yang disarankankan antara lain adalah pola asuh yang demokratis, dan autoritatif. Ayo, kita simak Bunda.

a. Pola Asuh Demokratis

Demokratis diartikan bersifat demokrasi. Demokrasi berarti gagasan atau pandangan yang mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama. Demokratis dalam pola asuh diartikan cara pengasuhan dengan tegas, seimbang tanpa harus membatasi anak.

Pola asuh ini berusaha menerapkan aturan dan pedoman untuk si buah hati. Orang tua berusaha tetap responsif terhadap anak dan mau mendengarkan setiap pertanyaan si buah hati. Harapan besar pada anak sebanding dengan kehangatan dan dukungan yang diberikan.

Anak dapat bersikap tegas, tanggung jawab, adil, berjiwa sosial, dan mandiri. Selain itu, anak akan menjadi pribadi gigih mencapai sukses di masa depan.

b. Pola Asuh Autoritatif

Inilah pola asuh yang paling disarankan ahli untuk orangtua terapkan. Pola asuh ini memberikan batasan perilaku yang jelas dan konsisten. Selain itu, pola asuh autoritatif tidak menggunakan kekerasan dalam mengasuh anak.

Di sini, orangtua akan mendorong adanya diskusi dengan anak. Contohnya, seperti menjelaskan pada anak mengapa diberikan aturan tertentu. Sederhananya, orangtua tidak membebaskan dan menerima begitu saja perilaku anak, tapi juga tidak memberikan kontrol yang berlebihan.

Menariknya, anak akan diberikan kesempatan untuk mencoba dan bertanggung jawab pada pilihannya. Nah, berikut dampak pola asuh autoritatif pada anak:

  • Memiliki keterampilan sosial yang baik.
  • Terampil menyelesaikan permasalahan.
  • Mudah bekerjasama dengan orang lain-lain.
  • Lebih percaya diri.
  • Tampak lebih kreatif.

4. Cara Melatih Jiwa Kepemimpinan pada Anak

Berikut ini dijelaskan cara melatih jiwa kepemimpinan pada anak yang dilakukan sehari-hari di rumah. Bunda, kita cukup melatihnya secara rutin setiap saat.  Setiap kali ada kesempatan bermain bersama anak, disitulah kita bisa melatih jiwa kepemimpinan pada anak kita. Simak yuk, dua cara melatih berikut ini. 

Artikel terkait:

Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini

a. Memberi Kepercayaan dan Kesempatan

Seorang anak yang diberi kepercayaan, ia akan menjadi percara diri untuk melakukan sesuatu. Tapi, rasa percaya diri akan kurang berguna jika kita tidak memberi peluang atau kesempatan pada anak untuk memimpin.

Jadi, agar kepercaan yang kita berikan pada anak lebih bermakna, berikan juga kesempatan pada anak untuk memimpin. Inilah contoh sederhana yang dapat Bunda simak.

Saat makan bersama, anak diminta memimpin doa sebelum dan sesudah makan. Tapi, inget, Mom. Menyuruhnya harus pakai bahasa tidak langsung. Anak disuruh tapi enggak terasa disuruh.

Kita bisa bermain drama, Mom. Bilang saja, mau berdoa sebelum makan, tapi lupa doanya. Kita bisa bertanya, siapa ya yang inget doa sebelum makan? Sambil arah tatapan mata kita kepada Anak.

Anak pun akan tahu kalau dia diminta memimpin doa sebelum makan. “Kita mau makan bersama, tapi Bunda koq lupa doa sebelum makan ya?” “Kamu ingat, Nak? Ayo Bunda dibantu doa sebelum makan!”

b. Belajar Memimpin dari Kesalahan

Ada pengalaman menarik, Mom. Saat bermain, bernyanyi bersama lagu “Baby Shark”, Si Anak bernyanyi dan berjoget. Gerak tangannya bertepuk-tepuk di sisi kiri dan kanan badan mendekat ke arah telinga kiri dan kanan. Kami pun mengikutinya.

Tapi, tangan Sang Kakek salah, tidak posisi bertepuk. Posisi tangan kakek bersilang. Kami yang lain melihat ke arah tangan Kakek, juga Anak. Eeee, dengan serta merta, tidak canggung, Anak memegang kedua tangan kakek, dan membetulkannya ke posisi bertepuk.

Begitu posisi tangan si kakek sudah betul, kami pun bernyanyi dan berjoget lagi dengan lagu yang sama “Baby Shark” dudud dudud dud “baby shark.” “Mamy Shark” dudud dudud dud “Mamy Shark.” Dady Shark” dudud dudud dud “Dady Shark.”

Anak tampak riang, wajahnya semringah melihat tangan di Kakek sudah betul. Keriangannya dia rayakan dengan memutar badannya. Dia memutar badannya dari kiri ke arah kanan dengan tangan kiri di depan dada.

Penasaran, Mom. Selaku Nenek, saya mencoba membuat kesalahan posisi tangan dalam berjoget. Tanganku dibuat bersilang seperti Kakek. Bukan bertepuk. Anak mengamati satu persatu.

Dia melihat posisi tangan pamannya, ayah dan bundanya, Kakek, dan Nenek. Begitu melihat kesalahan, Anak pun menghentikan berjogednya, membetulkan kesalahan yang ada.

Begitu posisi tangan si Nenek sudah betul, kami pun bernyanyi dan berjoget lagi dengan lagu yang sama “Baby Shark” dudud dudud dud “Baby Shark.” “Mamy Shark” dudud dudud dud “Mamy Shark.”

Anak pun merayakan kemenangannya lagi. Dengan riang, semringah, Dia kembali memutar badannya dengan tangan kiri di depan dada. Dia memutar badannya dari kiri ke arah kanan seperti tadi.

Bunda, cara melatih jiwa kepemimpinan pada anak cukup sederhana, dan mudah dilakukan. Kita latih dalam kegiatan anak sehari-hari di rumah.

Dalam situasi apapun, atau momen apapun, kita selalu beri kesempatan dan kepercayaan  kepada anak untuk memimpin. Tidak hanya itu, kita juga bisa melatih anak untuk memimpin dari suatu kesalahan.

Artikel terkait:

Menstimulasi Keterampilan Motorik Balita

Bunda, selain tugas kita melatih dan menanamkan jiwa kepemimpinan pada anak, kita juga bisa melihat tanda-tanda dalam diri seorang anak yang mempunyai bakat menjadi seorang pemimpin.

Tanda-tanda itu sudah terlihat sejak anak masih balita. Apa sajakah tanda-tanda yang menunjukkan seseorang memiliki bakat pemimpin. Simaklah Bunda.

5.Tanda-Tanda Seorang Anak Memiliki Bakat Pemimpin.

Bunda, bakat kepemimpinan seorang anak biasanya sudah terlihat sejak balita. Seorang balita yang mandiri dan berhasrat untuk melakukan tindakan secara individual merupakan tanda anak itu berbakat menjadi seorang pemimpin.

Cara Melatih Jiwa Kepemimpinan pada Anak

Apabila seorang anak memilki rasa ingin tahu yang besar untuk mengetahui sesuatu yang belum dia ketahui, berarti ia memiliki bakat pemimpin. Masih ada yang lain, Bunda.

Jika anak memiliki keterampilan dan kepandaian yang beraneka ragam, memiliki rasa humor, antusiasme yang tinggi, serta suka berkawan, anak tersebut tergolong memiliki bakat memimpin.

Tanda-tanda lain seorang anak mempunyai bakat memimpin adalah

  • Mudah menyesuaikan diri, sabar tapi ulet
  • Peka, jujur, berani, dan gigih
  • Komunikatif dan pandai bicara
  • Sehat, dinamis, dan suka melakukan sesuatu
  • Memiliki motivasi dan imajinasi yang tinggi,

Itulah Bunda, pembahasan mengenai kepemimpinan yang meliputi sifat dan gaya kepemimpinan, cara melatih jiwa kepemimpinan pada Anak, dan tanda-tanda seorang anak mempunyai bakat pemimpin. Semoga bermanfaat.

Referensi: dari Berbagai Sumber

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *