Kenali 6 Bahan Pengasuhan dan Jenis-Jenis Pola Asuh Anak
paket-wisatabromo.com – Salah satu masa depan anak dipengaruhi oleh pola asuh orang tua. Pola asuh yang tepat akan berdampak positif pada anak. Orang tua berhak memutuskan pola asuh yang tepat bagi buah hati tercintanya.
Terkadang orang tua bingung, bahan yang akan diberikan dalam pengasuhan sehari-hari di rumah. Kalau pun orang tua sudah tahu mengenai bahan pengasuhan, tapi mereka bingung mengenai cara mengasuhnya. Apalagi, ibu muda yang baru mempunyai buah hati pertama.
Artikel ini diharapkan dapat membantu para orang tua terutama ibu yang sehari-hari sangat dekat dengan buah hati. Selamat mengikuti.
Bahan Jenis Pola Asuh
Setidaknya ada dua kata kunci yang harus diperhatikan orang tua dalam mendidik, dan mengasuh buah hati mereka. Pertama, orang tua harus tahu mengenai materi yang akan diasuhkan atau diajarkan dalam kehidupan sehari-hari.
Kedua, orang tua harus tahu pola asuh jenis mana yang akan diterapkan. Sebab pola asuh itu ada beraneka macam. Dan masing-masing pola asuh memiliki keunggulan dan kelemahannya.
Tanpa mengetahui bahan atau materi apa yang akan diasuhkan, pola asuh yang seperti apa yang baik untuk diterapkan, orang tua mungkin tidak akan terarah dalam mendidikn mengasuh, dan membesarkan buah hatinya.
Berikut ini akan di jelaskan mengenai bahan atau materi asuh dan macam-macam pola asuh. Secara umum, bahan atau materi asuh ada 6, yaitu nilai agama dan moral, fisik motorik, kognitif, Bahasa, sosial emosional, dan seni.
Sedangkan pola asuh terdiri atas pola asuh demokratis, autoritatif, otoriter, permisif, otoriter, dll. Orang tua dapat memilih jenis pola asuh yang akan diterapkan pada buah hatinya.
Tentu pilihan pola asuh orang tua akan jatuh pada jenis pola asuh yang banyak mengungtungkan bagi masa depan anak. Masalahnya adalah setiap jenis pola asuh memiliki keunggulan dan kelemahannya.
Bahan Jenis Pola Asuh
A. Bahan Pengasuhan
Secara umum, bahan pengasuhan terdiri atas 6 katagori.
- Nilai agama dan moral: mendengar doa, lagu religi, mengamati ciptaan Tuhan, meniru kegiatan ibadah, dll.
- Fisik Motorik: kasar dan halus, kesehatan dan perilaku keselamatan.
- Kognitif: Mengenali lingkungan di sekitarnya, Menunjukkan reaksi atas rangsangan, belajar dan pemecahan masalah, berpikir logis, berpikir simbolik.
- Bahasa: mengeluarkan suara untuk menyatakan keinginan, atau untk mereaksi atas stimulant, memahami Bahasa, dan mengungkapkan Bahasa, keaksaraan.
- Sosial Emosional: kesadaran diri, tanggung jawab diri dan orang lain, perilaku prososial.
- Seni: mampu membedakan antara bunyi dan suara, tertarik dengan suara atau musik, tertarik dengan berbagai macam karya seni.
Bahan Jenis Pola Asuh
B. Pola Asuh
Makna Pola asuh anak adalah suatu proses yang ditujukan untuk meningkatkan serta mendukung perkembangang fisik, emosional, sosial, intelektual seorang anak sejak bayi hingga dewasa.
Lalu, pola asuh yang baik dan benar harus kita terapkan dalam keseharian. Dilakukan terus menerus sehingga berubah menjadi kebiasaan. Dan Pola asuh yang disarankankan antara lain adalah pola asuh yang demokratis, dan autoritatif. Ayo, kita simak Bunda.
Pola Asuh Demokratis
Maksud Pola asuh Demokratis diartikan bersifat demokrasi. Demokrasi berarti gagasan atau pandangan yang mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama.
Demokratis dalam pola asuh diartikan cara pengasuhan dengan tegas, seimbang tanpa harus membatasi anak.
Untuk pola asuh ini berusaha menerapkan aturan dan pedoman untuk si buah hati. Orang tua berusaha tetap responsif terhadap anak dan mau mendengarkan setiap pertanyaan si buah hati.
Harapan besar pada anak sebanding dengan kehangatan dan dukungan yang diberikan. Anak dapat bersikap tegas, tanggung jawab, adil, berjiwa sosial, dan mandiri. Selain itu, anak akan menjadi pribadi gigih mencapai sukses di masa depan.
Pola Asuh Autoritatif
Inilah pola asuh yang paling disarankan ahli untuk orangtua terapkan. Pola asuh ini memberikan batasan perilaku yang jelas dan konsisten. Selain itu, pola asuh autoritatif tidak menggunakan kekerasan dalam mengasuh anak.
Di sini, orangtua akan mendorong adanya diskusi dengan anak. Contohnya, seperti menjelaskan pada anak mengapa diberikan aturan tertentu. Sederhananya, orangtua tidak membebaskan dan menerima begitu saja perilaku anak, tapi juga tidak memberikan kontrol yang berlebihan.
Menariknya, anak akan diberikan kesempatan untuk mencoba dan bertanggung jawab pada pilihannya. Dampak pola asuh autoritatif pada anak antara lain anak memiliki keterampilan social yang baik.
Dampak pola asuh lainnya adalah anak akan terampil menyelesaikan masalah. Anak akan mudah bekerja sama dengan orang lain, lebih percaya diri dan lebih kreatif.
Pola Asuh Permisif
Gemar memanjakan anak, sedikit tuntutan atau harapan pada anak atau buah hati merupakan karakter pola asuh permisif. Orang tua yang menggunakan pola asuh permisif lebih responsive pada anak.
Pola asuh ini lebih modern, toleran, dan menghindari konfrontasi. Namun, pola asuh ini mencetak pribadi yang tidak mandiri. Anak akan cenderung memiliki masalah yang berkaitan dengan kekuasaan. Anak akan memiliki kinerjanya buruk di lingkungan sosialnya.
Bahan Jenis Pola Asuh
Pola Asuh Otoriter
Dalam pola asuh otoriter, anak diharapkan untuk selalu mengikuti aturan ketat yang ditetapkan orang tua. Kegagalan mengikuti umumnya akan berujung pada hukuman.
Tuntutan tinggi yang dilayangkan tidak sebanding dengan respon yang diberikan orang tua pada anak. Mereka hanya berharap agar anakberperilaku baik dan tidak membuat kesalahan.
Orang tua otoriter berorientasi pada kepatuhan dan status. Orang tua digambarkan sebagai sosok yang mendominasi bagaikan diktator.
Anak yang dididik dengan pola asuh otoriter akan menjadi pribadi yang patuh dan cakap. Tapi, anak cenderung menjadi pribadi yang tidak Bahagia, tak memiliki kemampuan sosial. Selain itu, anak memiliki harga diri yang rendah.
Dari beberapa pola asuh yang telah dijelaskan, ternyata masing-masing mempunyai keunggulan dan kelemahannya. Orang tua barangkali tidak dapat menerapkan salah satu jenis pola asuh.
Orang tua dapat menggunakan beberapa pola asuh yang ada dengan mengambil sisi positifnya. Bahkan sangat memungkinkan orang tua mengembangkan sisi positif tiap jenis pola asuh.
Berikut ini beberapa alternatif pola asuh hasil pengembangan dari beberapa jenis pola asuh yang tersedia. Orang tua boleh menerapkannnya terhadap anak.
Hasil yang diharapkan adalah anak akan menjadi lebih positif dari berbagai aspek kehidupan.
Ikuti Kesukaannya
Setiap anak memiliki keinginan. Seperti hobi atau sesuatu hal yang disukai anak. orang tua diharapkan mengikuti kesukaannya. Orang tua tidak boleh menentang keinginan anak selagi kainginan itu wajar saja. Kenali 6 Bahan Pengasuhan dan Jenis-Jenis Pola Asuh Anak
Dalam hal ini, orang tua sebaiknya mengarahkan dan membimbing apa yang dikehendaki anak. Jika, ternyata keinginan anak tidak pas di hati orang tua, anak bisa diberi pengertian dan penjelasan dengan alasan yang baik.
Bahan Jenis Pola Asuh
Membantu Anak Seperlunya
Beri kesempatan pada anak melakukan tugas dan tanggung jawabnya sendiri. Beri kesempatan pada anak untuk menyelesaikan kesulitan yang dihadapi secara mandiri.
Sampai anak mampu menanggulangi permasalahannya. Hal ini akan menjadikan anak bertanggung jawab dan mandiri. Jika orang tua terlalu mudah memberi bantuan, anak akan menjadi sosok yang manja dan selalu mengandalkan orang lain.
Persiapkan Anak Menuju Era Digital
Semua informasi pada saat era digital ini dapat diakses dengan perangkat elektronik secara mudah. Orang tua akan kesulitan melarang anak untuk tidak menggunakan gadget.
Orang tua bisa menyikapinya dengan memberikan Batasan. Misalnya anak diberi kesempatan main gadget hanya pada hari Minggu, selama satu atau dua jam. Tujuannya adalah menghindarkan anak dari bahaya gadget.
Sikap dan perilaku orang tua dalam menggunakan gadget juga harus diatur. Misalnya orang tua tidak boleh menggunakan dan bermain game pada gadget di depan anak. hal ini menghindarkan dari anak dari rasa ingin bermain gadget.
Bahan Jenis Pola Asuh
Mengakui Kesalahan
Dalam kehidupan sehari-hari tentu saja akan terjadi apa yang namanya kesalahan. Baik kesalahan yang disengaja, maupun kesalahan yang tidak disengaja. Baik oleh orang tua maupun anak.
Orang tua sudah selayaknya memberi contoh pada anak untuk mengakui kesalahan jika telah berbuat salah. Kemudian orang tua harus meminta maaf jika telah berbuat salah.
Jadi, ada dua Tindakan yang harus dilakukan jika orang tua atau anak berbuat salah. Pertama, orang tua atau anak harus mengakui kesalahannya. Kedua, orang tua atau anak harus meminta maaf jika telah berbuat salah.
Beri anak contoh cara mengakui kesalahan. Lakukan pengakuan kesalahan dengan berbesar hati, bukan dengan terpaksa. Hal ini akan diteladani, anak pun akan berbesar hati pada saat mengakui kesalahan dan meminta maaf.
Selalu Menjawab Pertanyaan Anak
Dalam situasi apapun dan suasana hati bagaimanapun, orang tua wajib menjawab pertanyaan anak. Apalagi, pada masa pertumbuhan, anak akan sering dan banyak bertanya: Ini apa? Ini? Apa ini? Ini apa? Ini kenapa? dll.
Rasa ingin tahu anak cukup tinggi harus direspon orang tua dengan baik. Orang tua tidak pernah bosan apalagi jengkel untuk menjawab pertanyaan anak. walaupun mungkin pertanyaan anak tidak bermutu atau tidak penting.
Jika mendapat pertanyaan anak yang tidak penting, jangan pernah ada kata malas untuk merespon pertanyaan anak. Kita tahu bahwa anak itu mempunyai rasa penasaran yang tinggi. Ini akan menjadikan seorang anak lebih kritis.
Bahan Jenis Pola Asuh
Punya Tujuan Pengasuhan
Tujuan pengasuhan menjadi sangat penting bagi orang tua. Pengasuhan tidak asal mengasuh. Asal anak diam, anteng lalu orang tua sudah merasa berhasil mengasuh anak. Tidak demikian tentunya.
Orang tua harus menentukan tujuan pengasuhan buah hati. Tujuan pengasuhan itu bermacam-macam seiring dengan bahan pengasuhan yang tersedia. Pada bagian sebelum ini telah dijelaskan ada 6 bahan pengasuhan.
Dari 6 bahan pengasuhan itulah kita tetapkan menjadi tujuan pengasuhan. Misalnya: Bahan pengasuhan hari ini adalah nilai agama dan moral. Maka, tujuan pengasuhannya adalah anak dapat mendengar doa, lagu religi, mengamati ciptaan Tuhan, meniru kegiatan ibadah, dll.
Kalau bahan pengasuhannya adalah aspek kognitif, maka tujuan pengasuhannya misalnya anak dapat mengenali lingungan sekitarnya. Anak bisa menunjukkan reaksi atas rangsangan, anak dapat belajar dan memecahkan masalah, berpikir logis dan berpikir simbolik.
Jadi, baiknya para orang tua memiliki buku saku bahan pengasuhan. Bahan pengasuhan senantiasa dikuasai orang tua terutama ibu atau pengasuh anak, sehingga dalam kegiatan sehari-hari bahan itu dijadikan acuan pada saat mengasuh anak. Kenali 6 Bahan Pengasuhan dan Jenis-Jenis Pola Asuh Anak
Bahan Jenis Pola Asuh
Tanggung Jawab
Tanggung jawab pengasuhan anak buka pada babysister atau pun pengasuh anak. tanggung jawab mengasuh anak adalah tanggung jawab orang tua. Meskipun orang tua, baik ayah maupun ibu, keduanya bekerja, tetap saja tidak menghidari tanggung jawab mengasuh anak.
Sempatkan mengasuh anak dalam setiap hari walaupun hanya satu atau dua jam. Asalkan pola pengasuhannya berkualitas, itu sudah cukup. Bisa juga, dari kantor pada saat jam istirahat, orang tua menyempatkan komunikasi dengan videocall dengan anak.
Hal itu menjadikan wujud tanggung jawab orang tua kepada anak sepenuhnya. Manakala orang tua bekerja, yang diutamakan adalah kualitas pengasuhan. Karena orang tua tidak bisa melakukan pengasuhan secara kuantitas.
Beri Apresiasi
Ketika anak berhasil mencapai perkembangan sesuatu, orang tua selayaknya memberi apresiasi. Misalnya anak sudah bisa duduk, merangkak, bisa berjalan, beri dong pujian.
Hal ini akan menambah semangat anak untuk mencapai sesuatu yang lainnya lagi. Dengan mendapatkan apresiasi, anak akan merasa dihargai dan akhirnya semakin termotivasi untuk mendapatkan pujian lainnya.
Jangan Mengkritik Berlebihan
Anak-anak tentu akan sering melakukan kesalahan baik disengaja maupun tidak. Orang tua bertugas mengingatkan kesalahan anak dan dampak yang timbul akibat kesalahan.
Jika anak berbuat salah, jangan terlalu banyak dikritik. Sebab kritikan bisa menjatuhkan mental. Hal ini bisa berakibat pada keengganan untuk mencoba sesuatu lagi karena takut mendapatkan kritik.
Jagalah perasaan anak, jika berbuat kesalahan. Apalagi jika kesalahan itu tidak disengaja. Jangan sampai anak merasakan kapok gara-gara terus dikritik orang tua.
Baca Juga:
Peran Ayah Ibu dalam Menjaga Ketahanan Keluarga Saat Corona
Lakukan 13 Hal Jitu untuk Menjaga Kondisi Anak Di Era Corona
9 Tips Cegah Rasa Bosan pada Anak di Rumah Selama Covid-19
Anak Masih Bosan di Rumah dengan 9 Tips, Ini Cara yang Asyik
Cara-Cara Efektif Membentuk Keluarga yang Berkualitas
Bahan Jenis Pola Asuh
Berani Menolak
Keinginan anak pasti sangat beragam. Namun, sebagai orang tua, kita tidak harus memenuhi segala keinginannya. Hal ini melatih anak untuk berbuat sabar. Berikan penolakan kita dengan alasan yang jelas dan meyakinkan.
Hal ini bertujuan agar anak menyadari bahwa terdapat hal-hal yang tidak selamanya bisa diperoleh. Jika semua keinginan anak dituruti, akan mengakibatkan anak menjadi manja dan tidak mau berusaha.
Bahan Jenis Pola Asuh
Jangan Membandingkan
Hampir semua orang tua selalu menginginkan agar anaknya menjadi yang terbaik. Wajar saja hal ini terjadi. Tapi, sering orang tua membandingkan anaknya dengan anak lain yang telah mencapai sesuatu yang lebih baik.
Para orang tua sebaiknya menghindari membandingkan anak dengan anak lain yang lebih sukses. Hal ini akan membuat anak tertekan dan merasa tidak dibanggakan oleh orang tuanya sendiri.
Setiap anak tentu tidak sama dengan anak lainnya. Oleh karena itu, baiknya orang tua berhenti membandingkan anak dengan anak lainnya. Banggakanlah anak dan berilah motivasi pada anak agar lebih semangat mencapai sesuatu.
Kenali 6 Bahan Pengasuhan dan Jenis-Jenis Pola Asuh Anak
Ajarkan tanggung Jawab
Orang tua sebaiknya mengajari anak bertanggung jawab sejak dini. Seperti hal kecil dalam keseharian. Beri anak contoh membuang sampah pada tempatnya. Ajari anak memberesi mainannya. Tujuannya adalah agar anak memiliki tanggung jawab
Keterbukaan
Ajari anak bahwa keterbukaan itu memegang peranan penting dalam kehidupan. Tapi, orang tua tentu sudah memberi contoh keterbukaan. Tanpa adanya contoh, anak tidak bisa melakukan keterbukaan dalam segala hal. Karena anak akan bisa melakukan sesuatu dengan melihat atau mendengar contoh.
Keterbukaan akan meningkatkan kepercayaan anak kepada orang tua. Akhirnya anak juga akan lebih mudah mengutarakan sesuatu yang dirasakannya. Cegahlah anak jangan sampai memendam segala hal yang ia pikirkan atau rasakan.
Demikianlah pembahasan mengenai bahan pengasuhan dan pola pengasuhan anak. semoga bermanfaat.
Referensi: dari berbagai Sumber.