Keterampilan Menulis Materi Tes PPPK Bahasa Indonesia 2021: Cermati!
paket-wisatabromo.com – Keterampilan menulis materi tes PPPK bahasa Indonesia 2021 ini dibagikan untuk membantu para calon peserta tes PPPK dan CPNS.
Untuk Keterampilan menulis materi tes PPPK bahasa Indonesia 2021 ini disusun berdasarkan bahan tes PPPK tahun 2021 bidang studi bahasa Indonesia.
Keterampilan menulis materi tes PPPK bahasa Indonesia 2021 ini disajikan dalam bentuk sederhana sehingga mudah dipahami.
Keterampilan menulis materi tes PPPK bahasa Indonesia 2021 tergolong materi yang sering keluar dalam ujian atau tes masuk PPK dan CPNS.
Penyajian materi ini bertujuan agar pembaca langsung memahami inti keterampilan menulis materi tes PPPK bahasa Indonesia 2021 sehingga memudahkan untuk belajar untuk mempersiapkan tes.
Keterampilan Menulis Materi Tes PPPK Bahasa Indonesia 2021
Keterampilan menulis yang disajikan meliputi konsep dasar, pengertian menulis, ragam dan faktor-faktor pendukung menulis, pendekatan proses menulis, fase-fase menulis, cara memperoleh ide.
1. Konsep Dasar
Menulis Menulis merupakan kemampuan seseorang menuangkan ide, gagasan atau gambaran yang ada di dalam pikiran manusia dalam bentuk karya tulis yang dapat dibaca, dipahami dan dimengerti orang lain.
MacArthur (2007:2) menyatakan writing is a powerful tool for getting thing done and a language skill to convey knowledge and information. Menulis merupakan keterampilan berbahasa untuk menyampaikan gagasan dan informasi.
Ariadinata (2009:5) menyatakan bahwa menulis merupakan sarana paling ampuh untuk menyampaikan gagasan.
Seorang penulis yang baik, mampu menyampaikan gagasan dengan baik pula. Amatlah pantas, jika di negaranegara maju pendidikan di sekolahnya, dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi meletakkan kewajiban menulis sebagai sebuah mata pelajaran yang harus ditempuh.
Oleh karena itu, penulis yang baik perlu memperhatikan beberapa syarat mutlak yang harus dikuasai di antaranya:
(a) kemampuan menggali masalah,
(b) kemampuan menuangkan gagasan ke dalam kalimat dan paragraf,
(c) menguasai teknik penulisan seperti penerapan tanda baca (pungtuasi), dan
(d) memiliki sejumlah kata yang diperlukan.
Menulis digunakan oleh pelajar untuk mencatat atau merekam, meyakinkan, melaporkan atau memberitahukan, dan mempengaruhi.
Maksud dan tujuan menulis dapat dicapai dengan baik oleh seseorang yang dapat menyusun gagasan, pikiran, argumen, dan menuangkannya dengan jelas.
Kejelasan ini tergantung pada penalaran, organisasi, bahasa, ejaan, dan tanda baca yang digunakan.
Keterampilan menulis, sebagaimana keterampilan berbahasa yang lain, menuntut penguasaan aspek bahasa yang meliputi:
(a) penguasaan secara aktif sejumlah besar perbendaharaan kata,
(b) penguasaan kaidah-kaidah sintaksis secara aktif,
(c) kemampuan menemukan gaya (genre) yang paling cocok untuk menyampaikan gagasan, dan
(d) tingkat penalaran atau logika yang dimiliki seseorang (Keraf, 2004:35).
2. Pengertian Menulis
Pengertian menulis berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis tidak sekedar melukiskan simbol-simbol saja, tetapi mengungkapkan pikiran, masalah, gagasan, dan argumen ke dalam bahasa tulis berupa susunan kalimat dan paragraf yang utuh.
Oleh karena itu, menulis merupakan sarana komunikasi untuk melakukan negosiasi dan transaksi dalam bentuk bahasa tulis.
Pandangan bahwa menulis merupakan bentuk negosiasi dan transaksi itulah yang menuntut penulis untuk mengetahui tujuan penulisan.
Selain itu, seorang penulis harus memahami konteks situasi dan konteks budaya yang melingkupi kegiatan menulisnya (Callagham dan Rotheri, 1993:34).
Oleh karena itu, dalam kegitan menulis diperlukan pendekatan dan strategi yang tepat agar tujuan menulis dapat tercapai.
3. Ragam dan Faktor-faktor Pendukung Menulis
Ragam karya tulis dibedakan menjadi dua jenis yaitu ragam fiksi (sastra) dan ragam nonfiksi. Istilah karya fiksi sama dengan ragam karya sastra. Contoh ragam karya fiksi misalnya novel, cerpen, puisi, cerita rakyat dsb.
Berdasarkan strukturnya, ragam nonfiksi dapat digolongkan menjadi dua jenis yaitu ragam ilmiah dan faktual.
Ragam karya tulis ilmiah
Ragam ini merupakan karangan yang ditulis dengan mengikuti kaidah-kaidah keilmiahan baik dari segi isi, bahasa dan sistematikanya.
Untuk ragam karya tulis ilmiah biasanya digunakan untuk keperluan ilmiah atau akademis.
Contoh karya ilmiah yang sering kita temukan, yaitu esai, makalah, artikel, proposal, dan laporan penelitian.
Menulis Berbagai karya ilmiah
(1) Esai adalah tulisan yang membahas satu masalah berdasarkan pemikiran sudut pandang penulisnya.
(2) Makalah adalah karangan yang membahas suatu masalah secara logis, sistematis, dan lengkap.
(3) Artikel adalah karya tulis hasil pemikiran atau penelitian yang disajikan secara jelas, sistematis dan sesuai dengan kaidah penulisan yang berlaku.
(4) Proposal merupakan karya tulis yang berisi rancangan kegiatan atau rancangan penelitian sebelum kegiatan/penelitian dilaksanakan.
(5) laporan merupakan suatu macam dokumen yang menyampaikan informasi mengenai sebuah masalah yang telah atau tengah diselidiki, dalam bentuk fakta- fakta yang diarahkan kepada pemikiran dan tindakan yang akan diambil.
Ragam karya tulis faktual
Merupakan sebuah proses komunikasi atau pemberian ide, gagasan, dan pikiran dalam bentuk bahasa tulis berdasarkan fakta- fakta.
Menulis faktual pada hakikatnya tulisan yang isinya tentang kejadian atau fakta yang benar-benar terjadi. Adapun macam-macam menulis faktual di antaranya teks deskripsi, narasi, eksposisi, eksplanasi, prosedur.
Bebagai jenis teks faktual
(1) Teks deskripsi merupakan suatu bentuk karangan yang melukiskan sesuatu sesuai dengan keadaan yang sebenarnya sehingga pembaca dapat mencitrai (melihat, mendengar, meraba, mencium, dan merasakan) apa yang dilukiskan itu sesuai dengan citra penulisnya.
(2) Tek narasi atau naratif merupakan karangan yang menyajikan serangkaian peristiwa atau kejadian menurut urutan terjadinya atau kronologis dengan maksud memberi makna kepada sebuah atau rentetan kejadian sehingga pembaca dapat memetik hikmah dari cerita itu.
(3) Teks eksposisi merupakan karangan yang bertujuan untuk mengklarifikasi, menjelaskan, mendidik, atau mengevaluasi sebuah persoalan dalam rangka memberikan informasi kepada pembaca.
(4) Teks eksplanasi merupakan karangan yang menyajikan proses terjadinya atau terbentuknya suatu fenomena alam atau sosial.
(5) Teks prosedur merupakan karangan yang berisi rangkaian kejadian atau peristiwa yang disajikan secara runtut.
Faktor Pendukung Menulis
Faktor-faktor pendukung seseorang untuk mampu menulis dengan baik perlu memperhatikan tiga aspek yaitu isi, bahasa dan penyajian.
Aspek isi erat kaitannya dengan ide, gagasan, atau temuan yang ingin disampaikan dalam tulisannya.
Untuk aspek bahasa seorang penulis harus menguasai diksi, penulisan kalimat, paragraf, ejaan serta tanda baca.
Aspek penyajian terkait dengan kemampuan seseorang menguasai sistematika dan ketentuan penulisan yang disyaratkan.
Selain syarat di atas, untuk meningkatkan kualitas kegiatan menulis dibutuhkan strategi menulis yang inovatif.
Strategi ini, mencoba untuk menyajikan sistem pengajaran menulis yang kreatif dan inovatif.
Temuan hasil tersebut menyebabkan bergesernya pendekatan produk, yakni pendekatan pembelajaran menulis yang menekankan hasil tulisan, ke pendekatan proses, yakni pendekatan pembelajaran menulis yang menekankan bagaimana caranya menulis.
Dalam proses menulis, penulis perlu menguasai pengetahuan struktur bahasa yang meliputi pilihan kata, kalimat efektif, dan paragraf efektif.
Berikut ini uraian dari masing-masing aspek tersebut.
1. Pilihan Kata (Diksi)
Dalam hal ini, Keraf (2009) menyimpulkan pemakaian kata dalam sebuah karangan adalah sebagai berikut.
a). Pilihan kata dan diksi mencakup pengertian kata-kata yang dipakai untuk menyampaikan suatu gagasan, ungkapan, dan gaya bahasa yang tepat sesuai situasi yang akan diungkapkan penulis.
b) Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan penulis membedakan secara tepat nuansa makna dengan gagasan yang ingin disampaikan kepada pembaca.
c) Pilihan kata atau diksi dapat berhasil apabila didukung dengan pengetahuan dan penguasaan sejumlah besar kosakata dan kemampuan komunikatif secara keseluruhan.
2. Kalimat Efektif
Akhadiah (2003:116) menyatakan bahwa kalimat yang ditulis harus dapat memberi informasi kepada pembaca secara tepat seperti yang diharapkan oleh penulis.
Untuk memahami keefektifan tersebut, kalimat efektif memenuhi enam syarat, yaitu adanya
- kesatuan gagasan,
- kepaduan (koherensi),
- kesejajaran atau kepararelan,
- ketepatan,
- kehematan, dan
- kelogisan.
Kesatuan kalimat adalah terdapatnya satu ide pokok dalam sebuah kalimat. Dengan satu ide itu, kalimat boleh panjang atau pendek.
Kepaduan kalimat adalah hubungan timbal balik yang tepat antarunsur pembentuk kalimat.
Kesejajaran atau kepararelan adalah pemakaian bentuk gramatikal yang sama untuk bagian-bagian kalimat tertentu atau terdapatnya unsur-unsur yang sama derajatnya dengan pola kalimat yang sama.
Ketepatan adalah kesesuaian pemakaian unsur-unsur yang membangun suatu kalimat sehingga terbentuk pengertian bulat dan pasti.
Kelogisan adalah penalaran atau alur berpikir yang masuk akal. Agar efektif, kata-kata dalam sebuah kalimat tidak boleh menimbulkan makna ambigu (ganda) atau tidak boleh mengandung dua pengertian.
3. Paragraf Efektif
Paragraf adalah suatu bagian dari bab pada sebuah karangan yang penulisannya dimulai dengan baris baru (Kuncoro, 2009:72).
Sementara itu, Akhadiah (1999:144) menerangkan bahwa paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan. Dalam sebuah paragraf terkandung satu unit buah pikiran yang didukung oleh semua kalimat dalam paragraf tersebut, mulai dari kalimat pengenal, kalimat topik, kalimat penjelas, sampai dengan kalimat penutup. Himpunan kalimat ini saling bertalian dalam satu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan.
Ciri paragraf efektif sebagai berikut:
(1) kalimat pertama menjorok ke dalam delapan ketukan,
(2) paragraf mempunyai satu pokok pikiran atau satu gagasan utama,
(3) setiap paragraf menggunakan sebuah kalimat topik dan selebihnya merupakan kalimat pengembang yang berfungsi menguraikan, menjelaskan, atau menerangkan pikiran utama dalam kalimat topik,
(4) mempunyai pikiran penjelas, padu, mengandung kesatuan ide, dan menggunakan ejaan yang benar.
Syarat sebuah paragraf
Paragraf efektif harus memenuhi dua syarat lain, yaitu adanya kesatuan dan kepaduan.
Kesatuan paragraf artinya jika seluruh kalimat dalam paragraf hanya membicarakan satu ide pokok atau satu masalah.
Kepaduan paragraf dapat diketahui dari susunan kalimat yang sistematis, logis, dan mudah dipahami. Kepaduan semacam itu dapat dicapai jika jalinan kalimatkalimatnya terangkai secara apik.
Ciri gagasan pengembang
Gagasan pengembang di dalam paragraf dapat dipilah atas kategori-kategori berikut:
- fakta,
- contoh,
- definisi,
- ilustrasi,
- penjelasan atau eksplanasi,
- rincian spesifik,
- analogi,
- sebab akibat.
Pendekatan Proses Menulis
Menurut White (1989:7) karangan yang baik dalam prosesnya mempertimbangkan empat hal, yakni:
- the appeal target audience (menentukan target pembaca),
- a coherent structure (struktur tulisan yang koheren),
- a smooth, detailed development (ketuntasan pengembangan masalah tulisan), dan an appropriate, well articulated style (gaya tulisan yang menarik).
Pendekatan Proses Menulis
Fase-fase tersebut yaitu prapenulisan (persiapan), penulisan (pengembangan isi karangan) dan pascapenulisan (telaah dan revisi atau editing). Ketiga fase tersebut akan dijabarkan seperti berikut ini.
a. Pramenulis.
Pramenulis adalah tahap persiapan untuk menulis. Tompkins dan Hosskison (2002:17) mengatakan bahwa pramenulis adalah tahap persiapan.
Hal-hal yang dilakukan pada tahap pramenulis adalah: (1) memilih topik, (2) mempertimbangkan tujuan, bentuk, dan pembaca, serta (3) mengidentifikasi dan menyusun ide-ide.
b. Menulis
Kegiatan menulis adalah mengungkapkan fakta-fakta, gagasan, sikap, pikiran, argumen, perasaan dengan jelas dan efektif kepada pembaca (Keraf, 2004:34).
Penulis menuangkan butir demi butir ide-idenya ke dalam tulisan. Selanjutnya, Penulis fokus menuangkan ide-ide dengan tetap memperhatikan aspek-aspek teknis menulis seperti struktur, ejaan, dan tanda baca.
Penulis mengungkapkan ide dan gagasan sekaligus memperhatikan bahasa dalam karangannya. Bagian isi karangan menyajikan bahasan topik atau ide utama tulisan. Ide utama di dalam tulisan dapat diperjelas dengan ilustrasi, informasi, bukti, argumen, dan alasan. Oleh karena itu, penulis akan dituntut pada multiple competence terhadap bahasa dan gagasannya.
c. Pascamenulis.
Pascapenulisan merupakan tahap penghalusan dan penyempurnaan tulisan kasar yang dihasilkan. Kegiatan ini meliputi penyuntingan dan merevisi.
Tompkins dan Hosskisson (1995:57) menyatakan bahwa penyuntingan adalah pemeriksaan dan perbaikan unsur mekanik karangan seperti ejaan, pungtuasi, diksi, pengkalimatan, pengalineaan, gaya bahasa, dan konvensi penulisan lainnya.
Tahapan Menulis
1. Pra menulis
- Memilih topik
- Menentukan tujuan menulis
- Mengidentifikasi genre tulisan
- Mengingat ide/gagasan untuk ide tulisan
2. Menyusun draf
- Mengorganisasi ide dan menentukan tesis
- Menulis sesuai dengan draf
- Mengembangkan ide tulisan dan mengoreksi mekanik bahasa
3. Revisi Membaca kembali tulisan sesuai dengan konsep
- Mendiskusikan tulisan dalam kelompok
- Membuat perubahan isi berdasarkan hasil diskusi Konsultasikan dengan guru/dosen
4. Edit
- Membaca dan merevisi sesuai dengan draf
- Mengidentifikasi kesalahan ejaan dan tanda baca
- Konsultasikan dengan pengajar
5. Publikasi
- Mencetak tulisan yang sudah diperbaiki
- Mendiskusikan dan meminta masukan dari audien.
Penggalian Ide
Strategi paling baik untuk menggali ide adalah membaca. Dengan membaca, kita akan memperoleh informasi seluas-luasnya sebagai bahan untuk menulis.
Ketika membaca mulailah dari sumber bacaan yang bersifat umum, kemudian berangsur-angsur ke bacaan yang lebih khusus.
Tujuannya, agar informasi yang kita peroleh menjadi lebih fokus dan detail sehingga gagasan yang kita kembangkan menjadi lebih informatif.
Aktivitas menulis apapun, pendukung utamanya adalah membaca. Menulis dan membaca berkaitan erat karena menulis itu membutuhkan wawasan dan pengetahuan yang memadai.
Pemilihan masalah/topik karangan adalah sebagai berikut.
a. menarik perhatian Anda dan khalayak
b. masalah-masalah yang masih hangat (aktual)
c. peristiwa-peristiwa yang menjadi perhatian masyarakat
d. data dan faktanya jelas serta mudah ditelusuri
e. masalah umum yang dikaitkan dengan budaya, seni, pariwisata, teknologi, Pendidikan, dan sastra
f. budaya atau kebiasaan yang terjadi di lingkungan masyarakat
g. memiliki sumber acuan dan pustaka.
Cara memperoleh Ide
Cara mudah untuk memperoleh ide seperti membaca di perpustakaan, internet, kejadian sehari-hari, seminar, diskusi, wawancara dan pengalaman pribadi. Berikut ini penjelasan dari cara-cara penulis memperoleh sumber ide.
a. Membaca di perpustakaan
Perpustakaan adalah sumber mencari ilmu. Mahasiswa yang sedang mengerjakan penelitian hendaknya rajin mengunjungi perpustakaan, kemudian membaca buku, jurnal, dan hasil penelitian yang sudah ada sebelumnya.
Membaca laporan hasil penelitian, biasanya di akhir laporan terdapat saran untuk penelitian lebih lanjut.
Selain itu, cari sebuah topik penelitian dengan bantuan pembimbing atau bertanyalah kepada tutor yang mengajar.
Kevin Byron merangkum kiat untuk menemukan ide yaitu SCAMPER, dengan substitusi (substitute), kombinasi (combine), adaptasi (adapt), modifikasi (modify), lalu gunakan untuk hal lain (Put to other uses), menghilangkan (eliminate), dan melakukan sebaliknya (reverse).
Maksud dari Kevin Byron adalah melakukan SCAMPER terhadap salah satu, sebagian, atau seluruhnya dari apa yang sudah diteliti orang.
b. Akses internet
Internet adalah jaringan yang mudah dan praktis untuk mencari ide. Internet menyediakan banyak sumber seperti: ebook, jurnal, dan laporan penelitian yang dapat digunakan sebagai sumber referensi.
Penggunaan internet harus selektif dalam memilih website atau link jurnal. Pilihlah website atau link yang sudah terpercaya dan jelas identitas penulisnya.
c. Fenomena atau kejadian sehari-hari
Beberapa tema penelitian seperti budaya, bahasa, ekonomi, dan pendidikan dapat ditemukan di luar rumah.
Melihat budaya Indonesia seperti fenomena sosial, upacara adat, dokumen sejarah dapat menjadi inspirasi untuk penelitian mengenai bagaimana kondisi ekonomi, budaya, sejarah, sosial di sekitar.
Observasi di sekitar kita akan menambah wawasan serta cara termudah untuk mencari ide menulis bagi seseorang.
d. Seminar dan workshop
Seminar dan workshop sering diadakan di perguruan tinggi. Beberapa topik atau masalah akan muncul dalam pembahasannya.
Seminar biasanya dihadiri oleh beberapa pakar dan ahli sehingga masalah yang timbul dapat dijadikan bahan tulisan.
e. Diskusi
Diskusi dapat dilakukan dengan teman sebaya, teman seprofesi, tutor yang mengajar, maupun dosen ahli.
Bergabung dengan organisasi profesi, seperti bergabung dengan mahasiswa lain dapat menambah wawasan terhadap keilmuan yang sedang ditekuni.
Berdiskusi dengan teman mengenai topik-topik tertentu dapat memunculkan ide untuk membuat karya tulis. Setelah berdiskusi dengan teman dapat dilanjutkan berdiskusi dengan dosen apakah masalah tersebut layak ditulis atau tidak.
f. Wawancara
Wawancara terhadap seseorang mengenai sebuah topik dapat memunculkan sebuah masalah.
Misalnya saja wawancara seseorang mengenai tata kota di Yogyakarta. Wawancara dapat dilakukan kepada tokoh terkait dengan persoalan yang kita tulis.
g. Pengalaman pribadi
Cara yang paling mudah adalah gali pengalaman pribadi, bagaimana pengalaman pribadi selama ini yang paling bermakna.
Baca:
- Keterampilan Berbicara Bahan Tes PPPK Bahasa Indonesia Tahun 2021
- Ringkasan 1-9 Materi PPPK Bahasa Indonesia SMP SMA Tahun 2021
Demikianlah pembahasan mengenai keterampilan menulis materi tes PPPK bahasa Indonesia 2021. Semoga bermanfaat.