Keterampilan Menyimak Bahan Tes PPPK Bahasa Indonesia Tahun 2021

Keterampilan Menyimak Bahan Tes PPPK Bahasa Indonesia Tahun 2021

paket-wisatabromo.com –Keterampilan menyimak bahan tes PPPK bahasa Indonesia tahun 2021 ini dibagikan untuk membantu para calon peserta tes PPPK dan CPNS.

Untuk keterampilan menyimak bahan tes PPPK bahasa Indonesia tahun 2021 ini disusun berdasarkan bahan tes PPPK tahun 2021 bidang studi bahasa Indonesia.

Keterampilan menyimak bahan tes PPPK bahasa Indonesia tahun 2021 ini disajikan dalam bentuk sederhana sehingga mudah dipahami.

Keterampilan menyimak bahan tes PPPK bahasa Indonesia tahun 2021 tergolong materi yang sering keluar dalam ujian atau tes masuk PPK dan CPNS.

Penyajian materi  ini bertujuan agar pembaca langsung memahami inti Keterampilan menyimak bahan tes PPPK bahasa Indonesia tahun 2021 sehingga memudahkan untuk belajar untuk mempersiapkan tes.

Keterampilan Menyimak Bahan Tes PPPK Bahasa Indonesia Tahun 2021

Keterampilan menyimak yang dibahas dalam kesempatan kali ini terdiri atas pengertian, proses menyimak, faktor yang mempengaruhi, jenis menyimak, dan strategi menyimak.

A. Pengertian

Konsep menyimak biasanya identik dengan “mendengarkan”. Akan tetapi, sedikit berbeda dengan konsep “mendengar”.

Jika seseorang tanpa sengaja menangkap bunyi sehingga sampai di indera pendengaran, berarti dia sedang dalam proses “mendengar.”

Apabila kegiatan tersebut diintensifkan, atau dilakukan dengan sengaja menangkap rangsangan bunyi untuk memperoleh sebuah informasi, kegiatan tersebut baru disebut dengan mendengarkan atau menyimak (listening).

Menyimak dalam konteks bahasa Indonesia, tidak hanya sekadar membedakan bunyi bahasa.

Menyimak fase ini sudah sampai pada level superior karena sudah sampai kegiatan menganalisis, mensintesis, megintepretasi, dan mengevaluasi pesan yang mereka dapatkan melalui kegiatan menyimak.

Dalam konsep menyimak, terdapat kegiatan yang cukup kompleks karena dalam proses menyimak terdapat aktivitas lain, dan tidak hanya berhenti pada kegiatan menangkap bunyi.

Secara lengkap, menyimak didefinisaikan sebagai kegiatan mendengarkan bunyi bahasa secara sungguh-sungguh, seksama, sebagai upaya untuk memahami ujaran itu sebagaimana yang dimaksudkan oleh pembicara dengan melibatkan seluruh aspek mental kejiwaan seperti mengidentifikasi, menginterpretasi, dan mereaksinya.

B. Proses Menyimak

Pandangan kognitif menyatakan bahwa dalam proses menyimak informasi linguistik diproses oleh sejumlah kognitif: perhatian (attention), persepsi (perception), dan ingatan (memory).

Informasi linguistik atau pesan yang diperoleh diolah atau dipersepsi dan dimaknai dengan cara menghubungkan apa yang didengan dan dilihat oleh penyimak dengan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya oleh penyimak, (Goh, 2004).

Dalam konteks ini terlihat jelas bahwa menyimak tidak berhenti pada aktivitas fisik. Aktivitas otak menjadi dominan dalam mengolah informasi baru yang masuk melalui media yang tertangkap oleh fisik.

Proses pengolahan informasi menjadi satu pemahaman yang akurat melalui proses panjang yang luar biasa rumit.

Akan tetapi, secara fisik sulit dirasakan. Proses menyimak yang hanya mengandalkan fisik saja tidak akan sampai pada pemahaman yang akurat dan tentu saja tidak akan sampai pada tahap penyimpanan dalam memori jangka panjang.

Ahli menggolongkan proses menyimak yang demikian rumit ke dalam tiga tahap secara garis besar yaitu sebagai berikut (Anderson via Goh, 2004).

1) Persepsi (Perception)

Fase mempersepsi rangsangan yang ditangkap oleh telinga dan ditambahkan signal berupa gambar oleh mata.

Dalam fase ini sangat membutuhkan fisik yang prima karena dapat mempengaruhi daya tangkap terhadap signal pembawa pesan.

2) Segmentasi (Parsing)

Fase berikutnya adalah pembagian ke dalam segmen-segmen tertentu sesuai dengan unit-unit kebahasaan (sintactic structure atau syntactic meaning) yang dikenal atau dikuasai oleh penyimak.

Dalam fase ini dimungkinkan terbentuknya pengertian dan pemahaman terhadap pesan yang ditangkap pada fase sebelumnya.

Penyimak harus jeli dengan sistem bahasa yang digunakan dalam menyampaikan pesan.

Terkadang pembicara dimungkinkan menggunakan dua bahasa atau dua angkapan yang berbeda sistem bahasanya sebagai penyampai pesan.

Perbedaan bahasa memerlukan pengetahuan tentang system linguistic yang dapat dijadikan sebagai alat untuk mempersepsi atau memaknai pesan.

3) Pemanfaatan (Utilisation)

Fase ini merupakan fase yang menentukan pemahaman lebih lanjut karena penyimak mencoba mencocokkan dan menghubungkan pemahaman penyimak  dengan persepsi yang timbul setelah dikaitkan dengan pesan yang sudah ada sebelumnya.

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Menyimak

Secara umum faktor-faktor tersebut dapat digolongkan ke dalam dua golongan besar yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

Faktor internal yaitu penyimak sebagai penerima pesan. Faktor eksternal berupa segala sesuatu di luar penyimak.

Segala sesuatu di luar penyimak antara lain: media yang digunakan dalam menyampaikan pesan dapat berupa bahasa lisan/audio maupun gambar/visual, serta lingkungan di sekitar berlangsungnya proses menyimak.

D. Jenis-Jenis Menyimak

Jenis menyimak biasanya sesuai dengan tujuannya. Untuk menentukan srategi yang tepat dalam kegiatan menyimak berikut ini digolongkan beberapa jenis menyimak yang selaras dengan tujuan yang bermacam-macam tersebut.

Pengetahuan tentang jenis menyimak dapat membantu penyimak menyiapkan strategi yang diperlukan untuk kesuksesan tujuan menyimaknya tersebut.

Wolvin & Coakely menngolongkan jenis menyimak dalam 5 tipe yaitu: diskriminatif (discriminative), komprehensif (comprehensive), terapeutik (therapeutic), kritis (critical), dan apresiatif (apreciative) (Goh:2002).

1). Diskriminatif (discriminative).

Menyimak diskriminatif merupakan menyimak yang bertujuan untuk membedakan rangsang bunyi atau visual yang merupakan dasar dari tujuan menyimak

2). Komprehensif (comprehensive).

Menyimak komprehensi ini bertujuan untuk memahami pesan. Menyimak komprehensi ini merupakan menyimak yang mendasari jenis menyimak yang lain yaitu menyimak terapeutik, menyimak kritis, dan menyimak apresiatif.

Dasar dari semua jenis menyimak tersebut memang harus ada pemahaman terhadap pesan yang disampaikan dengan media audio dan atau audio visual.

3) Terapeutik (therapeutic)

Menyimak terapeutik merupakan menyimak untuk menyediakan kesempatan untuk berbicara melalui sebuah pemasalahan. Hal ini tampak pada percakapan antar pasien dan dokter, atau psikolog dengan pasiennya.

4) Kritis (critical)

Menyimak kritis merupakan menyimak yang bertujuan untuk mengevaluasi pesan. Hal ini merupakan kemampuan yang dapat dilakukan oleh penyimak tingkat mahir.

Hal ini karena untuk mengevaluasi pesan diperlukan penguasaan terhadap bahasa yang menjadi pengantar pesan tersebut juga penguasaan terhadap makna yang komprehensif.

5). Apresiatif (apreciative)

Menyimak apresiatif merupakan jenis menyimak yang bertujuan untuk memperoleh kesenangan melalui karya atau pengalaman orang lain.

Apresiasi adalah bentuk penghargaan yang diberikan kepada pembuat/pencipta suatu karya atau pemilik pengalaman tertentu.

Untuk dapat menghargai sebuah karya sebagai contoh karya sastra, penyimak harus terlebih dahulu mempunyai bekal pengetahuan tentang struktur sastra yang diapresiasinya karena tanpa pengetahuan tersebut, penyimak akan menemukan kesulitan ketika memahami isi atau maknanya.

E. Strategi dan Teknik Menyimak

a. Kognitif (cognitive).

Strategi kognitif di dalam menyimak merupakan strategi yang fokus pada proses, interpretasi, penyimpanan dan recall (pemanfaatan) ingatan dalam menyimak.

b. Repetisi

Menirukan model bahasa dengan tindakan praktik atau berlatih diam diam.

c. Pemanfaatan sumber:

Menggunakan materi yang merujuk pada bahasa target.

d. Penerjemahan:

Menggunakan bahasa pertama untuk memahami atau memroduksi bahasa kedua.

e. Pengelompokkan:

Mengurutkan kembali atau mengelompokkan dan menamai sumber materi belajar berdasar sifatnya.

f. Membuat catatan:

Menuliskan ide pokok, hal-hal penting, kerangka, ringkasan informasi yang disampaikan secara lisan atau dalam tulisan.

g. Deduksi:

Secara sadar menerapkan aturan untuk memproduksi atau memahami bahasa kedua.

h. Rekombinasi

Menyusun kalimat yang bermakna atau susunan kebahasaan yang lebih besar dengan mengombinasikan bagian-bagian yang dikenal dengan cara yang baru.

i. Imageri

Menghubungkan informasi baru ke dalam konsep visual dalam ingatan yang familiar.

j. Representasi auditori:

Retensi bunyi atau bunyi-bunyi yang mirip untuk kata, frasa, atau urutan kebahasaan yang lebih panjang.

k. Kata kunci:

Mengingat kata baru dalam bahasa kedua dengan mengidentifikasi kata yang familiar dalam bahasa pertama yang terdengar mirip, dan dengan cara mengingat yang secara umum lebih mudah.

l. Kontekstualisasi:

Menempatkan kata atau frasa dalam urutan kebahasaan yang bermakna.

m. Elaborasi:

Menghubungkan informasi baru untuk konsep lain dalam ingatan.

l. Transfer:

Memanfaatkan bahasa yang diperoleh sebelumnya dan atau pengetahuan konseptual untuk memfasilitasi tugas pembelajaran bahasa yang baru.

l. Rujukan:

Memanfaatkan informasi yang tersedia untuk menduga makna kata baru, memprediksi luaran, atau mengisi inforamasi yang hilang.

Strategi Kognitif
1). Pembutan Catatan (Note Taking).

Pembelajaran menyimak bahasa Indonesia bagi orang Indonesia bukan hanya sekedar mendengarkan kata dan memahaminya satu per satu akan tetapi lebih sebagai keterampilan pemahaman wacana secara keseluruhan.

Kemampuan penyimak dapat diidentifikasi dari sejauh mana kelengkapan informasi yang dapat ditangkap saat proses menyimak berlangsung. Bentuk tagihan tugas yang dapat diterapkan adalah penyimak diminta membuat catatan hasil menyimak.

2). Penggambaran (Imagery).

Strategi kognitif yang dapat diterapkan adalah dengan cara menghubungkan informasi dengan konsep visual.

Tagihan yang dibuat biasanya adalah pembuatan mind map yaitu menghubungkan antarkonsep dalam bentuk gambar yang dapat dicermati keterkaitan atau hubungannya.

3) Kata Kunci (Keyword).

Tugas menyimak yang lain adalah menuliskan kata-kata kunci yang merupakan inti dari informasi yang diperoleh pada saat proses menyimak yang berlangsung.

Inti informasi bergantung dari jenis materi yang disimak, sebagai contoh materi cerpen intinya adalah struktur, tetapi inti dari siaran berita adalah unsur utama yang biaasanya disingkat menjadi 5W+1H (who, what, when, were + How).

4) Elaborasi (Elaboration).

Setelah proses menyimak berlangsung, penyimak dapat menghubungkan informasi baru dengan konsep lain yang terdapat dalam ingatannya.

Bentuk tagihannya dapat berupa menuliskan gagasan penyimak dalam bentuk esai sederhana yang berisi gagaasan, pikiran, pendapat yang diperoleh dari proses menyimak dan hubungannnya dengan pengalaman atau pengetahuan yang sudah dimiliki sebelumnya oleh penyimak.

5) Transfer.

Penyimak juga dapat memindahkan bahasa yang sudah dikuasai sebelumnya untuk mendukung tugas baru dalam hal pembelajaran bahasa.

Misalnya hasil dari proses pembelajaran menyimak digunakan untuk menyelesaikan tugas menulis atau berbicara.

Metakognitif (Metacognitive)

Yaitu strategi yang berfungsi untuk mengelola dan memfasilitasi proses mental, serta mengatasi kesulitan selama menyimak.

Strategi ini tidak hanya melibatkan aspek kognitif, tetapi juga aspek mental atau psikis.

Strategi ini memungkinkan pembelajar mengontrol proses belajarnya secara mandiri serta melibatkan pembelajar dalam mengevaluasi pencapaiannya secara mandiri sehingga pembelajar dapat mengetahui kesulitannya dalam belajar bahasa.

Secara khusus terdapat beberapa strategi yang termasuk dalam strategi metakognitif yaitu sebagai berikut.

1). Pengatur andal (advance organizers):

Membuat rancangan konsep yang cukup menyeluruh untuk mengantisipasi aktivitas pembelajaran.

2) Perhatian langsung:

Memutuskan untuk mengikuti tugas pembelajaran dan mengabaikan pengecoh yang tidak relevan.

3) Perhatian terpilih:

Memutuskan untuk mengikuti aspek tertentu dari masukan pembelajaran atau detil situasional yang akan menandai retensi masukan bahasa.

4) Pengelola yang mandiri:

Memahami kondisi yang membantu seseorang belajar dan melibatkan diri dalam kondisi tersebut.

5) Perencanaan fungsional:

Membuat rencana dan melatih komponen bahasa yang penting untuk membawa tugas belajar yang selanjutnya.

6) Monitoring secara mandiri:

Mengoreksi percakapan seseorang dalam hal ketepatan, ucapan, tata bahasa, kosakata, atau hubungan yang dengan setting atau dengan pembicara.

7) Menunda produksi:

Secara sadar memutuskan untuk berhenti berbicara untuk belajar menandai melalui menuimak komprehensi.

8) Evaluasi mandiri:

Mengecek hasil dari belajar bahasa seseorang, mengukkr secara internal kelengkapan dan ketepatan.

Strategi tersebut berlaku secara umum dalam pembelajaran bahasa. Dalam pembelajaran keterampilan menyimak, strategi tersebut tetap dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan yang secara umum berkaitan dengan pengelolaan pembelajaran menyimak dan evaluasi mandiri terhadap proses belajar menyimak yang sudah dilakukan.

Sosial-Afektif (Social-Affective)

Strategi sosial-afektif merupakan strategi menyimak yang melibatkan pihak lain dalam prosesnya.

Dalam hal ini selama proses menyimak, penyimak memerlukan bantuan orang lain untuk membantu pemahaman.

Baca:

Demikianlah pembahasan mengenai keterampilan menyimak bahan tes PPPK bahasa Indonesia tahun 2021. Semoga bermanfaat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *