Menemukan Arti Kata dalam Teks Deskripsi: Yang Lebih Penting dari Aku
paket-wisatabromo.com-Kali ini saatnya kalian yang duduk di kelas 9 memasuki materi pelajaran Bahasa Indonesia bab 1 semester 1. Materi pertemuan kali ini adalah Menemukan Arti Kata dalam Teks Deskripsi. Tujuannya adalah Dengan menggunakan kamus dan memahami konteks kalimat, kalian sebagai peserta didik dapat menyebutkan arti kosakata dengan benar.
Menemukan Arti Kata dalam Teks Deskripsi
Ketika membaca teks dan menemukan kata yang tidak dimengerti, kalian dapat melakukan dua hal berikut ini.
a. Membuka Kamus
Kalian dapat membuka kamus cetak maupun kamus dalam jaringan. KBBI Daring dapat kalian akses di laman https://kbbi.kemdikbud.go.id/. Kalian sudah mempelajari cara menggunakan kamus secara terperinci di kelas tujuh.
b. Menebak Artinya
Dengan membaca kalimatnya, termasuk memahami kalimat lain dalam paragraf yang sama, kalian dapat memperkirakan arti kata tersebut. Kita mengenalnya dengan istilah konteks kalimat.
Dalam KBBI disebutkan bahwa konteks adalah bagian suatu uraian atau kalimat yang dapat mendukung atau menambah kejelasan makna.
Cermati teks deskripsi berikut ini!
Yang Lebih Penting dari Aku
1. “Diam saja dari tadi. Baca terus, seperti yang paling pintar saja.” “Iya. Kita ini dianggap patung?” “Bukan patung, tapi angin.” Mataku ke arah buku yang kubaca, tetapi telingaku mendengar semuanya. Walau mereka berbicara dengan suara rendah, suasana sunyi mengantarkan setiap bunyi dengan setia.
2. Aku benar-benar tidak ingin di sini. Terlihat orang dengan berbagai penampilan mondar-mandir lantas duduk, lalu berdiri dalam diam. Wajah-wajah gundah dan lelah membuatku tambah lemas. Kapan ini semua berakhir? Tengah malam begini, seharusnya aku bisa duduk santai di rumah, baca, atau main game. Sejak sore, aku ingin minta izin pulang. It’s impossible . Mustahil. Mana mungkin aku bisa pulang saat seluruh keluarga berkumpul.
3. Aku kembali membaca bukuku, tetapi tak satu pun kalimat kupahami. Suara-suara yang menyindirku itu masih terdengar, kadang diselingi tawa. Aku cukup yakin, jika aku mengangkat wajah, salah satu atau beberapa orang dari mereka sedang melirikku. Aku tidak suka, tetapi mau bagaimana lagi? Walau tak kukenal dengan baik, mereka semua terikat darah denganku.
4. This is it. Cukup sudah. Aku tidak tahan lagi. Aku harus bicara. Akan kutegur mereka. Seenaknya saja menggunjingkan orang yang ada di depannya. Kemarahan tiba-tiba memenuhi dadaku. Aku berdiri sambil mengentakkan kaki. Derit nyaring kursi besi tua membuat beberapa orang menoleh.
5. Kudekati sumber suara gaduh itu. “Maaf. Apa aku mengganggu kalian?” Aku sendiri terkejut mendengar nada suaraku. Aku benar-benar sedang kesal. “Eh, ada apa?” tanya Edo. Dia anak Om Samsudin, kakak ayahku. Aku dan Edo seumur, tetapi kami tidak pernah cocok. Bahar berdiri, “Iya. Ada apa? Mengganggu bagaimana?”
6. Kukepalkan tangan, aku berbicara di antara gigi yang terkatup. “Aku tahu, tadi kalian membicarakan aku. Maaf kalau aku tidak bisa ikut mengobrol. Aku memilih membaca karena aku ingin tenang.” “Siapa yang membicarakanmu? Kami bicara sendiri dari tadi,” sahut Marlina yang disambut anggukan oleh yang lain. Mereka bersahutan cukup ramai sehingga beberapa pasang mata mengamati kami.
7. “Jangan bertengkar di sini. Tidak pantas,” Edo bicara lagi. “Justru kalian yang memulai. Aku kan tidak mengganggu,” bisikku kaku. “Kamu tidak mau bergabung, dan itu mengganggu,” Bahar mencondongkan bahunya ke arahku.
8. Amarah mencengkeramku. Aku benar-benar siap meledak. Aku merasa deru jantungku kian kencang. Kepalanku kian kuat. Aku bisa merasakan ujung kuku menekan telapak tanganku. Kemarahan menguasaiku.
9. Tepat pada saat itu, pintu geser kehijauan itu terbuka. “Keluarga Bapak Pattarani!” Seperti disemprot air dengan selang, kami berhamburan mendekat. “Operasi berhasil, pasien ada di ruang pemulihan.”
10. Ayahku bangkit dan mengusap matanya berkali-kali. Para om dan tante tersenyum lega dan segera sibuk mengabarkan kebahagiaan itu. Sepupu-sepupu yang sudah tertidur jadi terbangun, sebagian menangis karena terkejut sekaligus gembira. Kakek kesayangan kami terlepas dari bahaya. Seruan syukur berdengung memenuhi ruangan.
11. Marlina melompat kemudian menyalamiku dan Edo sekaligus. Kami semua bahagia, walau beberapa detik sebelumnya kami nyaris baku hantam. (Farida 2020)
Berikut ini Arti Kata dalam Teks Deskripsi berdasarkan KBBI Daring
Paragraf 1
a. pintar : pandai; cakap, cerdik; banyak akal, mahir (melakukan atau mengerjakan sesuatu):
b. patung : tiruan bentuk orang, hewan, dan sebagainya dibuat (dipahat dan sebagainya) dari batu, kayu, dan sebagainya; arca:
c. bunyi : sesuatu yang terdengar (didengar) atau ditangkap oleh telinga
Paragraf 2
a. mondar-mandir : berjalan ke sana kemari; kian kemari; hilir mudik
b. lantas : langsung, terus, lalu, kemudian
c. gundah : sedih; bimbang; gelisah
d. lelah : tidak bertenaga, penat,letih, payah
e. lemas : mudah dilentukkan (tidak kaku, lentur, susah bernapas atau tidak dapat bernapas,tidak bertenaga, lemah
f. mustahil : tidak boleh jadi, tidak mungkin (terjadi)
Paragraf 3
a. menyindir : menyatakan sesuatu (seperti kritik, celaan, ejekan) secara tidak langsung
b. tawa : ungkapan rasa gembira, senang, geli, dan sebagainya dengan mengeluarkan suara (pelan, sedang, keras) melalui alat ucap
Paragraf 4
a. tegur : ucapan untuk mengajak bercakap-cakap
b. menggunjingkan : membicarakan kekurangan orang lain, mengumpat; memfitnah
c. Kemarahan : hal (keadaan) marah; kegusaran; keberangan meletup
d. mengentakkan : menginjakkan, menggerakkan dengan kuat, mengejutkan, membangunkan, membangkitkan
e. derit : tiruan bunyi lantai bambu diinjak, engsel yang tidak berminyak, dan sebagainya
f. menoleh : melihat dengan memalingkan muka ke kiri, ke kanan, ke belakang
Paragraf 5
a. gaduh : rusuh dan gempar karena perkelahian (percekcokan dan sebagainya); ribut; huru-hara
b. nada : ungkapan keadaan jiwa atau suasana hati; makna yang tersembunyi dalam ucapan dan sebagainya; sikap
c. kesal : mendongkol; sebal, kecewa (menyesal) bercampur jengkel, tidak suka lagi, jemu
Paragraf 6
a. terkatup : tertutup rapat-rapat; terkancing (tentang mulut)
b. anggukan : perbuatan atau cara mengangguk
c. bersahutan : berbalasan; bersambutan; saling menjawab, susul-menyusul:
Paragraf 7
a. bertengkar : berbantah; bercekcok
b. bisik : suara desis perlahan-lahan
c. kaku : keras tidak dapat dilentukkan; kejur; kejang, keras dan liat, janggal, sukar diberi tahu (menerima pendapat orang); tidak lemah lembut (tidak mudah bergaul; tidak luwes)
d. mencondongkan: memiringkan, memilih (memihak) kepada, mengarahkan (hatinya) kepada
Paragraf 8
a. amarah : kemarahan
b. mencengkeram : memegang erat-erat dengan cakar (kuku), menguasai (menggenggam)
c. meledak : pecah dan mengeluarkan bunyi sangat keras; meletus,
d. deru : tiruan bunyi angin ribut
Paragraf 9
a. geser : tanpa diangkat
b. berhamburan : bertaburan ke sana sini, berserak-serak di sana sini
c. pemulihan : proses, cara, perbuatan memulihkan, pengembalian
Paragraf 10
a. bangkit : bangun dari tidur, duduk, berdiri
b. lega : tidak sempit, tidak sesak, lapang, berasa senang
c. seruan : panggilan, ajakan, anjuran
d. berdengung : bergema; bersuara
Paragraf 11
a. melompat : melakukan gerak dengan mengangkat kaki ke depan (ke bawah, ke atas) dengan cepat; meloncat
b. nyaris : hamper saja terjadi
c. baku hantam : saling menghantam, berkelahi
Baca:
Demikian pembahasan mengenai Menemukan Arti Kata dalam Teks Deskripsi: Yang Lebih Penting dari Aku. Semoga bermanfaat.