Penggunaan Ejaan Materi Tes PPPK Guru Bahasa Indonesia Tahun 2021
paket-wisatabromo.com – Penggunaan ejaan materi tes PPPK guru bahasa Indonesia tahun 2021 ini dibagikan untuk membantu para calon peserta tes PPPK dan CPNS.
Untuk penggunaan ejaan materi tes PPPK guru bahasa Indonesia tahun 2021 ni disusun berdasarkan bahan tes PPPK tahun 2021 bidang studi bahasa Indonesia.
Penggunaan ejaan materi tes PPPK guru bahasa Indonesia tahun 2021 ini disajikan dalam bentuk sederhana sehingga mudah dipahami.
Penggunaan ejaan materi tes PPPK guru bahasa Indonesia tahun 2021 tergolong materi yang sering keluar dalam ujian atau tes masuk PPK dan CPNS.
Penyajian materi ini bertujuan agar pembaca langsung memahami inti penggunaan ejaan materi tes PPPK guru bahasa Indonesia tahun 2021 sehingga memudahkan untuk belajar untuk mempersiapkan tes.
Penggunaan Ejaan Materi Tes PPPK Guru Bahasa Indonesia Tahun 2021
Perlu diketahui bahwa materi ejaan dan tanda baca merupakan kompetensi pertama yang harus dikuasai guru bahasa Indonesia dalam mengikuti tes PPPK tahun 2021 ini.
Selain itu, pengetahuan akan kompetensi dan indikator pencapaian kompetensi harus diketahui lebih awal sebelum kita berjibaku mempelajari sebuah materi.
Hal ini akan menghemat energi kita karena pola belajar kita sudah terarah pada materi yang ditentukan.
Ejaan yang dibahas dalam kesempatan kali ini terdiri atas pengunaan huruf kapital, huruf miring, dan huruf tebal.
Pembahasan didahului dengan penyajian komptensi guru bahasa Indonesia dan indikator pencapaian kompetensi yang berkaitan dengan ejaan dan tanda baca.
Kompetensi guru bahasa indonesia dan indikator pencapaian kompetensi yang berkaitan dengan ejaan dan tanda baca disajikan berikut ini.
Kompetensi Guru
Untuk kompetensi guru bahasa indonesia kali ini adalah peserta mampu menjelaskan penggunaan ejaan dan tanda baca sesuai dengan kaidah ejaan bahasa Indonesia.
Sedangkan indiaktor Pencapaian Kompetensinya ada dua, yaitu
1.1 Menggunakan ejaan sesuai dengan kaidah Ejaan Bahasa Indonesia.
1.2 Menggunakan tanda baca sesuai dengan kaidah Ejaan Bahasa Indonesia.
Untuk penggunaan ejaan terdiri atas penggunaan huruf kapital, huruf miring, dan huruf cetak tebal.
A. Pengunaan Huruf Kapital
1. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama awal kalimat.
Misalnya: Apa maksudnya? Dia membaca buku. Kita harus bekerja keras. Pekerjaan itu akan selesai dalam satu jam.
2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk julukan.
Misalnya: Amir Hamzah, Dewi Sartika, Halim Perdanakusumah
Catatan:
a. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang merupakan nama jenis atau satuan ukuran.
Misalnya:
- ikan mujair
- mesin diesel
- 5 ampere
- 10 volt
b. Huruf kapital tidak dipakai untuk menuliskan huruf pertama kata yang bermakna ‘anak dari’, seperti bin, binti, boru, dan van, atau huruf pertama kata tugas.
Misalnya:
- Abdul Rahman bin Zaini
- Siti Fatimah binti Salim
- Indani boru Sitanggang
- Charles Adriaan van Ophuijsen
3. Huruf kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung.
Misalnya: Adik bertanya, “Kapan kita pulang?”
Orang itu menasihati anaknya, “Berhati-hatilah, Nak!”
4. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata nama agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan.
Misalnya: Islam, Alquran, Kristen, Alkitab, Hindu, Weda, Allah, Tuhan,
Allah akan menunjukkan jalan kepada hamba-Nya.
Ya, Tuhan, bimbinglah hamba-Mu ke jalan yang Engkau beri rahmat.
5. a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, atau akademik yang diikuti nama orang, termasuk gelar akademik yang mengikuti nama orang.
Misalnya: Sultan Hasanuddin, Mahaputra Yamin, Haji Agus Salim, Imam Hambali, Nabi Ibrahim, Raden Ajeng Kartini, Dokto Mohammad Hatta, Agung Permana, Sarjana Hukum, Irwansyah, Magister Humaniora
b). Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, profesi, serta nama jabatan dan kepangkatan yang dipakai sebagai sapaan.
Misalnya:
- Selamat datang, Yang Mulia.
- Semoga berbahagia, Sultan.
- Terima kasih, Kiai.
- Selamat pagi, Dokter.
- Silakan duduk, Prof.
- Mohon izin, Jenderal.
6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat.
Misalnya:
Wakil Presiden Adam Malik
Perdana Menteri Nehru
Profesor Supomo
Laksamana Muda Udara Husein Sastranegara
Proklamator Republik Indonesia (Soekarno-Hatta)
Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Gubernur Papua Barat
7. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.
Misalnya:
- bangsa Indonesia
- suku Dani
- bahasa Bali
Catatan: Nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan tidak ditulis dengan huruf awal kapital.
Misalnya:
- pengindonesiaan kata asing
- keinggris-inggrisan
- kejawa-jawaan
8. a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari besar atau hari raya.
Misalnya: tahun Hijriah, tarikh Masehi, bulan Agustus, bulan Maulid, hari Jumat, hari Galungan.
14. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama peristiwa sejarah.
Misalnya:
- Konferensi Asia Afrika
- Perang Dunia II
- Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Catatan: Huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak dipakai sebagai nama tidak ditulis dengan huruf kapital.
Misalnya:
- Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan bangsa Indonesia.
- Perlombaan senjata membawa risiko pecahnya perang dunia.
9. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.
Misalnya:
Jakarta, Asia Tenggara, Pulau Miangas, Amerika Serikat, Bukit Barisan, Jawa Barat, Dataran Tinggi Dieng, Danau Toba, Jalan Sulawesi, Gunung Semeru, Ngarai Sianok Jazirah Arab, Selat Lombok, Lembah Baliem, Sungai Musi, Pegunungan Himalaya, Teluk Benggala, Tanjung Harapan, Terusan Suez, Kecamatan Cicadas, Gang Kelinci, Kelurahan Rawamangun.
Catatan:
a) Huruf pertama nama geografi yang bukan nama diri tidak ditulis dengan huruf kapital.
Misalnya:
- berlayar ke teluk
- mandi di sungai
- menyeberangi selat
- berenang di danau
b) Huruf pertama nama diri geografi yang dipakai sebagai nama jenis tidak ditulis dengan huruf kapital.
Misalnya:
jeruk bali (Citrus maxima)
kacang bogor (Voandzeia subterranea)
nangka belanda(Anona muricata)
petai cina(Leucaena glauca)
Nama yang disertai nama geografi dan merupakan nama jenis dapat dikontraskan atau disejajarkan dengan nama jenis lain dalam kelompoknya.
Misalnya:
Kita mengenal berbagai macam gula, seperti gula jawa, gula pasir, gula tebu, gula aren, dan gula anggur.
Kunci inggris, kunci tolak, dan kunci ring mempunyai fungsi yang berbeda.
Contoh berikut bukan nama jenis.
Dia mengoleksi batik Cirebon, batik Pekalongan, batik Solo, batik Yogyakarta,dan batik Madura.
Selain film Hongkong, juga akan diputar film India, film Korea, dan film Jepang.
Murid-murid sekolah dasar itu menampilkan tarian Sumatra Selatan, tarian Kalimantan Timur,dan tarian Sulawesi Selatan.
10 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur bentuk ulang sempurna) dalam nama negara, lembaga, badan, organisasi, atau dokumen, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk.
Misalnya:
Republik Indonesia
Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia
Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2010 tentang Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Pidato Presiden dan/atau Wakil Presiden serta Pejabat Lainnya
Perserikatan Bangsa-Bangsa
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
11. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk unsur kata ulang sempurna) di dalam judul buku, karangan, artikel, dan makalah serta nama majalah dan surat kabar, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang,dan untuk,yang tidak terletak pada posisi awal.
Misalnya:
Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma.
Tulisan itu dimuat dalam majalah Bahasa dan Sastra.
Dia agen surat kabar Sinar Pembangunan.
Ia menyajikan makalah “Penerapan Asas-Asas Hukum Perdata”.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, atau sapaan.
Misalnya:
S.H. sarjana hukum
S.K.M. sarjana kesehatan masyarakat
S.S. sarjana sastra
M.A. master of arts
M.Hum. magister humaniora
M.Si. magister sains
K.H. kiai haji
Hj. hajah
Mgr. monseigneur
Pdt. pendeta
Dg. daeng
Dt. datuk
R.A. raden ayu
St. sutan
Tb. tubagus
Dr. doktor
Prof. profesor
Tn. tuan
Ny. nyonya
Sdr. saudara
12. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu, kakak, adik, dan paman, serta kata atau ungkapan lain yang dipakai dalam penyapaan atau pengacuan.
Misalnya:
“Kapan Bapak berangkat?” tanya Hasan.
Dendi bertanya, “Itu apa, Bu?”
“Silakan duduk, Dik!” kata orang itu.
Surat Saudara telah kami terima dengan baik.
“Hai, Kutu Buku, sedang membaca apa?”
“Bu, saya sudah melaporkan hal ini kepada Bapak.”
Catatan:
a) Istilah kekerabatan berikut bukan merupakan penyapaan atau pengacuan. Misalnya:
- Kita harus menghormati bapak dan ibu kita.
- Semua kakak dan adik saya sudah berkeluarga.
b) Kata ganti Anda ditulis dengan huruf awal kapital.
Misalnya: Sudahkah Anda tahu? Siapa nama Anda?
B. Penggunaan Huruf Miring
Penggunaan huruf miring dalam Ejaan Yang Disempurnakan dalam ketikan menggunakan jenis huruf italic.
Jika ditulis dengan tulisan tangan, huruf atau kata yang akan dicetak miring digarisbawahi. Berikut ini kaidah penggunaan huruf miring.
1. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk mengkhususkan atau menegaskan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata.
Contoh: Mahasiswa sedang ujian skripsi.
2. Huruf miring digunakan untuk menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan. Contoh: Setiap hari bapak membaca koran Kompas.
3. Judul makalah, skripsi, tesis, atau disertasi yang belum diterbitkan dan dirujuk dalam tulisan tidak ditulis dengan huruf miring, tetapi diapit dengan tanda petik.
4. Huruf miring digunakan untuk menuliskan kata atau ungkapan yang bukan bahasa Indonesia, seperti bahasa daerah dan bahasa asing.
Contoh: Istilah symbolic violence dikenalkan oleh Pierre Bourdieu.
5. Ungkapan asing yang telah diserap ke dalam bahasa Indonesia tidak ditulis miring. Contoh: Registrasi mahasiswa baru dilaksanakan pada bulan Juni.
C. Penggunaan Huruf Cetak Tebal
1. Huruf cetak tebal digunakan untuk menuliskan judul buku, bab, bagian bab, daftar isi, daftar tabel, daftar lambang, daftar pustaka, indeks, dan lampiran.
Contoh:
Judul : BAHASA INDONESIA UNTUK PERGURUAN TINGGI
Bab : BAB I SEJARAH PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA
Bagian bab :
A. Sejarah Bahasa Indonesia
B. Perkembangan Bahasa Indonesia
Daftar, indeks, dan lampiran
DAFTAR ISI, DAFTAR TABEL , DAFTAR PUSTAKA , DAFTAR LAMPIRAN, INDEKS LAMPIRAN
2. Huruf cetak tebal digunakan untuk menuliskan lema dan sublema serta untuk menuliskan lambang bilangan yang menyatakan polisemi dalam kamus.
Contoh:
Abad n
a. masa seratus tahun: ….;
b. jangka waktu yang lamanya seratus tahun…;
c. zaman (yang lamanya tidak tentu);
d. masa yang kekal, tidak berkesudahan;
Catatan: Dalam tulisan tangan atau ketikan manual, huruf atau kata yang akan dicetak tebal diberi garis bawah ganda.
Baca:
- Sebelas Tanda Baca untuk Bahan Tes PPPK Guru Bahasa Indonesia 2021
- Keterampilan Membaca Bahan Tes PPPK Bahasa Indonesia Tahun 2021
Demikianlah pembahasan mengenai penggunaan ejaan sebagai materi tes PPPK guru bahasa Indonesia tahun 2021. Semoga bermanfaat.