Sebutkan dan Jelaskan Bentuk-Bentuk Drama yang Tepat!
paket-wisatabromo.com- Sebutkan dan Jelaskan Bentuk-Bentuk Drama yang Tepat! Jawaban yang tepat sebagai berikut.
Sebutkan dan Jelaskan Bentuk-Bentuk Drama yang Tepat!
Bentuk-Bentuk Drama dan Penjelasannya yang tepat terdapat beberapa bentuk. Diantaranya drama berdasarkan penyajian lakon, sarana, dan ada dan tidaknya naskah.
Selain itu, ada pula bentuk drama berdasarkan masanya, modus bahasa dan berdasarkan modus aliran.
1. Berdasarkan Penyajian Lakon
Menurut Wiyanto (2002:7), dilihat dari cara bagaimana para pemain drama itu menyajikan cerita di atas panggung dan bagaimana tokoh itu berlakon, drama dapat dibagi menjadi beberapa bentuk drama yaitu:
(1) tragedi
(2) komedi
(3) tragekomedi
(4) opera
(5) melodrama
(6) farce
(7) tablo, dan
(8) sendratari.
(9) parodi
(10) drama heroik
(11) komedi tingkah laku
(12) komedi sentimantal
(13) drama propaganda
(14) drama sejarah,
(15) pantomime (vulgas sentimental).
(16) drama misteri dan
(17) drama laga atau action
(18) operet
(19) lelucon dan
(20) passie.
a. Tragedi
Drama tragedi atau drama duka cerita adalah drama yang penuh kesedihan. Drama ini menyuguhkan drama yang penuh kesedihan, sering pula drama jenis ini disebut drama duka cita.
b. Komedi
Drama komedi atau drama suka cerita adalah drama penggeli hati. Asal kata komedi adalah comoida, yang artinya membuat gembira.
Pelaku utama dalam sebuah lakon komedi biasanya digambarkan sebagai pembawa ide gembira. ciri drama komedi adalah:
(1) menampilkan tokoh yang selalu diperlakukan secara rendah,
(2) menggambarkan sesuatu yang dekat sekali hubungannya dengan apa yang kita kenal dalam kehidupan atau setidaknya kita merasa bahwa hal itu mungkin saja terjadi,
(3) apa yang terjadi muncul dari tokoh itu sendiri, bukan karena ciptaan situasi. Sedangkan situasi hanya merupakan landasan tumpu yang memberi kemungkinan sesuatu itu terjadi, dan
(4) gelak tawa yang muncul oleh lakon ini adalah merupakan gelak tawa yang dihasilkan oleh tokoh yang mendapatkan segi-segi lucu dari perilaku mereka.
c. Tragekomedi
Drama tragekomedi adalah perpaduan antara drama tragedi dan drama komedi.
Jadi, drama ini menggabungkan unsur tawa dan kesedihan yang dibangun dari alur cerita, tokoh, percakapan, dan tingkah laku pemain drama. Kesedihan dan kesenangan datang silih berganti dalam penceritaannya.
Drama ini menyajikan perasaan yang membuat penontonnya tidak bosan untuk menonton drama ini. Akhir dari cerita drama ini ada dua kemungkinan, yaitu kesedihan dan kegembiraan.
d. Opera
Opera adalah drama yang dialognya dinyanyikan dengan diiringi musik. Drama opera adalah drama yang mengandung musik dan nyanyian.
Para pemain drama ini menggunakan metode bernyanyi dalam mendramakan alur cerita. Perbedaan dari segi warna suara dan pita suara mereka ditonjolkan sendiri-sendiri, tidak ada kesamaan dari segi suara.
Karakter yang dimiliki setiap pemainnya berbeda dengan pemain yang lain, begitu juga dengan musik yang mengiringinya.
e. Melodrama
Melodrama adalah drama yang dialognya diucapkan dengan iringan melodi atau musik.
Dalam penyajian drama melodrama berpegang pada keadilan, moralitas yang keras, yaitu yang baik akan mendapat ganjaran, sedangkan yang jahat akan mendapat hukuman.
Ciri drama melodrama:
(1) mengetengahkan suatu tokoh atau subyek yang serius tetapi tokoh itu merupakan tokoh yang diadakan tidak outentik,
(2) mata rantai sebab-akibatnya tidak dapat dipertanggungjawabkan, dalam arti bahwa sesuatu itu muncul secara kebetulan,
(3) emosi yang ditimbulkan cenderung untuk berlebihan bahkan mengarah pada sentmentalis, dan (4) sang pahlawan senantiasa memenangkan perjuangan.
f. Farce
drama farce adalah drama yang menyerupai dagelan, tetapi tidak sepenuhnya berisi dagelan. Farce merupakan drama yang berhubungan erat dengan komedi.
Bertujuan memancing tawa dan rasa geli dengan cara yang berlebih-lebihhan tanpa didukung segi psikologis yang mendalam.
Ciri-Ciri farce:
(1) lebih memperlihatkan plot dan situasi daripada karakteristik,
(2) tokoh-tokoh yang ditampilkan mungkin ada, tetapi kemungkinan itu tipis,
(3) menimbulkan atau memancing tawa secara berlebihan atau kelucuan yang tidak karuan, dan
(4) segala yang terjadi diciptakan oleh situasi bukan tokoh.
g. Tablo
Tablo adalah jenis drama yang mengutamakan gerak. Dalam drama ini para pemainnya lebih mengutamakan segi gerak dan para pemainnya tanpa mengucapkan dialog.
Suara-suara alat musik (seperti gendang) atau sejenisnya digunakan untuk mempertegas pemainnya, dan drama ini lebih menonjolkan kekuatan akting para pemainnya.
h. Sendratari
Sendratari adalah gabungan antara seni drama dan seni tari di mana para pemainnya adalah penari-penari berbakat. Dalam drama ini tidak ada dialog.
Sendratari merupakan gabungan drama atau cerita yang disajikan dalam bentuk tarian tanpa adanya dialog, biasanya diiringi oleh musik (gamelan).
i. Parodi
Parodi berasal dari kata Paradia, di mana drama ini menyajikan lagu-lagu tiruan yang memlesetkan syair atau prosa. Drama ini bersifat seperti lelucon, yang menghibur para penontonnya.
Jadi, drama jenis ini hampir mirip dengan drama komedi atau dagelan, hanya saja dalam drama ini menampilkan dialog dramanya dengan cara sedikit melagukannya.
j. Drama Heroik
Drama heroik adalah drama yang merupakan peniruan bentuk tragedi dan yang selalu bertemakan cinta dan nama baik.
Isi drama ini merupakan drama yang menceritakan tentang perjuangan seseorang untuk menggapai cita-cita dan keinginannya yang selama ini belum tercapai.
k. Komedi Tingkah Laku
Drama komedi tingkah laku merupakan perbuatan atau kelakuan yang diluar dari kewajaran (aneh-aneh) yang mengonotasikan kepada tawa atau kelucuan.
Drama komedi tingkah laku merupakan perkembangan dari drama komedi.
l. Komedi Sentimental
Drama komedi sentimental adalah drama yang menampilkan lelucon. Dilain sisi drama ini menggugah hati para penonton.
Jadi, drama komedi sentimental adalah drama yang menyuguhkan kelucuan yang mengandung pesan yang ingin disampaikan kepada para penikmat sastra drama.
m. Drama Propaganda
Drama propaganda adalah drama yang di dalamnya terdapat unsur menyusupi paham untuk menggoda kepada para penontonnya untuk suatu tujuan tertentu yang diinginkan.
Tujuan drama ini memang adalah untuk propaganda suatu organisasi atau kelompok.
n. Drama Sejarah
Drama sejarah adalah drama yang yang menceritakan tentang kejadian cerita kisah-kisah sejarah di masa lampau, baik tokoh maupun peristiwanya yang memang terjadi di masa itu.
o. Pantomime (vulgas sentimental)
Pantomim adalah drama yang ditampilkan dalam bentuk gerakan dan isyarat saja.
Jadi, pantomime adalah drama yang menyajikan drama hanya dengan gerak tubuh dan isyarat saja tanpa ada kata-kata yang melengkapi suatu cerita drama. Tidak ada dialog dalam cerita antara lawan main tokoh dengan tokoh yang lain.
p. Drama Misteri
Pengertian drama misteri adalah drama yang menahan perhatian penonton dengan suspense atau ketegangan, baik yang berasal dari tindak kriminal atau makhluk gaib.
Drama jenis ini menampilkan cerita yang berbau hal-hal gaib, mistis dan supranatural. Para pemain dan ceritanya dibuat seperti dalam keadaan nyata di masyarakat.
q. Drama Laga atau Action
Adalah drama yang menampilkan tentang perkelahian dan pertempuran. Drama jenis ini mengajak para penonton untuk mengolah emosi mereka untuk ikut kedalam alur cerita yang ditampilkan. Seperti menghadirkan adrenalin tersendiri dalam diri drama ini.
r. Drama Operet
Operet atau operette adalah opera yang ceritanya lebih pendek. Jadi dapat dikatakan bahwa operet tidak lain adalah opera. Hanya saja dalam operet ceritanya lebih singkat.
s. Lelucon
Lelucon atau dagelan adalah drama yang lakonnya selalu bertingkah pola jenaka dan merangsang gelak tawa penonton.
t. Passie
Passie adalah drama yang mengandung unsur agama atau relijius yang merupakan drama penggugah rohani bagi setiap penontonnya.
Drama ini memang sengaja dibuat untuk dipertunjukkan dalam situasi yang agamis. Misalkan dalam acara keagamaan di gereja yang menampilkan drama tentang kisah Yesus Kristus.
2. Berdasarkan Sarana
a. Drama Panggung
Drama panggung adalah drama yang dimainkan di atas panggung pertunjukkan.
Para penontonnya dekat dengan para pemain drama dan secara langsung drama itu disajikan dihadapan penontonnya.
Penonton bisa merasakan dan mengikuti cerita drama yang dilakonkan tanpa ada penghalang untuk menikmatinya.
b. Drama Radio
Drama radio adalah drama yang tidak bisa dilihat dan diraba, tetapi hanya bisa didengarkan oleh penikmat drama.
Hanya suara para pemainnya yang bisa dinikmati dalam drama ini. Kelebihan drama ini adalah drama bisa diputar sewaktu-waktu dan kehendak yang diinginkan, dan dapat pula disiarkan secara langsung.
c. Drama Televisi
Menurut Wiyanto (2002:7), drama televisi adalah drama yang bisa dapat didengar dan dilihat oleh para penikmat drama.
Hanya saja penonton tidak secara langsung berada di tempat di mana drama tersebut dimainkan.
Kelebihan dari drama televisi ini sama dengan drama radio, yaitu dapat ditayangkan secara langsung, dan dapat pula direkam terlebih dahulu dan ditayangkan sewaktu-waktu di acara-acara televisi.
d. Drama Film
Drama film adalah drama yang hampir sama dengan drama televisi. Perbedanya, drama film menggunakan layar lebar dan biasanya dipertunjukkan di bioskop-bioskop.
Para penonton atau penikmat drama hanya bisa melihat pementasan drama di gedung-gedung bioskop saja. Namun tak jarang pula, drama film disiarkan di acara-acara televisi.
e. Drama Wayang
Drama wayang merupakan pertunjukan yang memilki alur cerita., hanya saja pemain yang dimainkan dalam drama wayang ini bukanlah manusia, melainkan wayang yang terbuat dari kulit lembu.
Yang memainkan drama ini hanya satu orang saja atau dua orang (duet) yang disebut sebagai dalang.
Dalang inilah yang mengetahui alur cerita, watak para tokoh, dan sifat yang dimiliki para wayang.
f. Drama Boneka
Pengertian drama boneka adalah drama yang menggambarkan tokoh dengan boneka yang dimainkan oleh beberapa orang.
Drama boneka dimasukkan ke dalam bentuk drama karena drama jenis ini juga memilki alur cerita, seperti drama wayang.
Boneka yang digunakan berfareasi, dari yang kecil sampai berukuran besar yang di dalamnya terdapat manusia yang memainkannya.
Perbedaan drama boneka dengan drama wayang adalah drama boneka boleh ada atau tidak seorang dalang dalam mengatur cerita tersebut.
3. Berdasarkan Ada atau Tidaknya Naskah
Berdasarkan ada dan tidaknya naskah yang dipergunakan dalam drama dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: (a) drama tradisional dan (b) drama modern:
a. Drama Tradisional
Drama tradisional merupakan pertunjukan seni yang berasal dari setiap daerah yang memilki seni sandiwara.
Dalam drama ini, para pemainnya tidak menggunakan naskah untuk dialog, hanya menggunakan catatan kerangka cerita.
Dalam memainkan drama ini terdapat resiko yang sangat besar, karena para pemainnya tidak menggunakan naskah, mereka berdialog secara spontan.
b. Drama Modern
Berbeda dengan drama tradisonal, drama modern sudah menggunakan naskah. Para pemainnya disiplin dalam memainkan peran yang dilakonkan, baik dialog dan gerak-geriknya.
Dengan kata lain, pemain dalam drama ini benar-benar menghafalkan isi dari naskah yang dimainkan.
4. Berdasarkan Masanya
Masa adalah waktu di mana suatu kejadian itu berlangsung. Arif (2009) membagi drama berdasarkan rdasarkan masa drama tersebut adalah drama baru dan drama lama.
a. Drama Baru atau Drama Modern
Drama baru atau drama modern adalah drama yang memiliki tujuan untuk memberikan pendidikan kepada mesyarakat yang umumnya bertema kehidupan manusia sehari-hari.
b. Drama Lama atau Drama Klasik
Drama lama atau drama klasik adalah drama khayalan yang umumnya menceritakan tentang kesaktian, kehidupan istana atau kerajaan, kehidupan dewa-dewi, kejadian luar biasa, dan lain sebagainya.
5. Berdasarkan Modus Bahasa
Tambajong (1981:24), bahasa merupakan sarana untuk menyampaikan suatu pikiran dan perasaan kepada orang lain.
Modus bahasa hanya menjelaskan tentang bagaimana naskah drama itu disajikan kepada penikmat karya sastra drama ini. Drama tersebut diantaranya:
a. Dialek
Drama jenis ini adalah drama yang menggunakan bahasa yang dipakai percakapan sehari-hari oleh masyarakat dengan logat daerah tertentu pula.
b. Puisi
Drama jenis ini menyampaikan dialog naskahnya dengan cara mempuisikannya. Namun tidak semua naskah dipuisikan, hanya beberapa dari dialoh saja.
c. Lirik
Drama ini menyajikan bentuk dialog yang hampir seperti dinyanyikan, namun tidak sepenuhnya dinyanyikan hanya beberapa teks naskah saja.
6. Berdasarkan Modus Aliran
Tambajong (1981:24), drama pada modus aliran adalah gaya yang ditentukan oleh sikap masyarakat dalam kurun waktu tertentu, yaitu:
a. Klasisme
Tambajong (1981:24) drama yang sangat mentaati naskah yang semua dialog dan perbuatannya sama dengan apa yang ada di naskah.
Biasanya drama ini dilakonkan lima babak, dan temanya sekitar kutukan akan jatuh kepada manusia yang laknat dan bebal.
b. Neoklasisme
Bentuk drama ini mengutamakan tiga segi yang mendasar dalam sebuah kehidupan yang nyata, yaitu tentang kebenaran, kesusilaan, dan kegaiban. Syahadat kaum neoklasik adalah “segenap alam dikuasai oleh satu Tuhan”.
c. Romantisme
Bentuk drama yang lahir abad ke-18 diwarnai oleh sikap yang kukuh, bahwa manusia dapat menemukan apa saja, berkat keampuhan analisa akalnya, dan tindakan apapun bentuknya dapat dituntun oleh sifat alamnya.
d. Realisme
Bentuk drama yang tumbuh pada abad ke-19, bergaung dari tata nilai yang berlaku akibat pikiran kaum positivisme, terutama karena pengaruh buku Charles Darwin (The Origin of the Species). Drama megarah tentang keraguan eksistensi Tuhan.
e. Simbolisme
Sebutan lain, neoromantitisme dan impresionisme. Aliran ini berangkat dari gerakan kesadaran bahwa hakekat kebenaran hanya mungkin dipahami oleh intuisi.
Ia menolak sifat-sifat yang umum tentang pengertian “keyakinan”. Maka, kebenaran sebagai suatu kenyataan, tidak bisa dirumuskan dengan bahasa logika sendiri. Ia hanya bisa diarahakan dengan simbol-simbol.
f. Ekspresionisme
Aliran seni di abad ke-20 ini menentang realisme. Mula-mula ia berkembang di senirupa, pada Van Gogh dan Gaunguin, dan di musik pada Shconberg.
Pelopor ekspresionisme dalam teater adalah August Strindberg (Sang Ayah, terjemahan Boen S. Oemarjati), Ernt Toller (Transfigurasi), dan George Kaisar (Dari Pagi Sampai Tengah Malam).
g. Epik Teater
Bentuk drama sekitar Perang Dunia II, dibenahi oleh Bertolt Brecht. Ia menganggap teater telah terkulai dalam keadaan lelah, oleh sebab itu perlu adanya tenaga yang sanggaup mendenyutkannya lagi.
Ia mengunakan tiga kunci, yaitu historifikasi adalah bagian terbesar dari aliensasi, yakni perumusan teori Brecht tentang teater “harus jadi asing” kembali.
h. Absurdisme
Bentuk drama dari tahun 50-an sama sekali bersumbu pada pandangan bahwa dunia ini netral. Kenyataan dan kejadian adalah tak berwujud.
Jika manusia mengatakan suatu peristiwa tak bersusila, hal itu tidaklah dianggap dengan sendirinya asusila, tetapi itu disebabkan oleh pikirannya sendiri yang mengatakan itu asusila.
Tak ada kebenaran objektif. Setiap insan harus menemukan sendiri nilai-nilai hidup yang sanggup menghidupkan hidupnya, sejauh itu ia pun harus mau menerima bahwa nilai-nilai yang ditemukannya itu sesungghnya absurd.
Baca: Sebutkan Jenis Drama Berdasarkan Ada Tidaknya Naskah dan Contohnya!
Demikian jawaban yang tepat atas pertanyaan mengenai sebutkan dan jelaskan bentuk-bentuk drama yang tepat. Semoga bermanfaat.