Sebutkanlah 4 Hal yang Harus Diperhatikan dalam Membacakan Puisi!
paket-wisatabromo.com – Sebutkanlah 4 hal yang harus diperhatikan dalam membacakan puisi! jawaban yang tepat disajikan berikut ini.
Sebutkanlah 4 Hal yang Harus Diperhatikan dalam Membacakan Puisi!
4 Hal yang Harus Diperhatikan dalam Membacakan Puisi
Membacakan puisi harus memperhatikan empat hal sebagai berikut.
1. Lafal
Lafal adalah cara seseorang atau sekelompok orang dalam suatu masyarakat bahasa saat mengucapkan bunyi bahasa.
Adapun yang dimaksud dengan bunyi bahasa, antara lain, [a], [c], f], [h], [u], dan sebagainya.
Pelafalan seseorang dalam bahasa sering kali berbeda dengan orang lainnya.
Berdasarkan pelafalannya itu, kita dapat mengetahui asal daerah seseorang karena memang beberapa kelompok masyarakat memiliki berbagai macam pelafalan yang berbeda.
Misalnya, orang Aceh dalam melafalkan bunyi [e], berbeda dengan yang diucapakan oleh orang Sunda.
Meskipun demikian, dalam pelafalan suatu bunyi bahasa haruslah jelas.
Bunyi-bunyi itu tidak boleh tertukar dengan bunyi-bunyi bahasa lain.
Misalnya, bunyi [p] dengan [b], [k], dengan [h], atau [o] dengan [u]. Untuk melatih ketepatan dalam melafalkan bunyi bahasa, kita harus melakukan olah vokal.
Misalnya dengan latihan mengucapkan bunyi-bunyi vokal atau konsonan secara cepat dan bervariasi.
2. Tekanan
Tekanan (nada) adalah keras-lunaknya pengucapan suatu kata. yang berfungsi untuk memberi tekanan khusus pada kata-kata tertentu.
Tinggi rendahnya tekanan dapat membedakan bagian kalimat yang satu dengan bagian lainnya yang tidak penting.
Contoh:
a. Pada bulan Juni banyak terjadi hujan (bukan sedikit dan bukan jarang).
b. Pada bulan Juni banyak terjadi hujan ( bukan longsor ataupun peristiwa).
Perhatikanlah bait puisi tersebut.
Tak ada yang lebih tabah
Dari hujan bulan Juni
Dirahasiakan rintik rindunya
Kepada pohon berbunga
Untuk menentukan kata yang perlu mendapat penekanan dalam bait puisi tersebut, terlebih dahulu perlu memahami maksud baitnya secara keseluruhan.
Misalnya, kata yang perlu mendapat tekanan keras adalah tak ada, bulan juni, rintik, dan pohon.
Dengan demikian, kita perlu menggaris bawahi kata-kata itu sehingga kita dapat membedakannya ketika puisi itu dibacakan.
Contoh:
Tak ada yang lebih tabah
Dari hujan bulan juni
Dirahasiakannya rintik rindunya
Kepada pohon berbunga itu
3. Intonasi
Intonasi adalah naik-turunnya lagu kalimat. Perbedaan itonasi dapat menghasilkan jenis kalimat yang berbeda, yakni kalimat berita, kalimat tanya, kalimat perintah, dan kalimat seru.
Penggunaan intonasi dalam puisi sangat penting agar pembacaannya tidak monoton sehingga pendengar pun lebih tertarik.
Intonasi juga berguna dalam memperjelas dan membedakan maksud atau pesan dari tiap larik.
Untuk itu, sebelum membacakan, perlu menandai, misalnya dengan garis yang menanjak atau menurun.
Dengan cara demikian, kita akan mudah dalam membedakan intonasi dari setiap larik ketika puisi itu dibacakan.
4. Jeda
Pengertian Jeda adalah hentian arus ujaran dalam pembacaan puisi yang ditentukan oleh peralihan larik.
Jeda berpengaruh pada jelas-tidaknya maksud suatu kata atau larik.
Dalam penggunannya, jeda dikelompokkan ke dalam tiga jenis: jeda pendek, jeda sedang, dan jeda panjang.
Jeda pendek digunakan antarkata dalam suatu larik. Jeda sedang digunakan pada bagian-bagian larik yang bertanda koma atau antarfrase, sedangkan jeda panjang digunakan pada pergantian larik.
Contoh:
Tak ada/ yang lebih arif// Dari hujan/ bulan juni// Dibiarkannya/ yang tak terucapkan// Diserap/ akar pohon/ bunga itu//
Cara mengucapkan puisi harus mematuhi aturan-aturannya, seperti di mana kata yang harus ditekankan atau dipercepatkan.
Begitu pula, di mana harus dikeraskan, harus berhenti, di mana harus dilambatkan, atau dilunakkan.
Kemudian, di mana harus diucapkan biasa dan sebagainya supaya menarik dibacakan maka harus dipakai tanda-tanda tersendiri:
——- Diucapkan biasa saja
/ Berhenti sebentar untuk bernafas/biasanya pada koma atau di tengah baris // Berhenti agak lama/biasanya koma di akhir baris yang masih berhubungan artinya dengan baris berikutnya ///
Berhenti lama sekali biasanya pada titik baris terakhir atau pada penghabissan puisi ^ Suara perlahan sekali seperti berbisik ^^
Suara perlahan sahaja ^^^ Suara keras sekali seperti berteriak V Tekanan kata pendek sekali VV Tekanan kata agak pendek VVV Tekan kata agak panjang VVVV Tekan kata agak panjang sekali
____/ Tekanan suara meninggi ____ Tekanan suara agak merendah/ Cara meletakkan tanda-tanda tersebut pada setiap kata masing-masing orang berbeda tergantung kepada kemahuannya sendiri-sendiri.
Dari sinilah kita dapat menilai: siapa orang yang mahir dan pandai berdeklamasi.
Demikianlah, setelah tanda-tanda itu kita letakkan dengan baik. Dalam meletakkan tanda-tanda, jangan asal meletakkan saja.
Namun, harus memakai perasaan, dan pertimbangan, seperti halnya kalau kita membaca berita: ada koma, ada titik, tanda-tanda, titik koma dan lain-lain.
Kalau tanda-tanda itu sudah diletakkan dengan baik, barulah kita baca puisi tersebut berulang-ulang sesuai dengan irama dan aturan tanda itu.
Dengan sendirinya kalau kita sudah lancar benar, tekanan-tekanan, irama-irama dan gayanya takkan terlupa lagi selama kita berdeklamasi.
Dalam sebuah puisi, ada tiga jenis intonasi antara lain sebagai berikut :
a. Tekanan dinamik yaitu tekanan pada kata- kata yang dianggap penting.
b. Tekanan nada yaitu tekanan tinggi rendahnya suara. Misalnya suara tinggi menggambarkan keriangan, marah, takjub, dan sebagainya.
Suara rendah mengungkapkan kesedihan, pasrah, ragu, putus asa dan sebagainya.
c. Tekanan tempo yaitu cepat lambat pengucapan suku kata atau kata.
Baca :
- Jelaskanlah Pengertian Apresiasi Puisi dan Manfaat Apresiasi Sastra!
- Bagaimanakah Pedoman Menulis Gurindam dan Contohnya yang Tepat?
Demikianlah jawaban yang tepat atas pertanyaan sebutkanlah 4 hal yang harus diperhatikan dalam membacakan puisi! Semoga bermanfaat.