4 Kemampuan Bahasa pada Anak Usia 2-3 Tahun: Latih Pelafalan
paket-wisatabromo.com – Anak pandai memahami dan menggunakan bahasa adalah kebahagiaan tersendiri bagi orang tua.
Kemampuan bahasa pada anak Usia 2-3 tahun memiliki peran yang cukup penting bagi tumbuh kembang anak.
Dalam kehidupan sehari-hari, anak bergaul dan berkomunikasi dengan menggunakan bahasa. Kelak dewasa, banyak orang yang mencari nafkah melalui bahasa.
Itulah salah satu peran pentingnya memiliki kemampuan bahasa pada anak usia 2-3 tahun.
Kita mengatahui bahwa menjadi penulis buku, wartawan reporter, bahkan pejabat memerlukan kemampuan berbahasa.
Semua profesi penting termasuk ilmuwan akan berkembang dengan baik melalui atau bermodalkan kemampuan bahasa.
4 Kemampuan Bahasa pada Anak Usia 2-3 Tahun: Latih Pelafalan
Kemampuan bahasa pada anak usia 2-3 tahun meliputi: memainkan kata atau suara yang didengar dan diucapkan berulang-ulang.
Kemampuan bahasa yang lain adalah hafal beberapa lagu anak sederhana.
Selain itu, kemamapuan bahasa pada anak usia 2-3 tahun adalah memahami cerita/dongeng sederhana.
Selanjutnya, memahami perintah sederhana seperti letakkan mainan di atas meja, ambil mainan dari dalam kotak.
4 kemampuan bahasa pada Anak usia 2-3 tahun dibahas satu per satu berikut ini.
1. Memainkan kata atau suara
Kemampuan bahasa pada anak usia 2-3 tahun yang pertama adalah memainkan kata atau suara yang didengar dan diucapkan berulang-ulang.
Memainkan berarti melakukan sesuatu untuk bermain-main. Memainkan kata berarti melakukan permainan dengan kata-kata.
Tujuan memainkan kata-kata adalah untuk melatih kelancaran berbicara.
Sedangkan, Tujuan lainnya adalah agar lidah tidak keseleo dalam berbicara, dan sebagai Latihan pelafalan.
Pada umumnya, untuk memainkan kata-kata itu menggunakan kata yang memiliki huruf yang sama atau hampir sama. Terutama huruf mati atau konsonan.
Ada beberapa contoh yang bisa kita gunakan untuk memainkan kata-kata.
Moms tinggal pilih kata-kata berikut yang akan dimainkan. Lakukan berulang-ulang.
Contoh
a. Kuku kaki kakek kiki kaku-kaku. (penggunaan huruf k pada setiap kata)
b. Satu sate tujuh tusuk.
c. Kucing kuningku kencing di kunciku.
d. Taplak gopak glepung.
e. Anjing menggonggong kucing mengeong-ngeong.
f. Pikul bakul-bakul sanggul dipinggul.
g. Semut salam-salam dan senyum-senyum.
h. Jangan cium cucuku Caca.
i. Ular melingkar-lingkar di pinggir pagar.
j. Tolong ambilin dondong di dalam dandang, dong.
Cobalah Moms, kita latih anak mengucapkan kata-kata di atas. Atau menggunakan kata-kata yang lain. Tujuannya adalah melatih anak untuk melafalkan dengan benar.
Jika pelafalan anak itu sudah baik, maka kemampuan berbicara pada anak pun dengan serta merta menjadi baik.
2. Hafal Beberapa Lagu Anak Sederhana
Kemampuan Bahasa pada anak usia 2-3 tahun yang kedua adalah hafal beberapa lagu anak sederhana.
Hafal artinya telah masuk diingatan. Hafal dapat juga diartikan dapat mengucapkan di luar kepala tanpa melihat buku atau catatan.
Cara menghafal yang dapat diterapkan kepada anak adalah dengan mendengarkan dan melakukannya secara berulang-ulang. Kalau yang dihafalkan adalah lagu, mudah saja Moms.
Kita tinggal putarkan lagu itu berulang-ulang. Kita juga meminta kepada anak untuk menyanyikannya berulang-ulang. Lakukan setiap hari setiap saat.
Kalau tidak, kita putarkan lagunya, kita awali bernyanyi dengan kata pertama.
Anak diminta melanjutkan. Misalnya kita menyanyikan lagu “balonku” dengan menyanyikan kata pertamanya saja.
Contoh
Lagu “Balonku”
Moms Anak
Balonku… ada lima
Rupa… rupa warnanya
Meletus… balon hijau, dor
Hatiku… sangat kacau
Kini… balon tinggal empat
Ku… pegang erat-erat
Lagu “Pelangi-Pelangi”
Moms Anak
Pelangi… pelangi
Alangkah… indahmu
Merah… kuning hijau
Di… langit yang biru
Pe… lukismu agung
Si… apa gerangan
Pelangi… pelangi ciptaan Tuhan
Lagu “Cicak di dinding”
Moms Anak
Cicak… cicak di dinding
Diam… diam merayap
D… datang seekor nyamuk
… hap lalu titangkap.
Proses menghafal harus dilakukan dengan bertahap. Kita bisa menuntun anak mengafal dengan melagukan kata pertama tiap lirik lagu. Terus dilanjutkan dengan bantuan lagu satu suku kata depan.
Kalau dalam lomba atau latihan nyanyi, anak dibantu dengan satu not. Lalu, anak menyanyikan lagu itu sepenuhnya.
Ibarat pepatah, Moms. lancar kaji karena diulang, pasar jalan karena ditempuh.
Segala sesuatu yang akan dihafal harus dengan cara mengulang-ngulang.
Repetisi atau pengulangan akan mampu menorehkan hasil pada diri anak.
Jadi, kita tidak perlu menunggu atau mencipta teori lain kecuali anak diminta mengulang dan mengulang.
Tujuan kegiatan menghafal lagu bagi kemampuan berbahasa adalah melatih kemampuan berbicara pada anak.
Mengingat kemampuan berbicara itu merupakan keterampilan, maka kita harus melatihnya secara rutin.
3. Memahami Cerita/Dongeng Sederhana
Kemampuan bahasa pada anak usia 2-3 tahun yang ketiga adalah memahami cerita atau dongeng sederhana.
Cerita itu merupakan tuturan yang membentangkan bagaimana terjadinya sesuatu.
Cerita dapat juga berarti karangan yang menuturkan perbuatan, pengalaman, atau penderitaan tokoh.
Kemampuan memahami itu tergolong kemampuan berbahasa reseptif.
Memahami itu berarti mengerti benar akan sesuatu atau mengetahui benar akan sesuatu.
Memahami cerita atau dongeng berarti mengerti benar mengenai mengenai cerita atau dongeng.
Moms, jika kita sudah selesai bercerita atau mendongeng, alangkah baiknya pemahaman anak dicek. Seberapa banyak dia menyerap isi dongeng atau cerita.
Untuk mengetahui anak dapat memahami cerita atau dongeng, dapat kita lakukan dengan dialog atau tanya jawab mengenai dongeng atau cerita tersebut.
Kita tanyakan isi cerita, nama tokoh cerita, tokoh yang disukai, tokoh yang tidak disukai, watak atau sifat tokoh, dimana tokoh melakukan perbuatan, dll.
Agar anak dapat memahami cerita atau dongeng, cerita disampaikan kepada anak harus dengan baik dan menarik.
Isi ceritanya baik, banyak mengandung nilai-nilai Pendidikan. Cara menceritakannya menarik.
Bahan cerita bisa diambil dari berbagai sumber. Dari berbagai buku cerita dongeng, fabel, sage, mite, legenda dll. Fabel sepertinya banyak disukai anak-anak.
Contoh Fabel: Kupu-Kupu Berhati Mulia, Balas Budi Seekor Semut, Anak kambing yang Cerdik, Semut dan Belalang, Kelici dan Kura-Kura, dll.
Gaya bercerita juga menjadi daya tarik tersendiri bagi anak. Oleh karena itu, gaya bercerita harap menjadi fokus perhatian kita bercerita atau mendongeng.
Ada beberapa gaya dalam bercerita atau mendongeng. Misalnya gaya menirukan suara, mendalang, bernyanyi, dan bertepuk.
Gaya menirukan suara adalah mencontoh suara-suara manusia, binatang, dan suara alam.
Gaya mendalang adalah memainkan dan mempertunjukkan wayang.
Terkadang menggunakan nada dan tempo suara yang panjang dan pendek, tempo yang cepat dan lambat, tinggi dan rendah.
Gaya dalang bercerita itu juga menyesuaikan segala macam karakter wayangnya.
Sering juga gaya bercerita dalang itu mengunakan nyanyian, pantun, dll.
Intinya gaya bercerita dengan mendalang ini merupakan gaya bercerita yang lengkap.
Gaya bercerita yang menirukankan seluruh warna suara manusia dengan berbagai karakternya.
Gaya bercerita dengan bernyanyi adalah bercerita sambil bernyanyi.
Lagu yang dipilih disesuaikan dengan jalannya cerita. Keuntungan bercerita sambil bernyanyi adalah anak akan cepat memahami isi cerita.
Selain itu, akan menciptakan hubungan yang akrab antara Moms dengan anak.
Anak juga akan mengenal beberapa lagu anak yang banyak unsur nasihatnya. Bernyanyi disertai gerakan akan membuat anak merasa senang..
Salah satu gaya bercerita adalah bertepuk yakni bercerita dengan membuat tepukan-tepukan.
Tepukan dilakukan disela-sela bercerita. Ajak juga anak untuk bertepuk.
Misalnya, tepuk sehat, disertai dengan kata-kata ajaran hidup sehat: “tepuk anak sehat, rajin makan sayur, makan buah, minum susu, yes yes!”
Contoh bahan dongeng berikut dapat digunakan sebagai media untuk merangsang anak memahami dongeng.
Semut dan belalang adalah dua anak bersahabat. Mereka mempunyai sifat yang berbeda.
Semut selalu bekerja keras. ia selalu mencari makan sepanjang hari. Makanan dikumpulkan untuk cadangan di musim dingin.
Belalang tidak seperti semut. Ia santai. Setiap hari hanya menari, bernyanyi dan bersenang-senang. Ia tidak memikirkan bahwa musim dingin akan segera tiba.
Saat musim dingin tiba, semut tinggal di rumah dengan banyak persedian makanan.
Mereka tercukupi hidupnya. Belalang kedinginan hamper mati karena kehabisan bahan makanan.
Semut anak baik, memberikan bahan makanan untuk melalang. Belalang tertolong dan terima kasih pada semut.
Moms, coba kita cek pemahaman anak terhadap dongeng tadi. Anak diminta menyebutkan hal yang terkait dongeng tadi.
Misalnya: Dedek, siapa yang rajin bekerja? Kalau Belalang rajin bekerja tidak?
Apa kerjaan Belalang? Siapa yang baik hati? Dedek mau baik hati seperti semut, ya? Dll.
Lakukan Moms mendongeng setiap hari. Ganti-ganti dongengnya, Ketika dongeng yang satu sudah dipahami anak. Mungkin satu dongeng bisa diulang sebanyak 2 atau 3 kali.
Banyak manfaat yang dapat dipetik dari kegiatan mendengarkan cerita atau dongeng.
Bagi anak, mendengarkan cerita atau dongeng dapat meningkatkan kemampuan mendengarkan atau menyimak.
Selain itu, anak akan mendapat nilai-nilai pendidikan dari mendengarkan cerita atau dongeng.
Seperti dalam dongeng Semut dan Belalang, anak akan mendapatkan manfaatnya bekerja keras. Anak mendapatkan contoh membantu orang lain yang kesusahan.
Baca Juga:
9 Tips Tingkatkan Kemampuan bahasa pada Anak Usia 1-2 Tahun
4. Memahami Perintah Sederhana
Kemampuan bahasa pada anak usia 2-3 tahun yang keempat adalah memahami perintah sederhana. Kita kenali lebih dahulu mengenai perintah atau kalimat perintah.
Kalimat perintah adalah kalimat yang mengandung makna meminta, menyuruh orang lain untuk melakukan sesuatu.
Intonasi naik pada bagian awal kalimat perintah dan intonasi turun pada bagian akhir.
Moms, ada beberapa macam kalimat perintah. Moms bisa gunakan saat menyuruh anak.
Misalnya ada kalimat perintah biasa, ajakan, mempersilahkan, larangan, permintaan, dan saran.
Kalimat perintah biasa itu isinya hanya memerintah atau menyuruh.
Misalnya: Ambilkan sendok, nak! Tutup pintunya! Lepas sepatumu! Rapikan mainanmu! Ambilkan boneka! Letakkan mainan di kotak mainan!
Kalimat perintah ajakan itu kalimat yang maknanya menyuruh tapi dengan mengajak.
Contoh: Mari kita main tebak-tebakan, Nak! Ayo, kita pergi! Ayolah, segera makan! Ciri kalimat perintah ajakan ini ditandai dengan penggunaan kata: ayo, ayolah, mari.
Kalimat perintah mempersilakan adalah kalimat perintah yang menyuruh secara halus.
Biasanya kalimat perintah halus diawali dengan menggunakan kata “dipersilakan.” Misalnya: Silakan masuk! Silakan makan! Silakan masuk!
Kalimat perintah larangan adalah kalimat yang isinya menyuruh untuk tidak melakukan. Biasanya menggunakan kata “jangan.”
Misalnya: Jangan tidur di lantai! Jangan makan berkecap! Jangan membuang sampah di situ!
Kalimat perintah permintaan adalah kalimat perintah berisi permintaan atau permohonan.
Biasanya menggunakan kata “diminta, dimohon. “Misalnya: Adik diminta membaca buku itu! Dimohon Bapak membuka pintu!
Kalimat perintah Saran itu merupakan perintah berisi saran. Biasanya menggunakan kata “sebaiknya, seharusnya, alangkah baiknya, seyogyanya.”
Misalnya: Sebaiknya Dedek makan dulu! Seharusnya mandi lebih pagi! Alangkah baiknya kalau rapi!
Kalimat perintah sindirin berisi mengenai sindiran kepada orang lain agar melakukan sesuatu.
Misalnya: Makananmu belum habis! Susunya masih utuh! Ini artinya agar anak menghabiskan makanan, dan segera minum susu.
Nah, Moms bisa gunakan jenis kalimat perintah mana saja asal anak dapat memahami perintah kita. Pada umumnya, kalimat perintah untuk anak diperhalus.
Cara memperhalusnya dengan menggunakan kata: tolong, mohon, diminta, dan menggunakan partikel -lah. Misalnya: Gunakanlah baju santai. Makanlah sesukamu.
Ciri-ciri kalimat perintah antara lain: menggunakan tanda seru, intonasi tinggi, kata perintah, dan menggunakan partikel -lah untuk memperhalus.
Masih ingat waktu sekolah dulu kan Moms, guru Bahasa Indonesia menerangkan pengertian, ciri-ciri, dan contoh kalimat perintah. Nah, sekarang kita manfaatkan ilmu itu untuk mendidik anak kita.
Tanda anak dapat memahami perintah Moms juga perlu diamati. Jika anak langsung memahami perintah, makai ia akan melakukan apa yang diperintahkan.
Tapi, jika anak tidak melakukan apa yang kita perintahkan, dapat kita simpulkan bahwa ia tidak memahami perintah.
Bisa karena anak tidak mendengar perintah, atau karena masih sibuk bermain. Bisa juga karena tidak memahami perintah.
Agar mudah dipahami anak, kalimat perintah kita harus dibuat yang sederhana.
Jangan gunakan kalimat kompleks dan panjang. Lihat situasi dan kondisi. Anak sedang melakukan apa.
Kemampuan anak dalam memahami perintah tergolong kemampuan mendengarkan atau kemampuan menyimak.
Kemampuan ini sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Apalagi bagi seorang anak yang akan menempuh Pendidikan mulai dari PAUD, SD sampai perguruan tinggi.
Demikaianlah penjelasan mengenai kemampuan berbahasa pada anak usia 2-3 tahun.
Secara singkat, kemampuan berbahasa itu hanya ada 4 yaitu: memainkan kata dan hafal lagu anak, memahami cerita dan perintah.
Keempat kemampuan bahasa tersebut jika disimpulkan hanya ada 2 yaitu kemampuan memahami dan menggunakan bahasa. Semoga bermanfaat.
Referensi: dari Berbagai Sumber.