9 Tips Tingkatkan Kemampuan bahasa pada Anak Usia 1-2 Tahun
paket-wisatabromo.com – Berbahasa merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki seorang anak. Berbahasa itu berperan untuk bekomunikasi dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu, berbahasa itu berperan untuk menyampaikan maksud diri sendiri kepada orang lain. Baik berupa memberi tahu atau mencari tahu tentang sesuatu.
Untuk kemampuan bahasa pada anak usia 1-2 tahun, terdiri atas kemampuan memahami bahasa dan mengungkapkan bahasa.
Kemampuan memahami bahasa disebut juga kemampuan berbahasa reseptif. kemampuan ini dapat diperoleh melalui kegiatan mendengarkan atau menyimak dan membaca.
Dan untuk Kemampuan memahami ini terdiri atas kemampuan menunjuk bagian tubuh yang ditanyakan, dan memahami tema cerita yang didengar.
Selain itu, kemampuan reseptif terdiri atas kemampuan menaruh perhatian pada gambar dalam buku, dan memahami kata-kata sederhana dari ucapan yang didengar.
Lalu, Kemampuan mengungkapkan bahasa disebut juga kemampuan berbahasa produktif. Kemampuan ini dapat diperoleh melalui kegiatan berbicara dan menulis.
Selanjutnya, Kemampuan mengungkapkan bahasa ini terdiri atas kemampuan merespon pertanyaan dengan jawaban “Ya atau Tidak” dan kemampuan mengucapkan kalimat yang terdiri dari dua kata.
Selain itu, kemampuan mengungkapkan bahasa terdiri atas kemampuan menjawab pertanyaan dengan kalimat pendek, menyanyikan lagu sederhana, dan menyatakan keinginan dengan kalimat pendek.
9 kemampuan berbahasa pada anak usia 1-2 tahun tersebut akan dikuasai anak jika anak mendapatkan stimulus yang tepat dari orang-orang terdekat dengan anak.
9 Tips Tingkatkan Kemampuan bahasa pada Anak Usia 1-2 Tahun
Berikut ini akan dibahas tips meningkatkan kemampuan berbahasa tersebut satu persatu.
Diharapkan tips ini dapat membantu para orang tua untuk melatih anak sehingga kemampuan berbahasa anak dapat berkembang dengan baik.
Kemampuan memahami Bahasa pada anak usia 1-2 tahun dapat diperoleh melalui kegiatan mendengarkan atau menyimak, karena nak pada usia ini belum dapat membaca.
Kemampuan mengungkapkan bahasa pada anak usia 1-2 tahun dapat diperoleh melalui kegiatan berbicara karena anak pada usia ini belum dapat menulis.
1. Kemampuan Menunjuk Bagian Tubuh
Tips pertama untuk meningkatkan kemampuan berbahasa pada anak usia 1-2 tahun adalah kemampuan menunjuk bagian tubuh. Kemampuan anak untuk menunjuk bagian tubuh dapat dilakukan dengan bantuan media. Media itu dapat berupa diri anak sendiri, boneka, orang, dan lagu.
Stimulan untuk meningkatkan kemampuan anak usia 1-2 tahun agar dapat menunjuk bagian tubuh adalah pertanyaan, perintah, dan lagu.
Agar menarik, kemampuan anak untuk menunjuk bagian tubuh dapat dilakukan dengan lebih dahulu. Kemudian disusul dengan media pertanyaan dan perintah.
Media Lagu
Kemampuan anak untuk menunjuk bagian tubuh dapat dilakukan dengan media lagu.
Langkah pertama, kita pilih lagu untuk anak. Lagu untuk anak, pada umumnya ceria, gembira, dan jenaka.
Selain itu, lagu anak yang dipilih adalah lagu yang bertema tubuh atau anggota tubuh.
Karena disesuaikan dengan kemampuan yang akan ditingkatkan kepada anak usia 1-2 tahun
Misalnya lagu yang berjudul: Kepala Pundak Lutut Kaki”, dan Dua Mata Mata.
Dalam lirik lagu “Kepala Pundak Lutut Kaki” terdapat beberapa anggota tubuh manusia yang diperkenalkan.
Anggota tubuh yang disebutkan dalam lagu tersebut adalah anggota tubuh yang general atau umum.
Sedangkan, di dalam lirik lagu “Dua Mata Saya” terdapat beberapa anggota tubuh yang diperkenalkan tetapi lebih spesifik atau khusus. Selain itu, di dalam lirik lagu ini dijelaskan fungsi anggota tubuh.
Mari kita simak kedua lagu anak tersebut.
Lirik lagu
Kepala Pundak Lutut kaki
1. Kepala, pundak, lutut, kaki, lutut kaki
2. Mata, telinga, mulut, hidung dan pipi
3. Kepala, pundak, lutut, kaki, lutut kaki
4. Kepala, pundak, lutut, kaki, lutut kaki
5. Kepala, pundak, lutut, kaki, lutut kaki
6. Mata, telinga, mulut, hidung dan pipi
7. Kepala, pundak, lutut, kaki, lutut kaki
8. Kepala, pundak, lutut, kaki, lutut kaki
Anggota tubuhnya: kepala, pundak, lutut, kaki, mata, telinga, mulut, hidung, dan pipi.
Lirik lagu Dua Mata Saya
2 Dua mata saya
Hidung saya satu
Dua kaki saya pakai sepatu baru
lalu, Dua telinga saya yang kiri dan kanan
Satu mulut saya
Tidak berhenti makan
Anggota tubuh yang dikenalkan adalah: mata, hidung, kaki, telinga, dan mulut. Dalam lirik lagu ini sudah disertai letak dan fungsi anggota tubuh.
Melalui lagu, diharapkan anak dapat menirukan lagu dengan senang. Dalam situasi senang, anak akan mudah diajak belajar anggota tubuh, atau lainnya.
Media Kalimat Pertanyaan
Kemampuan anak untuk menunjuk bagian tubuh dapat dilakukan dengan media pertanyaan.
Pertanyaan itu mestinya kita menggunakan kata tanya: apa, siapa, dimana, kapan, mengapa, bagaimana.
Kata tanya “apa” itu digunakan untuk menanyakan benda. “Siapa” untuk menanyakan orang atau pelaku. “Dimana” untuk menanyakan tempat.
Kata tanya “kapan” untuk menayakan waktu. “Mengapa” untuk menanyakan alasan. Dan kata tanya “bagaimana” untuk menanyakan cara terjadinya sesuatu.
Tapi tidak semua kata tanya tersebut cocok digunakan untuk menanyakan anggota tubuh manusia kepada anak. kata tanya yang bisa digunakan adalah apa, dimana.
Misalnya: Apa ini namanya? (sambil menunjuk hidung), Mana telingamu? Mata? Hidung? Pipi? Kepala?
Anak menunjuk ke telinga, mata, hidung, pipi, dan kepala untuk merespon pertanyaan tersebut.
Media Kalimat Perintah
Kemampuan anak untuk menunjuk bagian tubuh dapat dilakukan dengan media perintah atau suruhan.
Kalimat perintah adalah kalimat yang mengandung intonasi dan makna perintah atau larangan.
Kalimat perintah biasanya menggunakan kata tolong, atau kata kerja yang disertai partikel -lah. Misalnya: Tolong tunjuk pipimu! Mintalah pada Bunda!
Agar anak mampu menunjuk bagian tubuhnya, beri contoh lebih dahulu.
Moms bisa menunjuk bagian tubuh sambil mengatakan “Ini hidung.” “Ini pipi.” “Ini tangan.” Ini Kaki.”
Kemudian, anak diminta menunjuk bagian tubuhnya dengan mengikuti perintah.
“Dede, tunjuklah hidungmu!” “Adik, tunjuklah pipimu!” “Sayang, tunjukkan tangmu!”dll.
Perintah agar anak mau menunjuk bagian tubuh disamakan selbih dahulu dengan contoh.
2. Memahami Tema Cerita
Tips kedua untuk meningkatkan kemampuan berbahasa pada anak usia 1-2 tahun adalah memahami tema cerita yang didengar. Ini tugas Moms menjadi narator.
Moms harus menggali cerita sederhana tapi mengandung nilai-nilai yang bermanfaat bagi anak.
Misalnya: nilai pendidikan, keagamaan, karakter, sosial, dll. Jika tersedia, bisa juga naratornya diganti media elektronik.
Bahan cerita berikut ini simak yan Moms. Bahan cerita bisa diambil dari cerita rakyat, bisa juga dari buku yang banyak beredar.
Pohon yang Egois
Di sebuah padang luas, tumbuhlan banyak pohon subur. Dari akar pohon-pohon itu mengalirlah sungai yang airnya sangat jernih.
Di antara pohon itu, ada sebatang pohon yang egois. Ia ingin hidup sendiri supaya segalanya dapat ia miliki sendiri. Maka dicarilah akal agar pohon-pohon yang lain pergi dari situ.
Dengan akal jahatnya, pohon-pohon itu tidak betah dan pergi dari situ satu persatu. Kini jadilah pohon yang jahat itu tinggal sendirian.
Ia senang sekali karena ia dapat menikmati segalanya sepuasnya tanpa berbagi dengan pohon lainnya.
Namun, kegembiraannya itu tidak berlangsung lama. Setiap malam ia merasa ketakutan sendirian.
Ketika ada angin kencang, pohon hampir roboh tak mampu bertahan.
Yang sangat menyedihkan adalah air sungai yang dulu melimpah jernih, kini mongering karena tempat itu menjadi gundul. Pohon itu kekurangan air.
Sekarang ia menangis siang dan malam karena menderita. Ia memanggili pohon-pohon yang dulu ia usir supaya kembali lagi. Tapi tidak satu pun yang mau.
Karena selalu bersedih, pohon itu menjadi sakit. Tubuhnya kurus dan akhirnya mati. Itulah akibatnya jika pohon itu egois dan jahat.
Selain cerita rakyat yang beredar secara lisan dari mulut kemulut, Moms bisa juga mencari buku cerita. Misalnya: Buku “Animal Robots” berisi tentang berbagai robot binatang.
Beberapa robot di antaranya Geer si Kelinci yang berlomba memotong rumput.
Robot Panda yang merombak bernama Pidix. Robot Monyet yang ingin populer dan robot Beruang dengan topi musiknya.
Buku “Yellow Digger” yang berisi penggali kuning bernama Belco di sebuah Gedung Bersama teman-temannya.
Buku “Beruang Pelangi” bercerita tentang sekelompok beruang yang membuat pelangi di awan.
3. Menaruh Perhatian pada Gambar dalam Buku
Tips ketiga untuk meningkatkan kemampuan berbahasa pada anak usia 1-2 tahun adalah menaruh perhatian pada gambar dalam buku. Stimulan yang dibutuhkan adalah buku bergambar.
Moms bisa mencari buku-buku khusus buat anak biasanya buku kain.
Buku berbahan kain yang halus agar tidak melukai tangan anak. Buku-buku itu beraneka gambar. Bisa gambar aneka sayur, buah, hewan lucu, dll.
Kemudian, anak diberi kebebasan membuka-buka buku semaunya.
Moms juga sama dengan anak. Buka-buka buku juga agar anak menjadi semangat. Tunjukkan gambar yang bagus kepada anak.
Kita akan tahu respon anak. Apakah ia suka atau tidak pada gambar yang ditunjukkan.
Jika suka, anak akan melihat gambar itu lebih lama atau lebih detail. Tapi, jika tidak suka, gambar yang kita sodorkan langsung dihalaunya.
4. Memahami Kata-Kata Sederhana
Tips keempat untuk meningkatkan kemampuan berbahasa pada anak usia 1-2 tahun adalah memahami kata-kata sederhana yang didengar.
Kata-kata sederhana yang biasa diucapkan sehari-hari dan sering didengar tentu lebih cepat dipahami anak.
Karena, selain sering didengar juga sering dilakukan. Misalnya kata: makan, minum itu sering didengar dan sering dilakukan.
Kata-kata: bapak, ibu, atau mamah, papah mesti dipahami anak karena sering didengar dan dilihat.
Jadi, untuk meningkatkan pemahaman anak terhadap kata-kata sederhana harus sering didengar, dilakukan, dan dilihat benda atau orangnya.
Kata-kata yang diucapkan harus diwujudkan secara konkret baik perbuatannya atau bendanya.
5. Merespon Pertanyaan
Tips kelima untuk meningkatkan kemampuan berbahasa pada anak usia 1-2 tahun adalah merespon pertanyaan dengan jawaban “ya/tidak.”
Stimulan yang dibutuhkan adalah pertanyaan sederhana dan jawaban singkat.
Pertanyaan yang jawabannya “ya/tidak” bisa digunakan kata tanya apa atau apakah.
Misalnya: Apa Dede mau makan? Apa Adek mau minum? Apa Sayangku mau Bobok?
Pertanyaan yang diajukan pada anak dengan kata tanya “apakah” misalnya: Apakah Dede mau makan? Apakah Adek mau minum? Apakah Sayangku mau bobok?
Pertanyaan yang diajukan pada anak bisa juga dengan menggunakan kata kerja.
Misal: Makan? Minum? Bobok? Susu? Roti? Panas? Dingin? AC? Mandi? BAB? dll.
Pertanyaan juga bisa berupa gerak menunjukkan benda yang akan ditawarkan kepada anak.
Moms menunjukkan boneka, mainan, makanan, buah-buahan, dll. Pertanyaan di sini cukup dengan menunjukkan kepada anak.
Respon dari pertanyaan-pertanyaan itu diharapkan anak akan menjawab secara lisan, iya atau tidak.
Namun, terkadang anak merespon pertanyaan hanya dengan anggukan atau gelengan kepala.
6. Mengucapkan Kalimat Pendek
Tips keenam untuk meningkatkan kemampuan berbahasa pada anak usia 1-2 tahun adalah mengucapkan kalimat pendek. Kalimat pendek adalah kalimat sederhana terdiri atas dua kata.
Cara yang bisa dilakukan untuk mengucapkan kalimat pendek adalah dengan model peniruan karena ini menuntut anak berbicara.
Anak dituntun untuk mengucapkan kalimat pendek secara bertahap.
Tahap awal, anak diminta menirukan kalimat yang dieja kata per kata.
Misalnya: ada kalimat pendek “Bapak makan.” Kita katakan kata per kata. Moms mengatakan “bapak” anak menirukan ucapan “bapak.”
Kemudian Moms mengucapkan “makan” anak menirukan “makan”. Dilanjutkan Moms mengucapkan satu kalimat pendek secara penuh.
Misalnya: “Bapak makan.” Anak diharapkan dapat menirukan “Bapak makan.”
Agar anak dapat mengucapkan kalimat pendek, kita harus melatih dengan menirukan ucapan, secara bertahap.
Selain bertahap, juga anak dilatih sesering mungkin. Jadikan menu harian. Tentu anak akan lancar berbicara.
7. Menjawab Pertanyaan
Tips ketujuh untuk meningkatkan kemampuan berbahasa pada anak usia 1-2 tahun adalah menjawab pertanyaan dengan kalimat pendek.
Jika kita mengharapkan agar anak dapat menjawab pertanyaan, maka kita harus bertanya.
Tanpa pertanyaan, tidak mungkin anak akan menjawab pertanyaan. Pertanyaan yang digunakan adalah pertanyaan yang jawabannya singkat.
Misalnya menggunakan kata tanya apa atau apakah. “Apa Dede sudah bobok?”
“Apakah Adek sudah bobok?” “Sudah bobok, Sayang?” Ketiga bentuk pertanyaan tersebut sebenarnya mempunyai maksud yang sama.
Jawaban yang diharapkan dari ketiga pertanyaan itu adalah: “sudah atau belum.”
Jawaban “sudah atau belum” merupakan jawaban yang benar. Karena anak sudah bisa merespon dengan jawaban yang sesuai dengan pertanyaan.
Agar anak dapat menjawab, pertanyaan yang kita lontarkan harus jelas.
Lafalnya jelas, volume suara cukup memadai, dan tatapan mata kita mengarah kepada anak. Dengan maksud agar anak mengerti kalau dia ditanya.
Baca: 4 Kemampuan Bahasa pada Anak Usia 2-3 Tahun: Latih Pelafalan
8. Menyanyikan Lagu Sederhana
Tips kedelapan untuk meningkatkan kemampuan berbahasa pada anak usia 1-2 tahun adalah menyanyikan lagu sederhana.
Cara yang dapat dilakukan adalah dengan memberi contoh. Beri contoh pengenalan lirik dan nada lagu.
Moms, kita perlu memilih lagu anak-anak yang paling sederhana. Lagunya singkat, nada lagunya juga mudah ditirukan.
Misalnya lagu Cicak di Dinding, Balonku, Pelangi-Pelangi, Burung Kakak Tua, dll.
Kemudian kita langsung saja menyanyikan lagu tersebut untuk memberi contoh. Anak tentu akan mengikutinya.
Jika memungkinkan, bisa saja lagu tersebut ditayangkan di televisi. Makin sering mendengarkan lagu, makin sepat bisa.
9. Menyatakan Keinginan dengan Kalimat Pendek
Tips kesembilan untuk meningkatkan kemampuan berbahasa pada anak usia 1-2 tahun adalah menyatakan keinginan dengan kalimat pendek.
Stimulan yang dapat diberikan adalah dengan memperlihat atau memamerkan sesuatu kepada anak.
Indera penglihatan anak diberi stimulan agar anak mau meminta apa yang dilihatnya.
Bisa juga indera pendengarannya yang diberi stimulan. Diharapkan agar anak menyatakan keinginannya.
Ada pepatah mengatakan dari mata turun ke hati. Setelah melihat, maka akan muncul keinginannya. Karena ada keinginan, maka anak menyatakan keinginannya.
Baik stimulan lihat maupun stimulant dengar, harus bersifat sederhana dan bertema anak-anak.
Apa yang diperlihatkan dan diperdengarkan harus sesuai dengan usia, dan minat anak.
Jika ada minat, maka anak akan tertarik. Kemudian, ia akan menyatakan keinginannya.
Misalnya: anak diajak mendekat pada penjual balon. Pertama ia melihat-lihat, kemudian minta dibelikan.
Jika ditarik simpulan, dari 9 tips meningkatkan kemampuan berbahasa itu sebenarnya hanya ada dua aspek yang akan ditingkatkan yaitu aspek mendengarkan dan aspek berbicara.
Itulah 9 tips meningkatkan kemampuan berbahasa pada anak usia 1-2 tahun.
Semoga dapat menambah wawasan. Sampai jumpa pada artikel berikutnya. Terima kasih atas kunjungan Anda.
Referansi: dari Berbagai sumber.