Menyimpulkan Isi Teks Tanggapan : Langkah-Langkah dan Contohnya

Menyimpulkan Isi Teks Tanggapan : Langkah-Langkah dan Contohnya

paket-wisatabromo.com –  Bagaimana caramu menyimpulkan isi teks tanggapan? Hal utama yang harus dilakukan untuk mengidentifikasi informasi penting dalam teks adalah dengan membaca secara intensif.

Setelah mendapatkan informasi dalam teks tanggapan, kamu dapat menyimpulkan isi teks tanggapan tersebut secara keseluruhan dengan memahami gagasan pokok tiap paragraf.

Menyimpulkan Isi Teks Tanggapan : Langkah-Langkah dan Contohnya

Langkah menyimpulkan isi teks tanggapan

Menyimpulkan isi teks tanggapan sangat mudah dilakukan jika kita mengetahui langkahnya. Berikut ini adalah cara/langkah menyimpulkan isi teks tanggapan.

1. Membaca paragraf

Jika akan menyimpulkan isi teks tanggapan, maka kita harus mengerti isi teks tersebut terlebih dahulu.

Cara adalah dengan membaca keseluruhan teks dengan saksama dan cermat.

2. Menentukan kalimat utama setiap paragraf

Setelah membaca teks tanggapan tersebut, tentukanlah kalimat utamanya.

Dengan menentukan kalimat utama, kita dapat menyimpulkan isi suatu paragraf.

3. Membuat simpulan

Setelah menentukan inti paragraf, susunlah kalimat dengan baik agar dapat menjadi sebuah simpulan yang benar.

Untuk membuat suatu simpulan yang baik dan dapat dimengerti, ada beberapa hal yang harus diperhatikan.

a. Simpulan merupakan hasil analisis dari paragraf yang sudah dibaca.

b. Simpulan harus menggambarkan isi paragraph.

c. Simpulan itu berupa pendapat akhir

d. Simpulan hanya berisi hal-hal yang terdapat dalam paragraf.

Contoh simpulan isi teks tanggapan

Perempuan Jawa dalam Sri Sumarah dan Bawuk

Karya Umar Kayam

“Sri Sumarah” merupakan salah satu cerpen dalam kumpulan cerpen “Seribu Kunang-Kunang Di Manhattan karya Umar Kayam.

Cerpen “Sri Sumarah” bercerita tentang seorang perempuan yang menjadi istri seorang guru yang dipanggil “Bu Guru Pijit” karena dia mempunyai keahlian memijit.

Nama asli Sri Sumarah yang mempunyai arti pasrah. Dan dia terbiasa pasrah menjalani hidup sejak kecil. Dia selalu dididik dengn cara jawa oleh neneknya.

Selain itu, Dia diajari untuk  selalu patuh terhadap suaminya apa pun perintahnya.

Dia diibaratkan sebagai Subadra, istri Arjuna yang paling setia dan selalu sabar meskipun suaminya menikah berkali-kali dengan perempuan lain.

Hal ini pun sedikit banyak harus pula dialami Sri sumarah ketika suaminya dianjurkan oleh camat untuk menikah lagi bahkan Pak Camat pun telah menyiapkan calonnya.

Sri Sumarah mengisahkan jiwa seorang Jawa yang tumbuh dalam suatu lingkungan kebudayaan Jawa, menghadapi berbagai tantangan dan perubahan zaman dengan lukisan-lukisan alam  perasaan dan alam perkembangan sastra Indonesia.

Nama tokoh Sri berarti menyerah, terserah, atau pasrah. Sikap ini diajarkan oleh nenek Sri dan hendak diajarkan pada anaknya pula.

Sikap Sumarah diterjemahkan Sri sebagi kepasrahan ketika dijodohkan neneknya dengan Mas Marto, suaminya.

Juga ketika ditinggal mati suaminya. Ketika ia harus berjuang membesarkan Tun, anaknya, dan juga ketika menghadapi kematian Yos, menantunya yang dibunuh dan Tun ditahan.

Setelah peristiwan Yos dan Tun, Sri sendiri yang mengurus Ginuk, cucu satu-satunya.

Sikap Sumarah tetap dijalankannya. Sikap itu mengiringinya selama berusaha memenuhi hidup.

Ia memilih menjadi yukang pijet. Memijit dipilihnya sebagai pekerjaan setelah mendapat wisik saat beritikaf.

Sejak itu, ia memulai perjalanan hidup baru dengan modal memijit. Pekerjaan memijit Sri dinilai bagus oleh masyarakat.

Oleh karena itu, ia mendapat cukup uang untuk menghidupi dirinya, Tun, dan ginuk.

Pekerjaan ini dijalani Sri dengan biasa-biasa saja meskipun ia harus banyak melakukan kontak fisik dengan laki-laki. Sikap bakti berperan di sini.

Namun, hatinya sempat goyah ketika suatu hari harus memijit seorang pelanggan pria muda yang tampan dan gagah.

Sri menghadapi masalah setelah Tun dipenjara. Saat itu, Sri benar-benar mengalami kesulitan ekonomi.

Sawah, rumah, dan perhiasan habis untuk mengangsur utang, dan persediaan uang semakin menipis.

Apa yang harus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya saat seperti itu? Uang telah menipis dan dalam satu dua minggu pasti habis.

Seperti biasa, dalam keadaan begitu, dia akan ingat embah dan suaminya. Sri kemudian bertekad untuk tirakat, tidur sekadar di luar malamnya.

Ia tak menyerah begitu saja, tetapi ia mengambil langkah untuk bertirakat. Caranya dengan tidur sekadarnya dan menunggu datangnya wisik.

Wisik adalah pitoedoeh (wewarah) atau dapat diartikan petunjuk gaib. Wisik itu diperoleh Sri dan ditafsirkannya sebagai petunjuk bahwa ia harus bekerja sebagai tukang pijit demi melanjutkan hidupnya.

Bawuk, putri bungsu sekluarga Suryo adalah putri seorang onder Priyayi Jawa.

Sejak kecil, ia telah menumbuhkan sifat-sifat kerakyatan, berbeda dengan keempat kakaknya.

Hal ini tampak dalam sikapnya yang menghargai para pembantunya.

Hanya Bawuk seorang yang memahami kepedihan ibunya yang terpaksa melihat suaminya tenggelam dalam suatu pesta di Kabupaten.

Setelah dewasa, Bawuk berkenalan dengan Hassan seorang aktivis. Kemudian mereka menikah dan mempunyai seorang putri dan putra.

Ketika peristiwa 1965 meletus, Hassan ikut terlibat dan terus dikejar tentara.

Bawuk beserta kedua anaknya terpaksa pindah dari satu kota ke kota lain untuk mengikuti suaminya yang terpaksa terus melarikan diri dari kejaran tentara.

Akhirnya, Bawuk mengambil keputusan. Ia datang ke kota tempat tinggal ibunya untuk menitipkan kedua anaknya. Tak mungkin, ia membawa-bawa kedua anaknya dalam pelarian itu.

Anak-anaknya butuh kehidupan yang layak dan bersekolah dengan tenang.

Di rumah ibunya, Bawuk disambut oleh keempat kakak beserta ipar-iparnya yang telah mapan: seorang Brigjen, Dosen ITB, dan Dirjen di salah satu departemen, dan seorang dosen lagi di Gadjah Mada.

Mereka terus membujuk Bawuk agar tetap tinggal di kota itu. Namun, Bawuk telah berketetapan hati untuk terus mencari suaminya.

Dengan tegar, ia menjelaskan bahwa sebagai istri, ia harus tetap menemui suaminya.

Hanya saja kedua anaknya dititipkan kepada ibunya. Semua kakaknya sulit menerima keputusan Bawuk.

Cerita ditutup dengan suara sayup-sayup anak-anak bawuk yang sedang belajar mengaji.

Bu Suryo membaca dalam  surat kabar bahwa pemberontakan telah ditumpas, dan Hassan menantunya adalah salah seorang yang diberitakan tertembak mati. Namun, Bawuk tak ketahuan rimbanya.

Umar Kayam, pengarang berasal dari Jawa telah berhasil menggambarkan cara “Jawa” dalam karyanya sebagai mana dikehendaki cerita.

Pengarang telah berhasil menampilkan kehadiran warna local yang menunjukkan karakter budaya Jawa.

Karya Umar Kayamini dapat dijadikan referensi sosiokultural dan budaya Jawa yang menjadi latar sosial.

Karya ini berhasilmembentuk karakter tokoh utama Sri Sumarah. Dalam cerpen ini Umar kayam, menunjukkan dominasi pria dalam masyarakat local Jawa.

Wanita Jawa sebagai seorang istri dituntut harus mengabdikan diri kepada suami.

Selain tiu, wanita sebagai seorang ibu harus bersedia mengorbankan diri dan menderita bagi anak-anaknya.

Hal tersebut seperti cerminan tokoh Sembadra dan Kunti dalam pewayangan.

Dalam cerpen ini, penggunaan istilah Jawa terlalu banyak. Ini dapat berakibat cerpen kurang komunikatif terhadap seluruh lapisan pembaca, terutama pembaca non-Jawa.

Untuk dapat menikmati cerpen “Sri Sumarah,” pembaca yang bukan penutur bahasa Jawa akan menghadapi masalah-masalah penggunaan istilah dan ungkapan bahasa Jawa.

Selain itu, latar belakang sosial budaya berupa peranan nama bagi orang Jawa, filsafat Jawa tentang sikap syukur pada segala keadaan.

Selain itu, sikap menahan emosi, pendidikan anak perempuan, sikap seorang istri dan ibu, tirakat menjadi hal-hal yang dapat menyulitkan pembaca untuk memahami cerita.

Cerpen Sri Sumarah merupakan pedoman atas karakteristik perempuan lokal Jawa.

Pembaca berlatar belakang Jawa atau paling tidak mempunyai pengalaman istilah Jawa akan lebih mudah memahami alur cerita, terutama tokoh dan penokohannya.

Umar Kayam telah berhasil melukiskan nuansa local dalam kehidupan Jawa.

Pengarang Umar Kayam adalah penulis yang telah berhasil memperkenalkan kearifan local yang pada saat itu belum banyak ditulis orang.

Makna kehadiran nuansa lokal tertentu dalam sebuah karya sastra merupakan salah satu upaya seorang pengarang memperkenalkan ragam budayanya kepada pembaca lain.

Baca:

Simpulan Isi Teks tanggapan:

Simpulan yang tepat terhadap teks tanggapan tersebut adalah teks tanggapan bertebut berisi ringkasan cerita dua cerpen yang bertema sama mengenai pengabdian istri Jawa kepada suami.

Selain itu, teks tanggapan tersebut cenderung seimbang antara penyampaian keunggulan dan kelemahannya.

Sayangnya, setelah menyampaikan kelemahan, penyusun teks tanggapan tersebut tidak menyertakan saran perbaikan terhadap kelemahan yang ada.

Demikianlah pembahasan mengenai menyimpulkan isi teks tanggapan : Langkah-Langkah dan Contohnya. Semoga bermanfaat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *