Cara Efektif Melatih Anak Berbicara yang Perlu Bunda Ketahui
paket-wisatabromo.com – Salah satu cara melatih anak berbicara adalah dengan melatih anak bercerita. Usia anak yang tepat untuk dilatih bercerita adalah mulai usia 3-4 tahun. Pada periode ini anak sudah mampu berbicara 3-4 kata dalam satu kalimat.
Bercerita adalah menuturkan cerita. Cerita itu merupakan tuturan yang membentangkan bagaimana terjadinya sesuatu. Cerita dapat juga berarti karangan yang menuturkan perbuatan, pengalaman, atau penderitaan tokoh.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melatih anak bercerita
Pertama, Bunda perlu memahami kembali tahap perkembangan berbicara pada anak agar bahasa cerita sesuai dengan tahap perpembangannya. Kata dan kalimat yang dilatihkan pun diharapkan mudah ditirukan anak.
Kedua, Bunda memilihkan bahan cerita yang akan dibawakan anak. Terutama memilih bahan yang menarik, sesuai dengan salah satu tujuan bercerita yakni membentuk karakter positif pada anak.
Ketiga, Bunda juga perlu mengetahui lebih dahulu gaya bercerita. Keempat, cara melatih anak bercerita yang efektif dan contohnya.
A. Tahap Perkembangan Kemampuan Berbicara pada Anak
Berikut ini dijelaskan tahap perkembangan kemampuan berbicara pada anak menurut bebarapa sumber. Simak ya, Bunda.
1. Kelompok Usia 0-1 tahun
- Yang pertama Anak dapat merespon dengan mengulang konsonan (huruf mati): b/p/m,dll. atau vokal (huruf hidup): /a/i/u/e/o
- Kedua Anak dapat mengucapkan beberapa kata sederhana.
- ketiga Anak dapat berhitung dengan menirukan
2. Kelompok Usia 1-2 Tahun
- Mula-mula Anak mampu memproduksi atau menghasilkan ucapan berupa kata-kata sederhana.
- Lalu Anak dapat menyebutkan bagian-bagian tubuh manusia: mata, hidung, tangan,dll.
- Kemudian Anak dapat mempelajari kata-kata baru sederhana.
3. Kelompok Usia 2-3 Tahun
- Pertama Anak belajar memahami kalimat sederhana.
- Anak mampu mengingat nama orang tua, keluarga.
- Anak mampu mengucapkan kalimat sederhana
Cara Efektif Melatih Anak Berbicara yang Perlu Bunda Ketahui
4. Kelompok Usia 3-4 Tahun
- Kesatu Anak mampu menambah kosakata dari hasil sosialisasi.
- Kedua Anak mampu menyebutkan nama teman.
- Ketiga Anak dapat berbicara 3-4 kata dalam satu kalimat.
- banyak bertanya kepada orang sekitar.
5. Kelompok Usia 4-5 Tahun
- Pertama Anak mampu berbicara dengan kalimat komplek dengan jelas.
- Kedua Anak mampu bercerita secara sederhana.
- Ketiga Anak dapat beropini atau berpendapat terhadap suatu kejadian.
- Keempat Anak dapat bertanya dengan apa, siapa, mana.
- Kelima Anak dapat memberi saran secara sederhana.
B. Bahan Cerita
Sebelum membicarakan cara bercerita, lebih baik Bunda melakukan persiapan. Bahan cerita, kita persiapkan paling awal. Bahan cerita bisa diambil dari berbagai sumber. Dari berbagai buku cerita dongeng, fabel, sage, mite, legenda dll.
Sebaiknya Bunda menyederhanakan bahan cerita sebelum dijadikan contoh bercerita. Terlebih dahulu, Bunda menyederhanakan kalimat-kalimat kompleks menjadi kalimat tunggal. Selain itu, Bunda perlu memenggal bagian kalimat yang terlalu panjang.
Bahan cerita dapat juga berupa gambar. Gambar tunggal, dobel, gambar berseri yang menarik untuk menjadi bahan cerita anak. Bahan bercerita lainnya dapat berupa mainan, boneka, benda-benda di sekitar anak. Dapat juga berupa tanaman di halaman rumah, atau pun hewan yang ada di sekitar rumah.
Bunda mempunyai konsep, atau semacam jadwal melatih anak bercerita. Misalnya hari ini akan melatih bercerita fabel, dongeng, atau lainnya. Contoh Fabel: Kupu-Kupu Berhati Mulia, Balas Budi Seekor Semut, Anak kambing yang Cerdik, Semut dan Belalang, Kelici dan Kura-Kura, dll.
Cara Efektif Melatih Anak Berbicara yang Perlu Bunda Ketahui
C. Gaya Bercerita
Hal yang harus diperhatikan berikutnya adalah gaya bercerita. Gaya bercerita adalah Ada empat gaya bercerita yang akan membuat anak tertarik untuk berlatih bercerita.
1. Menirukan Suara
Gaya bercerita yang pertama adalah menirukan suara. Gaya bercerita ini adalah gaya menirukan suara. Suara yang akan ditirukan bisa suara manusia, suara aneka jenis binatang, dll.
Tipe suara manusia itu ada beberapa. Suara anak, suara nenek-nenek, suara bapak-bapak, suara lembut seorang Bunda, suara guru, dokter, dll.
Warna suara manusia atau sering dalam perteateran disebut timbre itu juga bermacam-macam. Suara kecil melengking, suara berat, suara serak, dll. Ajari anak menirukan suara tersebut.
Sedangkan, suara binatang seperti suara harimau, kucing, burung, bebek, jangkrik, cicak, tokek, juga penting untuk dipelajari, Bunda. Ketika Bunda memberi contoh menirukan suara-suara tersebut, biasanya anak akan lebih tertarik untuk menirukannya.
Suasana kebersamaan dengan anak akan makin erat dan Bunda bisa mulai menjadi sahabat bagi anak. Selain itu, anak juga merasa terhibur. Sekali waktu, berilah anak kesempatan untuk bercerita atau mendongeng; sebaliknya, Bunda yang menjadi pendengar.
2. Mendalang
Gaya bercerita yang kedua adalah mendalang. Dalang adalah orang yang memainkan wayang. Mendalang adalah memainkan dan mempertunjukkan wayang.
Untuk melatih bercerita dengan gaya mendalang, Bunda perlu mendalami contoh-contohnya. Gaya bercerita dalang itu berbeda dari gaya berbicara orang keseharian.
Cara Efektif Melatih Anak Berbicara yang Perlu Bunda Ketahui
Terkadang gaya bercerita menggunakan nada dan tempo suara yang panjang dan pendek, tempo yang cepat dan lambat, tinggi dan rendah. Gaya dalang bercerita itu juga menyesuaikan segala macam karakter wayangnya. Sering juga gaya bercerita dalang itu mengunakan nyanyian, pantun, dll.
Intinya gaya bercerita dengan mendalang ini merupakan gaya bercerita yang lengkap. Gaya bercerita yang menirukankan seluruh warna suara manusia dengan berbagai karakternya.
3. Bernyanyi
Gaya bercerita yang ketiga adalah bernyanyi. Salah satu gaya bercerita yang disukai anak-anak adalah bercerita sambil bernyanyi. Lagu yang dipilih disesuaikan dengan jalannya cerita.
Misalnya: gaya bercerita tentang kehidupan tukang bakso yang sederhana tetapi hidupnya bahagia. Maka, Bunda, pilihlah lagu “Abang Tukang Bakso.”
Kalau Bunda menceritakan “Kancil nyolong Timun” Bunda bisa memilih lagu “Kancil Anak Nakal” Bunda, berilah anak contoh bercerita dengan menyisipkan lagu di antara cerita. Ajaklah anak-anak bernyanyi sederhana. Bunda dapat menyanyi lagu-lagu anak maupun menciptakan lagu sendiri.
Keuntungan bercerita sambil bernyanyi adalah menciptakan hubungan yang akrab antara Bunda dengan anak. Anak juga akan mengenal beberapa lagu anak yang banyak unsur nasihatnya.
Bernyanyi disertai gerakan akan membuat anak merasa senang. Di samping itu, jangan lupa untuk memasukkan nilai moral pada lirik lagu yang Bunda ajarkan.
4. Bertepuk
Gaya bercerita yang keempat adalah bertepuk. Salah satu gaya bercerita adalah membuat tepukan-tepukan. Di sela-sela bercerita, Bunda dapat mengajarkan beberapa jenis tepukan untuk menyemarakkan suasana. Bunda tentu ingat tepukan-tepukan pramuka.
Nah, tepukan seperti itu dapat Bunda ajarkan pada anak. Misalnya, tepuk sehat, disertai dengan kata-kata ajaran hidup sehat: “tepuk anak sehat, rajin makan sayur, makan buah, minum susu, yes yes!”
Cara Efektif Melatih Anak Berbicara yang Perlu Bunda Ketahui
D. Cara atau Teknik Bercerita
Bunda, ada tiga teknik bercerita yang akan dijelaskan berikut ini. Ketiga teknik tersebut adalah DUB (Dengar Ucap Bercerita), LGUC (Lihat Gambar Ucapkan Ceritakan), dan PAUC (Pegang, Amati, Ucapkan, Ceritakan).
1. Dengar Ucapkan Bercerita (DUB)
Teknik bercerita yang pertama adalah dengar ucapkan bercerita (DUP). Teknik ini terdiri atas tiga langkah yaitu:
- Pertama Anak Mendengarkan Contoh Cerita Bunda
- Keua Anak Mengucapkan kata-kalimat Cerita dengan menirukan
- Ketiga Anak bercerita
Maksud kata “dengar” di sini adalah mendengarkan. Mendengarkan berarti mendengar informasi lisan dengan sungguh-sungguh. Memasang telinga baik-baik untuk mendengar. “Mendengarkan” bisa juga memperhatikan, mengindahkan.
Ucapkan di sini merarti mengucapkan. Maksud “mengucapkan” di sini adalah menirukan ucapan orang lain. Menirukan ucapan Bunda, atau pencerita lainnya.
Cara Efektif Melatih Anak Berbicara yang Perlu Bunda Ketahui.
Langkah terakhir adalah anak diminta bercerita secara keseluruhan tentang cerita yang didengarnya dari Bunda atau pencerita lainnya. Contoh: Dengar-Ucapkan (Anak mendengarkan ucapan Bunda, kemudian anak menirukan ucapan Bunda)
Bunda : “Ada seekor Kelinci,”
Anak : “Ada seekol Kinci,”
Bunda : “…yang sombong.”
Anak : “…yang sombong.”
Bunda : “Ada seekor Kelinci yang sombong.”
Anak : “Ada Kinci sombong.” (anak mampu menirukan tiga kata, tidak apa-apa).
Bunda : “Kelinci mengejek Kura-kura.”
Anak : “Kinci mengejek Kula.”
Bunda : “Kura-kura lamban
Anak : “Kula-kula lamban.”
Bunda : “dan bodoh.”
Anak : “…bodoh.”
Bunda : “Kura-Kura menantang Kelinci.”
Anak : “Kula-Kula menantang Kinci.”
Bunda : “Adu lari cepat.”
Anak : “Adu lali cepat.”
Cara Efektif Melatih Anak Berbicara yang Perlu Bunda Ketahui
Bunda : “Kura-kura ingin memberinya.”
Anak : “Kula-kula ingin memberinya,”
Bunda: “…sedikit pelajaran.”
Anak : “…sedikit pelajalan.”
Bunda : “Kura-kura ingin memberinya sedikit pelajaran.”
Anak : “Kula-kula memberinya pelajalan.”
Bunda : “Kura-kura ingin memberinya sedikit pelajaran.”
Anak: “Kula-kula memberinya pelajalan.”
Bunda memberi contoh sepenggal bercerita:
“Ada seekor Kelinci yang sombong.”
“Kelinci mengejek Kura-kura.”
“Kura-kura lamban
“dan bodoh.”
“Kura-Kura menantang Kelinci.”
“Adu lari cepat.”
“Kura-kura ingin memberinya.”
“…sedikit pelajaran.”
“Kura-kura ingin memberinya sedikit pelajaran.”
Cara Efektif Melatih Anak Berbicara yang Perlu Bunda Ketahui
Lalu Anak mulai bercerita mandiri tanpa bantuan Bunda, kecuali apabila anak lupa. Bunda bisa membantu mengingatkan dengan menyebutkan kata kunci.
“Ada Kinci sombong.”
“Kinci mengejek Kula.”
“Kula-kula lamban.”
“…bodoh.”
“Kula-Kula menantang Kinci.”
“Adu lali cepat.”
“Kula-kula ingin memberinya,”
“…sedikit pelajalan.”
Demikian Bunda, teknik Dengar Ucapkan Bercerita (DUB). Kita latih bertahap, kalimat-demi kalimat. Tahap berikutnya paragraf demi paragraf. Pada akhirnya, satu kesatuan cerita utuh tapi singkat dapat Bunda contohkan. Anak diminta menirukan sepernuhnya cerita.
Jika ada bagian cerita yang lupa, Bunda dapat membantu dengan melafalkan satu kalimat lanjutan cerita. Tujuannya untuk memancing memori Anak mengingat cerita lanjutannya. Kalau sudah ingat, anak diminta melanjutkan bercerita sampai tamat.
Cara Efektif Melatih Anak Berbicara yang Perlu Bunda Ketahui
2. Lihat Gambar Ucapkan Ceritakan (LGUC)
Teknik bercerita yang kedua adalah lihat gambar ucapkan ceritakan (LGUC). Untuk dapat menggunakan teknik ini, kita harus mempersiapkan beberapa hal. Untuk melatih anak bercerita, Bunda harus persiapkan gambar terlebih dahulu.
Gambar yang dipilih gambar lucu, menarik, berwarna-warni. Untuk latihan bercerita menggunakan gambar pun perlu bertahap. Sebagai bahan latihan pertama, kita beri stimulus satu gambar. Selanjutnya, dua gambar yang menunjukkan rangkaian cerita.
Tahap berikutnya, Bunda berikan stimulus bercerita dengan tiga atau empat gambar. Tentu saja gambar-gambar tersebut adalah gambar yang menunjukkan rangkaian cerita.
Langkah-langkah melatih anak bercerita dengan gambar sebagai berikut
- Lihat atau amati gambar
- Ucapkan gambar
- Ceritakan gambar
Pertama Bunda berikan satu gambar. Misalnya gambar kucing sedang makan. Bunda beri contoh melihat atau mengamati gambar. Anak menirukan Bunda melihat-lihat gambar.
Bunda mengatakan sesuatu yang berkaitan dengan gambar. Misalnya
Bunda: “Ini gambar kucing.” (sambil menunjuk ke arah gambar).
Anak menirukan “Gambal kucing” (menirukan menunjuk gambar Kucing).
Bunda : “Kucing lagi makan.” (menunjuk ke gambar bagian mulut Kucing).
Anak : “Kucing lagi makan.” (menirukan menunjuk gambar mulut Kucing).
Bunda : “Kucing makan ikan.” (menunjuk gambar ikan yang sedang dimakan Kucing).
Anak : “Kucing makan ikan,”(menunjuk gambar ikan yang sedang dimakan Kucing).
Bunda : “Bulu Kucing berwarna putih.” “Bersih.” (menunjuk gambar bulu Kucing).
Anak : “Bulu Kucing putih.” “Belsih.” (menunjuk gambar bulu Kucing).
Cara Efektif Melatih Anak Berbicara yang Perlu Bunda Ketahui
Bunda : “Kita sayang sama Kucing.” “Kucing harus diberi makan agar sehat.”
Anak : “Kita sayang sama Kucing.” “Kucing halus makan agal sehat.”
Bunda : “Bulu kucing harus dibersihkan, agar tetap bersih.”
Anak : “Bulu kucing dibelsihkan, agal tetap belsih.”
Kalau tahap melihat dan mengatakan gambar secara bertahap sudah dilakukan, cobalah Bunda member contoh bercerita lengkap satu gambar. Kemudian anak diminta menirukannya.
Bunda:
“Ini gambar kucing.” (sambil menunjuk ke arah gambar).
“Kucing lagi makan.” (menunjuk ke gambar bagian mulut Kucing).
“Kucing makan ikan.” (menunjuk gambar ikan yang sedang dimakan Kucing).
“Bulu Kucing berwarna putih.” “Bersih.” (menunjuk gambar bulu Kucing).
“Kita sayang sama Kucing.” “Kucing harus diberi makan agar sehat.” “Bulu kucing
harus dibersihkan, agar tetap bersih.”
Cara Efektif Melatih Anak Berbicara yang Perlu Bunda Ketahui
Kemudian Anak bercerita:
“Ini gambal kucing” (menunjuk gambar Kucing).
“Kucing lagi makan.” (menunjuk gambar mulut Kucing).
“Kucing makan ikan,” (menunjuk gambar ikan yang sedang dimakan Kucing).
“Bulu Kucing putih.” “Belsih.” (menunjuk gambar bulu Kucing).
“Kita sayang sama Kucing.” “Kucing harus makan agar sehat.”
“Bulu kucing halus bersihkan agar tetap belsih.”
Horeee. Tepuk tangan. Anak sudah bisa bercerita walaupun huruf R berganti dengan huruf L. Walaupun masih dibantu karena ada bagian yang lupa. Tidak apa-apa Bunda.
Itulah Bunda, contoh cara melatih anak bercerita dengan satu gambar. Untuk melatih anak bercerita dengan dua, tiga, atau empat gambar, caranya tidak jauh berbeda dengan bercerita satu gambar.
Kita beri gambar secara bertahap, dan berurutan karena akan membentuk satu kesatuan cerita yang utuh dan lengkap. Bunda, untuk gaya berceritanya boleh dong diselingi nyanyian dengan lagu anak. Untuk cerita di atas, barangkali Bunda bisa mencari lagu anak tentang: “Kucing.”
Bunda, ajak juga anak untuk bercerita dengan selingan nada bicara dalang, dengan selingan bertepuk tangan. Suasana berlatig bercerita semakin meriah.
Bunda, bercerita dengan gambar membuat anak lebih mudah mengimajinasikannya. Anak akan mudah dalam bercerita dengan bantuan gambar.
Cara Efektif Melatih Anak Berbicara yang Perlu Bunda Ketahui
Gambar yang dihadirkan juga dapat membantu memperlancar jalannya cerita. Anak juga akan lebih bersemangat karena bisa mengamati gambar sambil bercerita. Kekurangannya, pencerita harus menyediakan gambar sebelum bercerita.
Cara ini memang sedikit merepotkan. Akan tetapi, dengan bantuan gambar-gambar yang diambil dari internet, majalah, koran. Pencerita akan lebih mudah mendapatkan media yang diinginkan.
Baca juga;
Inilah Cara Efektif Melatih Anak Balita Berbicara
3. Pegang, Amati, Ucapkan, Ceritakan (PAUC)
Teknik bercerita yang ketiga adalah pegang amati ucapkan ceritakan (PAUC). Agar anak dapat bercerita dengan teknik ini, hendaknya Bunda menyiapkan media dapat berupa: benda benda, mainan, atau boneka di dekat anak.
Bisa juga bunga, tanaman, pohon, sepatu, botol minum, keran cuci tangan, baju dimanfaatkan sebagai media bercerita. Kemudian, kita melatih anak bercerita dengan (PAUC).
Hendaknya jumlah benda yang sama ada di dekat anak minimal dua. Satu untuk dipegang anak, satu untuk dipegang Bunda.
Langkah bercerita dengan teknik PAUC ini adalah:
- Pegang
- Amati
- Ucapkan
- Ceritakan
Pertama, Bunda pegang boneka, gendong dengan selendang, berdiri, lalu bernyanyi. “Adikku manis, jangan menangis” “Mari bernyanyi bersamaku.” “la la la la…la la la la.” Anak melihat Bunda pegang, gendong boneka, berdiri, dan bernyanyi.
Anak diajak mengikuti Bunda, pegang dan gendong boneka lalu bernyanyi. “Adikku manis, jangan menangis” “Mali belmain.” “la la la la…la la la la.” (ada lirik lagu yang lupa, enggak apa-apa Bun, lanjut saja).
Cara Efektif Melatih Anak Berbicara yang Perlu Bunda Ketahui
Bunda Bersuara berkarakter suara boneka:
“Hari itu, hari adu lari Kelinci dan Kura-Kura.” “Kura-Kura sudah mengatur siasat.”
Anak :
“Hali itu, hali adu lali Kelinci dan Kula-Kula.” “Kula-Kula sudah mengatul siasat.”
Bunda Bersuara berkarakter suara boneka:
“Teman Kura-Kura berjaga di tiap pos.”
Anak :
“Teman Kula berjaga di pos.”
Bunda Bersuara berkarakter suara boneka:
“Kalau Kelinci memanggil, Kura-kura depannya Kancil yang menjawab.”
Anak :
“Kalau Kinci manggil, Kula depannya Kancil menjawab.”
Bunda Bersuara berkarakter suara boneka:
“Kura-Kura, kamu sampai mana?
Anak :
“Kula, kamu sampai mana?
Bunda Bersuara berkarakter suara boneka:
“aku sudah di depanmu, Ci.”
Anak:
“aku di depanmu, Ci.”
Bunda Bersuara berkarakter suara boneka:
“Kelinci bertanya lagi, Kura kamu ada di mana?
Anak :
“Kinci tanya lagi, Kula kamu ada di mana?
Cara Efektif Melatih Anak Berbicara yang Perlu Bunda Ketahui
Bunda Bersuara berkarakter suara boneka:
“Aku sudah di depanmu, Ci.”
Kelinci, menyerah kalah. Selalu saja Kura ada di depannya.
Selanjutnya, Bunda dengan Bersuara berkarakter suara boneka member contoh seluruh cerita tadi.
“Hari itu, hari adu lari Kelinci dan Kura-Kura.” “Kura-Kura sudah mengatur siasat.”
“Teman Kura-Kura berjaga di tiap pos.”
“Kalau Kelinci memanggil, Kura-kura depannya Kancil yang menjawab.”
“Kura-Kura, kamu sampai mana?
“aku sudah di depanmu, Ci.”
“Kelinci bertanya lagi, Kura kamu ada di mana?
“Aku sudah di depanmu, Ci.”
Akhirnya Kelinci, menyerah kalah. Selalu saja Kura ada di depannya
Cara Efektif Melatih Anak Berbicara yang Perlu Bunda Ketahui
Anak diminta praktek bercerita. Beginilah sang anak bercerita.
“Hali itu, hali adu lali Kinci dan Kula.” “Kula sudah mengatul siasat.”
“Teman Kula beljaga di tiap pos.”
“Kalau Kinci memanggil, Kura depannya Kancil jawab.”
“Kula, kamu sampai mana?
“Aku sudah di depanmu, Ci.”
“Kelinci tanya lagi, Kula kamu ada di mana?
“Aku sudah di depanmu, Ci.”
Akhirnya Kinci, menyelah kalah. Selalu saja Kula ada di depannya.
Cara Efektif Melatih Anak Berbicara yang Perlu Bunda Ketahui
Bunda, melatih anak bercerita dengan bantuan media sekitar lebih mudah tentunya. Di samping itu, Bunda sambil mengenalkan kearifan lokal pada anak. Selain itu, Bunda membiasakan anak untuk hidup dengan teratur dan mencintai lingkungan.
Demikian Bunda, cara efektif melatih anak berbicara yang perlu Bunda ketahui. Semoga Buah hati Bunda menjadi pencerita yang andal. Selamat melatih!
Referensi: Dari Berbagai Sumber