Inilah 20 Bentuk Drama Berdasarkan Penyajian Lakon yang Perlu Kamu Ketahui

Inilah 20 Bentuk Drama Berdasarkan Penyajian Lakon yang Perlu Kamu Ketahui

paket-wisatabromo.com-Salam jumpa kembali. Salam sehat selalu. Apa kabar kamu? semoga kamu tetap semangat dalam belajar. Pelajaran jenis teks drama sudah banyak diposting. Unruk melengkapai postingan mengenai drama, baiklah kamu baca artikel mengenai bentuk drama.

Berdasarkan penyajian lakon, bentuk drama yang akan dibahas di sini berjumlah 20. Pembahasan akan berfokus pada pengertian dan ciri-ciri setiap bentuk drama.

Bentuk Drama Berdasarkan Penyajian Lakon ini buat kamu-kamu yang masih di kelas 8 semester 2. Namun, kamu yang lain bisa juga koq mencermati bentuk drama ini. Hal ini dikarenakan pembahasannya yang cukup banyak. dan mendalam. Ikuti Yuk!

Bentuk Drama Berdasarkan Penyajian Lakon

Ada beberapa macam tinjauan mengenai bentuk drama. Namun, pembahasan kali ini hanya berfokus pada bentuk drama berdasarkan penyajian lakon.

Lakon adalah  karangan yang berupa cerita sandiwara (dengan gaya percakapan langsung). Penyajian lakon dapat diartikan penyajian cerita dalam bentuk percakapan secara langsung.

Bentuk Drama Berdasarkan Penyajian Lakon

Berikut ini adalah beberapa bentuk drama berdasarkan penyajian lakon. Beberapa bentuk drama tersebut antara lain: tragedi, komedi, tragekomedi, opera, melodrama. Selain itu, bentuk drama yang lain adalah farce, tablo, sendratari, dan parodi.

Masih ada bentuk drama berdasarkan penyajian lakon lainnya, yaitu drama heroik, komedi tingkah laku, komedi sentimental, drama propaganda, drama sejarah, pantomin, dan drama misteri.

Drama operet, lelucon, passie, merupakan bentuk drama lainnya yang juga perlu kamu ketahui.

Berikut ini adalah penjelasan mengenai beberapa bentuk drama tersebut.

1. Tragedi

Menurut Wiyanto (2002:7), drama tragedi atau drama duka cerita adalah drama yang penuh kesedihan.

Drama ini menyuguhkan drama yang penuh kesedihan, sering pula drama jenis ini disebut drama duka cita.

Sedangkan menurut Dewojati (2010:42), tragedi tidak ada hubungannya dengan perasaan sedih, air mata bercucuran, atau kecengengan lain.

Akan tetapi, yang dituju oleh drama jenis ini adalah kegoncangan jiwa penonton sehingga tergetar oleh peristiwa kehidupan tragis yang disajikan para aktornya.

Jadi, dalam drama ini cerita drama dibuat seolah-olah membawa penonton untuk merasakan apa yang disajikan dalam cerita drama.

Tokoh utama yang ditampilkan selalu menampakkan kesedihan dan kesenduan dalam cerita tersebut.

Kegagalan dan kekecewaan selalu digambarkan dalam alur cerita drama dan itu wajib dihadirkan dalam drama jenis ini, namun semata-mata hanya untuk hiburan dan cerminan bagi para penontonnya.

2. Komedi

Pendapat Wiyanto (2002:7), drama komedi atau drama suka cerita adalah drama penggeli hati. Dewojati  (2010:42), Asal kata komedi adalah comoida, yang artinya membuat gembira.

Pelaku utama dalam sebuah lakon komedi biasanya digambarkan sebagai pembawa ide gembira. Dewojati membagi drama komedi menjadi dua massa, yaitu (1) komedi lama dan (2) komedi baru.

Sebenarnya drama komedi ini berlawanan dari drama tragedi yang menyuguhkan duka cita. Drama ini menyajikan suatu cerita yang lucu, yang dapat membuat gelak tawa para penonton.

Kelucuan drama ini berasal dari kata-kata yang diucapkan para tokoh drama tersebut, dan kata-kata yang diambil itu berasal dari ujaran atau percakapan sehari-hari di masyarakat.

Menurut Semi (2010), ciri drama komedi adalah: (1) menampilkan tokoh yang selalu diperlakukan secara rendah, (2) menggambarkan sesuatu yang dekat sekali hubungannya dengan apa yang kita kenal dalam kehidupan atau setidaknya kita merasa bahwa hal itu mungkin saja terjadi, (3) apa yang terjadi muncul dari tokoh itu sendiri, bukan karena ciptaan situasi.

Sedangkan situasi hanya merupakan landasan tumpu yang memberi kemungkinan sesuatu itu terjadi, dan (4) gelak tawa yang muncul oleh lakon ini adalah merupakan gelak tawa yang dihasilkan oleh tokoh yang  mendapatkan segi-segi lucu dari perilaku mereka.

3. Tragekomedi

Wiyanto (2002:7), drama tragekomedi adalah perpaduan antara drama tragedi dan drama komedi. Dewojati (2010:42), adanya drama tragedi-tragedi secara terbuka dan sederhana menggabungkan secara jelas humor dan kesedihan.

Jadi, drama ini menggabungkan unsur tawa dan kesedihan yang dibangun dari alur cerita, tokoh, percakapan, dan tingkah laku pemain drama. Kesedihan dan kesenangan datang silih berganti dalam penceritaannya.

Drama ini menyajikan perasaan yang membuat penontonnya tidak bosan untuk menonton drama ini. Akhir dari cerita drama ini ada dua kemungkinan, yaitu kesedihan dan kegembiraan.

4. Opera

Drama opera adalah drama yang dialognya dinyanyikan dengan diiringi musik. Sedangkan menurut pendapat lain, drama opera adalah drama yang mengandung musik dan nyanyian.

Para pemain drama ini menggunakan metode bernyanyi dalam mendramakan alur cerita. Perbedaan dari segi warna suara dan pita suara mereka ditonjolkan sendiri-sendiri, tidak ada kesamaan dari segi suara.

Karakter yang dimiliki setiap pemainnya berbeda dengan pemain yang lain, begitu juga dengan musik yang mengiringinya.

5. Melodrama

Drama melodrama adalah drama yang dialognya diucapkan dengan iringan melodi atau musik.

Drama melodrama berasal dari drama opera yang dikembangkan dengan genre tersendiri, yaitu para pemainnya hanya perlu mengikuti musik yang mengiringinya. Kadang kala mereka bernyanyi dan kadang kala pula mereka tidak bersuara atau berdialog, hanya ada gerak-gerik yang dilakonkan.

Menurut Dewojati (2010:42), dalam penyajian drama melodrama berpegang pada keadilan, moralitas yang keras, yaitu yang baik akan mendapat ganjaran, sedangkan yang jahat akan mendapat hukuman.

Dicirikan oleh Semi (2010), bahwa drama melodrama (1) mengetengahkan suatu tokoh atau subyek yang serius tetapi tokoh itu merupakan tokoh yang diadakan tidak outentik, (2) mata rantai sebab-akibatnya tidak dapat dipertanggungjawabkan, dalam arti bahwa sesuatu itu muncul secara kebetulan, (3) emosi yang ditimbulkan cenderung untuk berlebihan bahkan mengarah pada sentmentalis, dan (4) sang pahlawan senantiasa memenangkan perjuangan.

6. Farce

Drama farce adalah drama yang menyerupai dagelan, tetapi tidak sepenuhnya berisi dagelan.

Menurut Semi (2010), Farce merupakan drama yang berhubungan erat dengan komedi. Bertujuan memancing tawa dan rasa geli dengan cara yang berlebih-lebihhan tanpa didukung segi psikologis yang mendalam.

Perwatakan dan kecerdasan tidak begitu penting, yang lebih penting adalah kemampuan menciptakan secara tepat situasi yang lucu.

Umumnya agak kasar dan kurang sopan. Oleh sebab itu farce cenderung menggambarkan tokoh-tokoh yang bandel dan kurang sopan.

Unsur yang dibawa drama ini tetap tentang tawa dan kebahagiaan penontonnya. Kelucuan itu berasal dari kata dan perbuatan para pemain drama.

Hampir sama dengan komedi, hanya saja genre yang dibuat dalam drama ini berbeda, hanya mementingkan kelucuan saja.

Semi (2010) mencirikan farce: (1) lebih memperlihatkan plot dan situasi daripada karakteristik, (2) tokoh-tokoh yang ditampilkan mungkin ada, tetapi kemungkinan itu tipis, (3) menimbulkan atau memancing tawa secara berlebihan atau kelucuan yang tidak karuan, dan (4) segala yang terjadi diciptakan oleh situasi bukan tokoh.

7. Tablo

Wiyanto (2002:7), drama tablo adalah jenis drama yang mengutamakan gerak. Menurut Arif (2009), dalam drama ini para pemainnya lebih mengutamakan segi gerak dan para pemainnya tanpa mengucapkan dialog.

Suara-suara alat musik (seperti gendang) atau sejenisnya digunakan untuk mempertegas pemainnya, dan drama ini lebih menonjolkan kekuatan akting para pemainnya.

8. Sendratari

Menurut Wiyanto (2002:7), drama sendratari adalah gabungan antara seni drama dan seni tari di mana para pemainnya adalah penari-penari berbakat.

Dalam drama ini tidak ada dialog. Sedangkan menurut Infu5 (2011), sendratari merupakan gabungan drama atau cerita yang disajikan dalam bentuk tarian tanpa adanya dialog, biasanya diiringi oleh musik (gamelan).

Seperti yang telah dijelaskan, bahwa drama sendratari merupakan drama yang menyuguhkan tarian-tarian dalam mendramakan drama dan drama ini juga diiringi musik dalam penyajian tarian dramanya.

Dalam drama ini tidak ada dialog yang mengatur alur cerita, tetapi ada sedikit narasi yang digunakan untuk mengetahui cerita yang dimainkan.

9. Parodi

Menurut Dewojati (2010:42), parodi berasal dari kata Paradia, di mana drama ini menyajikan lagu-lagu tiruan yang memlesetkan syair atau prosa.

Drama ini bersifat seperti lelucon, yang menghibur para penontonnya. Jadi drama jenis ini hampir mirip dengan drama komedi atau dagelan, hanya saja dalam drama ini menampilkan dialog dramanya dengan cara sedikit melagukannya.

10. Drama Heroik

Menurut Kamus Besar (online), drama heroik adalah drama yang merupakan peniruan bentuk tragedi dan yang selalu bertemakan cinta dan nama baik.

Aristoteles dalam Dewojati (2010:42), menjelaskan hero atau tokoh utama yang menjadi pahlawan drama jenis ini biasanya diarahkan oleh plot cerita pada jalan menuju penderitaan setelah itu, sang tokoh digambarkan memiliki kesadaran yang lebih luas baik tentang dirinya sendiri maupun dunianya.

Drama ini merupakan drama yang menceritakan tentang perjuangan seseorang untuk menggapai cita-cita dan keinginannya yang selama ini belum tercapai.

11. Komedi Tingkah Laku

Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (1984), mendefinisikan “tingkah” sebagai olah (perbuatan) yang aneh-aneh atau yang tidak sewajarnya, dan “laku” sebagai perbuatan, kelakuan; cara menjalankan atau berbuat.

Jadi, drama komedi tingkah laku merupakan perbuatan atau kelakuan yang diluar dari kewajaran (aneh-aneh) yang mengonotasikan kepada tawa atau kelucuan.

Drama komedi tingkah laku merupakan perkembangan dari drama komedi. Di dalam drama ini lebih menonjolkan tingkah laku tokoh-tokoh drama dengan tingkah yang lucu dan konyol, yang membuat gelak tawa para penontonnya.Komedian terkenal yang menggunakan drama komedi tingkah laku adalah Mr. Bean, dia menggunakan tingkah-tingkah yang konyol dalam komediannya.

12. Komedi Sentimental

Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (1984), medefinisakan sentimentil adalah mudah merasa, mudah terpengaruh oleh perasaannya.

Drama komedi sentimental adalah drama yang menampilkan lelucon. Dilain sisi drama ini menggugah hati para penonton.

Jadi, drama komedi sentimental adalah drama yang menyuguhkan kelucuan yang mengandung pesan yang ingin disampaikan kepada para penikmat sastra drama.

13. Drama Propaganda

Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (1984), mendefinisikan propaganda adalah penyiaran penerangan atau paham yang disiarkan dengan maksud mencari pengikut atau bantuan.

Sapardi Djoko Damono (1994: 3) dalam Hidayat (2011) menganggap propaganda sebagai bagian dari nasihat atau godaan untuk melakukan sesuatu.

Sastra yang ‘menggoda’ untuk melakukan sesuatu itulah yang disebut sastra propaganda.

Jadi, drama propaganda adalah drama yang di dalamnya terdapat unsur menyusupi paham untuk menggoda kepada para penontonnya untuk suatu tujuan tertentu yang diinginkan. Dan drama ini memang bertujuan untuk propaganda suatu organisasi atau kelompok.

Drama jenis ini dahulu digunakan para penjajah Jepang dalam usahanya menguasai wilayah jajahannya.

Seperti dikutip dari laman milik Ahid Hidayat, menjelaskan bahwa usaha jepang untuk propagandanya adalah  dengan diterbitkannya  drama: Djawa Hookookai Keimin Bunka Shidosho (Rombongan Sandiwara Keliling, Poesat Keboedajaan) seperti Panggoeng Giat Gembira, Lakon Sandiwara dan Leloetjon.

14. Drama Sejarah

Suciyanti (2010) dalam Elizabeth Lutters (2006:35) drama sejarah adalah drama yang yang menceritakan tentang kejadian cerita kisah-kisah sejarah di masa lampau, baik tokoh maupun peristiwanya yang memang terjadi di masa itu.

Sedangkan menurut Cikki (2012), drama misteri adalah drama yang menyajikan kisah sejarah dengan tokoh dari peristiwanya.

Drama ini bertujuan untuk mengenang peristiwa sejarah yang telah terjadi di suatu tempat

15. Pantomin

Menurut Arif (2009), pantomim adalah drama yang ditampilkan dalam bentuk gerakan dan isyarat saja.

Jadi, Pantomime adalah drama yang menyajikan drama hanya dengan gerak tubuh dan isyarat saja tanpa ada kata-kata yang melengkapi suatu cerita drama.

Tidak ada dialog dalam cerita antara lawan main tokoh dengan tokoh yang lain. Meskipun tidak ada teks naskah atau dialog, teta[pi drama jenis ini tetap terdapat alur cerita yang mengisahkan drama tersebut. Tokoh terkenal yang menggunakan drama jenis ini adalah Charlie Chaplin.

16. Drama Misteri

Menurut Cikki (2012), drama misteri adalah drama yang menahan perhatian penonton dengan suspense atau ketegangan, baik yang berasal dari tindak kriminal atau makhluk gaib.

Drama jenis ini menampilkan cerita yang berbau hal-hal gaib, mistis dan supranatural. Para pemain dan ceritanya dibuat seperti dalam keadaan nyata di masyarakat.

Menurut Suciyanti (2010) dalam Elizabeth Lutters (2006), drama misteri dibagi lagi menjadi tiga bentuk, yaitu drama kriminal, horor, dan mistik. Berikut ini penjelasan ketiga jenis drama misteri tersebut.

a. Drama Misteri Kriminal

Drama Misteri Kriminal adalah misteri yang sangat terasa unsur keteganyannya atau suspense dan biasanya menceritakan seputar kasus pembunuhan.

Si pelaku biasanya akan menjadi semacam misteri karena penulis skenario memperkuat alibinya.

Sering kali dalam cerita jenis ini beberapa tokoh bayangan dimasukkan untuk mengecoh penonton.

b. Drama Misteri Horor

Drama Misteri horor adalah drama misteri yang bercerita tentang hal-hal yang berkaitan dengan roh halus.

c. Drama Misteri Mistik

Drama Misteri Mistik adalah drama misteri yang bercerita tentang hal-hal yang bersifat klenik atau unsur gaib.

17. Drama Operet

Operet atau operette adalah opera yang ceritanya lebih pendek. Sedangkan menurut Wiyanto (2002:7), opera yang pendek namanya operet.

Jadi dapat dikatakan bahwa operet tidak lain adalah opera. Hanya saja dalam operet ceritanya lebih singkat.

18. Lelucon

Menurut Arif (2009), lelucon atau dagelan adalah drama yang lakonnya selalu bertingkah polah jenaka dan merangsang gelak tawa penonton.

19. Passie

Arif (2009), passie adalah drama yang mengandung unsur agama atau relijius. Passie merupakan drama penggugah rohani bagi setiap penontonnya.

Drama ini memang sengaja dibuat untuk dipertunjukkan dalam situasi yang agamis.

Misalkan dalam acara keagamaan di gereja yang menampilkan drama tentang kisah Yesus Kristus.

20. Drama Laga

Menurut Cikki (2012), drama laga adalah drama yang banyak menampilkan adegan konfrontasi baik dengan sedikit atau banyak thriller, dengan seting tradisional, modern, maupun fiksi ilmiah.

Jadi, drama laga adalah drama yang menampilkan tentang perkelahian dan pertempuran.

Drama jenis ini mengajak para penonton untuk mengolah emosi mereka untuk ikut ke dalam alur cerita yang ditampilkan. Seperti menghadirkan adrenalin tersendiri dalam diri drama ini.

Drama laga di bagi lagi menjadi dua. Berikut ini adalah penjelasan kedua jenis drama laga tersebut.

a. Drama Laga Modern

Drama Laga Modern adalah drama yang lebih banyak menampilkan adegan perkelahian atau pertempuran, tetapi dikemas dalam setting yang modern. Contoh jenis drama ini misalnya Deru Debu, Gejolak Jiwa, dan Raja Jalanan.

b. Drama Laga Tradisional

Drama Laga tradisional adalah drama yang juga menampilkan adegan laga yang dikemas secara tradisional.

Beberapa drama yang termasuk jenis ini antara lain Misteri Gunung Merapi, Angling Dharma, Jaka Tingkir, dan Wali Songo.

Untuk jenis drama laga ini biasanya skenario tidak banyak memakai dialog panjang, tidak seperti skenario drama tragedi atau melodrama yang kekuatannya terletak pada dialog.

Jenis ini lebih banyak mengandalkan aksi sebagai daya tarik tontonannya. Penontonnya bisa merasakan semangat ketika menonton film ini.

Baca:

Demikianlah pembahasan mengenai bentuk drama khusunya bentuk drama berdasarkan penyajian lakon. Semoga dapat menambah wawasan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *