Inilah Jawaban Jenis dan Unsur Puisi Rakyat: Buku Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP MTs Halaman 40

Inilah Jawaban Jenis dan Unsur Puisi Rakyat: Buku Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP MTs Halaman 40

paket-wisatabromo.com-Salam jumpa lagi. Salam sehat semua. Kalian tahu kan bahwa setiap kegiatan dalam buku bahasa Indonesia Kurikulum Merdeka selalu menuntut jawaban dari kalian. Nah, kali ini kalian akan memahami Jawaban Jenis dan Unsur Puisi Rakyat.

Jawaban Jenis dan Unsur Puisi Rakyat  ini merupakan alternatif yang dapat kalian gunakan untuk memudahkan belajar kalian. Jawaban ini digunakan untuk menjawab pertanyaan pada halaman 40 buku Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP MTs.

Jawaban Jenis dan Unsur Puisi Rakyat

Untuk menjawab, tentu saja harus diketahui lebih dahulu pertanyaannya. Berikut ini adalah pertanyaan dan jawaban pada halaman 40 buku Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP MTs.

Pertanyaan tersebut terdapat dalam Tabel 2.1 mengenal jenis dan unsur puisi rakyat.

"Inilah

Kalian sudah tahu pertanyaannya. Sekarang Kalian ketahui lebih dahulu puisi rakyatnya. Puisi rakyat semuanya berjumlah tiga. Ayolah dicermatilebih dahulu. kemudian jawablah pertanyaannya. Bandingkan jawaban kalian dengan jawaban yang tersedia.

Bacalah puisi rakyat di bawah ini!
1. Puisi Pertama

Berakit-rakit ke hulu

Berenang-renang ke tepian

Bersakit-sakit dahulu

Bersenang-senang kemudian

A. Pertanyaan

1. jumlah Bait

2. Jumlah Baris dalam Setiap Bait

3. Jumlah Suku Kata Tiap Baris

4. Pola Rima

5. Jenis Puisi

6. Pesan dalam Puisi

B. Jawaban

1. Jumlah Bait : 1 bait

2. Jumlah Baris dalam setiap Bait : 4 Baris

3. Jumlah Suku Kata Tiap Baris : 8 – 9 suku kata

Be/ra/kit-ra/kit /ke /hu/lu  : 8 suku kata

Be/re/nang-re/nang /ke /te/pi/an : 9 suku kata

Ber/sa/kit-sa/kit da/hu/lu : 8 suku kata

Ber/se/nang-se/nang/ ke/mu/di/ an: 9 suku kata

4. Pola rima : ab-ab

5. Jenis puisi : pantun

6. Pesan dalam puisi:

Jika ingin sukses dalam mencapai kesenangan atau kebahagian, maka kita harus bekerja keras dan berusaha semaksimal mungkin.

2. Puisi Kedua

Kurang pikir kurang siasat

Tentu dirimu kelak tersesat

Kalau mulut tajam dan kasar

Boleh ditimpa bahaya besar

A. Pertanyaan

1. jumlah Bait

2. Jumlah Baris dalam Setiap Bait

3. Jumlah Suku Kata Tiap Baris

4. Pola Rima

5. Jenis Puisi

6. Pesan dalam Puisi

B. Jawaban

1. Jumlah Bait : 1 bait

2. Jumlah Baris dalam setiap Bait : 4 Baris

3. Jumlah Suku Kata Tiap Baris : 9-10 suku kata

Ku/rang pi/kir ku/rang si/a/sat : 9 suku kata

Ten/tu di/ri/mu ke/lak ter/se/sat : 10 suku kata

Ka/lau mu/lut ta/jam dan ka/sar : 9 suku kata

Bo/leh di/tim/pa ba/ha/ya be/sar : 10 suku kata

4. Pola rima : aa-bb

5. Jenis puisi : Gurindam

6. Pesan dalam puisi :

Jika melakukan sesuatu harus kita pikirkan terlebih dahulu terutama mengenai ucapan. Salah berucap kasar maka akan membawa masalah.

3. Puisi Ketiga

Assalamualaikum anak cucu hantu pemburu

Yang diam di rimba sekampung

Yang duduk di ceruh banir

Yang bersandar di pinang burung

Yang berteduh di bawah tukas

Tali buaya semambu tunggal

Kurnia Tengku Sultan Berimbangan

Yang diam di Pagaruyung

Rumah bertiang terus jelatang

Rumah berbendul bayang-bayang

Bertaburkan batang purut-purut

Janganlah engkau mungkir setia padaku

Matilah engkau ditimpa daulat empat penjuru alam

Mati ditimpa malaikat yang empat puluh empat

Mati ditimpa tiang Ka’bah

Mati dipanah halilintar

Mati disambar kilat senja

A. Pertanyaan

1. jumlah Bait

2. Jumlah Baris dalam Setiap Bait

3. Jumlah Suku Kata Tiap Baris

4. Pola Rima

5. Jenis Puisi

6. Pesan dalam Puisi

B. Jawaban

1. Jumlah Bait : 3 bait

2. Jumlah Baris dalam setiap Bait : 5 – 6 Baris

3. Jumlah Suku Kata Tiap Baris : 8- 18 suku kata

As/sa/lam/ua/lai/kum a/nak cu/cu han/tu pem/bu/ru : 15 suku kata

Yang/ di/am/ di/ rim/ba se/kam/pung : 9 suku kata

Yang/ du/duk/ di/ ce/ruh ba/nir : 8 suku kata

Yang/ ber/san/dar /di/ pi/nang bu/rung : 9 suku kata

Yang/ ber/te/duh/ di/ ba/wah tu/kas : 9 suku kata

Ta/li bu/a/ya se/mam/bu tung/gal : 10 suku kata

Kur/nia Teng/ku Sul/tan Be/rim/ba/ngan : 10 suku kata

Yang /di/am /di /Pa/ga/ru/yung : 8 suku kata

Ru/mah ber/ti/ang te/rus je/la/tang :10 suku kata

Baca Juga: Mengakses Informasi dan Mengambil Simpulan dari Teks Deskripsi beserta Jawaban atas Pertanyaan yang Tersedia

Ru/mah ber/ben/dul ba/yang-ba/yang :9 suku kata

Ber/ta/bur/kan ba/tang pu/rut-pu/rut : 10 suku kata

Ja/ngan/lah eng/kau mung/kir se/ti/a pa/da/ku : 13 suku kata

Ma/ti/lah eng/kau di/tim/pa da/u/lat em/pat pen/ju/ru a/lam : 18 suku kata

Ma/ti di/tim/pa ma/lai/kat /yang /em/pat pu/luh em/pat : 15 suku kata

Ma/ti di/tim/pa ti/ang Ka’/bah : 9 suku kata

Ma/ti di/pa/nah ha/li/lin/tar : 9 suku kata

Ma/ti di/sam/bar ki/lat sen/ja ; 9 suku kata

4. Pola rima : tidak berpola sesuai dengan keindahan rangkaian kata

5. Jenis puisi : Mantra

6. Pesan dalam puisi : Tidak ada pesan dalam puisi mantra hanya berupa rangkaian kata yang indah dengan isi berupa rayuan atau perintah berhubungan dengan kekuatan ghaib.

Pendalaman Materi
Pengertian Puisi Rakyat

Puisi rakyat adalah sastra lisan berupa puisi terikat yang berkembang pada masa masyarakat tradisional. Dikatakan terikat karena puisi jenis ini diatur oleh ketentuan-ketentuan tertentu, seperti jumlah suku kata, jumlah baris, jumlah bait, dan rima.

Pada umumnya Puisi rakyat bersifat anonim (nama pengarangnya tidak diketahui), diwariskan secara turun-temurun dari mulut ke mulut, dan disebarkan dalam bentuk yang tetap dan tidak berubah.

Puisi rakyat terikat aturan-aturan seperti jumlah kata dalam tiap baris, jumlah baris dalam tiap bait, dan juga pengulangan kata yang bisa terdapat di awal maupun akhir sajak (rima).

Jenis dan Unsur Puisi Rakyat

Berikut ini adalah beberapa jenis puisi rakyat.

1. Pantun

a. Satu bait terdiri atas empat baris.

b. Setiap baris terdiri atas 8-12 suku kata.

c. Baris pertama dan kedua merupakan sampiran, baris ketiga dan keempat merupakan isi.

d. Rima akhirnya berpola a-b-a-b. Artinya, bunyi akhir baris pertama sama dengan bunyi akhir baris ketiga dan bunyi akhir baris kedua sama dengan baris keempat.

Sampiran adalah pembuka dari pantun, berada di baris pertama dan kedua berfungsi untuk tumpuan saja. Sedangkan isi adalah bagian dari pantun dan pembaca mengungkapkan makna atau perkataan sebenarnya yang ingin disampaikan melalui pantun.

e. Baris pertama dan kedua merupakan sampiran.

f. Baris ketiga dan keempat merupakan isi.

Contoh pantun

1. Ibu pergi membeli baju

Baju dibungkus lalu dibayar

Janganlah engkau kepala batu

Nasihat ibu harus didengar

Informasi pada pantun tersebut berisi nasihat agar kita tidak menjadi anak yang sombong. Itulah nasihat seorang ibu yang harus selalu dipatuhi atau ditaati. Hal ini terlihat dari larik 3 dan 4.

2. Air surut memungut bayam

Sayur diisi ke dalam kantung

Jangan diikuti tabiat ayam

Bertelur sebiji riuh sekampung

Kandungan informasi yang ada pada pantun di atas adalah tentang larangan untuk mengikuti watak ayam yang selalu berbuat heboh meskipun kebaikannya hanya tidak seberapa. Hal ini terlihat dalam larik 3 dan 4.

3. Baik bergalas baik tidak

Buli-buli bertali benang

Baik berbalas baiktidak

Asal budi sama dikenang

Demikian pula dengan pantun di atas, kandungan informasinya terdapat pada larik 3 dan 4, yang menyatakan bahwa perbuatan baik tidak perlu mengharapkan balasan. Meskipun demikian, perbuatan itu akan tetap dikenang orang.

4. Biarlah orang bertanam buluh

Mari kita bertanam padi

Biarlah orang bertanammusuh

Mari kita bertanam budi

Permusuhan akan terjadi kalau tidak pandai menanam kebaikan. Demikianlah informasi yang terdapat dalam pantun di atas.

2. Gurindam

Gurindam adalah puisi lama yang berasal dari negeri India. Istilah gurindam berasal dari bahasa India, yaitu kirindam berarti “mula-mula” atau “perumpamaan”. Gurindam sarat dengan agama dan moral.

Tak dimungkiri bahwa gurindam bagi orang dulu sangat penting dan dijadikan norma dalam kehidupan. Seperti apakah gurindam sebenarnya? Gurindam adalah puisi lama (Melayu) yang sangat penting sebagai warisan budaya.

Ciri-Ciri Gurindam

a. Setiap bait terdiri atas dua baris atau larik.

b. Setiap larik terdiri atas 8-14 suku kata.

c. Larik pertama merupakan syarat, sedangkan larik kedua merupakan jawaban.

d. Larik pertama dan kedua membentuk kalimat majemuk, umumnya merupakan hubungan sebab-akibat.

e. Rima akhirnya berpola a-a, b-b, c-c

f. merupakan satu kesatuan yang utuh.

g. Baris pertama berisi soal, masalah, atau perjanjian

h. Baris kedua berisi jawaban, akibat dari masalah atau perjanjian pada baris pertama. (isi atau maksud gurindam terdapat pada baris kedua)

i. Isi gurindam biasanya berupa nasihat, filosofi hidup atau kata-kata mutiara

Contoh Gurindam

a. Jika hendak mengenal orang yang berilmu

Bertanya dan belajar tiada jemu.

Informasi dalam gurindam di atas adalah jika seseorang ingin pintar, haruslah rajin bertanya kepada orang pandai dan berwawasan.

b. Jika hendak mengenal orang mulia,

lihatlah kepada kelakuan dia.

Kandungan informasi dalam gurindam di atas adalah jika akan menilai atau mengenal orang, maka hendaklah kita melihat tingkah lakunya.

c. Jika hendak mengenal orang yang berakal,

di dalam dunia mengambil bekal

Isi informasi dalam gurindal di atas adalah jika akan mengenal orang yang pintas, maka lihatlah cara dia mengambil bekal di dunia untuk akhirat.

3. Mantra

Salah satu sastra lisan yang masih hidup adalah mantra. Mantra merupakan salah satu tradisi yang berkembang secara lisan dan dapat digolongkan ke dalam salah satu bentuk tradisi lisan.

Mantra merupakan jenis sastra lisan yang berbentuk puisi dan bagian dari genre sastra lisan kelompok folklore.

Secara harfiah mantra berarti kegiatan membebaskan pikiran. Mantra dari sisi istilah berarti bunyi, kata, frasa atau kalimat yang digumamkan, dibisikkan, diucapkan, dinyanyikan dengan cara diulang-ulang.

Untuk Mantra diyakini mempunyai kekuatan sebagai sarana komunikasi dengan sang Maha dan bermanfaat untuk tujuan perapalna (pengucapan maupun pembacaannya). Ciri-ciri mantra:

a) Terdiri dari beberapa rangkaian kata yang memiliki irama

b) Isinya berhubungan dengan kekuatan gaib, dibuat dan diucapkan untuk tujuan tertentu c)Mengandung rayuan dan perintah

d) Merupakan satu bagian yang utuh dan tidak bisa dipahami melalui setiap bagiannya

e) Mementingkan keindahan permainan bunyi

Fungsi mantra menurut sistem hindu membacakan mantra, baik di dalam hati maupun secara lisan, akan membawa manfaat, yaitu melindungi pikiran terhadap hal-hal yang tidak baik, dan membawa orang yang bersangkutan menuju hal-hal yang baik. Selain itu, tujuan khusus mantra yang dibacakan diharapkan akan dikabulkan atas berkat Yang Maha Kuasa

4. Syair

Syair adalah salah satu puisi lama. Asal Syair adalah dari Persia dan dibawa masuk ke Nusantara bersama dengan masuknya Islam ke Indonesia.

Kata atau istilah syair berasal dari bahasa arab yaitu syi’ir atau syu’ur yang berarti “perasaan yang menyadari”, kemudian kata syu’ur berkembang menjadi syi’ru yang berarti puisi dalam pengetahuan umum.

Dalam perkembangannya syair tersebut mengalami perubahan dan modifikasi sehingga menjadi khas Melayu, tidak lagi mengacu pada tradisi sastra syair negeri Arab.

Penyair yang berperan besar dalam membentuk syair khas Melayu adalah Hamzah Fansuri dengan karyanya, antara lain: Syair Perahu, Syair Burung Pingai, Syair Dagang, dan Syair Sidang Fakir.

Ciri-ciri syair

a). Setiap bait terdiri dari empat baris.

b). Setiap baris terdiri atas 8-14 suku kata.

c). Bersajak a-a-a-a.

d). Semua baris adalah isi tentang kisah atau cerita

e). Bahasa yang digunakan biasanya berupa kiasan.

Contoh Syair

Pada zaman dahulu kala

Tersebutlah sebuah cerita

Sebuah negeri yang aman sentosa

Dipimpin sang raja nan bijaksana

Negeri bernama Pasir Luhur

Tanahnya luas lagi subur

Rakyat teratur hidupnya makmur

Rukun raharja tiada terukur

Raja bernama Darmalaksana

Tampan rupawan elok parasnya

Adil dan jujur penuh wibawa

Gagah perkasa tiada tandingnya.

Syair di atas mengisahkan sebuah negeri yang sangat rukun, hidup rakyatnya teratur, serta Makmur.

Sumber: Buku Bahasa Indonesia kelas 7 Kurikulum Merdeka

Demikian Jawaban Jenis dan Unsur Puisi Rakyat yang pertanyaannya terdapat dalam buku Bahasa Indonesia Kurikulum Merdeka Kelas 7 halaman 40. Semoga bermanfaat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *