Inilah Kaidah Kebahasaan Teks Diskusi dan Contoh Telaahnya yang Tepat
paket-wisatabromo.com- Inilah kaidah kebahasaan teks diskusi dan contoh telaahnya yang tepat merupakan materi pelajaran bagi peserta didik SMP MTs kelas 9 semester 2.
Berdasarkan Kurikulum 2013, materi inilah kaidah kebahasaan teks diskusi dan contoh telaahnya yang tepat ini tergolong ke dalam aspek pengetahuan.
Aspek pengetahuan adalah aspek yang ada di dalam materi pembelajaran untuk menambah wawasan siswa di suatu bidang.
Di dalam Kurikulum 2013, terutama di dalam materi pembelajaran terdapat materi yang dirampingkan dan materi yang ditambahkan.
Dari sisi pengetahuan bahasa, materi inilah kaidah kebahasaan teks diskusi dan contoh telaahnya yang tepat tergolong ke dalam aspek berbahasa yang reseptif.
Aspek berbahasa reseptif adalah kemampuan untuk memahami bahasa lisan yang didengar atau dibaca.
Kemampuan ini bersifat sebagai input atau masukan. Contohnya yaitu saat anak mendengarkan dan mengikuti instruksi seperti “Ayo belajar kaidah kebahasaan teks diskusi”
Peserta didik SMP MTs kelas 9 semester 2 diharapkan dapat menguasai materi ini.
Pada umumnya, penguasaan terhadap suatu materi itu ditandai dengan perolehan nilai minimal mencapai KKM.
Untuk membantu peserta didik SMP MTs kelas 9 semester 2 ini, pada kesempatan yang baik ini akan dibahas mengenai Inilah kaidah kebahasaan teks diskusi dan contoh telaahnya yang tepat. Semoga bisa dimanfaatkan untuk bahan belajar, ya.
Inilah Kaidah Kebahasaan Teks Diskusi dan Contoh Telaahnya yang Tepat
Anderson (1997: 118) menyatakan bahwa ciri kebahasaan yang biasanya ditemukan dalam teks diskusi adalah sebagai berikut.
1) Penggunaan istilah umum yang berkaitan dengan topik.
2) Penggunaan kata-kata yang menunjukkan perbandingan atau kontras.
3) Penggunaan kata-kata yang menghubungkan argumen.
Berbeda dengan Anderson, Emilia (2016: 131) berpendapat bahwa kebahasaan teks diskusi pada dasarnya sama dengan teks eksposisi karena teks eksposisi dan teks diskusi keduanya merupakan jenis teks argumentatif.
Mungkin perbedaan yang paling jelas adalah penggunaan kata penghubung dalam memaparkan argumen yang berlawanan dalam teks diskusi, seperti namun, di samping itu, di sisi lain.
Menurut Peters dan Williamson (2000: 10), kebahasaan dari teks diskusi yaitu sebagai berikut.
1) Campuran tensis yang mendukung kepentingan argumen.
2) Menggunakan kata benda kolektif atau generik.
3) Menggunakan kata kerja aktif.
4) Menggunakan kata sifat untuk mendukung atau melawan sebuah argumen.
5) Menggunakan ungkapan langsung, terutama dalam diskusi formal.
6) Menggunakan kata penghubung (konjungsi) antarparagraf untuk memperkuat argumen.
7) Menggunakan kata dan frasa yang bertentangan dengan sisi lain dari diskusi.
8) Menggunakan bahasa yang kuat, emotif, dan persuasif.
9) Menggunakan bahasa deskriptif.
10) Menggunakan bahasa penghakiman.
11) Menggunakan perintah.
12) Menggunakan kalimat komplesks dengan banyak klausa atau ungkapan untuk menjelaskan sudut pandang secara rinci.
Sementara itu, Mulyadi (2015: 107) berpendapat bahwa kebahasaan yang digunakan dalam teks diskusi yaitu menggunakan istilah umum, kata perbandingan atau pengontrasan, dan kata pendukung atau penolak.
Lebih jelas lagi, dalam buku teks Bahasa Indonesia Wahana Pengetahuan kelas VIII disebutkan tentang kebahasaan teks diskusi.
Kebahasaan itu adalah menggunakan kata hubung perlawanan seperti tetapi, sedangkan, tidak, bukan, melainkan.
Selain itu, menggunakan kohesi leksikal dan kohesi gramatikal, mengawali dengan kalimat tanya, dan menggunakan kata modalitas (Kemendikbud, 2014: 122).
Kosasih (2018) menambahkan bahwa teks diskusi juga mempunyai ciri-ciri kebahasaan tertentu, yakni:
a. menggunakan tanda hubung (konjungsi) perlawanan seperti tetapi, sedangkan, tidak … tetapi, bukan … melainkan. Banyak
b. menggunakan kata-kata teknis, sesuai dengan masalah yang dibahas.
Misalnya, masalah yang dibahas dalam teks itu tentang pendidikan; istilah-istilah yang muncul adalah ranking, universitas, profesor emeritus, peserta didik, kinerja guru.
Mungkin pula di dalamnya dijumpai pula kalimat-kalimat tanya. Berikut ciri-ciri lainnya.
a. Menggunakan kata penghubung (konjungsi) pertentangan. Dalam contoh teks di atas banyak digunakan kata namun.
Konjungsi pertentangan lainnya adalah melainkan, sedangkan, akan tetapi.
b. Menggunakan kata penghubung yang menyatakan alasan, seperti sebab, karena, oleh karena.
Kata-kata seperti itu diperlukan untuk menghubungkan pendapat dengan fakta, pengalaman, ataupun pernyataan-pernyataan pendukung lainnya.
c. Menggunakan banyak kata teknis yang terkait dengan masalah yang menjadi fokus diskusi.
Apabila masalah atau isu yang dibahas itu berkenaan dengan pendidikan, seperti contoh teks di atas, makan katakata bidang pendidikan yang akan banyak muncul.
Demikian pula apabila teks itu mengangkat isu tentang politik, isilah-istilah perpolitikan pula yang akan banyak muncul.
Contoh kaidah kebahasaan dalam teks diskusi berikut ini
(Isu)
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) memberikan wewenang kepada pemerintah daerah, sekolah, dan orang tua terkait kegiatan belajar mengajar tatap muka.
Bila ketiga pihak tersebut memberi izin, maka siswa dapat kembali masuk ke sekolah dengan mematuhi protokol kesehatan.
(Argumen pro)
Keputusan Kemendikbud sudah tepat. Hampir dua semester siswa menerima Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
Pelajaran yang diserap tidak seefektif ketika tatap muka. Banyak gangguan dan ketidaknyamanan terjadi selama PJJ.
Bahkan di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, ada siswa yang bunuh diri karena beban tugas PJJ.
Masing-masing daerah memiliki tingkat penyebaran Covid-19 yang berbeda-beda.
Pemerintah daerah bertanggung jawab pada daerahnya masing-masing.
Untuk daerah yang sudah masuk zona hijau, memang sebaiknya mengizinkan kegiatan belajar mengajar tatap muka.
Selain itu, pihak sekolah dan orang tua juga turut menjaga keamanan siswa selama belajar tatap muka.
Kedua pihak ini berperan besar dalam memberi pemahaman dan pengawasan terkait protokol kesehatan para siswa.
(Argumen kontra)
Meninggalnya siswa di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan disebabkan karena beban tugas, bukan karena PJJ.
Kejadian tersebut harusnya menjadi evaluasi, bagaimana menjalankan PJJ dengan tepat dan seimbang untuk kesehatan mental siswa.
Bukan malah serta merta menghentikan PJJ. Negara kita tidak menjamin tes masal, pelacakan riwayat korban, panangguhan transportasi secara tegas, atau melakukan karantina menyeluruh.
Meski sudah masuk zona hijau dan mengikuti protokol, tetapi risiko penyebaran di klaster sekolah sangat besar.
Ada relasi kuasa antara pemerintah daerah, sekolah, dan orang tua.
Tidak dapat dipungkiri, orang tua dihadapkan dengan pilihan efektifitas pembelajaran atau keselamatan nyawa siswa.
Padahal keduanya dapat berjalan beriringan. Kemendikbud harusnya merumuskan kurikulum PJJ yang tidak menjadi beban mental siswa, selama Covid-19 masih ada.
(Kesimpulan dan saran)
Kemendikbud memberi izin sekolah tatap muka dengan beberapa syarat.
Beban tugas PJJ selama pandemi mengganggu kesehatan mental siswa.
Kemendikbud perlu merumuskan kurikulum PJJ yang ramah terhadap kesehatan mental siswa.
Kaidah kebahasaan dalam teks tersebut sebagai berikut
1. Kata teknis
Covid-19:
Penyakit virus corona (COVID-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus corona yang baru-baru ini ditemukan.
Sebagian besar orang yang tertular COVID-19 akan mengalami gejala ringan hingga sedang, dan akan pulih tanpa penanganan khusus.
Baca:
- Inilah Struktur Teks Diskusi dan Contoh Telaahnya yang Tepat
- Pengertian dan Fungsi Teks Diskusi dalam Kehidupan Sehari-hari
PJJ
Pendidikan jarak jauh adalah pendidikan formal berbasis lembaga yang peserta didik dan instrukturnya berada di lokasi terpisah sehingga memerlukan sistem telekomunikasi interaktif untuk menghubungkan keduanya dan berbagai sumber daya yang diperlukan di dalamnya
pandemi
Pandemi adalah epidemi penyakit yang menyebar di wilayah yang luas, misalnya beberapa benua, atau di seluruh dunia.
Penyakit endemik yang meluas dengan jumlah orang yang terinfeksi yang stabil bukan merupakan pandemi.
Kejadian pandemi flu pada umumnya mengecualikan kasus flu musiman.
kesehatan mental
Pengertian kesehatan mental adalah tingkatan kesejahteraan psikologis atau ketiadaan gangguan jiwa. Jenis Kesehatan jiwa terdiri dari beberapa kondisi yang secara umum dikategorikan dalam ‘kondisi sehat’, ‘gangguan kecemasan’, ‘stres’, dan ‘depresi’
klaster
Istilah virus corona yang sering digunakan adalah klaster atau cluster.
Istilah ini memiliki arti satu kelompok dengan satu kejadian kesehatan yang sama.
Contoh istilah yang berkaitan adalah kluster Secapa AD, Bandung. Disebut demikian karena penularan Corona terjadi pada satu kelompok yang sama dan kasus saling berhubungan.
Pada awal-awal virus Corona COVID-19 ditemukan di Indonesia, tiga pasien pertama berasal dari sebuah klaster yang disebut klaster dansa.A
risiko
Risiko adalah bahaya, akibat atau konsekuensi yang dapat terjadi akibat sebuah proses yang sedang berlangsung atau kejadian yang akan datang.
Dalam bidang asuransi, risiko dapat diartikan sebagai suatu keadaan ketidakpastian, di mana jika terjadi suatu keadaan yang tidak dikehendaki dapat menimbulkan suatu kerugian.
2. Konjungsi sebab-akibat
Meninggalnya siswa di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan disebabkan karena beban tugas, bukan karena PJJ.
Bahkan di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, ada siswa yang bunuh diri karena beban tugas PJJ.
3. Konjungsi pertentangan
Meski sudah masuk zona hijau dan mengikuti protokol, tetapi risiko penyebaran di klaster sekolah sangat besar.
Demikianlah pembahasan mengenai inilah kaidah kebahasaan teks diskusi dan contoh telaahnya yang tepat. Semoga bermanfaat.