Inilah Delapan Majas yang Sering Digunakan dalam Puisi dan Contohnya

Inilah Delapan Majas yang Sering Digunakan dalam Puisi dan Contohnya

paket-wisatabromo.com- Inilah delapan majas yang sering digunakan dalam puisi dan contohnya merupakan materi pelajaran bagi peserta didik SMP MTs kelas 7 semester 2.

Berdasarkan Kurikulum 2013, materi Inilah delapan majas yang sering digunakan dalam puisi dan contohnya ini tergolong ke dalam aspek pengetahuan.

Aspek pengetahuan adalah aspek yang ada di dalam materi pembelajaran untuk menambah wawasan peserta didik di suatu bidang.

Di dalam Kurikulum 2013, terutama di dalam materi pembelajaran terdapat materi yang dirampingkan dan materi yang ditambahkan.

Dari sisi pengetahuan bahasa, materi Inilah delapan majas yang sering digunakan dalam puisi dan contohnya ini tergolong ke dalam aspek berbahasa yang reseptif.

Aspek berbahasa reseptif adalah kemampuan untuk memahami bahasa lisan tulis yang didengar atau dibaca.

Kemampuan ini bersifat sebagai input atau masukan. Contohnya yaitu saat anak mendengarkan dan mengikuti instruksi seperti “Ayo kita pahami tujuh majas yang sering digunakan dalam puisi.”

Peserta didik SMP MTs kelas 7 semester 2 diharapkan dapat menguasai materi ini.

Pada umumnya, penguasaan terhadap suatu materi itu ditandai dengan perolehan nilai minimal mencapai KKM.

Untuk membantu peserta didik SMP MTs kelas 7 semester 2 ini, pada kesempatan yang baik ini akan dibahas Inilah delapan majas yang sering digunakan dalam puisi dan contohnya . Semoga bisa dimanfaatkan untuk bahan belajar, ya.

Inilah Delapan Majas yang Sering Digunakan dalam Puisi dan Contohnya

Majas sering juga disebut dengan gaya bahasa. Majas atau gaya bahasa yaitu pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian ragam tertentu.

Penggunaan majas bertujuan untuk memperoleh efek-efek tertentu yang membuat sebuah puisi semakin hidup.

Dapat juga dikatakan bahwa majas itu keseluruhan ciri bahasa sekelompok penulis sastra dan cara khas dalam menyampaikan pikiran dan perasaan, baik secara lisan maupun tertulis.

Menurut penjelasan Harimurti Kridalaksana, gaya bahasa (style) mempunyai tiga pengertian, yaitu:

1. pemanfaatan atas kekayaan bahasa oleh seseorang dalam              bertutur atau menulis;
2. pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek                  tertentu; dan
3. keseluruhan ciri-ciri bahasa sekelompok penulis sastra.

Secara garis besar, majas terbagi atas empat jenis. Keempat jenis itu antara lain: majas perbandingan, sindiran, penegasan dan majas pertentangan.

Tidak semua majas akan dibahas pada artikel ini. majas yang akan dibahas adalah majas yang sering digunakan dalam puisi.

Majas dalam Puisi

Di dalam puisi sering digunakan majas atau gaya bahasa. Hal ini bertujuan untuk memperindah dan menegaskan maksud yang akan disampaikan pengarangnya.

Majas yang sering digunakan dalam puisi antara lain ada tujuh: yaitu majas hiperbola, litotes, ironi, metafora, metonimia, anafora dan oksimoron.

1. Hiperbola

Hiperbola: Pengungkapan yang melebih-lebihkan kenyataan sehingga kenyataan tersebut menjadi tidak masuk akal.

Contoh:

a. Seribu bahasa sudah tersiratkan

b. Gedung-gedung perkantoran di kota-kota besar telah                         mencapai langit.

c. setinggi langit, tinggal kulit pembungkus tulang.

2. Litotes

Litotes: Ungkapan berupa penurunan kualitas suatu fakta dengan tujuan merendahkan diri.

Contoh:

a. Terimalah kado yang tidak berharga ini sebagai tanda terima kasihku.

b. Bantuan yang tak berarti ini, terimalah walau tak seberapa.

c. Pupuk kandang yang dibutuhkan bukan obrolan dari gedung          ber-AC.

3. Ironi

Ironi: Sindiran dengan menyembunyikan fakta yang sebenarnya dan mengatakan kebalikan dari fakta tersebut.

Contoh:

a. Suaramu merdu seperti kaset kusut.

b. Peduli sekali dia, sehingga tak satu rupiahpun dikeluarkan untuk membantu.

c. Kami bisa tertawa dalam dengkuran anak kelaparan.

4. Metafora

Metafora adalah Gaya Bahasa yang membandingkan suatu benda dengan benda lain karena mempunyai sifat yang sama atau hampir sama.

Contoh:

a. Cuaca mendung karena sang raja siang enggan menampakkan diri.

b. Sang ratu malam telah muncul di ufuk timur.

c. Jantung hatinya hilang tanpa berita.

d. Dari pandangan mata kuda kadang menjelma menjadi gurita.

5. Metonimia

Yakni pengungkapan dengan menggunakan suatu realitas tertentu, baik itu nama orang, benda, atau sesuatu yang lain untuk menampilkan makna-makna tertentu.

Biasanya pengungkapan itu berupa penggunaan nama untuk benda lain yang menjadi merek, ciri khas, atau atribut.

Misalnya:

a. “Hei! Jangan kaupatahkan kuntum bunga itu”.

“Kuntum bunga” di situ mewakili makna tentang remaja yang sedang tumbuh untuk mencapai cita-cita hidupnya.

b. Karena sering menghisap jarum, dia terserang penyakit paru-          paru. (Rokok merek Djarum)

c. Ternyata 140 tahun juga masih mainan Candy crush dengan senangnya.

6. Anafora

yakni pengulangan kata atau frase pada awal dua larik puisi secara berurutan untuk penekanan atau keefektifan bahasa.

Berapa jarakmu ke sekolah

Berapa jarakmu ke rumahku

Aku masih dalam zonamu

Sedekat itukah cintamu

7. Oksimoron

Oksimoron yaitu majas yang menggunakan penggabungan kata yang sebenarnya acuan maknanya bertentangan.

Misalnya :

a. Kita mesti berpisah. Sebab sudah terlampau lama bercinta. 

b. Kini jumpa dalam isak tangis bahagia

c. Ikat janji dalam suka maupun duka.

8. Personifikasi

Pengungkapan dengan menggunakan perilaku manusia yang diberikan kepada sesuatu yang bukan manusia.

Contoh:

a. Hembusan angin di tepi pantai membelai rambutku.

b. Ruang hampa ditendang senja

c. Tak Ada angin membela

d. Tiupan badai melenggok indah

e. Disapa embun dengan tetesan air

f. Nyanyian sungai gemericik

Baca:

Demikianlah pembahasan mengenai delapan majas yang sering digunakan dalam puisi dan contohnya. Semoga Bermanfaat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *