Struktur Teks Pantun : Inilah Penjelasan dan Contohnya yang Tepat
paket-wisatabromo.com- Struktur teks pantun : inilah penjelasan dan contohnya yang tepat merupakan materi pelajaran bagi peserta didik SMP MTs kelas 7 semester 2.
Berdasarkan Kurikulum 2013, materi Struktur teks pantun : inilah penjelasan dan contohnya yang tepat ini tergolong ke dalam aspek pengetahuan.
Aspek pengetahuan adalah aspek yang ada di dalam materi pembelajaran untuk menambah wawasan peserta didik di suatu bidang.
Di dalam Kurikulum 2013, terutama di dalam materi pembelajaran terdapat materi yang dirampingkan dan materi yang ditambahkan.
Dari sisi pengetahuan bahasa, materi struktur teks pantun : inilah penjelasan dan contohnya yang tepat ini tergolong ke dalam aspek berbahasa yang reseptif.
Aspek berbahasa reseptif adalah kemampuan untuk memahami bahasa lisan tulis yang didengar atau dibaca.
Kemampuan ini bersifat sebagai input atau masukan. Contohnya yaitu saat anak mendengarkan dan mengikuti instruksi seperti “Ayo kita pahami struktur teks pantun.”
Peserta didik SMP MTs kelas 7 semester 2 diharapkan dapat menguasai materi ini.
Pada umumnya, penguasaan terhadap suatu materi itu ditandai dengan perolehan nilai minimal mencapai KKM.
Untuk membantu peserta didik SMP MTs kelas 7 semester 2 ini, pada kesempatan yang baik ini akan dibahas mengenai struktur teks antun : inilah penjelasan dan contohnya yang tepat. Semoga bisa dimanfaatkan untuk bahan belajar, ya.
Struktur Teks Pantun : Inilah Penjelasan dan Contohnya yang Tepat
Puisi rakyat (puisi lama) merupakan jenis puisi yang berkembang pada kehidupan masyarakat sehari-hari sebagai suatu tradisi masyarakat setempat.
Puisi itu tersebar secara lisan. Pada umumnya, bentuknya bersifat baku atau terikat oleh berbagai ketentuan, seperti banyaknya larik setiap bait, banyaknya suku kata pada setiap larik, ataupun pola rimanya.
Pantun itu biasa digunakan dalam upacara-upacara adat mungkin pula di dalam pergaulan sehari-hari.
Penyebaran Pantun tersebar hampir di seluruh Indonesia. Fungsi pantun di semua daerah (Melayu, Sunda, Jawa, atau daerah lainnya) sama, yaitu untuk mendidik sambil menghibur.
Dan melalui pantun, kita menghibur orang dengan permainan bunyi bahasa, menyindir (menegur bahwa sesuatu itu kurang baik) secara tidak langsung, atau memberi nasihat.
Ini bukan berarti orang kita tidak tegas kalau hendak mengatakan sesuatu, tetapi dapat dikatakan bahwa kita memiliki gaya tersendiri dalam mengungkapkan sesuatu.
Melalui pantun leluhur kita terkesan lebih santun untuk menegur atau menasihati orang secara tidak langsung agar orang yang kita tuju tidak merasa malu atau dipojokkan.
Struktur Pantun
Struktur penyajian pantun dua larik sampiran dan dua larik isi pantun.
Dua larik pertama merupakan pengantar untuk masuk pada isi larik 3 dan 4. Makna/isi pada larik 1 dan 2 dengan larik 3 dan 4 tidak berhubungan.
Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, pantun larik 1 dan larik 2 menggunakan kalimat perintah.
Larik satu dan larik dua merupakan kalimat berdiri sendiri. Sedangkan, larik 3 dan 4 merupakan kalimat saran dengan pola hubungan syarat (kalau), pada larik 3 dan larik 4 merupakan hasil. Gabungan larik 3 dan 4 merupakan satu kalimat majemuk.
Contoh:
Ibu pergi membeli baju
Baju dibungkus lalu dibayar
Janganlah engkau kepala batu
Nasihat ibu harus didengar
Ibu pergi membeli baju. (kalimat utuh, satu kalimat)
Baju dibungkus lalu dibayar. (kalimat utuh, satu kalimat)
Janganlah engkau kepala batu, (bagian kalimat)
Nasihat ibu harus didengar. (bagian kalimat, digabung antara bagian kalimat akan menjadi kalimat utuh, satu kalimat majemuk)
Pantun adalah bentuk puisi yang terdiri atas 4 baris yang bersajak, bersilih 2-2 ( pola ab-ab), dan biasanya tiap baris terdiri atas 4 perkataan.
Dilihat dari segi strukturnya, pantun dibangun atas unsur bait, larik (baris), rima, sampiran, dan isi.
Selain unsur tersebut, sebuah pantun juga mementingkan irama pada waktu pengucapan atau penyampaiannya.
Teks pantun terdiri atas empat larik/baris dan bersajak akhir a-b-a-b.
Lazimnya, teks pantun terdiri atas dua bagian: dua baris pertama disebut sampiran dan dua baris terakhir disebut isi.
Sampiran, yang biasanya berupa sketsa alam/suasana (mencirikan masyarakat pendukungnya), berfungsi sebagai pengantar (paling tidak menyiapkan rima/sajak dan irama dua baris terakhir) untuk mempermudah pemahaman isi pantun.
Dua baris pertama merupakan pembayang atau sampiran, sedangkan dua baris berikutnya mengandung maksud atau isi.
Sampiran yang biasanya merupakan unsur alam mengantarkan menuju isi atau maksud yang merujuk kepada dunia manusia yang meliputi perasaan, pemikiran, dan perbuatan manusia.
Apa guna orang bertenun, } sampiran baris 1 untuk membuat pakaian adat. } sampiran baris 2 Apa guna orang berpantun, } isi baris 1 untuk memberi petuah amanat. }
Isi baris 2 Dari pantun itu, terlihat sampiran baris 1 merupakan unsur yang mengantarkan isi baris 1, sedangkan sampiran baris 2 merupakan unsur yang mengantarkan isi baris 2.
Karena pantun menggunakan pola yang bersajak a-b-a-b yang berarti sampiran baris 1 merupakan unsur yang mengantarkan isi baris 1 dan sampiran baris 2 merupakan unsur yang mengantarkan isi baris 2.
Dalam arti sampiran baris 1 saling berhubungan dengan isi baris 1 dan sampiran baris 2 saling berhubungan dengan isi baris-2.
Apakah yang menjadi ciri sampiran dan isi pada pantun di atas? Antara baris sampiran 1 dan isi baris 2 memiliki bunyi akhir yang sama yaitu aa dan sampiran 2 dengan isi baris 2 memiliki bunyi akhir yang sama yaitu b-b.
Menurut Harun Mat Piah, pantun ialah sejenis puisi pada umumnya, yang terdiri atas empat baris dalam satu rangkap; empat perkataan sebaris; rima akhir a-b-a-b, dengan sedikit variasi dan kekecualian.
Tiap rangkap pantun terdiri atas dua unit, yaitu pembayang (sampiran) dan maksud (isi). Setiap rangkap melengkapi satu ide.
Pantun berperan dalam memperoleh wawasan pengetahuan yang lebih luas.
Baca:
- Inilah Delapan Majas yang Sering Digunakan dalam Puisi dan Contohnya
- Menulis Pantun : Ikuti Langkah-Langkahnya yang Perlu Diketahui
- Menulis Pantun Perhatikan Empat Hal Perlu Dicoba Pasti Jitu dan Menarik
Hal ini bertujuan agar terampil berpikir kritis dan kreatif serta mampu bertindak efektif menyelesaikan permasalahan.
Ini berfungsi sebagai motivasi dalam meraih cita-cita dan memperkuat kepribadiannya, menanamkan sikap positif, merupakan cerminan sikap dan jati diri bangsa Indonesia di lingkungan pergaulan dunia global.
Demikianlah penjelasan mengenai struktur teks pantun. Semoga bermanfaat.