Jelaskan Seluk Beluk Gurindam secara Lengkap!
paket-wisatabromo.com-Jelaskan Seluk Beluk Gurindam secara Lengkap! Pertanyaan ini berkaitan dengan materi pelajaran bahasa Indonesia kelas 7 semester 1 SMP MTs.
Jelaskan Seluk Beluk Gurindam secara Lengkap!
Berikut ini adalah penjelasan mengenai seluk beluk gurindam secara lengkap. Penjelasan ini meliputi pengertian, fungsi, jenis, ciri, contoh dan latihan soal yang berkaitan dengan gurindam.
Jelaskan Seluk Beluk Gurindam ini merupakan pertanyaan berkaitan dengan bahan ajar gurindam. Penjelasan untuk merespon pertanyaan Jelaskan Seluk Beluk Gurindam ini akan dijawab secara lengkap dalam penjelasan ini.
secara lengkap
A. Pengertian Gurindam
Mengenal Gurindam
Dalam pembahasan mengenal gurindam ini dipaparkan beberapa hal yang berkaitan dengan gurindam. Beberapa hal tersebut meliputi pengertian, fungsi, jenis, ciri, contoh dan latihan soal yang berkaitan dengan gurindam. Berikut ini penjelasannya.
A. Pengertian Gurindam
Pengertian gurindam perlu dipahami setiap orang. Karya sastra satu ini mungkin memang sudah agak jarang terdengar, namun kamu perlu memahaminya. Apalagi, gurindam sering kali disalah artikan menjadi pantun atau puisi.
Maksud dari gurindam adalah puisi lama yang memang cukup mirip dengan pantun. Hal ini disebabkan karena gurindam juga menggunakan perumpamaan layaknya pantun. Namun, perbedaannya adalah gurindam terdiri dari dua baris sedangkan pantun empat baris.
Pengertian gurindam sebagai salah satu puisi lama yang melegenda harus kamu kenali. Gurindam cukup sederhana dengan dua baris saja, namun biasanya memiliki makna yang dalam dan nasihat yang baik untuk kehidupan.
Pengertian gurindam perlu benar-benar dipahami. Istilah gurindam berasal dari bahasa Sankrit atau Sansekerta, Kirindam, yang artinya adalah perumpamaan. Gurindam umumnya berisikan nasehat atau semacam kata-kata mutiara.
Menurut para ahli, pengertian gurindam adalah puisi lama yang berasal dari Melayu. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian gurindam adalah sajak dua baris yang mengandung petuah atau nasihat (misalnya baik-baik memilih kawan, salah-salah bisa jadi lawan).
Pengertian lainnya, gurindam adalah macam puisi lama yang berdirikan tiap bait 2 baris, bersajak a-a, b-b, c-c, dan berisi nasihat.
Pada umumnya, gurindam memadukan antara sajak dan peribahasa. Baris pada gurindam disebut sebagai syarat dan akibat. Baris pertama membahas tentang persoalan, masalah atau perjanjian, sedangkan baris kedua memberitahukan jawaban atau penyelesaian dari bahasan pada baris pertama.
Pengertian Gurindam Menurut Para Ahli:
1. Masruchin (2017
Karya sastra lama yang berbentuk puisi, yang terdiri dari dua baris kalimat yang memiliki rima atau sajak yang sama. Gurindam sendiri memiliki lebih dari satu bait yang terdiri dari dua baris tiap baitnya.
Dalam baris pertama sebagai baris syarat, masalah, persoalan dan perjanjian. Sementara baris kedua sebagai jawaban akibat dari masalah atau hal yang terjadi pada baris pertama.
2. Raja Ali Haji (1989)
Salah satu bentuk puisi Melayu yang terdiri dari dua baris yang berpasangan, bersajak atau berima dan memberikan ide yang lengkap atau sempurna dalam pasangannya.
Dengan keadaan yang demikian, baris pertamanya dapat dianggap sebagai syarat (protasis) dan baris kedua sebagai jawab (apodosis).
3. Ismail Hamid (1989)
Asal kata gurindam adalah dari kata sanskrit yaitu Kirindam yang berarti perumpamaan. Gurindam ini berkembang dalam masyarakat Melayu dan memiliki bentuk teks atau naskah tersendiri.
4. Sutan Takdir Alisjahbana
Sebuah kalimat majemuk yang terbagi menjadi dua baris yang bersajak. Tiap baris merupakan kalimat yang terhubung, yang terdiri dari anak kalimat dan induk kalimat, dengan jumlah suku kata yang tidak ditentukan tiap barisnya.
5. Harun Mat Piah
Menurut harun Mat Piah, Gurindam adalah puisi Melayu lama, yang memiliki bentuk terikat dan tidak terikat. Bentuk yang terikat terdiri dari dua baris serangkap dan memiliki tiga hingga enam patah perkataan dengan rima a-a.
Contoh gurindam:
Jika belajar besungguh-sungguh
Keberhasilan akan kau rengkuh
Jangan hanya pandai saja di benak
Namun juga harus pandai di tindak
Kalau engaku tidak tahu
Maka harus cari ilmu
B. Fungsi Gurindam
Karya sastra gurindam dibuat secara khusus dan mendalam tersebut pasti ada fungsinya. Tentu saja fungsinya mengarah kepada kebaikan dan menghindari dari keburukan.
Seseorang yang membacai karya sastra gurindam maka ia akan mendapatkan fungsi secara intelektual dari teks-teks berbaris tidak lebih dari 6 kata itu.
1. Mendidik jiwa Keaslian sebuah karya sastra yang dibarengi penghayatan hidup secara otomatis akan mendidik jiwa baik si pembuatnya maupun pembaca.
Gurindam yang sebagian besar berupa petuah agama dapat berfungsi untuk mendidik sisi kejiwaan manusia.
2. Menghibur manusia Sebagai karya rekaan manusia selain berfungsi untuk mendidik jiwa manusia lebih baik lagi, gurindam bisa berfungsi untuk menghibur juga lho.
Tema-tema gurindam yang berlatar “kasmaran” biasanya sangat menghibur pembaca. Sebab dari sana dilihatkan bagaimana lebay dan konyolnya orang yang sedang jatuh cinta.
3. Merekam kondisi sosial masyarakat Kreativitas penulis gurindam yang dapat merekam kondisi sosial masyarakat menjadikan karya sastra puisi lama ini berfungsi untuk mengamati kondisi sosial budaya masyarakat. Gurindam mampu merekam segala kejadian dalam beberapa kalimat pendek.
4. Menyampaikan dakwah agama Adanya karya sastra gurindam, akhirnya memudahkan para da’i menyebarkan ajaran-ajaran agama.
Agama manapun yang tujuannya agar manusia melakukan kebaikan dan senantiasa menghindari keburukan.
Bahkan banyak karya sastra gurindam yang mengandung nilai-nilai ajaran luhur agama Islam dan budaya bangsa. Sebab gurindam sendiyoun dari budaya Melayu yang memiliki kedekatan dengan agama.
C. Jenis Gurindam
1. Gurindam berangkai
Pengertian gurindam berangkai adalah salah satu bentuk gurindam yang bercirikan dengan tutur yang sama pada baris pertama di setiap baitnya. Gurindam berkait ditandai dengan adanya keterkaitan bait pertama dengan bait seterusnya. Tak seperti pantun yang pada tiap baitnya tak berkaitan. Justru gurindam ini lebih menekankan keterkaitan sehingga pesan bisa sampai lebih mendalam.
2. Gurindam berkait
Pengertian gurindam berkait adalah salah satu bentuk gurindam yang ditandai dengan adanya hubungan satu sama lain antara bait pertama dengan bait-bait berikutnya. Gurindam berangkai ditandai dengan adanya kata yang sama pada baris pertama dan tiap baitnya. Lebih berima seperti puisi tetapi strukturnya mirip dengan pantun.
3.Gurindam 12
Gurindam 12 adalah karya sastra yang terdiri atas 12 pasal disusun oleh Raja Ali Haji, seorang sastrawan dari Kepulauan Riau. Karya sastra ini berbahasa Melayu Kuno dengan ciri khas banyaknya istilah tasawuf, kata-kata kiasan dan metafora.
Karya ini terdiri dari dua belas pasal dan dikategorikan sebagai “Syi’r Al-Irsyadi” atau puisi didaktik karena berisikan nasehat atau petunjuk hidup, antara lain tentang ibadah, kewajiban raja, kewajiban anak terhadap orang tua, tugas orang tua kepada anak, budi pekerti dan hidup bermasyarakat.
D. Ciri Gurindam
Setelah memahami pengertian gurindam, kamu juga perlu mengenali ciri-cirinya, yaitu sebagai berikut:
1. Gurindam memiliki dua buah baris pada setiap baitnya.
2. Setiap baris terdapat 10 sampai dengan 14 kata.
3. Terdapat hubungan sebab akibat pada tiap barisnya.
4. Pada setiap baris memilki rima maupun saja A-A, B-B, C-C, D-D dan seterusnya.
5. Isi kesimpulan atau maksud dari gurindam terdapat pada baris kedua.
6. Isi keimpulan atau maksud berbentuk nasehat, filosofi, atau sebagainya.
E. Contoh Gurindam
1. Contoh gurindam berangkai:
Lakukan saja apa yang menurutmu benar
Lakukan saja apa yang menurutmu pantas.
Hidup hanya bergantung pada hati
Karena hidup hanya sesaat dan kemudian mati.
Bukalah pintu cinta di hatimu
Jangan pintu cinta dimatamu.
2. Contoh Gurindam berkait:
Siapa yang enggan sesat dunia akhirat
Maka cepat-cepatlah bertaubat sebelum terlambat.
Jika segera bertaubat sebelum akhir zaman
Maka akan mendapatkan yang namanya selamat.
Apabila tidak suka memberi
Maka janganlah suka mencaci.
3. Contoh Gurindam Dua Belas
Pasal 1
Barang siapa tiada memegang agama,
sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama.
Barang siapa mengenal yang empat,
maka ia itulah orang yang ma’rifat.
Barang siapa mengenal Allah,
suruh dan tegahnya tiada ia menyalah.
Barang siapa mengenal diri,
maka telah mengenal akan Tuhan yang bahri.
Barang siapa mengenal dunia,
tahulah ia barang yang teperdaya.
Barang siapa mengenal akhirat,
tahulah Ia dunia mudarat.
Pasal 2:
Barang siapa mengenal yang tersebut,
tahulah ia makna takut.
Barang siapa meninggalkan sembahyang,
seperti rumah tiada bertiang.
Barang siapa meninggalkan puasa,
tidaklah mendapat dua termasa.
Barang siapa meninggalkan zakat,
tiadalah hartanya beroleh berkat.
Barang siapa meninggalkan haji,
tiadalah ia menyempurnakan janji.
Pasal 3:
Apabila terpelihara mata,
sedikitlah cita-cita.
Apabila terpelihara kuping,
khabar yang jahat tiadaiah damping.
Apabila terpelihara lidah,
niscaya dapat daripadanya paedah.
Bersungguh-sungguh engkau memeliharakan tangan,
daripada segala berat dan ringan.
Apabila perut terlalu penuh,
keluarlah fi’il yang tiada senunuh.
Anggota tengah hendaklah ingat,
di situlah banyak orang yang hilang semangat.
Hendaklah peliharakan kaki,
daripada berjaian yang membawa rugi.
Pasal 4:
Hail kerajaan di dalam tubuh,
jikalau lalim segala anggotapun rubuh.
Apabila dengki sudah bertanah,
datanglah daripadanya beberapa anak panah.
Mengumpat dan memuji hendaklah pikir,
di situlah banyak orang yang tergelincir.
Pekerjaan marah jangan dibela,
nanti hilang akal di kepala.
Jika sedikitpun berbuat bohong,
boleh diumpamakan mulutnya itu pekong.
Tanda orang yang amat celaka,
aib dirinya tiada ia sangka.
Bakhil jangan diberi singgah,
itupun perampok yang amat gagah.
Barang siapa yang sudah besar,
janganlah kelakuannya membuat kasar.
Barang siapa perkataan kotor,
mulutnya itu umpama ketur.
Di mana tahu salah diri,
jika tidak orang lain yang berperi.
Pasal 5:
Jika hendak mengenai orang berbangsa,
lihat kepada budi dan bahasa,
Jika hendak mengenal orang yang berbahagia,
sangat memeliharakan yang sia-sia.
Jika hendak mengenal orang mulia,
lihatlah kepada kelakuan dia.
Jika hendak mengenal orang yang berilmu,
bertanya dan belajar tiadalah jemu.
Jika hendak mengenal orang yang berakal,
di dalam dunia mengambil bekal.
Jika hendak mengenal orang yang baik perangai,
lihat pada ketika bercampur dengan orang ramai.
Pasal 6:
Cahari olehmu akan sahabat,
yang boleh dijadikan obat.
Cahari olehmu akan guru,
yang boleh tahukan tiap seteru.
Cahari olehmu akan isteri,
yang boleh dimenyerahkan diri.
Cahari olehmu akan kawan,
pilih segala orang yang setiawan.
Cahari olehmu akan abdi,
yang ada baik sedikit budi.
Pasal 7:
Apabila banyak berkata-kata,
di situlah jalan masuk dusta.
Apabila banyak berlebih-lebihan suka,
itulah landa hampirkan duka.
Apabila kita kurang siasat,
itulah tanda pekerjaan hendak sesat.
Apabila anak tidak dilatih,
I’ika besar bapanya letih.
Apabila banyak mencela orang,
itulah tanda dirinya kurang.
Apabila orang yang banyak tidur,
sia-sia sahajalah umur.
Apabila mendengar akan khabar,
menerimanya itu hendaklah sabar.
Apabila menengar akan aduan,
membicarakannya itu hendaklah cemburuan.
Apabila perkataan yang lemah-lembut,
lekaslah segala orang mengikut.
Apabila perkataan yang amat kasar,
lekaslah orang sekalian gusar.
Apabila pekerjaan yang amat benar,
tidak boleh orang berbuat onar.
Pasal 8:
Barang siapa khianat akan dirinya,
apalagi kepada lainnya.
Kepada dirinya ia aniaya,
orang itu jangan engkau percaya.
Lidah yang suka membenarkan dirinya,
daripada yang lain dapat kesalahannya.
Daripada memuji diri hendaklah sabar,
biar dan pada orang datangnya khabar.
Orang yang suka menampakkan jasa,
setengah daripada syirik mengaku kuasa.
Kejahatan diri sembunyikan,
kebalikan diri diamkan.
Keaiban orang jangan dibuka,
keaiban diri hendaklah sangka.
Pasal 9:
Tahu pekerjaan tak baik,
tetapi dikerjakan,
bukannya manusia yaituiah syaitan.
Kejahatan seorang perempuan tua,
itulah iblis punya penggawa.
Kepada segaia hamba-hamba raja,
di situlah syaitan tempatnya manja.
Kebanyakan orang yang muda-muda,
di situlah syaitan tempat berkuda.
Perkumpulan laki-laki dengan perempuan,
di situlah syaitan punya jamuan.
Adapun orang tua yang hemat,
syaitan tak suka membuat sahabat.
Jika orang muda kuat berguru,
dengan syaitan jadi berseteru.
Pasal 10:
Dengan bapa jangan durhaka,
supaya Allah tidak murka.
Dengan ibu hendaklah hormat,
supaya badan dapat selamat.
Dengan anak janganlah lalai,
supaya boleh naik ke tengah balai.
Dengan isteri dan gundik janganlah alpa,
supaya kemaluan jangan menerpa.
Dengan kawan hendaklah adil supaya tangannya jadi kafill.
Pasal 11:
Hendaklah berjasa,
kepada yang sebangsa.
Hendaklah jadi kepala,
buang perangai yang cela.
Hendaklah memegang amanat,
buanglah khianat.
Hendak marah,
dahulukan hajat.
Hendak dimulai,
jangan melalui.
Hendak ramai,
murahkan perangai.
Pasal 12:
Raja muafakat dengan menteri,
seperti kebun berpagarkan duri.
Betul hati kepada raja,
tanda jadi sebarang kerja.
Hukum adil atas rakyat,
tanda raja beroleh anayat.
Kasihan orang yang berilmu,
tanda rahmat atas dirimu.
Hormat akan orang yang pandai,
tanda mengenal kasa dan cindai.
Ingatkan dirinya mati,
itulah asal berbuat bakti.
Akhirat itu terlalu nyata,
kepada hati yang tidak buta.
F. Latihan Soal Gurindam
1. Gurindam berasal dari negeri …
A. India
B. China
C. Indonesia
D. Inggris
2. Perhatikan pernyataan diberikut ini!
1) Dalam satu bait terdiri dari empat baris.
2) Semua baris ialah isi.
3) Baris 3-4 yaitu isi.
4) Berima sama.
5) Berisi pesan yang tersirat dan pesan moral.
Pernyataan yang benar ihwal gurindam yaitu …..
A. 2); 4); 5)
B. 1); 4); 5)
C. 1); 2); 5)
D. 2); 3); 4)
3. Berikut ini yaitu pola gurindam yang sempurna terdapat adalah….
A. Buah duku buah durian
Hanya engkau keakungan
B. Buah duku buah durian
Durian matang lezat sekali
C. Jika ingin jadi anak pintar
Setiap dikala harus belajar
D. Ingin menjadi mulia
Ingatlah selalu menjadi baik
4. Perhatikan gurindam diberikut ini!
Jika ingin mengenal orang mulia Lihatlah pada kelakuan dia
Telaah yang sesuai dengan gurindam di atas adalah….
A. Gurindam tersebut memakai pola ab-ab
B. Gurindam tersebut memakai pola pengembangan deduktif
C. Gurindam tersebut memakai pola kalimat majemuk
D. Gurindam tersebut memakai pola kalimat tunggal.
5. Jumlah suku kata tiap baris memiliki jumlah kata sekitar …
A. 10-14 suku kata
B. 8-12 suku kata
C. 8-14 suku kata
D. 1-100 suku kata
Baca:
1. Tulislah Contoh Gurindam sesuai Jenisnya!-Unduh
2. Jelaskan Jenis Puisi Rakyat, Beserta Ciri, Struktur Fisik, dan Batinnya!-Unduh
3. Jelaskan Seluk Beluk Pantun Lengkap!-Unduh
4. Jelaskan Seluk Beluk Syair Lengkap!-Unduh
5. Jelaskan Pengertian Teks Naratif beserta Contoh!-Unduh
Demikianlah jawaban yang tepat berkaitan dengan pertanyaan Jelaskan Seluk Beluk Gurindam secara Lengkap! Semoga bermanfaat.