Memahami Unsur Bahasa dalam Teks Deskripsi Buku SMP MTs Kelas 7 Sekolah Penggerak
paket-wisatabromo.com- Selamat berjumpa lagi, kabar baik tentunya. Salam sehat dan semangat selalu. Pelajaran kali ini akan diposting mengenai unsur bahasa dalam teks deskripsi.
Masih ingat sesanti kita ya, belajar bahasa Indonesia berarti belajar mencintai bangsa Indonesia. Nah, belajar mengenai unsur bahasa dalam teks deskripsi merupakan bagian dari belajar bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Jika menguasai unsur bahasa dalam teks deskripsi, maka kalian akan mendapatkan keterampilan dalam memproduksi teks deskripsi. Ayo, kita mulai saja, tentu kalian sudah tidak sabar, apa saja unsur bahasa yang lebih spesifik dalam teks deskripsi.
Unsur Bahasa dalam Teks Deskripsi Buku SMP MTs Kelas 7 Sekolah Penggerak
Ada tiga unsur bahasa dalam teks deskripsi yang penting dicermati. Ketiga unsur bahasa itu antara lain: kata konkret, kalimat perincian, dan majas personifikasi.
1. Kata Konkret
Pengertian Kata konkret adalah kata yang mudah diserap pancaindra. Misalnya, buku, meja, rumah, kuda.
Untuk kata konkret ini ada yang diserap dengan indra penglihatan. Berikut ini contoh kata konkret dengan indra penglihatan dalam kalimat, yaitu Ada ayunan di depan tulisan Pantan Terong yang dicat senada dengan warna bendera pusaka, merah dan putih
Ada juga kata konkret yang diserap dengan indra pendengaran. Contohnya antara lain: Deg-degan sekali rasanya.
Selain itu, kata konkret ada juga yang diserap dengan indra perabaan. Contohnya adalah Pasti kalian tidak tahu aku sedang menggigil kedinginan. Matahari makin tinggi dan hawa sejuk memeluk kami.
2. Kalimat Perincian
Untuk mencapai tujuan teks deskripsi, kita harus melukiskan bagian-bagian yang penting sedetail mungkin dengan menggunakan kalimat perincian.
Contoh, jika kita melukiskan betapa indahnya laut dalam di Wakatobi, kita harus memerinci situasi di dalam laut yang indah itu selengkap-lengkapnya sehingga pembaca dapat membayangkan bagaimana jika dia sendiri yang sedang menyelam di Wakatobi. Apakah terumbunya yang cantik, ikan-ikannya yang beraneka ragam, atau hal lain?
Contoh Kalimat perincian lainya
Bandingkan dua gambar berikut. Menurutmu, deskripsi mana yang membuatmu ingin mencicipi kue balok ini?
“Kue itu enak.”
“Kue balok itu enak sekali. Teksturnya lembut saat digigit dan isian cokelatnya akan lumer di mulutmu. Manisnya juga pas”
Berikut ini adalah contoh kalimat dan kalimat perinciannya dari teks “Pantan Terong.”
Kalimat Kalimat Perincian
Kami berangkat pagi sekali. Kota Takengon masih gelap dan sepi saat kami
berangkat pagi itu.
Pemandangan matahari terbit Dari ketinggian 1.830 meter di atas permukaan
di Pantan Terong sangat cantik. laut, kami dapat melihat warna langit yang jingga
terkena semburat sinar matahari di balik deretan
gunung-gunung yang kokoh.
Warna itu kontras sekali dengan perbukitan yang
hijau, perkebunan, lembah-lembah yang sangat
cantik, dan Kota Takengon yang terlihat kecil dari
sini.
Danau Laut Tawar indah sekali Danau Laut Tawar itu berkilau diterpa sinar
pada pagi hari. matahari pagi.
Jalan ke arah bukit Pantan Wow, jalanan kecil itu menanjak dan curam
Terong mengerikan. dengan tikungan-tikungan yang tajam!
Ada banyak latar indah untuk Ada ayunan di depan tulisan Pantan Terong yang
berswafoto di Pantan Terong. dicat senada dengan warna bendera pusaka,
merah dan putih.
Apabila kalian berswafoto di sana, kalian akan
mendapatkan latar lembah yang mengepung Kota
Takengon di kejauhan. Keren, kan?
3. Majas Personofikasi
Pengertian
Majas personifikasi adalah gaya bahasa yang mengumpamakan benda mati seolah-olah hidup seperti manusia.
Contoh Majas Personifikasi
Angin yang bertiup memainkan rambut dan berputar di sekeliling tubuh. Benda mati tentu tidak bisa bergerak. Namun, pada kalimat tersebut angin digambarkan seolah hidup seperti manusia yang dapat memainkan rambut dan berputar.
Hal ini ditandai dengan penggunaan kata kerja yang membuat benda mati seolah-olah hidup, yaitu kata memainkan dan berputar.
Contoh Personifikasi lainnya
1. Mobil itu batuk-batuk dan menyemburkan asap hitam saat lewat di depanku.
Kata “batuk-batuk dan menyemburkan” membuat benda mati seolah-olah menjadi hidup.
2. Kami belajar diiringi nyala lilin yang menari-nari dalam kegelapan.
Kata “menari-nari” membuat lilin dapat berperilaku seperti manusia. seba yang bisa menari itu adalah manusia.
3. Bunyi sirene pemadam kebakaran itu menjerit-jerit menyuruh kami minggir.
“Menjerit-jerit menyuruh kami minggir” tidak mungkin dilakukan oleh sirine, tapi hanya dapat dilakukan oleh manusia.
4. Kasurku seperti memanggil-manggilku begitu aku memasuki kamar pada siang terik itu.
Yang bisa “memanggil-manggil” adalah manusia bukan kasur seperti dalam kalimat di atas.
5. Rasa sambal yang pedas itu membakar lidahku.
Perbuatan “membakar” adalah manusia. Tidak mungkin rasa sambal bisa berperilaku seperti manusia yaitu membakar.
Contoh Majas Personifikasi dalam Kutipan Novel
Sekarang bacalah kutipan novel ini baik-baik.
Misteri Terowongan Kereta “Kalian tahu kenapa binatang ini disebut ‘kereta api’?” Bapak bertanya sambil takzim menatap langit-langit gerbong, ke sebuah kipas angin karatan yang tidak berfungsi lagi.
Kami yang duduk rapi di sebelah Bapak, antusias ikut mengamati seluruh gerbong. Celingukan ke depan belakang, menatap ke luar jendela, melihat batang pohon berpilin seperti berlari.
Hutan pedalaman Sumatra yang selalu berkabut di pagi hari. Bapak tersenyum, dia sudah menduga kalau kami, jangankan menjawab pertanyaan, mendengarkan kalimatnya barusan pun tidak.
Dia paham, ini perjalanan pertama kalinya aku dan Burlian dengan kereta api. Meski si ular besi ini sudah menjadi bagian kehidupan kampung, dengan suara klaksonnya yang tidak pernah alpa, melenguh nyaring setiap subuh buta dan tengah malam, sejatinya kami dan boleh jadi anak-anak lain belum banyak yang menaiki kereta api dalam sebuah perjalanan sungguhan. (Dikutip dari Tere Liye, 2010: 1).
Berikut ini adalah majas personifikasi dalam teks di atas.
1. Celingukan ke depan belakang, menatap ke luar jendela, melihat batang pohon berpilin seperti berlari.
2. Meski si ular besi ini sudah menjadi bagian kehidupan kampung, dengan suara klaksonnya yang tidak pernah alpa, melenguh nyaring setiap subuh buta dan tengah malam, sejatinya kami dan boleh jadi anak-anak lain belum banyak yang menaiki kereta api dalam sebuah perjalanan sungguhan.
Majas Personifikasi dalam Teks Deskripsi “Pantan Terong yang yang Instagramable”
Pantan Terong adalah nama tempat wisata yang sedang populer di Kota Takengon. Akhirnya, aku menginjakkan kaki juga di sini.
Kalau kalian berkunjung ke Aceh, sempatkan mampir juga ke bukit yang instagramable ini, Ya, aku jamin, kalian tidak akan merasa rugi!
Kami berangkat dari Banda Aceh pukul 01.00 siang. Pukul 08.00 malam kami tiba di rumah Paman di Kota Takengon. Setelah makan malam, Paman menyuruh kami bergegas tidur.
Kami akan pergi segera setelah salat subuh. Siapa tahu kami bisa menyaksikan matahari terbit di Pantan Terong! Kota Takengon masih gelap dan sepi saat kami berangkat pagi itu.
Hanya dalam waktu 15 menit, kami sudah tiba di jalan mendaki ke arah puncak bukit. Wow, jalanan kecil itu menanjak dan curam dengan tikungan-tikungan yang tajam!
Deg-degan sekali rasanya. Untung Paman lihai mengendarai mobil. Kata Paman, hanya mobil berkondisi prima yang bisa memanjat jalanan securam ini. Untung saja ketegangan itu segera berakhir.
Sesampai di atas, Paman memarkir mobil di luar pagar dan kami pun masuk ke dalam.
Dari ketinggian 1.830 meter di atas permukaan laut, kami dapat melihat warna langit yang jingga terkena semburat sinar matahari di balik deretan gunung-gunung yang kokoh.
Warna itu kontras sekali dengan perbukitan yang hijau, perkebunan, lembah-lembah yang sangat cantik, dan Kota Takengon yang terlihat kecil dari sini.
Oh ya, kalian juga dapat melihat Danau Laut Tawar yang seperti berkilau diterpa sinar matahari pagi.
Pokoknya rasa kantuk karena bangun pada pagi buta tadi sudah terbayar dengan pemandangan cantik ini. Kata Paman, kalian juga dapat menikmati pelangi yang muncul setelah hujan.
Wah, aku jadi penasaran! Lain kali aku harus ke sini lagi. Nah, matahari sudah makin tinggi, waktunya untuk swafoto. Wah, banyak sekali latar yang dapat dipilih untuk swafoto!
Ada ayunan di depan tulisan Pantan Terong yang dicat senada dengan warna bendera pusaka, merah dan putih. Apabila kalian berswafoto di sana, kalian akan mendapatkan latar lembah yang mengepung Kota Takengon di kejauhan. Keren, kan?
Bagus, ya? Pasti kalian tidak tahu aku sedang menggigil kedinginan. Setelah berswafoto, apa lagi? Di sini kalian pun dapat mencicipi aneka jenis sajian kopi asli Tanah Gayo.
Kalian dapat memilih berbagai varian minuman kopi, seperti espresso, cappuccino, mochacino, hingga latte .
Makin siang makin banyak pengunjung berdatangan. Matahari makin tinggi dan hawa sejuk memeluk kami. Angin yang bertiup memainkan rambut dan berputar di sekeliling tubuh membuat kami ingin berswafoto lagi dan lagi.
Sebelum pulang, ibuku membeli suvenir yang berbentuk kopi gayo. Katanya, kita harus membantu perajin lokal.
Nah, tunggu apa lagi? Dengan mengunjungi Pantan Terong, kalian pun ikut mempromosikan wisata dan kerajinan lokal.
Berikut ini adalah majas personifikasi dalam teks deskripsi tersebut.
1. Kata Paman, hanya mobil berkondisi prima yang bisa memanjat jalanan securam ini.
2. Dari ketinggian 1.830 meter di atas permukaan laut, kami dapat melihat warna langit yang jingga terkena semburat sinar matahari di balik deretan gunung-gunung yang kokoh.
3. Warna itu kontras sekali dengan perbukitan yang hijau, perkebunan, lembah-lembah yang sangat cantik, dan Kota Takengon yang terlihat kecil dari sini.
4. Matahari makin tinggi dan hawa sejuk memeluk kami.
5. Angin yang bertiup memainkan rambut dan berputar di sekeliling tubuh membuat kami ingin berswafoto lagi dan lagi.
Baca:
- Inilah Cara Mendeskripsikan Gambar dan Contohnya yang Tepat
- Majas Personifikasi dalam Teks Deskripsi Buku SMP MTs Kelas 7 Sekolah Penggerak
Demikianlah pembahasan mengenai unsur kebahasaan dalam teks deskripsi. Semoga bermanfaat.