Menelaah Kaidah Bahasa Teks Persuasi dan Contohnya yang Tepat

Menelaah Kaidah Bahasa Teks Persuasi dan Contohnya yang Tepat

paket-wisatabromo.com-Salam bahasa Indonesia dan salam sehat selalu. Semoga kabar kamu baik semuanya. Tentu kamu juga tetap semangat belajar bahasa Indonesia. Materi pelajaran dalam artikel kali ini adalah menelaah kaidah bahasa teks persuasi dan contohnya yang tepat.

Materi menelaah kaidah bahasa teks persuasi ini menjadi bagian dari materi jenis teks persuasi. Hal ini berhubungan dengan aspek pengetahuan menurut kurikulum 2013. Di sekolahmu tentunya masih menggunakan Kurikulum 2013 untuk saat ini.

Untuk materi menelaah kaidah bahasa teks persuasi ini khusus ditujukan buat kamu yang masih duduk di SMP MTs kelas 8 semester 2. Nah, ini materi yang ditunggu-tunggu sudah hadir di tengah kalian. Ikuti, Yuk!

Menelaah Kaidah Bahasa Teks Persuasi dan Contohnya yang Tepat

Pada artikel sebelumnya, kamu tentu sudah membaca mengenai pengerian kata “menelaah.” Nah, kata “menelaah” tersebut akan digunakan juga dalam artikel kali ini. bagi yang belum membaca, silakan saja buka artikel di blog ini yang berjudul “Menelaah Struktur Teks Persuasi dan Contohnya yang Tepat.”

Agar dapat menelaah kaidah bahasa teks persuasi, kamu harus memahami kaidah bahasa teks persuasi itu sendiri. berikut ini adalah penjelasan mengenai kaidah bahasa teks persuasi.

Kaidah Bahasa Teks Persuasi
1.  Menggunakan Kalimat Perintah

Kalimat perintah adalah kalimat yang mengandung intonasi dan makna perintah atau larangan.

Di dalam teks persuasi biasanya terdapatnya penyataan-pernyataan yang mengandung ajakan, dorongan, bujukan, dan sejenisnya. Seperti jangan, sebaiknya, hendaknya, waspadalah, ayo, mari, marilah, dll.

Berikut contohnya.

a. Padahal, itu penting sekali buat kita ketahui supaya tidak terjerumus ke jalan yang salah. Tapi, ya sekadar mengingatkan saja, sebagai remaja kita punya sepuluh hak reproduksi yang sepantasnya kita pertahankan.

b. Sekali lagi kita harus hati-hati banget dan ekstra waspada dengan situs-situs yang akan kita kunjungi.

c. Jadikanlah wahana yang satu ini sebagai penambah wawasan.

2. Menggunakan Kata Ganti

Untuk menjadikan pembaca lebih terbujuk, penulis mengunakan kata ganti kita. Dengan kata itu, menjadikan tidak ada pembeda antara dirinya dengan para pembaca.

Seolah-olah kepentingan pembaca juga sama-sama merupakan kepentingan penulis. Dengan demikian, daya bujuknya akan lebih kuat.

Kata ganti “kita” adalah kata ganti orang pertama jamak. Fungsinya menggantikan pembaca yang dipersuasi dan penulis atau pembicara yang memersuasi.

3. Memakai Kata Teknis

Menggunakan kata-kata teknis atau peristilahan yang berkenaan dengan topik yang dibahas. Berkaitan dengan permasalahan remaja, digunakan kata-kata yang relevan dengan masalah itu, seperti teknologi internet, repdoduksi, aborsi.

4. Menggunakan Kata Penghubung Argumentatif

Misalnya, jika…maka, sebab, karena, dengan demikian, akibatnya, oleh karena itu.

5. Manggunakan Kata Kerja Mental

Banyak digunakan kata-kata kerja mental, seperti diharapkan, memprihatinkan, memperkirakan, mengagumkan, menduga, berpendapat, berasumsi, menyimpulkan.

6. Menggunakan Kata Perujukan

Ada pula yang menggunakan kata-kata perujukan, seperti: berdasarkan data…, merujuk pada pendapat….. Pernyataan-pernyataan seperti itu digunakan untuk lebih meyakinkan dan memperkuat bujukan yang digunakan penulis sebelum ataupun sesudahnya.

7. Menggunakan Kata Kerja yang Menyatakan Penjelasan.

Kata kerja ini banyak digunakan pada bagian pembukaan dan penyampaian tesis. Contoh kata kerja yang menyatakan penjelasan antara lain: adalah, ialah, merupakan, yaitu, dll.

8. Menggunakan Konjungsi yang Menyatakan Tujuan dan Penjelasan

Konjungsi ini sering digunakan pada bagian tesis. Contoh konjungsi tujuan adalah “agar, supaya dan untuk.” Sedangkan contoh konjungsi penjelasan adalah “bahwa.”

9. Menggunakan Konjungsi Kausal

Konjungsi ini sering digunakan pada bagian argumen. Konjungsi kausal dikenal ada dua yakni konjungsi sebab dan konjungsi akibat. Contoh konjungsi sebab adalah, karena, sebab, oleh karena. Sedangkan contoh konjungsi akiat antara lain: hingga, maka, sehingga, sampai, dan sampai-sampai.

Itulah kaidah kebahasaan teks persuasi. Pemahaman kamu mengenai hal tersebut sangat dibutuhkan untuk modal menelaah kaidah bahasa teks persuasi.

Contoh Telaah Kaidah Bahasa Teks Persuasi
Jagalah Keselamatan Diri dan Orang lain di Jalan Raya

Orang yang disebut pengguna jalan raya tidak hanya orang-orang yang berkendara di jalan raya, tetapi juga orang-orang yang berada di sekitar jalan raya tersebut, yaitu pejalan kaki. Sudah sewajarnya jika setiap pengguna jalan berhati-hati saat berada di jalan raya. Hal ini disebabkan semakin rendahnya kesadaran masyarakat terhadap keselamatan, baik keselamatan diri maupun keselamatan pengguna jalan lain. 

Atas dasar waktu, orang-orang yang kurang memperhatikan keselamatan tersebut biasanya berpendapat “yang penting sampai.” Pendapat tersebut bukan berarti menyepakati bahwa setiap pengguna jalan dapat jalan dapat melakukan pelanggaran-pelanggaran lalu lintas yang tertulis dalam Undang-Undang Lalu Lintas nomor 22 tahun 2009. Hal inilah yang menjadi penyebab utama bahaya di jalan raya.

Jalan raya dikatakan berbahaya karena pelanggar-pelanggar lalu lintas tersebut dapat memicu kecelakaan yang dapat merugikan orang lain. Banyak dampak yang ditimbulkan akibat kecelakaan tersebut, mulai dari kemacetan hingga korban meninggal.

Indonesia termasuk negara yang mempunyai tingkat kecelakaan lalu lintas tertinggi di dunia setelah Tiongkok dan India. Hal tersebut diungkapkan berdasarkan hasil survei WHO dalam The Global Report on Road Safety. Tidak heran jika banyak orang yang menyimpulkan bahwa jalan raya merupakan “Penghilang Nyawa” terbesar setelah penyakit kanker.

Saat menggunakan jalan raya sebaiknya kita disiplin untuk menjalankan aturan yang menunjang keselamatan dan kenyamanan diri, serta pengguna jalan lain. Kesabaran juga dibutuhkan oleh pengguna jalan raya. Gunakan jalan raya sesuai dengan fungsinya. Patuhilah setiap rambu lalu lintas. Jangan berkendara dengan kecepatan yang terlalu tinggi, terutama saat jalanan ramai. Mari kita saling menghormati sesama pengguna jalan agar  tercipta suasana aman dan nyaman di perjalanan.

Telaah kaidah Bahasa Teks Persuasi di atas sebagai berikut.
1.  Menggunakan Kalimat Perintah

a. Saat menggunakan jalan raya sebaiknya kita disiplin untuk menjalankan aturan yang menunjang keselamatan dan kenyamanan diri, serta pengguna jalan lain. (kalimat perintah halus).

b. Gunakan jalan raya sesuai dengan fungsinya. Patuhilah setiap rambu lalu lintas. (kalimat perintah biasa)

c. Jangan berkendara dengan kecepatan yang terlalu tinggi, terutama saat jalanan ramai. (kalimat perintah larangan).

d. Mari kita saling menghormati sesama pengguna jalan agar  tercipta suasana aman dan nyaman di perjalanan. (Kalimat perintah ajakan)

2. Menggunakan Kata Ganti

a. Saat menggunakan jalan raya sebaiknya kita disiplin untuk menjalankan aturan yang menunjang keselamatan dan kenyamanan diri, serta pengguna jalan lain.

b. Mari kita saling menghormati sesama pengguna jalan agar  tercipta suasana aman dan nyaman di perjalanan.

Pada dua kalimat di atas digunakan kata ganti “kita”. Tujuannya adalah agar pembaca lebih terbujuk. Kata ganti “kita” menjadikan tidak ada pembeda antara dirinya dengan para pembaca.

Kata ganti “kita” adalah kata ganti orang pertama jamak. Fungsinya menggantikan pembaca yang dipersuasi dan penulis atau pembicara yang memersuasi.

3. Memakai Kata Teknis

Ada beberapa kata teknis yang digunakan dalam teks tersebut. Berikut ini adalah kata-kata teknis tersebut beserta artinya.

a. pengguna jalan                   : orang yang menggunakan jalan

b. keselamatan               

Perihal (keadaan dan sebagainya) selamat; kesejahteraan; kebahagiaan dan sebagainya.

c. Undang-Undang Lalu Lintas

Ketentuan dan peraturan negara yang dibuat oleh pemerintah (menteri, badan eksekutif, dan sebagainya), disahkan oleh parlemen (Dewan Perwakilan Rakyat, badan legislatif, dan sebagainya), ditandatangani oleh kepala negara (presiden, kepala pemerintah, raja), dan mempunyai kekuatan yang mengikat berkaitan dengan lalu lintas.

d. bahaya di jalan raya      

Sesuatu yang (mungkin) mendatangkan kecelakaan (bencana, kesengsaraan, kerugian, dan sebagainya)

e. hasil survei                

Hasil riset dengan memberi batas yang jelas atas data; penyelidikan; peninjauan.

f. berkendara

Duduk di atas sesuatu yang dinaiki, ditunggangi, dan sebagainya (seperti kuda atau kereta):

Itulah kata-kata teknis atau peristilahan yang berkenaan dengan topik “Transportasi Keselamatan Pengguna Jalan.”

4. Menggunakan Kata Penghubung Argumentatif

a. Jalan raya dikatakan berbahaya karena pelanggar-pelanggar lalu lintas tersebut dapat memicu kecelakaan yang dapat merugikan orang lain.

b. Hal ini disebabkan semakin rendahnya kesadaran masyarakat terhadap keselamatan, baik keselamatan diri maupun keselamatan pengguna jalan lain.

Di dalam kedua kalimat tersebut, digunakan konjungsi “karena” dan “disebabkan.” kedua konjungsi tersebut menunjukkan makna argumentasi untuk memperkuat gagasan yang dikemukakan penulis.

5. Manggunakan Kata Kerja Mental

a. kurang memperhatikan

b. menyepakati

c. menghormati

d. merugikan

6. Menggunakan Kata Perujukan

a. Hal tersebut diungkapkan berdasarkan hasil survei WHO dalam The Global Report on Road Safety.

b. Pendapat tersebut bukan berarti menyepakati bahwa setiap pengguna jalan dapat jalan dapat melakukan pelanggaran-pelanggaran lalulintas yang tertulis dalam Undang-Undang Lalu Lintas nomor 22 tahun 2009.

Kedua kalimat di atas merupakan kata perujukan yang berfungsi untuk lebih meyakinkan dan memperkuat bujukan yang digunakan penulis.

7. Menggunakan Kata Kerja yang Menyatakan Penjelasan.

Orang yang disebut pengguna jalan raya tidak hanya orang-orang yang berkendara di jalan raya, tetapi juga orang-orang yang berada di sekitar jalan raya tersebut, yaitu pejalan kaki.

Di dalam kalimat tersebut digunakan kata kerja penjelasan “yaitu” yang ditulis bergaris bawah. Fungsinya adalah menyatakan penjelasan.

8. Menggunakan Konjungsi yang Menyatakan Tujuan dan Penjelasan

a. Pendapat tersebut bukan berarti menyepakati bahwa setiap pengguna jalan dapat jalan dapat melakukan pelanggaran-pelanggaran lalulintas yang tertulis dalam Undang-Undang Lalu Lintas nomor 22 tahun 2009.

b. Tidak heran jika banyak orang yang menyimpulkan bahwa jalan raya merupakan “Penghilang Nyawa” terbesar setelah penyakit kanker.

Konjungsi “bahwa” digunakan pada teks persuasi di atas. Fungsinya adalah memperjelas gagasan yang disampaikan.

9. Menggunakan Konjungsi Kausal

a. Jalan raya dikatakan berbahaya karena pelanggar-pelanggar lalu lintas tersebut dapat memicu kecelakaan yang dapat merugikan orang lain.

b. Banyak dampak yang ditimbulkan akibat kecelakaan tersebut, mulai dari kemacetan hingga korban meninggal.

Di dalam kalimat tersebut digunakan konjungsi sebab, yakni “karena” “hingga.” Kedua konjungsi tersebut berfungsi memeperkuat argumen untuk meyakinkan pembaca atau pendengar apabila persuasinya dilakukan secara lisan.

Baca:

Demikianlah pembahasan mengenai menelaah kaidah bahasa teks persuasi dan contohnya yang tepat. Semoga bermanfaat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *