Menelaah Struktur dan Kebahasaan Puisi Rakyat dengan Cara Mudah

Menelaah Struktur dan Kebahasaan Puisi Rakyat dengan Cara Mudah

paket-wisatabromo.com –Menelaah struktur dan kebahasaan puisi rakyat dengan cara yang mudah merupakan materi pelajaran peserta didik SMP MTs kelas 7 semester 2 yang wajib dikuasi.

Diharapkan peserta didik dapat menelaah struktur dan kebahasaan puisi rakyat dengan cara yang mudah.

Pada kesempatan kali ini akan dibahas mengenai menelaah struktur dan kebahasaan puisi rakyat dengan cara yang mudah.

Menelaah Struktur dan Kebahasaan Puisi Rakyat dengan Cara yang Mudah

Pembahasan ini terbagi menjadi tiga bagian yakni struktur dan kebahasaan pantun, gurindam, dan syair.

Struktur dan Kebahasaan Pantun

Pantun dikembangkan dengan pola struktur tertentu, yaitu dengan bait, jumlah barus, jumlah kata, sumlah suku kata, sampiran, dan isi, serta rima (Bunyi akhir setiap baris).

Kebahasaan yang digunakan dalam pantun pun memiliki ciri tersendiri, yaitu penggunaan kalimat  perintah baik suruhan, larangan, maupun ajakan.

Perhatikan contoh berikut

Bait

Pak tua duduk di kursi

Tak lama ia tidak bersuara

Jangan coba-coba korupsi

Bila anak istri tak ingin 

Baris/larik dan kalimat larangan

Makan durian di kebun tetangga  …….. baris/larik

Setelah dibuka banyak ulatnya …………. baris/larik

Jangan kau berbuat seenaknya ………… kalimat larangan

Langgar KUP masuk penjara

Sampiran dan isi

Jalan-jalan ke banyumanik …… Sampiran

Setelah lelah naik taksi  ……….. Sampiran

sebagai warga yang baik ……..   Isi

janganlah sampai terjerat korupsi ….. Isi

Kalimat Perintah

Adik duduk di lantai dasar

Duduk sambil kaki bersila

Patuhi undang-undang dasar ………… Kalimat perintah

Wujudkan nilai luhur Pancasila

Kalimat Ajakan

Memetik bunga hanya sekuntum

Tercium wangi sekali baunya

Undang-Undang dasar sumber hukum

Mari kita bersama menaatinya …..kalimat ajakan

Struktur pantun dapat disimpulkan sebagai berikut

1. Pantun memiliki bait

2. Setiap bait terdiri atas empat baris

3. Baris pertama dan kedua merupakan sampiran

4. Baris ketiga dan keempat merupakan isi

5. Setiap baris terdiri atas 8-12 suku kata

6. Pantun mempunyai sajak a-b-a-b

Struktur dan Kebahasaan Gurindam

Gurindam dikembangkan dengan struktur tertentu, yakni dengan bait, jumlah baris, jumlah kata, jumlah suku kata, isi, serta rima atau bunyi akhir setiap baris.

Perlu diketahui bahwa gurindam itu tidak mempunyai sampiran. Semua baris berupa isi.

Kebahasaan yang digunakan dalam gurindam tertentu pula termasuk penggunaan kalimat perintah, kalimat informatif bersiafat saran.

Contoh

Barang siapa yang kaya raya  …………. sebab

Ingatlah kepada yang susah sengsara……akibat dan berupa kalimat perintah.

Siapa lupa sembayang  ……. larik

Bagai gubuk tanpa tiang…..larik  dan berupa kalimat informatif.

Apabila terpelihara kuping ….. rima (satu suku kata sama yakni: ping)

Kabar yang jahat tiadalah damping….. rima (ping)

Apabila terpelihara lidah … rima (dah)

Niscaya mendapat faedah … rima (dah) dan kalimat informatif

Hendaklah peliharakan kaki, … rima (i)

dari berjalan yang membawa rugi… rima  (i)

Simpulan yang bisa disampaikan adalah

1. Gurindam memiliki bait

2. Setiap baik terdiri atas dua larik, larik pertama merupakan sebab, larik kedua merupakan akibat.

3. Semua larik merupakan isi

4. Setiap larik terdiri atas 8-12 suku kata

4. Gurindam mempunyai rima pada setiap akhir baris

Baca:

Struktur dan Kebahasaan Syair

Syair dikembangkan dengan struktur bait, larik, jumlah kata, jumlah suku kata, isidan bunyi akhir setiap baris.

Kebahasaan yang digunakan dalam syair tertentu pula, termasuk penggunaan kalimat perintah.

Perhatikan contoh berikut

Hai muda arif budiman

Hasilkan kemudi dengan pedoman

Alat perahumu juga kerjakan

Itulah jalan membetuli lisan

 

Jika anakanda tumbuh besar

Tutur dan kata janganlah kasar

Janganlah seperti orang sasar

Banyaklah orang menaruh gusar

 

Tutur yang manis anakanda tuturkan

Perangai yang lembut anakanda lakukan

Hati yang sabar anakanda tetapkan

Malunya orang anakanda pikirkan

 

Kesukaan orang anakanda cari

Supaya hatinya jangan lari

Masyhurlah anakanda dalam negeri

Sebab kelakuan bijak bestari

Struktur dan kebahasaan yang dapat disimpulkan antara lain:

1. Syair tampil dalam bait demi bait membentuk cerita

2. Setiap bait terdiri atas empat larik

3. Setiap larik berupa isi

4. Syair memiliki rima a-a-a-a

5. Setiap larik terdiri atas empat kata, dan 8-12 suku kata

Demikianlah pembahasan mengenai menelaah struktur dan kebahasaan puisi rakyat dengan cara yang mudah. Semoga bermanfaat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *