Menelaah Struktur Teks Drama dan Contoh Telaahnya yang Tepat

Menelaah Struktur Teks Drama dan Contoh Telaahnya yang Tepat

paket-wisatabromo.com-Selamat berjumpa lagi ya dengan kamu-kamu yang lagi giat belajar. Salam sehat selalu. Kali ini kamu akan diajak belajar menelaah struktur teks drama dan contoh telaahnya yang tepat. Materi ini cukup penting buat kamu. Sayang kalau dilewatkan. Ikuti ya dengan baik!

Materi menelaah struktur teks drama dan contoh telaahnya yang tepat ini cocok dipelajarikamu yang masih duduk di kelas 8. Tentunya kelas 8 semester 2. Sekarang saatnya yang tepat mengingat semester 2 hampir berakhir.

Berdasarkan kurikulum 2013, materi menelaah struktur teks drama dan contoh telaahnya yang tepat ini tergolong ke dalam aspek pengetahuan. Biasanya aspek pengetahuan diberi kode 3. Berbeda dengan aspek keterampilan yang berkode 4. Memang kalian itu dituntut oleh kurikulum agar memiliki pengetahuan dan keterampilan berbahasa Indonesia.

Menelaah Struktur Teks Drama dan Contoh Telaahnya yang Tepat

Struktur Teks Drama

Drama merupakan sebuah karya yang memuat nilai artistik yang tinggi. Sebuah drama mengikuti struktur alur yang tertata.

Struktur yang tertata akan membantu penonton menikmati sebuah drama yang dipentaskan. Struktur teks drama memuat prolog, dialog, dan epilog. Untuk dialog dibagi lagi menjadi orientasi, komplikasi, dan resolusi.

Prolog

Di dalam drama dikenal istilah prolog.  Prolog merupakan bingkai dari sebuah drama.

Dapat juga dikatakan bahwa prolog merupakan pengantar untuk masuk ke dalam sebuah drama. Isinya adalah gambaran umum mengenai drama yang akan dimainkan.

Dialog

Dialog merupakan bagian dari naskah drama yang berupa percakapan antara satu tokoh dengan tokoh yang lain. Pengertian dialog adalah bagian yang paling dominan dalam drama.

Selain itu, dialog dapat dimaknai sebagai hal yang membedakan antara drama dengan jenis karya sastra yang lain. Dalam drama, dialog meliputi bagian orientasi, komplikasi, dan resolusi (denoument).

Orientasi

Orientasi suatu cerita menentukan aksi dalam waktu dan tempat. Di dalam orientasi memperkenalkan para tokoh, menyatakan situasi suatu cerita, mengajukan konflik yang akan dikembangkan dalam bagian utama cerita tersebut, dan ada kalanya membayangkan resolusi yang akan dibuat dalam cerita itu.

Komplikasi

Komplikasi atau bagian tengah cerita, mengembangkan konflik. Sang pahlawan atau pelaku utama menemukan rintangan-rintangan antara dia dan tujuannya, dia mengalami aneka kesalahpahaman dalam perjuangan untuk menanggulangi rintangan-rintangan ini.

Resolusi

Resolusi atau denoument hendaklah muncul secara logis dari apa-apa yang telah mendahuluinya di dalam komplikasi.

Titik batas yang memisahkan komplikasi dan resolusi, biasanya disebut klimaks (turning point).

Pada klimaks itulah terjadi perubahan penting mengenai nasib sang tokoh. Kepuasan para penonton terhadap suatu cerita tergantung pada sesuai-tidaknya perubahan itu dengan yang mereka harapkan.

Epilog

Epilog adalah bagian terakhir dari pementasan drama. Isinya merupakan kesimpulan dari drama yang dimainkan. Epilog biasanya memuat makna dan pesan dari drama yang dimainkan.

Contoh Telaah Struktur Teks Drama

Persahabatan

Dina diminta ibunya untuk mengantarkan barang titipan tantenya. Dina meminta Winda untuk menemaninya ke rumah tantenya. Di tengah perjalanan, motor Dina bannya kempes dan tidak ada bengkel di sekitar jalan yang mereka lewati. Secara kebetulan, Astrid dan Hesti melihat mereka saat sedang mendorong motor. Astrid pun memberikan pertolongan kepada Winda dan Dina dengan cara mendorong motor secara bergantian hingga sampai di sebuah bengkel.

Bagian Dialog

Dina       : “Win, besok pagi kan libur sekolah… kamu ada waktu nggak untuk nemenin aku ke rumah tanteku?”

Winda   : “Besok? Aku belum tahu ya… emangnya kamu ada perlu apa ke rumah tante kamu?”

Dina      : “Aku disuruh ibuku nganterin barang titipan tanteku.”

Winda   : “Emangnya barang apa?”

Dina      : “Aku belum tahu. Entah apa barangnya. Gimana, kamu besok bisa apa nggak?”

Winda sebenarnya ada acara sendiri, namun dia sulit menolak permintaan Dina.

Winda   : “Besok aku anterin kamu. Jam berapa besok? Aku Ya sudah deh, ke rumah kamu atau kamu yang ke rumahku?”

Dina       : “Terserah kamu deh, jam 08.00 atau jam 09.00 gitu… kalau kamu mau mending kamu aja yang ke rumah aku.”

Winda   : “Ya sudah, besok jam 08.30 aku ke rumah kamu, terus kita langsung ke rumah tante kamu.”

Keesokan harinya Winda dan Dina berangkat menuju rumah tante si Dina yang jaraknya sekitar 20 km dari rumah Dina. Pas di tengah-tengah jalan motor yang dikendarai Dina bannya bocor, dan tidak ada tempat penambalan ban di sekitar situ. Dhussss… bunyi ban motor Dina

Dina       : “Aduh… gimana nih, bannya bocor? Kayaknya pecah nih ban!”

Winda    : “Gimana ya… nggak ada bengkel tambal ban lagi di sini.”

Mereka bedua pun mendorong motor tersebut sambil keringat membasahi tubuh mereka. Setelah hampir 30 menit mendorong motor, tiba-tiba ada sebuah mobil box yang menghampiri mereka. Pengendara mobil box itu menawarkan jasa pengangkutan motor hingga ke bengkel terdekat kepada Dina.

Sopir mobil box: “Kenapa non? Bannya bocor ya?”

Dina                 : “Iya. Bisa minta tolong angkutin motor aku sampai bengkel nggak?

Sopir mobil box : “Bisa saja, tapi kasih ongkos 100 ribu ya?”

Dina                     : “Kok mahal amat, Bang? 50 ribu ya?”

Sopir mobil box itu menolak, alhasil Dina dan Winda harus meneruskan mendorong motor mereka.

Sopir mobil box : “Murah amat non… ya sudah kalau nggak mau.”

Setelah mendorong motor selama 45 menit, tiba-tiba ada salah seorang sahabat Winda, yaitu Astrid yang kebetulan lewat di jalan itu. Astrid bersama adiknya bernama Hesti.

Astrid    : “Stop… stop, Hes…”

Hesti     : “Kenapa kak? Ada apa?”

Astrid    : “Itu kayaknya Winda deh… Win… Win…”

Winda   : “Eh itu Astrid…”

Astrid    : “Motor kamu bocor bannya? kasihan sekali… kamu mau kemana nih?”

Winda   : “Nih, aku mau nganterin Dina ke rumah tantenya. Nggak tahu nih, bengkel kayaknya masih jauh… aku udah capek banget dorong motor dari tadi.”

Astrid berusaha memberi pertolongan kepada sahabatnya itu, namun dia juga tidak bisa berbuat banyak karena di sekitar itu memang cukup sepi.

Astrid    : “Aduh… gimana ya… ok, gini aja… kalian kan sudah capek banget nih. Sekarang biar aku yang dorong motor kamu, terus kamu bawa motor aku sambil ngikutin dari belakang.”

Winda   : “Emang kamu nggak kecapekan entar? berat lo dorong motor ini…”

Astrid    : “Ya tentu saja kau bakal capek, makanya kita gantian gitu…”

Motor tersebut didorong oleh mereka berempat secara bergantian hingga akhirnya mereka tiba di salah satu bengkel tambal ban.

Sebelum menelaah struktur teks drama di atas, baiklah kamu cermati lebih dahulu mengenai unsur-unsur teks drama tersebut.

Unsur-unsur itu antara lain: tema, alur, tokoh dan penokohan, latar, dan pesan. Berikut ini penjelasannya.

Tema                           :  Sosial & Persahabatan

Alur                : Maju dengan urutan kejadian Dina mengajak Winda pergi mengantar barang ke rumah tantenya, di tengah jalan Ban motor Dina kempes, padahal jauh ke bengkel. Mereka mendorong motor untuk mencari bengkel. Di jalan ada tawaran mobil untuk membawa motornya tapa harganya mahal. Dina Winda tetap mendorong motornya. Tiba-tiba Astrid muncul di jalan itu, lalu membantu Winda mendorong motornya secara bergantian.

Tokoh                  : Dina, Winda, Astrid, Hesti

Penokohan         : Dina   : Patuh pada perintah orangtua

Winda                  : Sosok sahabat yang baik

Astrid                  : Sosok sahabat yang peduli terhadap teman

Hesti                   : Adik Astrid

Latar                   : Rumah Dina, di jalan, sekitar pukul 08.30

Pesan            : Tentang kepedulian seorang sahabat. Jika ada sahabat kita yang sedang dalam masalah atau kesulitan, maka kita harus menolongnya.

Selanjutnya, berikut ini adalah telaah struktur teks drama tersebut.

Prolog

Dina diminta ibunya untuk mengantarkan barang titipan tantenya. Dina meminta Winda untuk menemaninya ke rumah tantenya. Di tengah perjalanan, motor Dina bannya kempes dan tidak ada bengkel di sekitar jalan yang mereka lewati. Secara kebetulan, Astrid dan Hesti melihat mereka saat sedang mendorong motor. Astrid pun memberikan pertolongan kepada Winda dan Dina dengan cara mendorong motor secara bergantian hingga sampai di sebuah bengkel.

Bagian tersebut disebut prolog karena merupakan bingkai dari sebuah drama. Selain itu, bagian tersebut merupakan pengantar untuk masuk ke dalam sebuah drama. Isinya adalah gambaran umum mengenai drama yang berjudul “persahabatan.”

Dialog

Dialog merupakan bagian dari naskah drama yang berupa percakapan antara satu tokoh dengan tokoh yang lain. Pengertian dialog adalah bagian yang paling dominan dalam drama.

Dalam dialog dalam drama meliputi bagian orientasi, komplikasi, dan resolusi

Orientasi

Dina       : “Win, besok pagi kan libur sekolah… kamu ada waktu nggak untuk nemenin aku ke rumah tanteku?”

Winda   : “Besok? Aku belum tahu ya… emangnya kamu ada perlu apa ke rumah tante kamu?”

Dina      : “Aku disuruh ibuku nganterin barang titipan tanteku.”

Winda   : “Emangnya barang apa?”

Dina   : “Aku belum tahu. Entah apa barangnya. Gimana, kamu besok bisa apa nggak?”

Winda sebenarnya ada acara sendiri, namun dia sulit menolak permintaan Dina.

Winda   : “Besok aku anterin kamu. Jam berapa besok? Aku Ya sudah deh, ke rumah kamu atau kamu yang ke rumahku?”

Dina       : “Terserah kamu deh, jam 08.00 atau jam 09.00 gitu… kalau kamu mau mending kamu aja yang ke rumah aku.”

Winda   : “Ya sudah, besok jam 08.30 aku ke rumah kamu, terus kita langsung ke rumah tante kamu.”

Bagian tersebut tergolong orientasi karena berisi memperkenalkan para tokoh, menyatakan situasi suatu cerita.

Komplikasi

Keesokan harinya Winda dan Dina berangkat menuju rumah tante si Dina yang jaraknya sekitar 20 km dari rumah Dina. Pas di tengah-tengah jalan motor yang dikendarai Dina bannya bocor, dan tidak ada tempat penambalan ban di sekitar situ. Dhussss… bunyi ban motor Dina

Dina       : “Aduh… gimana nih, bannya bocor? Kayaknya pecah nih ban!”

Winda    : “Gimana ya… nggak ada bengkel tambal ban lagi di sini.”

Mereka bedua pun mendorong motor tersebut sambil keringat membasahi tubuh mereka. Setelah hampir 30 menit mendorong motor, tiba-tiba ada sebuah mobil box yang menghampiri mereka. Pengendara mobil box itu menawarkan jasa pengangkutan motor hingga ke bengkel terdekat kepada Dina.

Sopir mobil box: “Kenapa non? Bannya bocor ya?”

Dina                   : “Iya. Bisa minta tolong angkutin motor aku sampai bengkel nggak?

Sopir mobil box : “Bisa saja, tapi kasih ongkos 100 ribu ya?”

Dina                  : “Kok mahal amat, Bang? 50 ribu ya?”

Sopir mobil box itu menolak, alhasil Dina dan Winda harus meneruskan mendorong motor mereka.

Sopir mobil box : “Murah amat non… ya sudah kalau nggak mau.”

Setelah mendorong motor selama 45 menit, tiba-tiba ada salah seorang sahabat Winda, yaitu Astrid yang kebetulan lewat di jalan itu. Astrid bersama adiknya bernama Hesti.

Astrid    : “Stop… stop, Hes…”

Hesti     : “Kenapa kak? Ada apa?”

Astrid    : “Itu kayaknya Winda deh… Win… Win…”

Winda   : “Eh itu Astrid…”

Astrid    : “Motor kamu bocor bannya? kasihan sekali… kamu mau kemana nih?”

Winda   : “Nih, aku mau nganterin Dina ke rumah tantenya. Nggak tahu nih, bengkel kayaknya masih jauh… aku udah capek banget dorong motor dari tadi.”

Komplikasi atau bagian tengah cerita, mengembangkan konflik. Dina sebagai pelaku utama menemukan rintangan-rintangan. Rintangan-rintangan yang dialami Tokoh Dina antara lain: ban motornya gembes di tengah jalan yang sepi, sulit mencari bengkel karena tempatnya sepi, tawaran mobil box  dengan harga yang mahal.

Resolusi

Astrid berusaha memberi pertolongan kepada sahabatnya itu, namun dia juga tidak bisa berbuat banyak karena di sekitar itu memang cukup sepi.

Astrid    : “Aduh… gimana ya… ok, gini aja… kalian kan sudah capek banget nih. Sekarang biar aku yang dorong motor kamu, terus kamu bawa motor aku sambil ngikutin dari belakang.”

Winda   : “Emang kamu nggak kecapekan entar? berat lo dorong motor ini…”

Astrid    : “Ya tentu saja kau bakal capek, makanya kita gantian gitu…”

Dialog di atas tergolong bagian resolusi atau denoument karena berisi terjadi perubahan penting mengenai nasib sang tokoh. Perubahan penting itu berupa datangnya pertolongan dari Astrid.

Epilog

Motor tersebut didorong oleh mereka berempat secara bergantian hingga akhirnya mereka tiba di salah satu bengkel tambal ban.

Bagian tersebut disebut epilog karena berisi bagian terakhir dari pementasan drama. Isinya merupakan kesimpulan dari drama yang dimainkan. Epilog biasanya memuat makna dan pesan dari drama yang dimainkan.

Baca:

Demikianlah pembahasan mengenai menelaah struktur teks drama dan contoh telaahnya yang tepat. Semoga bermanfaat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *