Mengidentifikasi Informasi dari Puisi Rakyat yang Tepat
paket-wisatabromo.com- Mengidentifikasi informasi dari puisi rakyat yang tepat menjadi materi yang wajib dikuasai oleh peserta didik SMP MTs kelas 7 semester 2.
Penyajian materi ini bertujuan agar peserta didik dapat mengidentifikasi informasi dari puisi rakyat yang tepat
Pada kesempatan kali ini akan dibahas mengenai mengidentifikasi informasi dari puisi rakyat yang tepat.
Mengidentifikasi Informasi dari Puisi Rakyat yang Tepat
Puisi rakyat atau yang sering disebut dengan sajak adalah kesusastraan rakyat yang sudah tentu bentuknya.
Biasanya puisi rakyat terdiri dari beberapa deret kalimat. Ada yang berdasarkan rima, ada yang berdasarkan panjang pendeknya suku kata, lemah tekanan suara, atau hanya berdasarkan irama.
Puisi rakyat dapat berbentuk ungkapan tradisional, pertanyaan tradisional, pantun, paparikan, dan wawangsalan, cerita rakyat, kepercayaan rakyat berupa mantra, puisi, dan syair.
Puisi rakyat yang akan dibahas pada kesempatan kali ini adalah pantun, syair, dan bentuk puisi rakyat setempat atau sesuai daerah tertentu.
1. Pantun
Pantun merupakan jenis sastra yang hingga kini masih tetap populer di masyarakat.
Biasanya pantun banyak digunakan dalam berbagai pidato, mulai dari masyarakat biasa hingga tokoh masyarakat atau pejabat.
Salah satu fungsinya adalah untuk mencairkan suasana. Dapat dikatakan, pantun merupakan salah satu alat pengungkap diri yang paling populer.
Kepopulerannya tidak hanya pada masa tertentu, tetapi sampai sekarang.
Jadi, pantun merupakan jenis sastra yang sangat berakar dalam masyarakat di berbagai daerah.
Hal terpenting dari pantun adalah fungsi pembelajaran dan pewarisan nilai-nilai yang tidak boleh hilang.
Jangan sampai pantun diposisikan sebagai pelengkap dan hiburan belaka.
Untuk memahami dan mengetahui nilai-nilai luhur pantun, pada kesempatan kali ini kita akan mengidentifikasi pantun.
Identifikasi pantun ini baik menyangkut pesan yang disampaikan, rima, maupun pilihan kata pada pantun.
Baca:
- Menulis Teks Puisi Rakyat : Pantun, Syair, Gurindam dengan Mudah
- Menyimpulkan Isi Puisi Rakyat : Pantun, Gurindam dan Syair yang Tepat
Kita akan mengamati pesan, rima, dan pilihan kata pada pantun berikut ini.
Gelas pecah jangan dibuang
Lebih baik untuk tempat lilin
Semasih engkau punya uang
Jangan lupa membantu si miskin
Rima:
pola rima dalam pantun di atas adalah abab ditandai dengan [ng n ng n]. Rima ini terdapat pada kata buang, lilin, uang, miskin.
Pesan Pantun
Pesan pantun tersbut disajikan dalam larik 3-4, yang berisi imbauan agar kita selalu mengingat orang miskin apalagi ketika masih mempunyai uang.
Pilihan kata
Pilihan kata yang digunakan dalam pantun tersebut adalah kata-kata keseharian biasa.
Kata-kata itu antara lain: gelas, pecah, jangan, dibuang, tempat lilin, uang, membantu, si miskin. Kata-kata tersebut adalah kata yang bermakna denotasi.
Berdasarkan teks pantun tersebut, kita dapat melihat rima [ab ab]. Pesan pada pantun selalu terletak pada baris ketiga dan keempat.
Pesan ini merupakan alat komunikasi yang fungsinya antara lain :
1. untuk hiburan
2. untuk memulai suatu permainan
3. untuk menekan dan mengganggu orang lain
4. untuk pengesahan kebudayaan, sebagai alat pemaksa berlakunya norma-norma sosial.
5. sebagai alat pengendali sosial
6. sebagai alat pendidikan anak atau masyarakat.
7. Untuk memberikan suatu jalan yang dibenarkan oleh masyarakat
8. sebagai alat untuk memprotes ketidakadilan dalam masyarakat.
Contoh
Luas terbentang kebun lada
Ladanya dipetik ketika temaram
Jikalau iman terangi dada
Hatinya lapang hidupnya tentram
Untuk mengetahui tujuan komunikasi pantun tersebut, kita dapat melihat isinya.
Isi dari pantun tersebut terdapat pada baris ketiga dan keempat, yaitu jika di dalam hati kita terdapat iman kepada Tuhan, pasti hati kita lapang dan tenteram.
Jadi, tujuan komunikasi melalui pantun di atas adalah sebagai alat pendidikan terhadap anak atau masyarakat agar selalu beriman kepada Tuhan.
2. Gurindam
Gurindam merupakan salah satu karya sastra lama. Penulisannya pun menggunakan aturan-aturan sebagaimana pantun dan puisi lama yang lain.
Siapa penulis teks gurindam? Gurindam, pada masa lalu penulisnya tidak pernah dicantumkan sehingga setiap penulisnya tak dikenal (anonim).
Ada satu gurindam yang dahulu sangat dikenal karya Raja Ali Haji, yakni Gurindam 12 yang terdiri atas 12 pasal.
Untuk memahami gurindam, baiklah kita cermati gurindam berikut ini.
Barang siapa tidak memegang agama,
sekali-kali tiada boleh dibilang nama.
barang siapa mengenal yang empat,
maka dia itulah orang yang marifat.
Cari olehmu sahabat,
yang boleh dijadikan obat.
Barang siapa mengenal diri,
maka telah mengenal Tuhan yang bahri.
hendaklah memegang amanat,
buanglah khianat.
Berdasarkan pantun tersebut, dapatlah kita tentukan ciri umum gurindam.
1. Gurindam itu berupa satu kalimat majemuk yang ditulis dalam dua larik. Jadi, hubungan antara larik pertama dengan larik kedua membentuk kalimat majemuk.
2. Bagian kalimat pertama yang ditulis dalam larik pertama merupakan sebab bagian kalimat kedua ditulis dalam larik kedua merupakan akibat.
3. Setiap bait pada gurindam terdiri atas dua larik dan terdiri atas 10-14 suku kata.
3. Syair
tentu kita sering mendengar kata syair, bukan? Orang sering memahami syair sama dengan lirik atau kata-kata dalam lagu.
Pengertian syair di sini bukan seperti yang dipahami masyarakat umum tersebut.
Syair merupakan salah satu jenis puisi lama. Kata syair berasal dari bahasa Arab, syu’ur yang berarti “perasaan.”
Kata “syu’ur” dalam pengertian umum berkembang menjadi kata syi’ru yang berarti ‘puisi.’
Syair dalam kesusastraan Melayu merujuk pada pengertian puisi secara umum.
Akan tetapi, dalam perkembangannya, syair mengalami perubahan.
Dengan demikian, syair dapat disesuaikan dengan keadaan dan situasi yang terjadi.
Dalam perkembangannya di Asia Tenggara, syair mengalami perubahan dan modifikasi sehingga menjadi khas Melayu. Tidak lagi mengacu pada tradisi sastra syair dari negeri arab.
Penyair yang berperan besar dalam membentuk syair khas Melayu adalah Hamzah Fansuri. Karyanya antara lain “Syair Perahu,” “Syair Burung Pingai,” “Syair Dagang, dan “Syair Sidang Fakir.”
Contoh
Perteguh jua alat perahumu,
muaranya sempit tempatmu lalu,
banyaklah di sana ikan dan hiu,
menanti perahumu lalu di situ.
Muaranya dalam, ikan pun banyak,
di sanalah perahu karam dan rusak,
karangnya tajam seperti tombak,
ke atas pasir kamu tersesak.
Ketahuilah olehmu hai anak dagang,
riaknya rencam ombaknya karang,
ikan pun banyak datang menyarang,
hendak membawa ke tengah sawang.
Muaranya itu terlalu sempit,
di manakah lalu sampan dan rakit,
jikalau ada pedoman dikapit,
sempurnalah jalan terlalu baid.
Berdasarkan contoh syair tersebut dapat diidentifikasi informasinya sebagai berikut.
1. Setiap bait terdiri atas empat baris, 8-14 suku kata.
2. Semua baris merupakan isi
3. Bersajak aa aa
4. Bersifat menceritakan.
Demikianlah pembahasan mengenai mengidentifikasi informasi dari puisi rakyat yang tepat. Semoga bermanfaat.