Ringkasan 6 Materi PPPK Kompetensi Profesional Bahasa Indonesia 2021
paket-wisatabromo.com – Ringkasan 6 materi PPPK kompetensi profesional bahasa Indonesia 2021 ini dibagikan untuk membantu para calon peserta tes PPPK dan CPNS.
Untuk ringkasan 6 materi PPPK kompetensi profesional bahasa Indonesia 2021 ini disusun berdasarkan modul belajar mandiri tahun 2021 bidang studi bahasa Indonesia.
Ringkasan 6 materi PPPK kompetensi profesional bahasa Indonesia 2021 disajikan dalam bentuk sederhana sehingga mudah dipahami.
Ringkasan 6 materi PPPK kompetensi profesional bahasa Indonesia 2021 tergolong materi yang sering keluar dalam ujian atau tes masuk PPK dan CPNS.
Penyajian materi ini bertujuan agar pembaca langsung memahami inti ringkasan 6 materi PPPK kompetensi profesional bahasa Indonesia 2021 sehingga memudahkan untuk belajar untuk mempersiapkan tes.
Berikut ini disajikan alternatif ringkasan 6 materi PPPK kompetensi profesional bahasa Indonesia 2021. Semoga dapat difungsikan sebagai acuan belajar untuk menjemput tes PPPK tahun 2021.
Ringkasan 6 Materi PPPK Kompetensi Profesional Bahasa Indonesia 2021
Ringkasan adalah penyajian karangan atau peristiwa yang panjang ke dalam bentuk yang lebih singkat dan efektif dengan tetap mempertahankan urutan isi serta sudut pandang pengarang asli.
Dalam proses penulisannya tentu saja harus dilakukan dengan berhati-hati, karena ringkasan yang dibuat tidak boleh dicampur adukan dengan opini ataupun komentar dari si pembuat ringkasan.
Ringkasan juga berbeda dengan ikhtisar, meskipun kedua istilah tersebut sering disampaikan dan seakan-akan memiliki arti yang sama, kenyataannya jelas berbeda.
Kompetensi profesional adalah kecakapan, kemampuan, pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh seorang pendidik, pengajar, pembimbing peserta didik dalam proses belajar mengajar.
Kompetensi profesional itu merupakan kemampuan seorang guru dalam mengelola proses belajar mengajar.
Kemampuan mengelola pembelajaran didukung oleh pengelolaan kelas, penguasaan materi belajar, strategi mengajar dan penggunaan media belajar.
Ringkasan 6 materi PPPK kompetensi profesional bahasa Indonesia ini tentang kesastraan meliputi: puisi, prosa,dan drama.
A. Puisi
Puisi adalah sebentuk pengucapan bahasa yang mempertimbangkan adanya aspek bunyi-bunyi di dalamnya, yang mengungkapkan pengalaman imajinatif, emosional, dan intelektual penyair .
1. Ciri, Struktur, dan Isi Puisi Rakyat
Puisi rakyat adalah kesusastraan rakyat yang memiliki bentuk tertentu, biasanya terdiri dari beberapa deret kalimat, ada yang berdasarkan mantra, ada yang berdasarkan panjang pendek suku kata, lemah tekanan suara, atau hanya berdasarkan irama.
Sifat puisi rakyat adalah anonim atau tidak diketahui pengarangnya dan berkembang di kalangan rakyat secara lisan. Karena itulah, puisi ini disebut puisi rakyat.
Jenis puisi rakyat yang dipelajari di antaranya adalah pantun, gurindam, dan syair. Dalam kategori puisi berdasarkan perkembangan sejarah sastra, puisi tersebut tergolong dalam puisi lama.
Puisi lama terikat oleh berbagai aturan, seperti rima atau persamaan bunyi, jumlah suku kata dalam setiap baris, dan jumlah baris dalam setiap bait.
Pantun
Pada umumnya, pantun merupakan salah satu warisan nenek moyang. Pantun ini berkembang hingga sekarang. Faktanya, pantun ini tumbuh dan berkembang dalam budaya masyarakat. Penggunaan Pantun sering untuk sambutan, ceramah, dan khotbah sehingga menarik.
Ciri-ciri pantun adalah sebagai berikut.
a. Setiap baris terdiri atas 8-12 suku kata. Pada pantun di atas, setiap baris terdiri dari 9 suku kata.
b. Setiap bait terdiri atas 4 baris .
c. Dua baris pertama (1 dan 2) merupakan sampiran, sedangkan dua baris berikutnya (3 dan 4) merupakan isi pantun. Sampiran dan isi pantun tidak selalu saling berkaitan. d) Sampiran dan isi pantun ini membentuk persajakan atau rima akhir ab-a-b.
Jenis pantun
Berikut ini pembagian jenis pantun menurut Redaksi Balai Pustaka (2011:xiii).
a. Pantun anak-anak, terdiri atas pantun bersukacita dan pantun berdukacita
b. Pantun orang muda, terdiri atas pantun dagang atau nasib, pantun muda, dan pantun jenaka. Pantun muda terdiri atas pantun berkenalan, pantun berkasih- kasihan, pantun perceraian, dan pantun beriba hati.
c. Pantun orang tua, terdiri atas pantun nasihat, pantun adat, dan pantun agama. Pantun di atas tergolong pantun anak muda yang berisi perkenalan laki-laki dan perempuan. Hal ini tampak pada bagian isi bait 3 dan 4 /Kalau beta yang nona cari/Jangan pura-pura tak kenal/.
Karmina
Pada umumnya, Karmina merupakan pantun pendek yang hanya terdiri dari 2 baris. Karmina sering juga disebut pantun kilat. Baris pertama merupakan sampiran. Baris kedua merupakan isi. Jumlah suku kata setiap baris 8-12.
Sajak dalam karmina terletak di tengah dan di akhir. Berdasarkan bunyinya, sajak tersebut berupa sajak sempurna dan sajak paruh.
Contoh karmina
Burung merpati terbang tinggi ke awan
Manusia mati membawa bekal amalan
Jangan lupa setia pada sahabat
Banyak dosa yuk segera taubat
Gurindam
Gurindam merupakan puisi yang terdiri dari dua baris yang kesemuanya merupakan isi dan menunjukkan hubungan sebab akibat. Kebanyakan gurindam bersajak sempurna a-a, namun ada pula yang bersajak paruh a-b.
Biasanya Gurindam berisi nasihat yang bermanfaat untuk kehidupan. Penyair gurindam yang sangat terkenal ialah Raja Ali Haji yang telah menulis Gurindam XII yang memiliki 12 pasal.
Syair
Syair merupakan puisi lama yang berasal dari Arab dan berkembang di kalangan masyarakat Melayu. Abdullah bin Abdul Kadir Munsyi dan Hamzah Fansuri merupakan penggubah syair yang terkenal di Indonesia.
Beberapa karyanya di antaranya adalah Syair Perihal Singapura Dimakan Api karya Abdullah bin Abdul kadir Munsyi dan Syair Perahu, Syair Dagang dan Syair si Burung Pingai karya Hamzah Fansuri.
Syair terdiri atas beberapa bait yang merupakan satu rangkaian cerita yang utuh. Setiap bait syair tersebut terdiri dari 4 baris. Setiap baris terdiri atas 8-12 suku kata.
Sajak Syair tersebut adalah sama a-a-a-a, yaitu persajakan kata ‘madah- indahberpindah-sesudah’ pada bait pertama dan ‘dirimu-tubuhmu-hidupmu- diammu’ pada bait kedua.
Ciri Syair adalah tidak memiliki sampiran karena semua baris merupakan isi yang membentuk satu rangkaian pesan yang utuh.
Di bait pertama, penulis ingin menulis sebuah syair dengan kata-kata indah tentang perjalanan hidup manusia mencapai kemenangan akhirat.
Di bait kedua, penulis mengajak kita untuk mengenali diri dengan cara mengibaratkan diri kita sebagai perahu.
Penulis juga berpesan bahwa kehidupan di dunia ini fana dan kehidupan akhiratlah yang kekal.
2. Struktur Fisik Puisi
struktur fisik puisi yang meliputi: diksi, imajinasi, kata konkret, majas, versifikasi, majas dan tipografi.
a. Diksi atau Pilihan Kata
Penyair ingin mencurahkan perasaan dan isi pikirannya dengan setepat-tepatnya seperti yang dialami hatinya. Selain itu juga ia ingin mengekspresikannya dengan ekspresi yang dapat menjelmakan pengalaman jiwanya.
Untuk itulah harus dipilih kata-kata yang setepat-tepatnya. Penyair juga ingin mempertimbangkan perbedaan arti yang sekecil-kecilnya dengan cermat.
Penyair harus cermat memilih kata-kata karena kata-kata yang ditulis harus dipertimbangkan maknanya, kompisisi bunyi, dalam rima dan irama serta kedudukan kata itu di tengah konteks kata lainnya, dan kedudukan kata dalam keseluruhan puisi itu.
b. Imajinasi (Gambaran angan)
Dalam puisi kita kenal bermacam-macam imajinasi (gambaran angan) yang dihasilkan oleh indera pengihatan, pendengaran, pengecapan, rabaan, penciuman, pemikiran dan gerakan.
1) Imajinasi Visual, yakni imajinasi yang menyebabkan pembaca seolah-olah seperti melihat sendiri apa yang dikemukakan atau diceritakan oleh penyair.
2) Imajinasi Auditori, yakni imajinasi yang menyebabkan pembaca seperti mendengar sendiri apa yang dikemukakan penyair. Suara dan bunyi yang dipergunakan tepat sekali untuk melukiskan hal yang dikemukakan, hal ini sering menggunakan kata-kata onomatope.
3). Imajinasi Articulatori, yakni imajinasi yang menyebabkan pembaca seperti mendengar bunyi-bunyi dengan artikulasi-artikulasi tertentu pada bagian mulut waktu kita membaca sajak itu seakan-akan kita melihat gerakan-gerakan mulut membunyikannya, sehingga ikut bagian-bagian mulut kita dengan sendirinya.
4). Imajinasi Olfaktori, yakni imajinasi penciuman atau pembawaan dengan membaca atau mendengar kata-kata tertentu kita seperti mencium bau sesuatu. Kita seperti mencium bau rumput yang sedang dibakar, kita seperti mencium bau tanah yang baru dicangkul, kita seperti mencium bau bunga mawar, kita seperti mencium bau apel yang sedap dan sebagainya.
5). Imajinasi Gustatori, yakni imajinasi pencicipan. Dengan membaca atau mendengar kata-kata atau kalimat-kalimat tertentu kita seperti mencicipi suatu benda yang menimbulkan rasa asin, pahit, asam dan sebagainya.
6). Imajinasi Faktual, yakni imajinasi rasa kulit, yang menyebabkan kita seperti merasakan di bagian kulit badan kita rasanya nyeri, rasa dingin, atau rasa panas oleh tekanan udara atau oleh perubahan suhu udara.
7). Imajinasi Kinestetik, yakni imajinasi gerakan tubuh atau otot yang menyebabkan kita merasakan atau melihat gerakan badan atau otot-otot tubuh.
8). Imajinasi Organik, yakni imajinasi badan yang menyebabkan kita seperti melihat atau merasakan badan yang capai, lesu, loyo, ngantuk, lapar, lemas, mual, pusing dan sebagainya.
c. Kata Konkret
Kata konkret adalah kata-kata yang dapat ditangkap dengan indra untuk membangkitkan daya bayang atau daya imajinasi para penikmat sastra
d. Majas atau Bahasa Figuratif
Bahasa figuratif adalah bahasa yang digunakan oleh penyair untuk menyatakan sesuatu dengan cara yang tidak biasa, yakni secara tidak langsung mengungkapkan makna kata atau bahasanya bermakna kias atau makna lambing.
Adapun bahasa kias yang biasa digunakan dalam puisi ataupun karya sastra lainnya yaitu:
Perbandingan/Perumpamaan (Simile)
Perbandingan atau perumpamaan (simile) ialah bahasa kiasan yang menyamakan satu hal dengan hal yang lain dengan mempergunakan kata-kata pembanding seperti bagai, bak, semisal, seumpama, laksana, dan kata-kata pembanding lainnya.
Metafora
Bahasa kiasan seperti perbandingan, hanya tidak mempergunakan kata-kata pembanding seperti bagai, laksana dan sebagainya. Metafora ini menyatakan sesuatu sebagai hal yang sama atau seharga dengan yang lain yang sesungguhnya tidak sama.
Personifikasi
Kiasan ini mempersamakan benda dengan manusia. Benda-benda mati dibuat dapat berbuat, berpikir dan sebagainya. Seperti halnya manusia danbanyak dipergunakan penyair dulu sampai sekarang.
Personifikasi membuat hidup lukisan di samping itu memberi kejelasan kebenaran, memberikan bayangan angan yang konkret.
Hiperbola
Kiasan yang berlebih-lebihan. Penyair merasa perlu melebih-lebihkan hal yang dibandingkan itu agar mendapat perhatian yang lebih seksama dari pembaca.
Metonimia
Bahasa kiasan yang lebih jarang dijumpai pemakaiannya. Metonimia ini dalam bahasa Indonesia sering disebut kiasan pengganti nama.
Bahasa ini berupa penggunaan sebuah atribut sebuah objek atau penggunaan sesuatu yang sangat dekat hubungannya dengan mengganti objek tersebut.
Sinekdoki (Syneadoche)
Bahasa kiasan yang menyebutkan sesuatu bagian yang penting suatu benda (hal) untuk benda atau hal itu sendiri. Sinekdoke ada dua macam:
-Pars Prototo: sebagian untuk keseluruhan
-Totum Proparte: keseluruhan untuk sebagian
Allegori
Cerita kiasan ataupun lukisan kiasan. Cerita kiasan atau lukisan kiasan ini mengkiaskan hal lain atau kejadian lainnya.
Perlambangan yang dipergunakan dalam puisi:Lambang warna, lambang benda: penggunaan benda untuk menggantikan sesuatu yang ingin diucapkan, lambang bunyi: bunyi yang diciptakan penyair untuk melambangkan perasaan tertentu, lambang suasana: suasana yang dilambangkan dengan suasana lain yanglebih konkret.
e. Versifikasi (Rima, Ritma dan Metrum)
Rima adalah pengulangan bunyi dalam puisi untuk membentuk musikalisasi atau orkestrasi sehingga puisi menjadi menarik untuk dibaca.
Dalam puisi banyak jenis rima yang kita jumpai antara lain: Menurut bunyinya:
(a) Rima sempurna bila seluruh suku akhir sama bunyinya (b) Rima tak sempurna bila sebagian suku akhir sama bunyinya
(c) Rima mutlak bila seluruh bunyi kata itu sama
(d) Asonansi perulangan bunyi vokal dalam satu kata
(e) Aliterasi: perulangan bunyi konsonan di depan setiap kata secara berurutan,
(f) Pisonansi (rima rangka) bila konsonan yang membentuk kata itu sama,tetapi vokalnya berbeda.
Jenis rima menurut letaknya antara lain: Rima
- depan: bila kata pada permulaan baris sama
- tengah: bila kata atau suku kata di tengah baris suatu puisiitusama
- akhir bila perulangan kata terletak pada akhir baris
- tegak bila kata pada akhir baris sama dengan kata padapermulaan baris berikutnya.
- datar bila perulangan itu terdapat pada satu baris.
Menurut letaknya dalam bait puisi terdiri atas rima:
- berangkai dengan pola aabb, ccdd
- berselang dengan pola abab, cdef
- berpeluk dengan pola abba, cddc
- terus dengan pola aaaa, bbbb
- patah dengan pola abaa, bcbb
- bebas: rima yang tidak mengikuti pola persajakan yang disebut sebelumnya
- Efoni kombinasi bunyi yang merdu dan indah untuk menggambarkan perasaan mesra, kasih sayang, cinta dan hal-hal yang menggembirakan.
- Kakafoni kombinasi bunyi yang tidak merdu, parau dan tidak cocok untuk memperkuat suasana yang tidak menyenangkan, kacau, serba tak teratur, bahkan memuakkan.
Ritme
Sedangkan irama (ritme) adalah pergantian tinggi rendah, panjang pendek, dan keras lembut ucapan bunyi. Ritme terdiri dari tiga macam, yaitu:
(a) Andante: Kata yang terdiri dari dua vokal, yang menimbulkan irama lambat.
(b) Alegro: Kata bervokal tiga, menimbulkan irama sedang
(c) Motto Alegro: kata yang bervokal empat yang menyebabkan irama cepat.
Metrum
Peranan metrum sangat penting dalam pembacaan puisi dan deklamasi. Ada bermacam tanda yang biasa diberikan pada tiap kata.
Untuk tekanan keras ditandai dengan (/) di atas suku kata yang dimaksudkan, sedangkan tekanan lemah diberi tanda (U) di atas suku katanya.
e. Tipografi atau Perwajahan
Ciri-ciri yang dapat dilihat sepintas dari puisi adalah perwajahannya atau tipografinya.
Melalui indera mata tampak bahwa puisi tersusun atas kata-kata yang membentuk larik-larik puisi.
Larik-larik itu disusunke bawah dan terikat dalam bait-bait.
Banyak kata, larik maupun bait ditentukan oleh keseluruhan makna puisi yang ingin dituliskan penyair.
Dengan demikian satu bait puisi bisa terdiri dari satu kata bahkan satu huruf saja.
3. Unsur Batin Puisi
Stuktur batin puisi itu ada empat yaitu tema (sense), perasaan penyair (feeling), nada atau sikap penyair terhadap pembaca (tone), amanat (intention). Keempat hal tersebut akan dibahas sebagai berikut.
a. Tema (Sense)
Tema merupakan gagasan pokok atau subject matter yang dikemukakan penyair.
Pokok pikiran itu begitu kuat mendesak dalam jiwa penyair sehingga menjadi landasan utama penyampaian puisinya.
b. Perasaan (Feeling)
Feeling merupakan sikap penyair terhadap pokok persoalan yang ditampilkannya. Biasanya, perasaan penyair dalam puisinya dapat diketahui melalui ungkapan-ungkapan yang digunakan dalam puisinya.
c. Nada (Tone)
Pada umumnya, nada dalam puisi dapat diketahui dengan memahami apa yang tersurat. Faktanya nada berhubungan dengan suasana karena nada menimbulkan suasana tertentu pada pembacanya.
Suasana adalah keadaan jiwa pembaca (sikap pembaca) setelah membaca puisi atau akibat psikologis yang ditimbulkan puisi terhadap pembaca.
d. Amanat (Intention)
Amanat yaitu pesan yang ingin disampaikan penyair kepada pembaca.
B. Prosa
Unsur-Unsur Prosa Fiksi
1. Alur
Alur cerita merupakan rangkaian peristiwa yang disusun berdasar hubungan kausalitas atau hubungan sebab akibat. Artinya, peristiwa-peristiwa dalam prosa fiksi itu saling berhubungan.
Struktur Alur
a.Orientasi
adalah struktur yang berisi pengenalan latar cerita. Bagian ini berkaitan dengan latar tempat, waktu, alur, hingga latar suasana.
Latar digunakan pengarang untuk menghidupkan cerita dan meyakinkan pembaca. Dengan kata lain, latar merupakan sarana pengekspresian watak, baik secara fisik maupun psikis.
b. Rangkaian peristiwa
Yaitu kisah berlanjut melalui rangkaian peristiwa tak terduga.
c. Komplikasi
Adalah cerita bergerak seputar konflik atau masalah yangmemengaruhi latar waktu dan karakter. Tokoh utama mengarah kesolusi.
d. Resolusi
Adalah solusi untuk masalah atau tantangan dicapai berhasil. Cara pengarang mengakhiri cerita.
Jenis-Jenis Fiksi
a. Fabel
Fabel merupakan prosa fiksi yang menggunakan tokoh binatang, dan dapat digunakan untuk menanamkan moral dan karakter.
b. Legenda
Legenda adalah cerita prosa rakyat yang dianggap sebagai kejadian yang sungguh-sungguh terjadi. Sifat Legenda ini adalah keduniawian (bukan di dunia gaib), bertempat di dunia seperti yang kita kenal sekarang.
c. Cerita Rakyat (Hikayat)
Hikayat adalah karya sastra lama Melayu berbentuk prosa yang berisi cerita, undang-undang, dan silsilah bersifat rekaan, keagamaan, historis, biografis, atau gabungan sifat-sifat itu, dibaca untuk pelipur lara, pembangkit semangat juang, atau sekadar untuk meramaikan pesta.
d. Anekdot
Anekdot merupakan cerita singkat yang menarik karena lucu dan mengesankan, biasanya mengenai orang penting atau terkenal dan berdasarkan kejadian yang sebenarnya. Dalam kehidupan sehari-hari, anekdot muncul dalam berbagai media dan bentuk.
Ada anekdot yang muncul dalam pementasan teater, anekdot dalam teks tulis, anekdot yang muncul dalam pidato. Meskipun media anekdot bervariasi tetapi substansi anekdot tetap sama, yaitu lucu dan berisi kritikan untuk menyindir.
e. Cerpen, Novelet, dan Novel
Cerpen adalah cerita yang pendek, sedangkan novelet adalah cerpen yang panjang tetapi lebih pendek dari novel. Jika diurutkan berdasarkan panjangnya maka diperoleh urutan: cerpen-novelet-novel.
Cerpen biasanya digunakan untuk pada prosa fiksi yang panjangnya antara 1.000 sampai 5.000 kata, sedangkan novel umumnya berisi lebih dari 45.000 kata. Sementara itu, novelet berkisar antara 5.000 sampai 45.000 kata.
f. Cerita Fantasi
Cerita fantasi menampilkan tokoh, alur, atau tema yang derajat kebenarannya diragukan, baik dalam seluruh cerita maupun dalam sebagian cerita. Teks cerita fantasi menghadirkan dunia khayal atau imajinatif yang diciptakan oleh pengarang.
g. Cerita Sejarah
Setidaknya ada tiga fiksi yang mendasarkan diri pada fakta, yaitu historical fiction (fiksi sejarah) jika yang menjadi dasar fakta sejarah, biographical fiction (fiksi biografi) jika yang menjadi dasar fakta biografi seseorang, dan science fiction (fiksi sains) jika yang menjadi dasar fakta ilmu pengetahuan.
C. Drama
Pengertian Drama
Secara luas dapat diartikan sebagai salah satu bentuk sastra yang isinya tentang hidup dan kehidupan yang disajikan atau dipertunjukkan dalam bentuk gerak.
Drama merupakan genre (jenis) karya sastra yang menggambarkan kehidupan manusia dengan gerak. Drama menggambarkan realita kehidupan, watak, serta tingkah laku manusia melalui peran dan dialog yang dipentaskan.
Unsur-Unsur Teks Drama
1. Tema ialah suatu ide pokok atau sebuah gagasan utama dalam sebuah cerita drama.
2. Alur ialah jalan cerita dari sebuah pertunjukkan drama dimulai pada babak pertama sampai dengan babak terakhir.
3. Tokoh drama terdiri atas tokoh utama dan tokoh pembantu. Tokoh utama disebut dengan primadona sedangkan pada peran pembantu disebut dengan figuran.
4. Watak ialah suatu perilaku yang diperankan oleh si tokoh drama tersebut. Watak protagonis ialah salah satu jenis watak dan protagonis ialah berwatak baik. Sedangkan watak antagonis ialah pemeran berwatak yang jahat.
5. Latar ialah suatu gambaran tempat, waktu, serta situasi yang terjadi dalam suatu kisah drama yang berlangsung.
6. Amanat drama ialah sebuah pesan yang disampaikan dari pengarang cerita drama tersebut kepada penonton. Amanat drama bisa disampaikan dengan melalui peran para tokoh drama tersebut.
7. Dialog
Pada umumnya, dialog dilakukan oleh para tokoh dan harus mendukung karakter tokoh yang diperankan.
Dialog ini menggerakkan alur drama. Karena drama adalah gambaran kehidupan, maka dialog juga harus menggambarkan kehidupan para tokohnya
8. Lakuan
Lakuan merupakan gerak-gerik pemain di atas pentas dan harus berkaitan dengan alur dan watak tokoh.
Pengertian lakuan adalah proses perwujudan adanya sebuah konflik di dalam sebuah drama. Konflik adalah hal yang bersifat dramatik. Dalam sebuah drama, lakuan tidak selamanya badaniah dengan gerak-gerik tubuh.
9. Teks Samping
Teks samping atau petunjuk teknis mempunyai nama lain yaitu kramagung. Dalam bahasa Inggris sering disebut stage direction.
Sesuai namanya, teks samping ini memberikan petunjuk teknis tentang tokoh, waktu, suasana pentas, suara, musik, keluar masuknya pemain, keras lemahnya dialog, warna suara, perasaan yang mendasari dialog, dan sebagainya.
Unsur Pementasan Drama
1. Naskah Drama
Pementasan drama dilakukan berdasarkan naskah drama. Dalam naskah drama terdapat dialog dan teks samping yang akan menjadi panduan pementasan.
2. Pemain (Aktor dan Aktris)
Pemain merupakan orang yang memerankan cerita di atas pentas. Aktor adalah pemain laki-laki, sedangkan aktris adalah pemain perempuan. Pemain ini akan menentukan jalan cerita drama.
3. Sutradara
Tugas sutradara adalah mengkoordinasi segala anasir pementasan, sejak latihan sampai dengan pementasan selesai. Tugas sutradara meliputi mengurus acting para pemain, mengurus kebutuhan yang berhubungan dengan artistik dan teknis.
4. Tata Rias
Tata rias adalah seni menggunakan bahan kosmetika untuk menciptakan wajah peran sesuai tuntutan lakon.
5.Tata Busana
Penata busana dalam pementasan drama membantu aktor membawakan perannya sesuai tuntutan lakon
6. Tata Pentas
Tata pentas adalah segala hal yang terkait dengan penataan tempat pementasan. Istilah tata panggung biasanya digunakan untuk pementasan di panggung.
7. Tata Lampu
Penata lampu bertugas mengatur pencahayaan di panggung. Karena itu, bagian ini sangat terkait dengan tata panggung. Tata lampu dalam pementasan tidka sekadar memberi penerangan selama pementasan.
8. Tata Suara
Tata suara bisa terkait pengaturan pengeras suara (sound system), microphone, musik latar, musik dan suara-suara pengiring, dan sebagainya.
9. Penonton Penonton menjadi unsur penting dalam pementasan drama. Kesuksesan sebuah pementasan drama dapat dilihat dari respon para penonton.
Jenis drama antara lain:
a. Drama Panggung: drama yang sepenuhnya dimainkan dipanggung.
b. Drama Radio: drama radio tidak seperti biasanya. Drama ini tidak dapat dilihat, tepai hanya dapat didengerkan oleh penikmatnya saja dengan melalui radio.
c. Drama Televisi: hampir sama dengan drama panggung, namun drama televisi tidak dapat diraba.
d. Drama Film: drama film menggunakan media layar lebar serta biasanya dipertunjukkan di bioskop.
e. Drama Wayang: drama yang diiringi dengan pagelaran wayang.
f. Drama Boneka: para tokoh drama tidak dimainkan oleh aktor manusia sungguhan, tetapi digambarkan dengan boneka yang dimainkan beberapa orang.
Baca: Ringkasan 5 Materi PPPK Kompetensi Profesional Bahasa Indonesia 2021
Demikianlah ringkasan 5 materi PPPK kompetensi profesional bahasa Indonesia 2021. semoga bermanfaat.