Ringkasan 7 Materi PPPK Kompetensi Profesional Bahasa Indonesia 2021

Ringkasan 7 Materi PPPK Kompetensi Profesional Bahasa Indonesia 2021

paket-wisatabromo.com – Ringkasan 7 materi PPPK kompetensi profesional bahasa Indonesia 2021 ini dibagikan untuk membantu para calon peserta tes PPPK dan CPNS.

Untuk ringkasan 7 materi PPPK kompetensi profesional bahasa Indonesia 2021 ini disusun berdasarkan modul belajar mandiri tahun 2021 bidang studi bahasa Indonesia.

Ringkasan 7 materi PPPK kompetensi profesional bahasa Indonesia 2021 disajikan dalam bentuk sederhana sehingga mudah dipahami.

Ringkasan 7 materi PPPK kompetensi profesional bahasa Indonesia 2021 tergolong materi yang sering keluar dalam ujian atau tes masuk PPK dan CPNS.

Penyajian materi  ini bertujuan agar pembaca langsung memahami inti ringkasan 7 materi PPPK kompetensi profesional bahasa Indonesia 2021 sehingga memudahkan untuk belajar untuk mempersiapkan tes.

Berikut ini disajikan alternatif ringkasan 7 materi PPPK kompetensi profesional bahasa Indonesia 2021. Semoga dapat difungsikan sebagai acuan belajar untuk menjemput tes PPPK tahun 2021.

Ringkasan 7 Materi PPPK Kompetensi Profesional Bahasa Indonesia 2021

Ringkasan adalah penyajian karangan atau peristiwa yang panjang ke dalam bentuk yang lebih singkat dan efektif dengan tetap mempertahankan urutan isi serta sudut pandang pengarang asli.

Dalam proses penulisannya tentu saja harus dilakukan dengan berhati-hati, karena ringkasan yang dibuat tidak boleh dicampur adukan dengan opini ataupun komentar dari si pembuat ringkasan.

Ringkasan juga berbeda dengan ikhtisar, meskipun kedua istilah tersebut sering disampaikan dan seakan-akan memiliki arti yang sama, kenyataannya jelas berbeda.

Kompetensi profesional adalah kecakapan, kemampuan, pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh seorang pendidik, pengajar, pembimbing peserta didik dalam proses belajar mengajar.

Kompetensi profesional itu merupakan kemampuan seorang guru dalam mengelola proses belajar mengajar.

Kemampuan mengelola pembelajaran didukung oleh pengelolaan kelas, penguasaan materi belajar, strategi mengajar dan penggunaan media belajar.

Ringkasan 7 materi PPPK kompetensi profesional bahasa Indonesia ini tentang keterampilan menyimak dan membaca. Keduanya tergolong ke dalam keterampilan reseptif.

Ringkasan 7 Materi Keterampilan menyimak dan Membaca

A. Keterampilan Menyimak
1. Pengertian/Hakikat

Secara lengkap, menyimak didefinisaikan sebagai kegiatan mendengarkan bunyi bahasa secara sungguh-sungguh, seksama, sebagai upaya untuk memahami ujaran itu sebagaimana yang dimaksudkan oleh pembicara dengan melibatkan seluruh aspek mental kejiwaan seperti mengidentifikasi, menginterpretasi, dan mereaksinya.

2. Proses Menyimak

Proses menyimak merupakan proses yang tidak saja melibatkan aspek fisik tetapi juga aspek mental. Pandangan kognitif menyatakan bahwa dalam proses menyimak informasi linguistik diproses oleh sejumlah kognitif: perhatian (attention), persepsi (perception), dan ingatan (memory).

Tahap Proses Menyimak
a. Persepsi (Perception).

Fase mempersepsi rangsangan yang ditangkap oleh telinga dan ditambahkan signal berupa gambar oleh mata. Dalam fase ini sangat membutuhkan fisik yang prima karena dapat mempengaruhi daya tangkap terhadap signal pembawa pesan.

Segmentasi (Parsing).

Fase berikutnya adalah pembagian ke dalam segmen-segmen tertentu sesuai dengan unit-unit kebahasaan (sintactic structure atau syntactic meaning) yang dikenal atau dikuasai oleh penyimak.

Pemanfaatan (Utilisation).

Fase ini merupakan fase yang menentukan pemahaman lebih lanjut karena penyimak mencoba mencocokkan dan menghubungkan pemahaman penyimak yang disusun berdasarkan persepsi terhadap pesan yang baru saja diperoleh dengan persepsi yang timbul setelah dikaitkan dengan pesan yang sudah ada sebelumnya.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Secara umum faktor-faktor tersebut dapat digolongkan ke dalam dua golongan besar yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

Faktor internal yaitu penyimak sebagai penerima pesan dan faktor eksternal berupa segala sesuatu di luar penyimak yang dapat mempengaruhi pemahaman.

Sebuah proses komunikasi yang ideal menuntut saling pengertian antara pengirim dan penerima pesan.

Di dalam situasi seperti ini terdapat sebuah tuntutan bahwa sebagai penyampai pesan, seorang pembicara harus menjadi pembicara ideal yang memenuhi prasyarat sesuai dengan mitra bicaranya.

4. Jenis-Jenis Menyimak

jenis menyimak dalam 5 tipe yaitu: diskriminatif (discriminative), komprehensif (comprehensive), terapeutik (therapeutic), kritis (critical), dan apresiatif (apreciative).

a. Diskriminatif (discriminative).

Menyimak diskriminatif merupakan menyimak yang bertujuan untuk membedakan rangsang bunyi atau visual yang merupakan dasar dari tujuan menyimak

b. Komprehensif (comprehensive).

Menyimak komprehensi ini bertujuan untuk memahami pesan. Menyimak komprehensi ini merupakan menyimak yang mendasari jenis menyimak yang lain yaitu menyimak terapeutik, menyimak kritis, dan menyimak apresiatif. Dasar dari semua jenis menyimak tersebut memang harus ada pemahaman terhadap pesan yang disampaikan dengan media audio dan atau audio visual.

c. Terapeutik (therapeutic).

Menyimak terapeutik merupakan menyimak untuk menyediakan kesempatan untuk berbicara melalui sebuah pemasalahan. Hal ini tampak pada percakapan antar pasien dan dokter, atau psikolog dengan pasiennya.

d. Kritis (critical).

Menyimak kritis merupakan menyimak yang bertujuan untuk mengevaluasi pesan. Hal ini merupakan kemampuan yang dapat dilakukan oleh penyimak tingkat mahir karena untuk mengevaluasi pesan diperlukan penguasaan terhadap bahasa yang menjadi pengantar pesan tersebut juga penguasaan terhadap makna yang komprehensif.

e. Apresiatif (apreciative).

Menyimak apresiatif merupakan jenis menyimak yang bertujuan untuk memperoleh kesenangan melalui karya atau pengalaman orang lain.

Apresiasi adalah bentuk penghargaan yang diberikan kepada pembuat/pencipta suatu karya atau pemilik pengalaman tertentu.

Untuk dapat menghargai sebuah karya sebagai contoh karya sastra, penyimak harus terlebih dahulu mempunyai bekal pengetahuan tentang struktur sastra yang diapresiasinya karena tanpa pengetahuan tersebut, penyimak akan menemukan kesulitan ketika memahami isi atau maknanya.

5. Strategi dan Teknik Menyimak
a. Kognitif (cognitive).

Strategi kognitif di dalam menyimak merupakan strategi yang fokus pada proses, interpretasi, penyimpanan dan recall (pemanfaatan) ingatan dalam menyimak.

b. Repetisi

Menirukan model bahasa dengan tindakan praktik atau berlatih diam diam.

c. Pemanfaatan sumber:

Menggunakan materi yang merujuk pada bahasa target.

d. Penerjemahan:

Menggunakan bahasa pertama untuk memahami atau memroduksi bahasa kedua.

e. Pengelompokkan:

Mengurutkan kembali atau mengelompokkan dan menamai sumber materi belajar berdasar sifatnya.

f. Membuat catatan:

Menuliskan ide pokok, hal-hal penting, kerangka, ringkasan informasi yang disampaikan secara lisan atau dalam tulisan.

g. Deduksi:

Secara sadar menerapkan aturan untuk memproduksi atau memahami bahasa kedua.

h. Rekombinasi

Menyusun kalimat yang bermakna atau susunan kebahasaan yang lebih besar dengan mengombinasikan bagian-bagian yang dikenal dengan cara yang baru.

i. Imageri

Menghubungkan informasi baru ke dalam konsep visual dalam ingatan yang familiar.

j. Representasi auditori:

Retensi bunyi atau bunyi-bunyi yang mirip untuk kata, frasa, atau urutan kebahasaan yang lebih panjang.

k. Kata kunci:

Mengingat   kata   baru   dalam   bahasa   kedua   dengan mengidentifikasi kata yang familiar dalam bahasa pertama yang terdengar mirip, dan dengan cara mengingat yang secara umum lebih mudah.

l. Kontekstualisasi:

Menempatkan   kata   atau   frasa   dalam   urutan kebahasaan yang bermakna.

m. Elaborasi:

Menghubungkan informasi baru untuk konsep lain dalam ingatan.

l. Transfer:

Memanfaatkan bahasa yang diperoleh sebelumnya dan atau pengetahuan konseptual untuk memfasilitasi tugas pembelajaran bahasa yang baru.

l. Rujukan:

Memanfaatkan informasi yang tersedia untuk menduga makna kata baru, memprediksi luaran, atau mengisi inforamasi yang hilang.

Strategi Kognitif
1). Pembutan Catatan (Note Taking).

Pembelajaran menyimak bahasa Indonesia bagi orang Indonesia bukan hanya sekedar mendengarkan kata dan memahaminya satu per satu akan tetapi lebih sebagai keterampilan pemahaman wacana secara keseluruhan.

Kemampuan penyimak dapat diidentifikasi dari sejauh mana kelengkapan informasi yang dapat ditangkap saat proses menyimak berlangsung. Bentuk tagihan tugas yang dapat diterapkan adalah penyimak diminta membuat catatan hasil menyimak.

2). Penggambaran (Imagery).

Strategi kognitif yang dapat diterapkan adalah dengan cara menghubungkan informasi dengan konsep visual.

Tagihan yang dibuat biasanya adalah pembuatan mind map yaitu menghubungkan antarkonsep dalam bentuk gambar yang dapat dicermati keterkaitan atau hubungannya.

3)  Kata Kunci (Keyword).

Tugas menyimak yang lain adalah menuliskan kata-kata kunci yang merupakan inti dari informasi yang diperoleh pada saat proses menyimak yang berlangsung.

Inti informasi bergantung dari jenis materi yang disimak, sebagai contoh materi cerpen intinya adalah struktur, tetapi inti dari siaran berita adalah unsur utama yang biaasanya disingkat menjadi 5W+1H (who, what, when, were + How).

4)  Elaborasi (Elaboration).

Setelah proses menyimak berlangsung, penyimak dapat menghubungkan informasi baru dengan konsep lain yang terdapat dalam ingatannya.

Bentuk tagihannya dapat berupa menuliskan gagasan penyimak dalam bentuk esai sederhana yang berisi gagaasan, pikiran, pendapat yang diperoleh dari proses menyimak dan hubungannnya dengan pengalaman atau pengetahuan yang sudah dimiliki sebelumnya oleh penyimak.

5)  Transfer.

Penyimak juga dapat memindahkan bahasa yang sudah dikuasai sebelumnya untuk mendukung tugas baru dalam hal pembelajaran bahasa. Misalnya hasil dari proses pembelajaran menyimak digunakan untuk menyelesaikan tugas menulis atau berbicara.

Metakognitif (Metacognitive)

Yaitu strategi yang berfungsi untuk mengelola dan memfasilitasi proses mental, serta mengatasi kesulitan selama menyimak.

Strategi ini tidak hanya melibatkan aspek kognitif, tetapi juga aspek mental atau psikis.

Strategi ini memungkinkan pembelajar mengontrol proses belajarnya secara mandiri serta melibatkan pembelajar dalam mengevaluasi pencapaiannya secara mandiri sehingga pembelajar dapat mengetahui kesulitannya dalam belajar bahasa.

Secara khusus terdapat beberapa strategi yang termasuk dalam strategi metakognitif yaitu sebagai berikut.

1). Pengatur andal (advance organizers):

Membuat rancangan konsep yang cukup menyeluruh untuk mengantisipasi aktivitas pembelajaran.

2)   Perhatian langsung:

Memutuskan  untuk mengikuti tugas pembelajaran dan mengabaikan pengecoh yang tidak relevan.

3)  Perhatian terpilih:

Memutuskan untuk mengikuti aspek tertentu dari masukan pembelajaran atau detil situasional yang akan menandai retensi masukan bahasa.

4)  Pengelola yang mandiri:

Memahami kondisi yang membantu seseorang belajar dan melibatkan diri dalam kondisi tersebut.

5)   Perencanaan fungsional:

Membuat rencana dan melatih komponen bahasa yang penting untuk membawa tugas belajar yang selanjutnya.

6)  Monitoring secara mandiri:

Mengoreksi percakapan seseorang dalam hal ketepatan, ucapan, tata baasa, kosakata, atau hubungan yang dengan setting atau dengan pembicara.

7)  Menunda produksi:

Secara sadar memutuskan untuk berhenti berbicara untuk belajar menandai melalui menuimak komprehensi.

8)  Evaluasi mandiri:

Mengecek hasil dari belajar bahasa seseorang, mengukkr secara internal kelengkapan dan ketepatan.

Strategi tersebut berlaku secara umum dalam pembelajaran bahasa. Dalam pembelajaran keterampilan menyimak, strategi tersebut tetap dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan yang secara umum berkaitan dengan pengelolaan pembelajaran menyimak dan evaluasi mandiri terhadap proses belajar menyimak yang sudah dilakukan.

Sosial-Afektif (Social-Affective)

Strategi sosial-afektif merupakan strategi menyimak yang melibatkan pihak lain dalam prosesnya.

Dalam hal ini selama proses menyimak, penyimak memerlukan bantuan orang lain untuk membantu pemahaman

B. Keterampilan Membaca
1. Pengertian Membaca

Definisi membaca adalah aktivitas kompleks yang mengerahkan sejumlah besar tindakan yang terpisah-pisah. Membaca tidak hanya melihat suatu bacaan, tetapi memerlukan konsentrasi untuk memahami dan mengingat-ingat isi bacaan.

2. Tujuan Membaca

1) Membaca untuk memperoleh fakta dan rincian.

2) Membaca untuk memperolehh ide-ide utama.

3) Membaca untuk mengetahui urutan/susunan struktur karangan.

4) Membaca untuk menyimpulkan.

5) Membaca untuk mengelompokkan.

6) Membaca untuk menilai/mengevaluasi.

7) Membaca untuk memperbandingkan

Tujuan utama membaca adalah untuk mencari dan memperoleh informasi, mencakup isi dan makna bacaan. Makna berhubungan erat dengan tujuan dan keintensifan dalam membaca. Tujuan

Secara rinci tujuan membaca adalah sebagai berikut.

1) Membaca  untuk  menemukan  atau  mengetahui  penemuan  tokoh,  apa  yang diperbuat tokoh, apa yang terjadi pada tokoh, atau untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh tokoh.

2) Membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang baik dan menarik masalah yang terjadi dalam cerita, apa yang dipelajari atau dialami tokoh, dan merangkum hal-hal yang dilakukan tokoh.

3) Membaca untuk menemukan atau mengetahui apa yang terjadi pada setiap bagian cerita.

4) Membaca untuk menemukan dan mengetahui mengapa para tokoh merasakan seperti cara mereka, apa yang hendak diperlihatkan kepada pembaca, mengapa para tokoh berubah, dan berhasil atau gagal.

5) Membaca untuk menemukan dan mengetahui apa yang wajar, lucu, benar dan tidak benar dalam cerita

6) Membaca  untuk  menemukan  apakah  tokoh  berhasil,  apakah  pembaca  akat mengikuti apa yang dilakukan tokoh atau bekerja seperti cara tokoh.

7) Membaca  untuk  menemukan  bagaiman  cara  tokoh  berubah,  bagaimana perbedaan kehidupan tokoh dengan kehidupan yang dikenal pembaca, bagaimana persamaan dan perbedaan tokoh dengan apa yang dialami pembaca.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Membaca

Tiga elemen utama yang mempengaruhi pemahaman pembaca, yaitu pembaca, teks, dan aktivitas di mana pemahaman menjadi bagiannya.

Aspek pembaca berkenaan dengan semua kapasitas, kemampuan, pengetahuan, dan pengalaman yang digunakan seseorang dalam kegiatan membaca.

Teks adalah teks cetak atau teks elektronik apa pun, sedangkan aktivitas adalah tujuan, proses, dan konsekuensi yang berhubungan dengan kegiatan membaca.

Pendapat lain mengemukakan bahwa secara garis besar komprehensi membaca dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu yang berasal dari dalam diri pembaca dan di luar diri pembaca.

Faktor-faktor yang berada di dalam diri pembaca meliputi kemampuan linguisik (kebahasaan), minat (seberapa besar kepedulian pembaca terhadap bacaan yang dihadapinya), motivasi (seberapa besar kepedulian pembaca terhadap tugas membaca), dan kemampuan membaca (seberapa baik pembaca dapat membaca).

Faktor-faktor di luar diri pembaca dikategorikan menjadi dua, yaitu unsur-unsur bacaan dan lingkungan pembaca.

Unsur-unsur bacaan meliputi kebahasaan teks dan organisasi teks. Kualitas lingkungan meliputi persiapan guru (sebelum, pada saat, dan setelah membaca), cara murid menanggapi tugas, dan suasana umum penyelesaian tugas (hambatan, dorongan, dan sebagainya).

4. Jenis-Jenis Membaca

Ada berbagai macam pengelompokan jenis membaca
(1) atas dasar terdengar atau tidaknya suara pembaca.

(2) atas dasar keintensifannya.

Menurut bersuara dan tidaknya, membaca dikelompokkan menjadi dua, yaitu membaca nyaring dan membaca bersuara.

Berdasarkan keintensifannya dibedakan atas membaca ekstensif dan intensif. Selanjutnya, membaca intensif dikelompokkan menjadi tiga yaitu membaca survei, sekilas, dan dangkal.

Selain itu, membaca intensif dibedakan atas membaca telaah isi dan membaca telaah bahasa. Membaca telaah isi dikelompokkan   menjadi   tiga   yaitu   membaca   teliti,   membaca   pemahaman, membaca kritis, dan membaca ide.

Sedangkan membaca telaah Bahasa dibedakan menjadi dua yaitu membaca bahasa dan membaca sastra.

5. Berbagai Jenis Membaca dalam Pembelajaran Keterampilan Membaca di Sekolah
a. Membaca Cepat

Membaca cepat sebagai bagian dari membaca ekstensif adalah kegiatan membaca yang mengutamakan kecepatan dengan tanpa mengabaikan pemahaman.

Artinya, dalam proses menbaca kecepatan membaca harus disertai dengan pemahaman isi bacaan secara keseluruhan.

Kecepatan membaca juga dipengaruhi oleh berbagai hal seperti tujuan membaca, tingkat keterbacaan, bahan bacaan, teknik atau strategi membaca, motivasi serta halhal lain sebagai penentu keberhasilan membaca.

b. Membaca Pemahaman

Membaca pemahaman merupakan proses menyadap (extracting) dan mengonstruksi (constructing) makna melalui interaksi dan keterlibatan dengan bahasa   penulis.

Penggunaan   kata   extracting   ‘menyadap’   dan   constructing ‘mengonstruksi’   untuk   memberikan   tekanan   pada   pentingnya   dan   kurang memadainya teks sebagai faktor penentu dalam membaca pemahaman.

Pemahaman memerlukan tiga elemen utama, yaitu pembaca yang melakukan pemahaman, teks yang dipahami, dan aktivitas di mana pemahaman menjadi bagiannya.

Ketiga elemen di atas memiliki batasan atau ruang lingkup masing-masing. Elemen pembaca adalah semua kapasitas, kemampuan, pengetahuan, dan pengalaman yang digunakan seseorang dalam kegiatan membaca.

c. Membaca Kritis

Kemampuan membaca kritis adalah kemampuan pembaca mengolah bahan bacaan secara kritis untuk menemukan keseluruhan makna bahan bacaan baik makna tersurat maupun tersirat melalui tahap mengenal, memahami, menganalisis, mensintesis, dan menilai.

Mengolah secara kritis artinya dalam proses membaca seorang  pembaca  tidak  hanya  menangkap  makna  yang  tersurat  tetapi  juga menemukan makna antar baris, dan makna di balik baris .

Membaca kritis yang dilakukan terhadap teks-teks bacaan bisaanya akan menjadi persiapan dalam menghasilkan tulisan.

Ciri pembaca kritis. Seseorang dikatakan sebagai pembaca kritis bila:

(1) dalam kegiatan membaca selalu melibatkan kemampuan berpikir kritis,

(2) tidak begitu saja menerima apa yang dikatakan penulis,

(3) membaca kritis adalah usaha mencari kebenaran yang hakiki,

(4) membaca kritis selalu terlibat dengan permasalahan mengenai gagasan dalam bacaan,

(5) membaca kritis adalah mengolah bahan bacaan bukan mengingat,

(6) hasil membaca untuk diingat dan diterapkan.

Dalam membaca kritis, ada berbagai jenis keterampilan yang dilakukan.

Beberapa jenis keterampilan tersebut ialah:

(1) menemukan informasi faktual,

(2) menemukan ide pokok yang tersirat,

(3) menemukan unsururutan, perbandingan, dan sebab akibat yang tersirat,

(4) menemukan suasana,

(5) membuat simpulan,

(6) menemukan tujuan penulis,

(7) memprediksi dampak,

(8) membedakan opini dan fakta,

(9) membedakan realitas dan fantasi,

(10) mengikuti petunjuk,

(11) menemukan unsur propaganda,

(12) menilai keutuhan gagasan,

(13) menilai kelengkapan antargagasan,

(14) menilai kesesuaian antargagasan,

(15) menilai keruntutan gagasan,

(16) menilai kesesuaian antara judul dan isi bacaan,

(17) membuat kerangka bahan bacaan, dan

(18) menemukan tema karya sastra.

6. Metode dan Strategi Membaca
a. DRTA (Directed reading–thinking activity)

DRTA merupakan strategi pengajaran yang dirancang untuk memberikan pengalaman kepada anak dalam memprediksi apa yang akan dikatakan oleh penulis, membaca teks untuk mengonfirmasi atau meninjau kembali prediksi dan mengelaborasi respon.

Proses pembelajaran dengan pendekatan DRTA melibatkan pembaca dalam tiga langkah dasar:

1)  memprediksi beberapa informasi yang mungkin ditemukan atau membuat beberapa pertanyaan yang diharapkan mendapatkan jawaban dari teks.

2)  membaca teks dengan cermat, dengan senantiasa memikirkan apa yang sudah diprediksikan dan dipertanyakan.

3)  membuktikan – dengan disertai bukti-bukti yang diperoleh dari teks – apa yang telah diprediksi dan dipertanyakan serta membuat kesimpulan- kesimpulan yang didasarkan pada hasil membaca.

b. Strategi PQRS

Langkah-langkah itu dapat dikemukakan berikut ini.

a) P = preview (meninjau). Anak melakukan scaning terhadap sebuah bab atau halaman, untuk menemukan judul, subjudul, diagram, atau gambar.

Dengan cara itu, kemungkinan kesan umum mengenai seperti apa teks itu dapat diperoleh. Tanyakan kepada anak atau mintalah anak untuk bertanya pada diri sendiri, “Apa yang sudah saya ketahui tentang teks itu?”

b) Q = question (mempertanyakan). Anak membuat beberapa pertanyaan di dalam hati.

  • Apa yang dapat saya harapkan ketika belajar dari teks itu?
  • Adakah informasi yang bisa saya peroleh mengenai berapa banyak butir-butir pembiayaan?
  • Adakah informasi yang bisa menjawab pertanyaan berikutnya yang ada di dalam lembar pekerjaan rumah saya?
  • Apakah saya perlu membaca bagian teks itu secara cermat, atau bisakah jika saya hanya melakukan skiming?

c) R = read (membaca) Anak membaca halaman itu dengan cermat untuk mendapatkan informasi. Di samping itu, anak bisa melakukan baca-ulang pada bagian-bagian yang sulit. Tanyakan;

  • Apakah pertanyaan saya sudah terjawab?
  • Haruskah saya mengeceknya lagi?
  • Apakah saya sudah memahami apa saja yang ada di halaman itu?

d) S = summarise (meringkas). Anak menyatakan dengan singkat dengan katakatanya sendiri butir-butir utama yang ada di dalam teks atau menarik kesimpulan atas apa yang sudah dibacanya.

Baca:

Demikianlah ringkasan 7 materi PPPK kompetensi profesional bahasa Indonesia 2021. Semoga bermanfaat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *