Sebutkan Majas dalam Fabel Tikus Kota dan Tikus Desa!
paket-wisatabromo.com-Sebutkan Majas dalam Fabel Tikus Kota dan Tikus Desa! Jawaban yang tepat atas pertanyaan tersebut tersaji berikut ini.
Majas dalam Fabel Tikus Kota dan Tikus Desa
Cermati fabel Tikus Kota dan Tikus Desa!
Seekor Tikus Kota suatu saat mengunjungi kerabatnya yang tinggal di desa. Untuk makan siang, Tikus Desa menyajikan tangkai gandum, akar-akaran, dan biji-bijian, dengan sedikit air dingin untuk diminum. Tikus kota makan sangat hemat, menggigit ini sedikit dan itu sedikit, dan sikapnya terlihat jelas bahwa ia makan hanya untuk bersikap sopan.
Setelah makan, Tikus Kota berbicara tentang hidupnya di kota, sedangkan Tikus Desa mendengarkan. Mereka kemudian beristirahat di sebuah sarang di pagar tanaman dan tidur dengan tenang dan nyaman sampai pagi.
Dalam tidurnya, Tikus Desa bermimpi dengan semua kemewahan dan kesenangan kehidupan kota yang diceritakan oleh Tikus Kota. Jadi, keesokan harinya ketika Tikus Kota meminta Tikus Desa untuk mencoba hidup di Kota, ia dengan senang hati menyiyakannya.
Ketika mereka sampai di rumah di mana Tikus Kota tinggal, mereka menemukan di meja ruang makan, terhampar sisa-sisa dari pesta yang sangat mewah. Ada daging manis dan enak, kue kering, dan keju lezat, memang makanan yang paling menggiurkan yang bisa dibayangkan seekor tikus.
Tapi, ketika Tikus Desa hendak menggigit sedikit remah kue, ia mendengar Kucing mengeong dengan keras dan mencakar di pintu.
Dalam ketakutan yang sangat besar, kedua tikus bergegas lari ke tempat persembunyian, dimana mereka berbaring diam untuk waktu yang lama, dengan jantung berdebar kencang, hampir tidak berani bernapas.
Ketika akhirnya mereka berani kembali ke meja, tiba-tiba pintu terbuka dan muncul pelayan untuk membersihkan meja, diikuti oleh anjing penjaga rumah.
Sejurus kemudian, Tikus Desa mengambil tas dan payungnya, keluar dari sarang Tikus Kota dan berkata, “Kamu mungkin bisa makan enak di sini sementara saya tidak, tetapi saya lebih suka makanan sederhana dan hidup aman tanpa ketakutan di desa.
Majas dalam Fabel di atas sebagai berikut.
Litotes
1. Untuk makan siang, Tikus Desa menyajikan tangkai gandum, akar-akaran, dan biji-bijian, dengan sedikit air dingin untuk diminum.
Makanan tangkai gandum, akar-akaran, dan biji-bijian, dengan sedikit air dingin untuk diminum, bagian kalimat ini menunjukkan kesederhanaan.
2. Sejurus kemudian, Tikus Desa mengambil tas dan payungnya, keluar dari sarang Tikus Kota dan berkata, “Kamu mungkin bisa makan enak di sini sementara saya tidak, tetapi saya lebih suka makanan sederhana dan hidup aman tanpa ketakutan di desa.
Saya lebih suka makanan sederhana dan hidup aman tanpa ketakutan di desa, bagian kalimat ini menunjukkan adanya litotes.
Personifikasi
1. Seekor Tikus Kota suatu saat mengunjungi kerabatnya yang tinggal di desa.
Kata “mengunjungi” hanya bisa dilakukan oleh orang atau manusia. Dalam kalimat di atas keta “Mengunjungi” dilakukan oleh binatang. Jadi, perilaku binatang seperti manusia.
2. Tikus kota makan sangat hemat, menggigit ini sedikit dan itu sedikit, dan sikapnya terlihat jelas bahwa ia makan hanya untuk bersikap sopan.
Hemat, menggigit, sikap, makan, sopan merupakan kata-kata yang biasa dilakukan manusia. Oleh karena itu, kata-kata tersebut tergolong penanda personifokasi.
3. Setelah makan, Tikus Kota berbicara tentang hidupnya di kota, sedangkan Tikus Desa mendengarkan.
Makan, berbicara, mendengarkan juga merupakan kata-kata yang menandai perilaku manusia. Kalimat-kalimat yang mengungkapkan Hewan yang berperilaku seperti manusia itu merupakan personifikasi.
4. Mereka kemudian beristirahat di sebuah sarang di pagar tanaman dan tidur dengan tenang dan nyaman sampai pagi.
Beristirahat, tidur dalam kalimat di atas dilakukan oleh hewan seperti perilaku manusia. Dengan demikian kalimat tersebut tergolong majas personofikasi
5. Jadi, keesokan harinya ketika Tikus Kota meminta Tikus Desa untuk mencoba hidup di Kota, ia dengan senang hati mengiyakannya.
Meminta, dan mengiyakan dalam kalimat di atas merupakan perilaku manusia yang ditirukan binatang. Binatang yang berperilaku seperti manusia termasuk majas personifikasi.
Hiperbola (melebih-lebihkan)
1. Dalam tidurnya, Tikus Desa bermimpi dengan semua kemewahan dan kesenangan kehidupan kota yang diceritakan oleh Tikus Kota.
Kemewahan dan kesenangan kehidupan di kota diceritakan Tikus Kota secara berlebihan sehingga Tikus Desa tergiur untuk ikut pergo ke kota.
2. Ketika mereka sampai di rumah di mana Tikus Kota tinggal, mereka menemukan di meja ruang makan, terhampar sisa-sisa dari pesta yang sangat mewah.
Kesan melebih-lebihkan pada kalimat di atas ditandai dengan kata terhampar dan mewah.
3. Ada daging manis dan enak, kue kering, dan keju lezat, memang makanan yang paling menggiurkan yang bisa dibayangkan seekor tikus.
Aneka makanan lezat yang dipaparkan menunjukkan tanda melebih-lebihkan atau hiperbola. Akibatnya tergiurlah tikut untuk menyantapnya.
4. Dalam ketakutan yang sangat besar, kedua tikus bergegas lari ke tempat persembunyian, dimana mereka berbaring diam untuk waktu yang lama,dengan jantung berdebar kencang, hampir tidak berani bernapas.
Rasa takut kedua tikus tersebut diceritakan secara berlebihan sampai-sampai bernapas pun ditahan agar tidak ketahuan musuh utama tikus, yakni kucing yang mengeong.
5. Ketika akhirnya mereka berani kembali ke meja, tiba-tiba pintu terbuka dan muncul pelayan untuk membersihkan meja, diikuti oleh anjing penjaga rumah.
Dengan kucing yang mengeong saja, kedua tikus itu sudah sangat ketakutan. apalagi dengan seekor anjing. Jadi, penceritaan fabel ini benar-benar melebih-lebihkan suasana agar benar-benar ketakutan.
Ternyata memang benar, Tikus Desa sangat ketakutan hingga akhrinya pulang kembali ke desa yang aman terbebas dari ketakutan wakalupun dengan makanan yang sederhana.
Baca:
- Sebutkan Pola Kalimat Langsung dalam Fabel Jendral Bebek Hijau!
- Sebutkan Langkah Menceritakan Isi Fabel dan Contohnya yang Tepat!
Demikianlah jawaban yang tepat atas pertanyaan mengenai Sebutkan Majas dalam Fabel! Semoga bermanfaat.