Teknik Persuasi : Rasionalisasi, Identifikasi, Sugesti, dan Komformitas
paket-wisatabromo.com – Agar pidato persuasif yang dilakukan baik dan menarik, kita perlu mengenal teknik persuasi yang tepat.
Pada kesempatan kali ini akan dibahas khusus mengenai teknik persuasi.
Pembahasan ini bertujuan agar peserta didik dapat berhasil melakukan pidato persuasif.
Teknik Persuasi
Teknik persuasi adalah cara melakukan persuasi. Selanjutnya, Teknik persuasi yang akan dibahas antara lain: rasionalisasi, identifikasi, sugesti dan komformitas.
1. Rasionalisasi
Rasionalisasi adalah suatu proses penggunaan akal untuk memberikan suatu dasar pembenaran kepada persoalan, dimana dasar atau alasan tidak merupakan sebab langsung dari masalah itu.
Tujuan Rasionalisasi adalah untuk memperlihatkan kebenaran secara logika atau masuk akal. Kebenaran yang dibicarakan dalam persuasi bukanlah kebenaran mutlak.
Namun, merupakan kebenaran yang hanya berfungsi untuk meletakkan dasar-dasar dan melicinkan jalan.
Hal ini bertujuan agar keinginan, sikap,kepercayaan, keputusan, atau tindakan yang telah ditentukan dapat dibenarkan.
Sebenarnya, Rasionalisasi memperlihatkan sesuatu yang tampak dapat diterima oleh akal sehat atau logika.
Namun, rasionalisasi berbeda dengan logika. Perbedaan rasionalisasi dengan logika terletak pada motovasi yang ditimbulkannya.
Sebab itu, rasionalisasi dalam persuasi akan berlangsung dengan baik bila pembicara atau penulis mengetahui apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan hadirin, serta bagaimana sikap dan keyakinan mereka.
2. Identifikasi
Identifikasi adalah proses menganalisis hadirin atau pendengar dan situasi yang dihadapinya dengan seksama.
Analisis ini diharapkan menjadi supaya pembicara menghindari situasi konflik dan sikap ragu-ragu .
Melalui analisis hadirin dan situasi seluruh situasi, pembicara akan lebih mudah dapat mengidentifikasi dirinya dengan hadirin.
Contoh:
Usaha memenangkan pemilu atau pilkada, seorang calon wakil rakyat berusaha mengidentifikasi dirinya sebagai anak rakyat.
Ia sebagai calon yang dilahirkan dan dibesarkan dalam lingkungan petani, nelayan, buruh pabrik, dsb.
ia benar-benar akan memperhatikan kepentingan lingkungannya. Bahkan akan diupayakan mati-matian untuk membela lingkungannya.
Agar identifikasi berjalan lancar, harus diciptakan dasar umum yang sama.
Bila dasar umum yang sama belum diciptakan, ia harus berusaha mencari dasar umum yang seluas-luasnya.
Identifikasi merupakan kunci keberhasilan pembicara. Bila terdapat situasi konflik antara pembicara dan hadirin, maka pembicara harus berusaha mengaburkan situai konfliktersebut.
Sikap agresif harus dibelokkan sehingga dapat disiptakan dasar umum yang sama.
Setiap pembicara harus mengetahui dan mempelajari siapa hadirinnya.
Hadirin atau orang yang diajak berbicara dapat terdiri dari pria, wanita atau gabungan dari keduanya. bisa juga terdiri dari orang tua, kaum muda, dan sebagainya.
Kaum muda sangat optimis, penuh semangat, berani, loyal, idealis, cepat jatuh cinta, cepat marah.
Mereka kurang dapat memperhitungkan, gampang menjadi mangsa paham-paham baru, tidak tetap pendiriannya, dan melebih-lebihkan pengetahuannya sendiri.
Kaum tua berskap skeptis, suka curiga, kikir, tenang, cinta akan kenikmatan, dan ragu-ragu dalam aspirasinya.
3. Sugesti
Sugesti adalah suatu usaha membujuk atau mempengaruhi orang lain untuk menerima suatu keyakinan atau suatu pendirian tertentu tanpa memberi suatu dasar kepercayaan yang logis pada rang-orang yang ingin dipengaruhi.
Dalam kehidupan sehari-hari, sugesti itu biasanya dilakukan dengan kata-kata dan nada suara.
Rangkaian kata-kata yang menarik dan meyakinkan, disertai dengan nada suara yang penuh dan berwibawa dapat memungkinkan seseorang mempengaruhi hadirin.
Satu atau dua fakta mencoba mengongkretkan rangkaian kata-kata tadi sudah dapat membawa hasil yang diinginkan.
Sugesti bertujuan untuk membujuk atau mempengaruhi hadirin agar mengakui dan mengikuti apa yang disampaikan pembicara.
kesugestian seseorang berjalan sejajar dengan kemampuan penguasaan bahasanya.
Orang yang kurang kemampuan bahasanya, biasanya mudah dikuasai melalui sugesti.
Sebaliknya, mereka yang mahir berbahasa, akan jauh lebih sulit dikuasai melalui sugesti.
Baca:
- Contoh Pidato Persuasif Terbaik tentang Pemanasan Global
- Cara Menyimpulkan Isi Pidato Persuasif yang Tepat dan Contohnya
4. Konformitas
Komformitas adalah suatu keinginan atau suatu tindakan untuk membuat diri serupa dengan sesuatu hal yang lain.
Selain itu, komformitas merupakan suatu mekanisme mental untuk menyesuaikan diri atau mencocokkan diri dengan sesuatu yang diinginkan.
Sikap yang diambil pembicara untuk menyesuaikan diri dengan keadaan supaya tidak timbul ketegangan adalah juga menyangkut komformitas.
Konformitas adalah suatu jenis pengaruh sosial ketika seseorang mengubah sikap dan tingkah laku mereka agar sesuai dengan norma sosial yang ada.
Contoh:
Beberapa contoh dari konfomitas adalah
a. ketika menengok orang sakit, orang akan membawakan buah atau makanan lainnya.
b. Ketika hendak mengambil uang di ATM atau menaruh uang di bank, orang akan menunggu giliran dengan mengantri.
Kuatnya pengaruh sosial yang ada dalam konformitas dibuktikan secara ilmiah dalam penelitian yang dilakukan oleh Solomon Asch pada tahun 1951.
Pada penelitian ini menunjukkan bahwa orang cenderung melakukan konformitas, mengikuti penilaian orang lain karena tekanan kelompok yang dirasakan.
Dalam persuai, teknik ini digunakan untuk menyesuaikan diri dengan orang yang dipersuasi.
Seorang tokoh politik bersedia hidup sebagai seorang nelayan atau seorang petani atau buruh. Hai ini dilakukan dalam rangka menyesuaikan diri dengan hadirin.
Teknik ini hampir sama dengan teknik identifikasi. Perbedaanny, dalam identifikasi pembicara hanya menyajikan beberapa hal yang menyangkut dirinya dengan hadirin.
Dalam komformitas, pembicara memperlihatkan bahwa dirinya mampu berbuat dan bertindak sebagai hadirin.
Demikianlah pembahasan mengenai teknik persuasi. Semoga bermanfaat.