Cara Mengajari Anak Usia 4 Tahun Belajar Menghafal
paket-wisatabromo.com-Jumpa lagi, Mam. Apa kabar? Salam sehat selalu. Kali ini , Mam akan saya ajak membaca pengalaman mengenai Cara Mengajari Anak Usia 4 Tahun Belajar Menghafal.
Anak adalah aset keluarga dan bangsa, ya Mam. Karena itu, pertumbuhannya pada masa keemasan harus kita perhatikan. Tumbuh kembang buah hati itu bisa dilihat dari kesehatan motorik dan kecerdasannya. Untuk itu, tepatlah jika Mam membaca artikel ini, yaitu Cara Mengajari Anak Usia 4 Tahun Belajar Menghafal.
Jika Mam baca, sebenarnya sudah banyak artikel yang membahas mengenai cara mengajari anak usia 4 tahun untuk belajar apalagi belajar yang sifatnya melatih kecerdasan. Namun, tetap saja cara-cara tersebut belum juga ampuh karena kita masih saja mengalami kesulitan.
Cara Mengajari Anak Usia 4 Tahun Belajar Menghafal
Belajar menghafal bagi anak bukanlah hal yang mudah. Hal ini karena anak terutama pada usia 4 tahun sedang senang-senangnya bermain.
Padahal kita ingin anak itu memiliki kecerdasan sedini mungkin. Itu pasti dambaan setiap Mam.
Mam tentu pernah atau sering merasa sulit mengajak anak usia 4 tahun dalam mengendalikan gerak-gerik dan konsentrasinya. Berikut ini adalah deskripsi kesulitan pengendalian gerak-gerik dan konsentrasi anak.
Kesulitan Mengendalikan Gerak-Gerik dan Konsentrasi Anak
Gerak-gerik anak usia 4 tahun tidak mudah kita arahkan. Anak diminta duduk dengan tenang. Kemudian anak diminta mendengarkan instruksi kita, seperti diminta menirukan ucapan berupa kata, frasa, klausa, atau kalimat.
Namun, anak tetap saja asyik dengan acaranya sendiri. Kalaupun anak mau mengikuti ajakan yang kita terapkan, e tidak berlangsung lama. Alias sebentar saja dan buyar, dan gak jadi-jadi belajar menghafalnya.
Ketika diminta duduk dengan tenang itu juga bukan main lama dan sulit. Anak cenderung menolak, dan bilang “emoh” atau “tidak mau”, “moh, ogah.”
Ternyata Caranya Mudah dan Sederhana
Nah, cara mengajari anak usia 4 tahun belajar menghafal ternyata mudah dan sederhana lho, Mam.
Pertama harus kita sadari lebih dahulu, bahwa anak usia 4 tahun lagi masanya bermain. Ini berarti kita harus larut dalam masa bermain anak.
Kedua, pada usia ini, anak tidak mau disuruh-suruh. Pasti akan menolaknya jika disuruh. Jadi, kita harus memilih kata atau permainan yang pas untuk menyuruh anak tanpa merasakan disuruh.
Ini Pengalaman Lho, Mam.
Cucu saya berusia 4 tahun. Ia tinggal sementara bersama saya, nenek dan kakeknya. Dalam waktu enam bulan, direncanakan menyusul Bundanya yang lagi tugas belajar di IOWA universitity, Amerika Serikat.
Sebagai neneknya, saya merasa terpanggil mengembangkan kecerdasannya. Oleh karena itu, saya ikutkan bermain sambil belajar di PAUD terdekat dengan rumah.
Kegiatan di PAUD itu beraneka ragam. Salah satunya adalah kegiatan menghafal sesuatu.
Seperti menghafal lagu, doa pendek, hadist, angka, huruf, tapi sayangnya ia tidak mau merespon. Ia lebih suka bermain-main saja.
Sebagai neneknya, saya sempat bingung bagaimana supaya ia mau menghafalkan seperti yang diharapkan gurunya.
Jika saya ajari dia untuk menirukan, maka hanya satu dua kali saja mau menirukan. Setelah itu, ia tidak minat lagi. Ia sudah beralih ke bermain ini dan itu. Wah, perlu putar otak, nih, Mam.
Tiba-tiba terpikir oleh Saya
Kebetulan, ia suka dengan boneka Vanda, boneka rusa, dll. Tiba-tiba, terpikir oleh saya, bagaimana kalau ia aku jadikan sebagai orang yang mengajari, dan aku sama boneka kesukaannya yang minta diajari.
Ya, mungkin bermain peran buat menghafal. Okelah, dicoba main peran. Cucuku bernama Olin, saya jadikan gurunya, saya dan boneka Vanda jadi muridnya.
Model permainannya adalah ucapkan-tirukan dan ucapkan-betulkan-tirukan. Guru mengucapkan kata, frasa, klausa, kalimat pendek. Muridnya menirukan ucapan gurunya.
Nah, saat mengajak belajar menghafal, saya mainkan boneka Vanda yang mengajak. saat ada kesalahan, saya perankan boneka Vanda yang membetulkan. Jadi, ide saya disampaikan lewat boneka vanda. Ide saya disampaikan tidak secara langsung.
Ini contohnya, Mam
Aku dan Boneka Vanda : (dengan suara anak dan celat belum bisa mengucapkan huruf r): “Kakak, kakak, Kak Olin, Kak Olin!” “kita belajal menghafal, yuk!” “Ajali aku hafalan nyanyi dong! Bial aku pintel.”
Kak Olin : “Nyanyi Dek, nyanyi apa?
Aku: “Kak Olin, itu adek Vandamu minta diajari nyanyi.”
Aku dan Boneka Vanda: (ucapan dibuat salah agar menarik) “Lagu..lagu, em, peyangi-peyangi, Kakak.”
Kak Olin: “O, lagu pelangi-pelangi, Dek, bukan peyangi-peyangi.” “Denger ya, Dek.”
pelangi-pelangi alangkah indahmu
Merah kuning hijau di langit yang biru
Pelukismu aku
Siapa gerangan
Pelangi-pelangi ciptaan Tuhan
Aku Boneka Vanda: “Kakak, pelan-pelan, aku gak bica.”
Kak Olin: “ya, De, Pelangi, pelangi.”
Boneka Vanda: “peyangi, peyangi”
Kak Olin: “Pelangi, pelangi, Dek.”
Boneka Vanda: “ya, Kak, pelangi, pelangi”
Kak Olin: “Alangkah indahmu.”
Boneka Vanda: “Alangkah indahmu.”
Kak Olin: “Merah, kuning, hijau, di langit yang biru”
Boneka Vanda: “melah, kuning, hijau, di langit yang bilu”
Kak Olin : “Pelukismu aku, siapa gerangan.”
Boneka Vanda: “Kak Olin, Kak Olin, salah itu gak sama dengan di TV.”
“Kalau di TV itu: pelukismu Agung, bukan pelukismu aku.”
Kak Olin : “O, Iya, Dek, Kakak baru inget, maaf” “Kakak ulangi, ya.” “Pelukismu Agung, siapa gerangan.”
Boneka Vanda: “Pelukismu agung, siapa gerangan”
Kak Olin: “Pelangi, pelangi Ciptaan Tuhan.
Nah, itulah Mam, Cucuku bisa ngajarin boneka Vanda menghafal lagu pelangi-pelangi. Pada saat mengajar, cucuku lebih serius, antusias, dan lebih lama berkonsentrasi pada hafalan lirik lagu.
Memang sih ada kesalahan hafalan liriknya. Namun, langsung kita betulkan. Sarana pembetulannya juga kita lewatkan media.
Melalui boneka Vanda yang seolah-olah pernah tahu lirik lagu itu melalui televisi. Kak Olin pun cepat menyadari kesalahannya. Bahkan minta maaf dan tidak marah saat ditunjukkan kesalahannya.
Simpulan yang dapat ditarik adalah mengajak anak belajar menghafal dengan cara seperti itu cukup mudah dilakukan. Kita tidak perlu tegang menyuruh anak menghafal.
Melalui pemberian peran sebagai pengajar, anak justru tertarik untuk melakukan sesuatu yang baru baginya. Anak akan merasa mendapat tantangan bagaiamana menjadi orang dewasa dan mengajari anak yang lebih kecil darinya buat menghafal.
Baca:
- Cara Mengatasi Balita Usia 4 Tahun yang Selalu Ogah-Ogahan Tiap Mandi
- Perkembangan Kecerdasan Bahasa pada Anak
Demikian pemaparan mengenai cara mengajari anak usia 4 tahun belajar menghafal. Semoga bermanfaat.