Cara Mengatasi Balita Usia 4 Tahun yang Selalu Ogah-Ogahan Tiap Mandi
paket-wisatabromo.com – Jumpa lagi, Mam. Tentunya kabar baik yang selalu kita harapkan. Masa pandemi yang belum juga berakhir menuntut kita agar makin bersabar. Merawat Balita juga memerlukan kesabaran dan strategi yang tepat, termasuk mengatasi mereka pada saat mandi. Cara mengatasi Balita usia 4 tahun yang selalu ogah-ogahan tiap mandi menjadi alternatif bacaan Mam pada kesempatan kali ini.
Mandi sebenarnya merupakan persoalan yang sederhana, dan rutin dilakukan setiap hari. Namun, sering anak kita ngeles atau ogah-ogahan jika disuruh mandi. hal ini membuat Mam terkadang jadi bingung, tak tidak mengerti bagaimana mengatasinya. Nah, pada artikel kali ini disajikan Cara mengatasi Balita usia 4 tahun yang selalu ogah-ogahan tiap mandi.
Artikel Cara mengatasi Balita usia 4 tahun yang selalu ogah-ogahan tiap mandi ini diharapkan dapat membantu Mam yang menghadapi permasalahan yang sama. Cocok juga buat Mam yang masih ibu-ibu muda, belum banyak pengalaman dalam menghadapi persoalan ini.
Cara Mengatasi Balita Usia 4 Tahun yang Selalu Ogah-Ogahan Tiap Mandi
Cara mengatasi anak yang ogah-ogahan mandi yang dijelaskan dalam artikel ini cukup sederhana. Selain itu, mudah dilakukan dan murah bahkan sangat murah. Namun, cukup ampuh untuk mengatasi Balita yang ogah mandi.
Landasan teorinya adalah empiris, Mam, alias pengalaman, dan pengalaman inipun adalah pengalaman pribadi saja.
Pengalaman ini muncul akibat adanya permasalahan pada Balita yang selalu sulit jika diajak mandi. Baik mandi pada pagi hari maupun mandi pada sore hari.
Jika ia diajak mandi, maka selalu saja ada jawabannya, yaitu “nanti” atau “emoh” “Gak Mau” “Ogah” dan lain-lain alasan yang sifatnya menolak dan kontradiktif.
Dari kesulitan itulah, kita harus putar otak bagaimana membujuk Balita agar tertarik menuju ke kamar mandi, lalu mandi dengan senang hati tanpa adanya keterpaksaan.
Ingat teori belajar
Kemudian, tiba-tiba ingat adanya teori belajar bagi Balita, yaitu bermain sambil belajar. Bukan belajar sambil bermain.
Kata kuncinya adalah bermain. Namanya “bermain” tentunya perlu ketersediaan media permainan, dan tahu cara bermain, serta adanya kemampuan membujuk Balita dengan kata yang bernada bukan menyuruh.
Manakala berpikir media permainan, seringnya kita pergi ke toko permainan dan membelinya. Itu butuh waktu mam, dan juga harus keluar uang buat beli dan buat ongkos, belum lagi buat es krim atau jajanan lainnya buat si Balita juga buat Mam.
Mau tahu, Mam? Tentu donk. Ikuti yuk!
Prakata Bunda
Sayang, ayo kita buat mainan baru. Mainan yang seru. Kamu kan belum punya mainan yang seru. Pokoknya seruu, deh. mau ndak? Kamu pasti suka. Kita membuat balon air. Mau Gak? Ikuti Bunda, Yuk, Sayang.
(Pada bagian prakata ini, kita tidak menyinggung atau mengajaknya untuk mandi. Kita hanya mengajak bermain atau mengajak membuat mainan)
Inti Kegiatan
Hari pertama, mandi pagi
1. Ajaklah Balita, mencari-cari plastik, putih, kecil, berukuran 1/4 kg-an. Buatlah proses pencarian ini sulit, alias tidak mudah untuk mendapatkan plastik.
Saat mencari plastik, arahkan Balita menjadi penasaran dan tertarik mengikuti pencarian plastik. Padahal sebenarnya Bunda sudah tahu tempat penyimpanan plastik putih. Namun, ajaklah Balita berputar-putar mencari plastik putih.
Bunda bisa sambil bermain drama dengan bertanya “Di mana, ya, si plastik putih?” “Plastik putih, kamu dimana? “Plastik putih itu lho, sayang, kamu tahu ndak?” “Halo plastik putih, dimana kamu?’ “Dimana tempat tinggalmu?” dan lain-lain kalimat yang sifatnya menarik perhatian Balita.
Bisa juga Bunda mengajaknya sambil bernyanyi, dengan menyanyikan lagu-lagu anak-anak. Ajak dia bernyanyi bersama, misalnya lagu “Kalau Kau Suka Hati.”
Kalau kau suka hati,
Tepuk tangan, prok prok
Kalau kau suka hati,
Tepuk tangan, prok prok
Kalau kau suka hati,
Mari kita bersama
Kalau kau suka hati
Tepuk tangan, prok prok
Kalau kau suka hati,
Injak bumi, buum, buum
Kalau kau suka hati,
Injak bumi, buum, buum
Kalau kau suka hati,
Mari kita bersama
kalau kau suka hati
Injak bumi, buum, buum
Kalau kau suka hati,
Lompat-lompat, cling, cling
Kalau kau suka hati,
Lompat-lompat, cling, cling
Kalau kau suka hati,
Mari kita bersama
kalau kau suka hati
Lompat-lompat, cling, cling
Kalau kau suka hati,
Sorak hore, horee
Kalau kau suka hati,
Sorak hore, horee
Kalau kau suka hati,
Mari kita bersama
Kalau kau suka hati
Sorak hore, horee
Jika plastik sudah ditemukan, maka Bunda ambil satu, Balita diminta ambil satu juga.
2. Ajak juga Balita mencari dua buah karet. Jika sudah ditemukan, maka mintalah anak mengambil satu karet, Bunda juga satu karet. Proses pencarian bisa dipersingkat, tidak sedramatis mencari plastik putih.
3. Selanjutnya, ajak anak Balita mencari tali rafia. Potong atau gunting tali rafia berukuran sekitar 1/2 meteran panjangnya, dua potong saja. Lakukan pemotongan tali rafia bersama-sama. Balita yang menggunting, Bunda yang pegangin. Atau sebaliknya, Bunda yang menggunting, Balita kita yang memegangi tali rafia.
4. Lantas, ajak Balita menuju sumber air di rumah sambil bernyanyi atau berjalan mengendap-endap bagaikan kucing hendak menerkam mangsanya. Isilah plastik dengan air dari wastafel atau kran air di kamar mandi.
5. Air di dalam plastik diisi secukupnya saja, agar ada bagian plastik yang tersisa buat ditali karet kuat-kuat. Kemudian, pada bagian tali karet diikat dengan ujung rafia secukupnya saja. Ujung rafia lainnya untuk digunakan mengikat dengan paku yang tersedia di kamar mandi.
6. Jika di kamar mandi belum ada tempat untuk menggantungkan tali rafia, maka Bunda perlu mencari paku dan palu. Libatkan anak mencari dan memaku dengan ekstra hati-hati.
7. Sekarang sudah siap, memasang mainan air atau balon air dari plastik dengan cara menggantungnya di paku-paku yang tersedia. Biarkan Balita ikut serta jingjit-jingjit melakukan proses menggantungkan balon air.
8. Ajaklah Balita membasahi, dan menyiram balon air dari plastik yang sudah tergantung. Saat proses menyiram balon air, di situ kita mulai melepas baju Balita, lalu menyiram tubuh Balita dari ujung kaki, terus siram ke bagian atas, sampai ke wajah Balita.
9. Selanjutnya, berilah tangan Balita dengan sabun cair untuk menyabuni balon air. Sementara itu, Bunda juga mulai menyabuni bagian demi bagian tubuh balita bersamaan dengan Balita yang menyabuni balon airnya.
10. Apabila proses menyabuni sudah merata, ajaklah Balita membilas balon air agar bersih dari sabun. Begita juga Bunda, bilaslah tubuh Balita dengan air sampai bersih.
Proses mandi pun selesai, Balita mudah diajak mandi dengan senang tanpa ada keterpaksaan. Bunda pun tidak harus merasakan kesal hati atau bahkan harus marah-marah gara-gara Balita ogah-ogahan dan sulit diajak mandi.
Hari pertama mandi sore
1. Nah, tiba saatnya mandi pada sore hari. Bunda tinggal mengajak Balita menengok kembali balon air di kamar mandi. Apakah masih ada? Apakah masih tergantung di paku?
2. Tawari Balita, apakah mau menambah balon airnya? Kalau mau, berarti Bunda mulai lagi mengajak balita mengambil plastik, karet, dan rafia.
3. Ajak lagi Balita mengisi plastik dengan air, lalu mengikatnya dengan karet dan rafia.
4. Kemudian ajak Balita masuk ke kamar mandi untuk menggantungkan balon air di paku yang tersedia. Tidak harus satu paku satu balon air. Bisa saja satu paku digantungi beberapa balon air. Nah, balon air sudah bertambah jadi tiga atau empat, bergantung pada kemauan anak menambah balon airnya.
5. Nah, sekarang posisi Balita sudah berada di kamar mandi. Ajaklah menyirami, menyabuni, membilas. Proses mandi Balita pun akan semakin mudah. Anak akan semakin semangat ketika diajak mandi.
Mam, mengajak Balita untuk mandi selanjutnya menjadi enteng. Tiap kali akan mandi, kita tidak mengajaknya mandi tetapi ajaklah bermain membuat dan merawat balon air di kamar mandi.
Apabila balon air sudah banyak tergantung di paku di kamar mandi, masih ada hal yang seru yang harus dilakukan. Namun, hal ini boleh dilakukan apabila Balita sudah mulai jenuh dengan menyirami, menyabuni, membilas balon air.
Ajak saja Balita membuat air mancur dari balon air tersebut. Caranya mudah lho Mam.
Kita ajak Balita mencari benda runcing tapi aman. Misalnya tusuk buah dari plastik. Gunakan alat tersebut untuk menusuk balon air hingga mancur airnya. Balita pun menjadi lebih senang merasakan semprotan air mancurnya.
Jika ditarik simpulan, maka ternyata mudah lho mengajak anak mandi. Kita tidak perlu membutuhkan biaya yang mahal. Cukup menggunakan fasilitas murah dan tersedia di rumah. Cara membuatnya pun mudah.
Banyak pelajaran berharga yang dapat kita petik dari proses mandi ini. Balita belajar mencari plastik, mencari karet, mencari tali rafia, mencari paku dan palu, mengisi air, mengikat atau menali, memasang paku, memegang palu. Balita pun belajar berjinjit pada saat proses menggantungkan balon air di paku.
Lebih dari itu, Balita belajar kerja sama yang bagus dengan Bundanya. Balita juga dengan tanpa disadari sudah mengenal nama-nama benda yang ada di sekitar rumah. Hal itu dilakukan dengan penuh minat dan ketertarikan, serta tanpa adanya keterpaksaan.
Baca: Cara Mengajari Anak Usia 4 Tahun Belajar Menghafal
Demikianlah penjelasan mengenai cara mengatasi Balita usia 4 tahun ogah mandi pada pagi dan sore hari. Semoga bermanfaat.