Jenis-Jenis Teks Narasi dan Contohnya yang Tepat
paket-wisatabromo.com – Selamat jumpa kembali dengan judul artikel Jenis-Jenis Teks Narasi dan Contohnya yang Tepat.
Jenis-jenis teks narasi dan contohnya yang tepat ini akan menambah wawasan kamu mengenai jenis teks narasi.
Pengetahuan mengenai jenis-jenis teks narasi dan contohnya yang tepat ini akan menjadi dasar bagi kamu untuk membuat tulisan atau karangan yang berbentuk narasi.
Jenis-Jenis Teks Narasi dan Contohnya yang Tepat
Berikut ini adalah jenis-jenis teks narasi yaitu narasi ekspositoris, dan artistik.
1. Narasi Ekspositoris
narasi ekspositoris merupakan jenis narasi dimana cerita disampaikan secara informatif dan jelas sehingga pembacanya dapat benar-benar memahami dan mengerti tentang apa yang terjadi di dalam cerita.
Paragraf narasi ekspositoris bertujuan memperluas pengetahuan para pembacanya mengenai suatu cerita dan kisah yang ditulis berdasarkan kejadian peristiwa yang sebenarnya.
Umumnya, narasi ini berkisah tentang kehidupan seseorang dari awal ia hidup hingga kematiannya. Narasi ekspositoris sangat cocok untuk menyusun teks biografi.
Contoh narasi ekspositoris
Budi Darma lahir tanggal 25 April 1937 di Rembang, Jawa Tengah. Ia anak keempat dari enam bersaudara yang semuanya laki-laki. Kedua orang tuanya berasal dari Rembang.
Ayahnya bernama Munandar Darmowidagdo dan bekerja sebagai pegawai kantor pos. Ibunya bernama Sri Kunmaryati. Karena pekerjaan ayahnya, Budi darma sering berpindah-pindah tempat tinggal mengikuti orang tuanya, antara lain di bandung, Yogyakarta, dan Semarang.
Budi Darma menikah pada tanggal 14 Maret 1968 dengan Sitaresmi, S.H., yang lahir 7 September 1938. Dari pernikahannya itu, mereka dikaruniai tiga orang anak, yaitu Diana (lahir di Banyuwangi, 15 Mei 1969), Guritno (lahir di Banyuwangi, 4 Februari 1972), dan Hannato Widodo (lahir di Surabaya, 3 Juni 1974).
Budi Darma menempuh pendidikan di berbagai kota. Pendidikan sekolah dasar diselesaikannya tahun 1950 di Kudus, Jawa Tengah. Sekolah menengah pertama diselesaikannya tahun 1953 di Salatiga, Jawa Tengah.
Kemudian, pendidikan sekolah menengah atas (SMA) diselesaikannya di Semarang tahun 1956. Setamat SMA, Budi Darma meneruskan kuliah di Jurusan Sastra Inggris, Fakultas Sastra, Universitas Gadjah Mada, dan selesai tahun 1963. Judul skripsinya adalh Tragic Heroes in The Plays of Marlowe.
Selama satu tahun (1967) ia mengikuti International Writing Program di Universitas Iowa, Amerika Serikat. Pada tahun 1970—1971 ia mendapat beasiswa dari East West Centre untuk belajar ilmu budaya dasar (basic humanities) di Universitas Hawai, Honolulu, Amerika Serikat.
Pada tahun 1975 meraih gelar M.A. dari Universitas Indiana, Bloomington, Indiana,Amerika Serikat, yang judul tesisnya adalah Tha Death and The Alive, dan tahun 1980 di universitas yang sama ia meraih gelar Ph.D. dengan judul disertasinya Character and Moral Jugment in Jane Austin’s Novel.
Setelah tamat dari Jurusan Satra Inggris, Fakultas Sastra, Universitas Gadjah Mada, (1963) sampai sekarang, Budi Darma mengabdikan diri sebagai tenaga pengajar di Universitas Negeri Surabaya (Unesa) (dahulu IKIP Surabaya).
Selain sebagai dosen, Budi Darma juga pernah menjabat Ketua Jurusan Sastra Inggris (1966-1970 dan 1980-1984), Dekan Fakultas Keguruan Sastra dan Seni (1963-1966 dan 1970-1974), dan Rektor IKIP Surabaya (1984-1988). Tahun 1980 ia menjadi visiting associate research di UniversitasIndiana.
Budi Darma tercatat sebagai anggota Modern Language Association (MLA), New York (1977-1990). Nama Budi Darma tercatat dalam buku Who’s Who in The World (1982-1983).
Sumbangan Budi Darma kepada kehidupan sastra sangat besar. Dalam kerangka kerja sama Majelis Sastra Asia Tenggara (Mastera), Budi Darma membimbing cerpenis dan esais muda berbakat dari Brunai Darussalam, Indonesia, dan Malaysia dalam wadah Program Penulisan Mastera (1998-1999).
Budi Darma juga terlibat dalam pembimbingan berbagai lokakarya dan penataran sastra bagi pegawai Pusat Bahasa dan dosen muda dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia yang diselenggarakan oleh Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional.
KARYA:
Hasil karya Budi Darma berbentuk cerita pendek, novel, esai, dan puisi yang tersebar di berbagai media massa, baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
Budi Darma dianggap memelopori penggunaan teknik kolase, yaitu teknik penempelan potongan iklan bioskop dan tiket pertunjukan dalam karya-karyanya, seperti Orang-Orang Bloomington dan Olenka. Berikut ini adalah karya Budi Darma.
a. Orang-Orang Bloomington (kumpulan cerpen, 1950)
b. Ny. Talis (novel, 1983)
c. Olenka (novel, 1997)
d. Rafilus (novel, 1988)
e. Sejumlah Esai Sastra (kumpulan esai, 1984)
f. Solilokui (kumpulan esai, 1983)
g. Harmonium (kumpulan esai, 1996)
h. Derabat (cerpen, 1999)
i. The Legacy karya Intsi V. Himanyunga (terjemahan, 1996)
j. Sejarah 10 November 1945 (1987)
k. Culture in Surabaya (1992)
l. Modern Literature of ASEAN (2000)
m. Kumpulan Esai Sastra ASEAN (Asean Committee on Culture and Information)
Beberapa karya Budi Darma yang berbentuk cerita pendek pernah ditransformasikan dalam bentuk drama, yaitu “Orez”, yang dipentaskan mahasiswa ISI Yogyakarta, dan “Kritikus Adinan”, yang dipentaskan mahasiswa STSI Bandung).
Penghargaan
Karena peranannya dalam sastra, Budi Darma mendapat hadiah dan penghargaan dari berbagai pihak. Berikut ini hadiah/penghargaan yang diterima Budi Darma.
a. Hadiah Pertama Sayembara Mengarang Naskah Roman Dewan Kesenian Jakarta atas novelnya Olenka (1980)
b. Penghargaan dari Dewan Kesenian Jakarta atas novelnya, Olenka, sebagai novel terbaik (1983)
c. Penghargaan Sea Write Award dari pemerintah Thailand atas karyanya yang berjudul Orang-Orang Bloomington (1984)
d. Penghargaan Anugerah Seni dari pemerintah Indonesia (1993)
e. Penghargaan dari Kompas atas cerpennya, “Derabat”, sebagai cerpen terbaik (1999)
2. Narasi Artistik
Narasi artistik adalah jenis teks narasi yang mengisahkan suatu karangan yang bersifat imajinatif (cerita Fiksi). Contoh karangan atau bacaan yang termasuk ke dalam jenis teks narasi artistik adalah cerita pendek (cerpen, novel, cerita rakyat, dan lain sebaginya).
Umumnya, jenis teks narasi artistik digunakan untuk memberikan hiburan kepada pembacanya dan memberikan pengalaman penarik dalam membaca.
Contoh narasi Artistik
Legenda Danau Toba
Di sebuah desa di wilayah Sumatera Utara di Tapanuli tinggalah seorang laki-laki bernama Toba hidup seorang diri di gubuk kecil. Toba adalah seorang petani yang sangat rajin bekerja setiap hari menanam sayuran di kebunnya sendiri.
Hari demi hari, tahun demi tahun umur semakin bertambah, petani tersebut pun mulai merasa bosan hidup sendiri. Terkadang untuk melepaskan kepenatan dia pun sering pergi memancing ke sungai besar dekat kebunnya.
Menjelang siang setelah selesai memanen beberapa sayuran di kebunnya diapun berencana pergi ke sungai untuk memancing. Peralatan untuk memancing sudah dipersiapkannya.
Di tengah perjalanan dia sempat bergumam dalam hati berkata, “seandainya aku memiliki istri dan anak tentu aku tidak sendirian lagi hidup melakukan pekerjaan ini setiap hari. Ketika pulang dari kebun, makanan sudah tersedia dan disambut anak istri, oh betapa bahagianya”
Sampailah dia di tempat biasa dia memancing, mata kail dilempar sembari menunggu, angannya tadi tetap menganggu konsentrasinya. Tidak beberapa lama tiba-tiba kailnya tersentak, sontak dia menarik kailnya.
Dia pun terkejut melihat ikan tangkapannya kali ini.
“Wow, sungguh besar sekali ikan mas ini. Baru kali ini aku mendapatkan ikan seperti ini” Teriaknya sembari menyudahi kegiatan memancing dan dia pun segera pulang.
Setibanya di gubuk kecilnya, pemuda itu pun meletakkan hasil tangkapannya di sebuah ember besar. Betapa senangnya dia, ikan yang dia dapat bisa menjadi lauk untuk beberapa hari. Dia pun bergegas menyalakan api di dapur, lalu kembali untuk mengambil ikan mas yang ditinggalkannya diember besar.
Betapa terkejutnya dia melihat kejadian tersebut. Ember tempat ikan tadi dipenuhi uang koin emas yang sangat banyak, dia pun terkejut dan pergi ke dapur, di sana pun dia kaget setengah mampus, ada sosok perempuan cantik berambut panjang.
“Kamu Siapa?”
“Aku adalah ikan engkau pancing di sungai tadi, uang koin emas yang diember tadi adalah sisik-sisik yang terlepas dari tubuhku.
Sebenarnya aku adalah seorang perempuan yang dikutuk dan disihir oleh seorang dukun karena aku tidak mau dijodohkan. Karena engkau telah menyelamatkan aku dan mengembalikan aku menjadi seorang manusia, maka aku rela menjadi istrimu” kata ikan tadi yang kini sudah menjelma kembali menjadi seorang perempuan berparas cantik dan berambut panjang.
Ini suatu kebetulan, selama ini aku mengharapkan seorang pendamping hidup untuk tinggal bersama-sama menjalankan kehidupan berumah tangga kata petani tersebut. Maka ia pun setuju memperistri perempuan cantik tersebut.
Perempuan berparas cantik tadi juga mengutarakan kepada petani tadi sebuah syarat dan sumpah bahwa jika suatu hari nanti engkau marah, engkau tidak boleh mengutarakan bahwa asal-usulku dari seekor ikan kepada siapa pun.
Sebab jika engkau mengatakan itu, maka akan terjadi petaka dan bencana besar di desa ini. Petani itu pun menyanggupinya, dan akhirnya mereka menikah.
Hari demi hari mereka pun hidup bahagia, apa yang diharapkan petaniselama ini pun terwujud dan dia pun merasa bahagia sekali. Sampai merekapun dikaruniai seorang anak laki-laki dan mereka memberi Namanya Samosir.
Samosir pun tumbuh besar, dia pun sudah bisa membantu orang tuanya bertani. Setiap hari Samosir di saat siang selalu mengantarkan makan siang buat ayahnya yang sudah dimasakin oleh ibunya.
Suatu hari, siang itu petani sudah merasa lelah dan lapar sembari menunggu Samosir datang mengantarkan bekal siang. Tidak biasanya, kali ini Samosir terlambat mengantarkan bekal orangtuanya.
Di perjalanan Samosir mencium bekal yang dibawanya untuk orangtuanya, kelihatannya enak masakan ibu hari ini, gumamnya. Samosir pun mencicipi masakan ibunya, dia tidak sadar bekal itu di makan hampir habis.
Samosir pun tersentak dan bergegas menuju kebun ayahnya. Dia melihat ayahnya sudah kelaparan dan kehausan. Merasa berat, Samosir pun memberikan bekal kepada ayahnya. Dan terkejutlah ayahnya melihat isi bekal yang diberikan Samosir.
“Iya, Among. Samosir tadi lapar dan aku makan, masakan Inong sekali rasanya.”
Kata Samosir kepada ayahnya yang terlihat emosi. Spontan ayahnya marah dan melempar bekal yang sudah kosong tadi sembari berkata kepada Samosir: “Kurang ajar kau Samosir, dasar anak ikan kau ini”.
Samosirpun menangis dan pergi berlari menuju rumah menemui ibunya. “Ibu, ibu, ayah marah besar, Samosir disebut anak ikan.” Kata Samosir kepada ibunya. Ibunya pun menangis, seketika itu ibunya menyuruh Samosir berlari ke sebuah bukit di ketinggian. Lalu hujan pun semakin deras, angin kencang, gemuruh dan petirpun menyambar-nyambar seketika itu.
Airpun meluap sampai menenggelamkan seluruh desa itu. Sumpah itu dilanggar, akhirnya tengenanglah seluruh desa itu dan genangan itu berbuah menjadi danau, yang kini disebut Danau Toba. Lalu pulau tempat Samosir berlindung disebutlah Pulau Samosir.
Baca:
- Menyajikan Gagasan Kreatif dalam Bentuk Teks Narasi yang Tepat
- Menelaah Struktur dan Kebahasaan Teks Narasi yang Tepat
Demikianlah pembahasan mengenai jenis-jenis teks narasi dan contohnya yang tepat. Semoga bermanfaat ya, terutama bagi kamu-kamu yang sedang rajin dan semangat belajar.