Jenis-Jenis Teks Ulasan Berdasarkan Isinya dan Contohnya yang Tepat
paket-wisatabromo.com-Salam jumpa dan sehat selalu. Apa kabar kamu? Belajar bahasa kamu sampai pada teks ulasan, ya? Oke, artikel berjudul jenis-jenis teks ulasan berdasarkan isinya dan contohnya yang tepat ini khusus buat tambahan wawasan kamu. ikutin, Yuk!
Jenis-jenis teks ulasan ternyata lumayan banyak lho. Itu jika ditinjau dari segi isinya. Namun, kamu jangan cemas dulu, soalnya sajian artikel ini dilengkapi dengan contohnya yang tepat.
Kamu masih ingat kan? Jenis-jenis teks ulasan ini termasuk aspek pengetahuan jika ditinjau dari Kurikulum 2013. Pengetahuanmu akan bertambah dengan mengenal jenis-jenis teks ulasan dan contohnya ini. Ayo segera baca sajaartikelnya.
Jenis-Jenis Teks Ulasan Berdasarkan Isinya dan Contohnya yang Tepat
Teks ulasan memiliki fungsi sosial untuk memberikan analisis terhadap sebuah karya menurut pandangan pengulas (penelaah).
Melalui teks ulasan, pembaca dapat memperoleh gambaran mengenai kelebihan dan kekurangan sebuah karya.
Dari suatu ulasan, tumbuh keinginan pembaca untuk membaca, menyaksikan, atau memiliki produk karya tersebut.
Berkaitan dengan isinya, teks ulasan dapat digolongkan berdasarkan jenis karya yang diulas atau ditelaah.
Jenis-Jenis Teks Ulasan dan Contohnya
Berikut ini adalah jenis-jenis teks ulasan berdasarkan isinya disertai contohnya. Setidaknya ada tujuh jenis-jenis teks ulasan yaitu, teks ulasan buku, teks ulasan film, teks ulasan lagu, teks ulasan cerpen, teks ulasan puisi, dan teks ulasan teater.
1. Teks Ulasan Buku
Jenis-jenis teks ulasan pertama adalah Teks ulasan buku. Teks ini berisi penilaian mengenai keunggulan dan kelemahan buku. Jika produk buku nonfiksi, maka ulasan sebaiknya dilengkapi dengan alasan pendukung berkaitan dengan objek yang dibahas dalam buku sehingga dapat dipertanggungjawabkan.
Contoh Teks Ulasan Buku
Identitas buku
Judul : Atheis
Pengarang : Achdiat Karta Mihardja
Penerbit : Balai Pustaka
Tahun Terbit : 1949 Cetakan Pertama
Tebal Buku : 232 Halaman
Atheis merupakan salah satu novel terbaik yang memperoleh hadiah tahunan Pemerintah RI tahun 1969. R.J. Maguire menerjemahkan novel ini ke bahasa Inggris tahun 1972. Sementara itu, Sjuman Djaya mengangkatnya pula ke layar perak tahun 1974 dengan judul yang sama.
Novel ini menceritakan perjalanan hidup tokoh Hasan. Dari kecil ia dididik menjadi anak yang saleh. Ia begitu taat beribadah. Begitu juga dengan orang tuanya, adalah pemeluk Islam yang fanatik. Oleh orang tuanya, Hasan di sekolahkan di MULO. Di sekolah itu dia bertemu dengan seorang gadis.
Cantik yang bernama Rukmini. Hubungan keduanya semakin akrab. Mereka saling jatuh cinta. Rupanya kisah cinta mereka tidak bisa berlangsung lama. Oleh orang tuanya, Rukmini disuruh kembali ke Jakarta. Ia akan dipinang oleh seorang saudagar kaya. Ia menuruti nasihat orang tuanya dengan menerima pinangan saudagar kaya tersebut meski pernikahan itu tidak disertai rasa cinta.
Kejadian itu membuat hati Hasan hancur. Ia menjadi frustasi. Untuk menghilangkan bayangan Rukmini dari hidupnya, ia mengikuti aliran tarekat seperti yang telah lama dianut orang tuanya. Ia semakin taat beribadah. Akan tetapi, kehidupanya berubah ketika dia bertemu teman lamanya, yaitu Rusli.Temannya itu datang bersama seorang wanita cantik bernama Kartini. Ia adalah perempuan modern dan pergaulanya bebas. Ia juga seorang janda.Ternyata sejak perjumpaan itu, Hasan menaruh hati pada Kartini. Alasanya Kartini memiliki karakter yang hampir sama dengan Rukmini.
Semenjak Hasan mencintai Kartini, dia pun juga bergaul dengan teman-teman Kartini. Hasan mencoba untuk menyadarkan Kartini dan Rusli dengan memberikan ceramah-ceramahnya. Akan tetapi, karena Rusli juga pandai bicara, kemudian dialah yang berbalik mempengaruhi Hasan. Tanpa disadari, pemikiran-pemikiran Rusli melekat di kepala Hasan. Mulanya, Hasan tidak terpengaruh. Namun, keyakinanya mulai goyah ketika dia dikenalkan dengan seorang yang tidak percaya Tuhan, yaitu Anwar. Pengetahuan Anwar tentang ke-Tuhan-an begitu luas.
Sejak saat itulah pemahaman Hasan tentang agama mulai berubah. Ia mulai meragukan keberadaan Tuhan. Hasan semakin tersesat dari agama. Pergaulanya semakin bebas. Ia kemudian menikahi Kartini. Pernikahan mereka didasarkan atas rasa suka sama suka. Pernikahan mereka ternyata tidak bahagia. Kehidupan rumah tangga mereka berantakan. Pergaulan Kartini semakin bebas. Lama-kelamaan Hasan cemburu karena hubungan Kartini dengan Anwar semakin dekat. Hasan menganggap Kartini telah selingkuh.
Kejadian itu telah menyadarkan kembali Hasan tentang agama. Ia menyesal dan merasa berdosa atas apa yang telah diperbuat. Pergaulan bebasnya dengan teman-teman yang tidak percaya Tuhan membuatnya tersesat dan ragu dengan keberadaan Tuhan.
Hasan memutuskan bercerai dengan Kartini dan ia pun pulang kampung. Ia ingin meminta maaf pada ayahnya. Sesampainya di kampung, ia menjumpai ayahnya sedang sakit keras. Ternyata ayahnya tidak mau memaafkan Hasan, bahkan sampai maut menjemputnya. Ayah Hasan tetap berada pada pendirianya.
Hasan merasa bahwa semua itu terjadi karena perbuatan Anwar. Ia menaruh dendam pada Anwar dan berniat membunuhnya. Pada suatu malam, ia melaksanakan rencana itu. Kemudian ia mencari Anwar. Karena pada waktu itu situasi sedang tidak aman, diberlakukanlah jam malam. Naas menimpa Hasan. Belum sempat melaksanakan niatnya, ia malah tertembak. Akan tetapi, sebelum meninggal, ia masih sempat mengingat Allah dengan berkali-kali menyebut asma-Nya.
Novel ini banyak memberikan pelajaran pada pembacanya, antara lain, bahwa kita harus pandai bergaul dengan orang lain. Jangan sampai salahpergaulan hingga pada akhirnya kita malah tersesat, bahkan sampai mengingkari ajaran agama. Kita harus senantiasa berpegang teguh pada agama dan selalu meyakini dengan keberadaan Tuhan Semesta Alam.
Nilai moral yang kedua adalah hendaknya kita mau memafkan kesalahan orang lain yang sudah bertobat. Jangan seperti tokoh ayah Hasan yang tidak mau memaafkan kesalahan anaknya bahkan sampai ajal menjemputnya. Manusia adalah tempat salah dan lupa. Setiap manusia pasti mempunyai kesalahan, tetapi suatu saat juga akan kembali ke jalan yang benar. Jika Tuhan saja maha pengampun, pengasih, dan penyayang, mengapa manusia tidak bisa, apalagi demi memaafkan anaknya sendiri.
Bahasa novel ini mengalir lancar, dan mudah dipahami. Sayangnya novel ini sudah sangat langka sehinga sulit diperoleh.
2. Teks Ulasan Film
Berikutnya adalah jenis-jenis teks ulasan kedua, yaitu teks ulasan film. Untuk teks ulasan film berisi penjelasan mengenai keunggulan dan kelemahan film disertai alasan pendukung yang berkaitan dengan bidang perfilman.
Contoh Teks Ulasan Film
Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk
Untuk film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk atau disingkat TKVDW merupakan adaptasi dari roman karya Buya Hamka yang kemudian difilmkan. Kemudian, film ini dibintangi oleh beberapa artis berbakat seperti Herjunot Ali, Pevita Pearce, dan juga Reza Rahadian. Film ini rencananya akan rilis pada tanggal 19 Desember 2013 dan bisa langsung Anda tonton di bioskop-bioskop kesaangan Anda. Film yang disutradarai oleh Sunil Soraya ini sukses menjadi film yang cukup laris pada tahun 2013.
Dikisahkan, tahun 1930 Zainudin yang diperankan oleh Herjunot Ali berlayar dari tanah kelahirannya Makassar menuju ke Batipuh, Padang Panjang yang tidak lain adalah tempat kelahiran ayahnya. Ia bertemu dengan Hayati (Pevita Pearce) yang menjadi bunga persukuan di Minagnkabau. Zainuddin jatuh hati kepada Hayati dan kemudian memberikan kata-kata yang bisa membuat wanita terbawa dalam setiap kata yang dirangkai oleh Zainuddin.
Setelah melihat alur romantisme dari film ini, selanjutnya penonton akan mulai diperlihatkan konflik-konflik yang mulai muncul, seperti ketika hubungan antara Zainuddin dan Hayati tidak disetujui oleh para ninik-mamak dan juga tetua suku karena dirasa Zainuddin masih belum mapan dan tidak memiliki darah Minang.
Sebelum Zainuddin meninggalkan Batipuh, keduanya menuliskan sebuah ikrar setia akan menjalani hidup bersama suatu saat nanti. Tetapi kenyataan kembali datang pada Zainuddin ketika dalam sebuah pertunjukkan opera, ia bertemu dengan Hayati yang saat itu bersama dengan suaminya yaitu Aziz. Kisah cinta keduanya kini mengalami masa yang paling berat.
Film yang berdurasi 2,5 jam lebih ini memperlihatkan artistik dan properti ala tahun 1930-an. Namun kurang begitu meyakinkan kalau peristiwa itu terjadi pada tahun tersebut. Hal yang paling terasa adalah alur cerita yang terkesan lampat dan ada beberapa bagian yang tida kbegitu menarik sama sekali, seperti terlihat pada adegan ketika tokoh Zainuddin dan Hayati sedang surat menyurat. Akibatnya, konflik yang didapat kurang menarik, hanya sebagian saja yang naik, tapi kemudian menjadi datar. Penggunaan lagi Nidji pada backsound dirasa kurang pas untuk menyertai film ini, hal ini karena film ini bersetting pada tahun 1930-an sedangkan lagu tersebut terkesan modern.
Special effect ketika kapal tenggelam dirasa biasa saja dan terkesan agak dipaksakan. Kita bisa melihat ketika kapal Titanic tenggelam, yaitu karena menabrak karang, berbeda dengan tenggelamnya kapal van der wijk ini yang tidak begitu jelas apa sebab tenggelamnya kapal tersebut.
Dengan mengesampingkan beberapa kekurangan tadi, film ini tetap menarik untuk ditonton. Penggunaan kata yang pas serta kostum yang apik dari Samuel Wattimena membuat film ini menjadi salah satu film terbaik tahun 2013 lalu. Penggunaan kalimat yang cenderung puitis membuat film ini menarik dan bisa Anda jadikan referensi untuk ditonton bersama keluarga tercinta.
3. Teks Ulasan Lagu
Jenis-jenis teks ulasan ketiga adalah teks ulasan lagu. Teks ulasan ini berisi pendapat pengulas mengenai keunggulan dan kelemahan lagu disertai alasan pendukungnya yang berkaitan dengan lagu.
Contoh Teks Ulasan Lagu
Judul : “Heal The World” Lagu Penggugah Kemanusiaan
Lagu “Heal The World” dirilis pada tahun 1991 oleh King of Pop dunia yaitu Michael Jackson. Heal The World dirilis dalam sebuah bentuk album yang berjudul “Dangerous” dengan diiringi cover album yang bergambar tangan mengangkat bumi yang penuh dengan perban luka didalamnya.
Heal The World menurut arti bahasa Indonesia berarti Menyembuhkan Sebuah Bumi. Lagu dengan durasi mencapai 6 menit 22 detik ini menceritakan tentang keinginan dan harapan agar manusia bisa menjadikan bumi sebagai tempat yang lebih baik bagi generasi berikutnya. Lagu ini menyerukan ajakan perdamaian dan mengkampanyekan kehidupan yang berdasarkan cinta serta kasih sayang antar umat manusia.
Pada awal lagu, penonton dan pendengar disuguhi dengan adegan anak kecil yang membaca sebuah syair. Anak kecil tersebut membacakan syair mengenai generasi muda yang ingin melihat dunia menjadi tempat yang lebih baik bagi keturunan mereka kelak. Anak kecil itu berfikir bahwa manusia dapat menjadikan dunia sebagai tempat yang lebih baik.
Jika manusia mau berusaha, manusia bisa melihat kebahagiaan tanpa merasakan ketakutan atau kengerian. Hanya dengan cinta, cukup untuk membuat dunia ini menjadi tumbuh lebih baik lagi. Lirik pada lagu ini memberitahukan jika adanya perang yang terus berlangsung, dengan begitu tak akan pernah membuat dunia menjadi lebih baik lagi.
Saat pertama kalinya mendengarkan lagu ini, kita akan disuguhkan dengan sebuah alunan melodi musik yang sangat menyentuh jiwa ini. Alunan melodi pop melankolis yang disusun oleh Michael Jackson ini memang benar-benar membuat atmosfer pendengarnya terbangun maupun tersentuh. Michael Jackson kemudian menyuguhkan lirik dengan makna yang begitu mendalam. Tak ada seorang pun yang tak tergugah ketika mendengarkan lirik lagu ini.
Nah disamping kelebihannya, kelemahan lagu ini juga terdapat pada durasinya yang begitu terlalu lama. Bagi orang yang tidak fans fanatik sang King of Pop, saat mendengarkan lagu ini begitu lama dengan lirik bagian akhir yang sering diulang-ulang, maka demikian akan menimbulkan suatu kebosanan.
Lagu ini benar-benar memiliki makna dan emosi yang mendalam. Liriknya benar-benar menggugah kembali dan mempertanyakan dimana rasa kemanusiaan kita selama ini. Di tengah perang yang terus berkecamuk demi ambisi kekuasaan, misalnya di Timur Tengah, lagu ini memotivasi kita untuk merenungkan kembali apa arti kedamaian yang sesungguhnya.
4. Teks Ulasan Cerpen
Jenis-jenis teks ulasan keempat adalah teks yang berisi penilaian pengulas mengenai keunggulan dan kelemahan cerpen disertai alasan pendukung yang berkaitan dengan penciptaan cerpen.
Beriku ini adalah contoh teks ulasan cerpen
Ulasan Cerpen “Penulis Tua”
Judul Cerpen : Penulis Tua
Nama Pengarang : Haryo Pamungkas
Penerbit : Banjarmasin Post, Cerpen Koran Minggu
Jumlah Halaman : 5 Halaman
Tanggal Terbit : 18 November 2018
“Penulis Tua” merupakan sebuah cerpen karya Haryo Pamungkas, Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNEJ. Cerpennya telah dimuat di berbagai media cetak dan online. Domisili di Jember. “Penulis Tua” bercerita tentang lelaki lanjut usia yang merenung dan mengenang kehidupannya di masa lalu.
Cerita ini berisi tentang seorang kakek yang berumur 80 tahun, baginya tidak ada yang lebih menarik dari orang yang sudah lanjut usia selain merenung dan mengenang.
Sudah tak ada gairah untuk masa depan, tak ada ambisi, semua yang didapat sampai saat ini terasa sudah cukup. Sisa bekal kesiapan untuk dunia selanjutnya, menunggu seperti antre dalam loket pembayaran. Inilah fase paling menarik dalam hidup: mengenang masa lalu. Setelah semua hal buruk dan baik datang silih berganti sebagai bumbu perjalanan usia.
Di usia yang semakin beranjak tua, kakek lebih memilih menjadi pengamat, mengunjungi tempat-tempat yang cocok untuk merenung dan mengenang untuk menciptakan kenangan dengan baik bersama cucunya Alenia, agar nantinya kenangan dalam kepalanya tak hanya dipenuhi oleh gemerlap kesibukan kota dan cahaya yang keluar dari telepon genggam. seperti cita-cita kakek di masa muda dulu, menjadi seorang penulis yang tumbuh sekaligus membentuk kenangan.
Kakek ingin Alenia tumbuh dan membentuk kenangan dengan baik, tidak seperti sekarang ini, zaman di mana kenangan tak akan terbentuk dengan baik nantinya.Ketika semua hal hanya diketahui dari segenggam kotak kecil bersama semua kenangan yang terbentuk. Tidak nyata seluruhnya.
Cerpen ini bertema Kehidupan dan Kenangan dengan tokoh dan penokohan Kakek yang penyayang dan Alenia yang periang. Cerpen ini berlatar tempat di rumah, taman dekat alun-alun, dan jembatan kembar. Latar waktunya adalah padi dan sore hari dengan suasana yang sunyi.
Seperti dalam kalimatnya “lamunanku buyar ketika mendengar suara manis dari cucuku, Alenia.” Selain itu suasana dalam cerpen ini adalah “tenang, dan ramai “Deru klakson keluar dari begitu banyak kendaraan.” Suasana Gaduh juga mewarnai cerpen tersebut “Umpatan, sumpah serapah keluar dari bibir-bibir yang putus asa.”
Alur dalam cerpen ini adalah alur campuran (Maju-Mundur) diceritakan kakek sempat menceritakan kejadian di masa lalu saat bersama almarhumah istrinya.
Sedangkan Sudut Pandang yang digunakan dalam cerpen ini adalah Orang pertama pelaku utama karena menggunakan kata ganti aku sebagai tokoh utama cerita.
Bahasa yang digunakan adalah bahasa dalam kehidupan sehari-hari, serta terdapat beberapa bahasa kiasan.
Amanat dalam cerpen ini adalah Jika hidup hanya dihabiskan di depan layar kotak yang bisa memuat segalanya tanpa kita mengetahui dunia luar kita tidak akan pernah tahu bagaimana indahnya mengenang masa lalu yang begitu menyenangkan pada usia senja.
Tak ada gading yang tak retak.Cerpen ini memiliki kekurangan. Dalam cerpen ini tidak diceritakan secara detail tentang kehidupan keluarga tersebut. Bagaimana cucunya, Alenia bisa tinggal dengan kakeknya, pada akhir ceritanya juga kurang bisa dipahami.
Namun, di sisi lain, cerpen ini memiliki kelebihan. Cerita ini mengangkat tema kehidupan sehingga cocok untuk dibaca oleh berbagai kalangan apalagi generasi muda seperti sekarang ini, bahasa yang digunakan penulis sederhana sehingga mudah dipahami oleh pembaca.
Jadi, Cerpen ini merupakan bacaan yang menarik bagi semua usia baik tua maupun muda. Melalui cerpen ini pengarang menitikberatkan inti cerita pada arti sebuah kehidupan di usia senja.
Tokoh utama “Kakek” lebih sering dimunculkan untuk menceritakan lika-liku kehidupannya di masa lampau yang terkesan menyenangkan. Tokoh dalam cerpen tersebut hanya ada 3 yaitu Kakek, Alenia, dan Nenek yang sudah almarhumah.
Cerita Pendek ini sangat direkomendasikan untuk berbagai kalangan khususnya para orang tua dan orang-orang yang selalu mengandalkan ponselnya untuk membuat sebuah kenangan, karena banyak mengandung pesan moral.
5. Teks Ulasan Novel
Selanjutnya yaitu teks ulasan novel yang berisi penjelasan pengulas mengenai keunggulan dan kelemahan novel yang didukung dengan alasan berkaitan dengan proses penulisan novel.
Berikut ini adalah contoh teks ulasan novel.
Karang setan
Judul : Karang Setan
Penulis : Enid Blyton
Jenis Buku : Fiksi
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Cetakan XIV : Desember 2011
Tebal : X +192 halaman
Karang Setan adalah novel ke-19 dari seri petualangan Lima Sekawan karya Enid Blyton, penulis berkebangsaan Inggris. Novel ini menceritakan kisah petualangan Lima Sekawan yang berlibur di sebuah mercusuar tua milik Si Utik yang berada di atas Karang Setan.
Ada dongeng yang menceritakan bahwa terdapat harta karun yang disembunyikan di sana. Lima Sekawan pun memutuskan untuk menyelidiki sekeliling gua. Lima Sekawan itu adalah Julian, Dick, George, Anne, dan seekor anjing bernama Timmy. Petualangan mereka kali ini semakin seru dengan ditemani oleh Si Utik dan monyetnya, Si Iseng.
Pada bab pertama buku ini, Enid Blyton menceritakan bahwa teman Pak Quentin, ayah George, akan berkunjung ke Pondok Kirrin untuk menyelesaikan pekerjaan. Kedua sarjana itu adalah orang yang senang akan kesunyian dalam bekerja, padahal disaat yang bersamaan Lima Sekawan juga akan datang untuk menghabiskan sisa liburan. Tentu Pondok Kirrin akan sangat ramai oleh anak-anak, ditambah teman Pak Quentin membawa serta anaknya yang bernama Utik dan juga seekor monyetnya bernama Iseng.
Untuk ketentraman bekerja kedua sarjana itu, akhirnya diputuskan Lima Sekawan ditambah Utik dan Iseng pergi berlibur ke mercusuar milik Si Utik, hadiah ulang tahun dari ayahnya. Tetapi rupanya mercusuar itu dulu dipakai oleh pencoleng ulung untuk menyesatkan kapal-kapal. Dua keturunannya sampai sekarang masih mencari tempat persembunyian harta rampasan pencoleng. Mereka merasa terganggu oleh kedatangan Lima Sekawan dan Si Utik. Jadi kelima anak itu, dengan Timmy dan si Iseng juga, dikurung dalam mercusuar.
Pada bab-bab berikutnya, pembaca akan dibuat kagum dengan berbagai petualangan dan tantangan yang dihadapi Lima Sekawan dan Utik di Karang Setan. Pada setiap bab, mulai awal hingga akhir, buku ini memiliki hubungan yang erat dan merupakan kesatuan utuh yang saling melengkapi.
Novel yang disajikan dengan bahasa yang sangat apik dan menarik ini membuat pembaca seakan-akan seperti ikut berpetualang bersama Lima Sekawan ke Karang Setan. Kekonyolan Iseng si monyet dan Timmy si anjing membuat cerita yang ada dalam buku ini semakin seru. Hanya satu kekurangan buku ini yaitu penyelesaiannya yang kurang mengesankan. Namun, dengan cara penyampaian penulis yang membuat pembaca terhanyut dalam setiap cerita yang disampaikannya, kekurangan tersebut dapat dianggap sebagai angin lalu.
Meskipun disebut sebagai novel ke-19 dari seri petualangan Lima Sekawan, di novel ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan novel-novel sebelummya. Setiap seri petualangan Lima Sekawan memiliki cerita yang berbeda-beda dan di tempat yang berbeda juga. Sehingga, antara novel satu dan lainnya tidak berhubungan. Novel-novel tersebut hanya memiliki kesamaan dalam tokohnya yaitu Lima Sekawan.
Dengan mengesampingkan beberapa kekurangan yang dimiliki novel tersebut, novel ini merupakan buku yang sangat menarik dan cocok untuk dibaca saat memiliki waktu luang. Buku ini memberikan gambaran tentang sebuah petualangan yang dipenuhi banyak rintangan. Buku ini mengajarkan semangat, kerja keras, dan sifat pantang menyerah dalam menghadapi berbagai rintangan yang dihadapi.
6. Teks Ulasan Puisi
Berikutnya lagi yaitu teks ulasan puisi yang berisi penilaian puisi berupa keunggulan dan kelemahannya disertai alasan pendukung yang berkaitan dengan pembuatan puisi.
Contoh Teks Ulasan Puisi
Malam Lebaran: Antara Kebahagiaan dan Penderitaan Hidup
Setiap kali menjelang lebaran, saya selalu diingatkan lirik Sitor Situmorang dalam puisinya yang berjudul “Malam Lebaran.” Puisinya hanya terdiri atas satu latik: Bulan di atas kuburan. Meskipun pendek, puisi ini menyiratkan makna yang amat dalam.
Dari sisi bentuk, puisi “Malam Lebaran” dapat dikatakan sebagai puisi kontemporer yang cenderung bebas gaya penulisannya, tidak aturan yang mengikat. Saya justru tertarik untuk menelaah puisi ini dari muatan isinya yang amat dalam itu. Saya juga tidak menggunakan pendekatan atau teori sastra tertentu, tetapi lebih pada upaya penafsiran dan pemaknaan dari sudut pandang pribadi saya sebagai seorang penikmat dan pecinta puisi yang ingin saya kaitkan dengan momentum lebaran.
Kalau kita perhatikan dengan seksama, larik pendek itu tak bisa dipisahkan dari judulnya. Secara sederhana, puisi tersebut bisa kita parafrasakan menjadi: // pada malam lebaran, ada rembulan di atas kuburan//. Dalam penafsiran saya, setidaknya ada tiga frasa kata kunci yang hendak ditekankan oleh penyair kelahiran Hariantoboho, Samosir, Sumatera Utara ini. Ketiga kata kunci tersebut, yaitu: malam lebaran, rembulan, dan di atas kuburan. Dari sisi logika, larik puisi ini jelas tak masuk akal. Rembulan tak mungkin muncul pada malam lebaran, bukan? Namun, sesungguhnya larik tersebut tak bisa hanya sebatas kita maknai secara harfiah. Ada nilai-nilai kehidupan yang bertolak belakang yang hendak diungkapkan sang penyair.
Lebaran, sebagaimana dipahami banyak orang, merupakan saat penuh kebahagiaan setelah sebulan penuh menjalankan ibadah puasa. Hampir semua orang tenggelam dalam hiruk-pikuk kemeriahan menyambut kemenangan itu. Semua orang tidak ada yang melewatkan momentum yang penuh berkah dan ampunan itu. Tidak salah jika Sitor Situmorang menggunakan kata “Bulan” sebagai simbol kebahagiaan dan kemeriahan.
Namun, di balik kemeriahan dan kebahagiaan pada malam lebaran itu, ada juga penderitaan hidup. Tidak sedikit saudara-saudara kita yang masih harus berpuasa (menahan lapar dan dahaga) dan mengalami kelaparan pada saat hari kemenangan itu. Mereka tidak bisa mudik dan tidak bisa ikut menyambut lebaran di kampung halaman. Situasi dan keadaan yang kurang menguntungkan membuat mereka tidak mau meniadakan momentum lebaran dalam kehidupannya. Mereka hanya bisa mendengarkan gema suara takbir yang terdengar pilu. Tak salah juga kalau sitor Situmorang menggunaka frasa “di atas kuburan” untuk menggambarkan hal tersebut.
Seharusnya lebaran juga perlu dijadikan sebagai waktu yang tepat untuk saling berbagi dan bersilaturahim, khususnya kepada mereka yang bernasib keurang beruntung. Konon, di balik kekayaan dan penghasilan yang kita miliki ada hak bagi fakir miskin dan anak-anak telantar. Lebaran juga perlu dimaknai sabagai saat bertobat dan mengakui semua kesalahan kita.
Bisa jadi penafsiran ini tidak seperti yang ingin diungkapkan oleh Sitor Situmorang. Namun, sebagai bentuk sastra, puisi yang multitafsir bisa dimaknai oleh setiap orang dengan pemahamannya masing-masing.
7. Teks Ulasan Teater
Terakhir adalah teks ulasan teater. Teks ulasan ini berisi penilaian tentang keunggulan dan kelemahan pertunjukkan teater yang disertai alasan pendukung berkaitan dengan penciptaan hingga pementasana teater.
Contoh Teks Ulasan Teater
1. Deskripsi umum mengenai pertunjukan teater
Pertunjukan Drama Realis dengan Naskah berjudul “Pada Suatu Hari” karya Arifin C.Noer. Yang Ditampilkan Pada tanggal 16 Oktober 2016 di Gedung Pertemuan Rakyat Siliwangi Penggarap Teater Langka Cicalengka
Sutradara : Didit Irfani Pimpinan
Produksi : Risa Imelda
Stage Manager : Bagja Setiawan
Penata Musik : Ramdan Pratama
Artistik : Bima, Wahyu
2. Analisis Tata Pentas
Tata panggung adalah pengaturan panggung atau arena untuk bermain teater.
Dalam pementasan teater ini dekorasi panggung sejenis pentas konvensional (prosenium) yang ditampilkan seperti dekorasi sebuah rumah lama yang dikatakan unik dengan nuansa barang-barang tempo dulu. Tata panggung g digunakan dalam pementasan drama ini cukup sederhana namun dapat memberikan gambaran yang kuat bagi penonton tentang sebuah ruangan di dalam rumah lama yang sederhana yang ditempati oleh sepasang suami istri paruh baya.
3. Analisis Tata Musik
Tata musik adalah pengaturan musik yang mengiringi pementasan teater yang berguna untuk memberi penekanan pada suasana pemain dan mengiringi pergantian abak dan adegan. Dan Tata Suara adalah pengaturan keluar suara yang dihasilkan dari berbagai macam sumber bunyi seperti aktor, efek suasana, dan musik.
Dalam pementasan teater yang berjudul “pada suatu hari” ini tata musik yang ditampilkan cukup sederhana karena hanya menampilkan musik di beberapa adegan tertentu dan dengan musik yang tidak terlalu mencolok. Namun dengan adanya nya musik tersebut lebih memunculkan suasana yang diharapkan.
Begitu pula dengan tata suarannya. Saya lebih menyukai dalam penataan tata suara karena suara aktor terdengar sangat jelas, dan tidak terdengar bunyi bunyi penganggu yang timbul kaena faktor lain, seperti gema ruangan, penonton, dan lain lain
Secara umum bagian Tata musik sudahlah sangat bagus.
4. Analisis Tata Lampu
Tata lampu pada pementasan teater berfungsi sebagai pembangun suasana. Tata lampu yang digunakan dalam pementasan teater ini sangatlah sederhana.Tata lampu yang digunakan dari awal hingga akhir pementasan teater sama dan tidak ada perubahan. Mungkin bisa di lihat perubahan pada awal teater (gelap-terang) dan saat akhir teater (terang-gelap).Tata lampu yang digunakan disini adalah lampu dengan warna kuning gelap yang mewakili pada rumah-rumah orang zaman dulu. Meskipun tata lampunya sederhana dan tidak terdapat variasi pada tata lampu tersebut namun tata lampu ini cukup berhasil menggambarkam suasana hening dalam suatu rumah yang dihuni oleh kakek dan nenek.
Dalam pertunjukan teater ini menerapkan 2 fungsi penataan cahaya, yaitu :
a. Cahaya sebagai penerang ( general illumination), maksudnya mempunyai tujuan sebagai penerangan suatu tempat atau ruangan dalam panggung agar tidak terkesan gelap.
b. Cahaya sebagai penyinar ( specific illumination), mengandung maksud dan tujuan yang lebih kompleks yaitu menerangi bagian bagian tertentu, khususnya fokus pada pemain.
5. Analisis Tata Rias
Tata rias memiliki peran penting dalam pementasan teater. Tata rias dapat mengubah dan menguatkan karakter tokoh.
Khusunya Make up lakon kakek dan lakon nenek dalam pementasan drama ini cukup baik. Make up tersebut sangat mewakili gambaran seorang pria dan wanita tua.Selain make up, rambut serta efek warna rambut yang cenderung keputihan pun diperhatikan dengan baik dalam drama ,sehingga efek tua dapat dimunculkan meskipun kedua pemeran kakek dan nenek ini merupakan pria dan wanita yang masih muda.Make up yang digunakan pun cukup terbantu dengan adanya penggunaan tata lampu yang serasi pula. Dan untuk busana yang di kenanakan sudahlah sangat sesuai. Begitu pula untuk tata rias dan busana bagi para tokoh lainnya juga sudah sangatlah bagus.
6. Tema
Tema pada cerpen ini adalah tentang kekeluargaan. Bagaimana kisah sebuah keluarga yang saling membantu satu sama lain, dan pasangan nenek dan kakek yang tetap romantis sekalipun banyak kaktus yang menghampiri pernikahan mereka.
7. Alur
Alur yang disajikan pada cerpen Pada Suatu Hari ini bersifat maju. Karena, terlihat di awal cerita yang menceritakan nenek dan kakek ketika masih muda, lalu menikah, mempunyai anak, lalu tua. Hingga akhirnya menceritakan masalah yang ada dalam keluarga mereka sampai datang masalah baru dengan anaknya Novia.
8. Latar/setting
Tempat : Latar tempat yang digunakan pada cerita pendek tersebut adalah
bertempat di sebuah ruang tamu rumah
Waktu : Sedangkan, latar waktu tidak begitu tampak sehingga saya tidak
begitu tahu latar waktu yang dipakai. Tapi menurut pemikiran saya waktu yang dipakai adalah pada siang hari pada hari libur.
Suasana : Terdapat suasana keceriaan dan kebahagiaan ketika nenek dan
kakek sedang bercengkrama di ruang tamu rumahnya pada awal cerita. Kemudian suasana itu seketika menjadi berubah pada saat Nyonya Wenas hadir di rumah mereka, suasana menjadi sangat dingin terlihat beberapa kekesalan pada diri nenek, sehingga membuat nenek ingin bercerai dari kakek.
9. Tokoh Dan Karakter
a. Nenek: pencemburu, penyindir, penasehat, romantis dan keras kepala.
Bukti :
1). “Sayang, kenapa kau berfikir kesana? Itu sangat tidak baik, lagi tidak ada gunanya. Sayang , berhenti kau berfikir tentang hal itu.”
2). “Selalu kau begitu. Selalu kau tak pernah ambil pusing setiap kali saya sakit.”
3). “Kau sudah terlalu pintar berciuman ketika pertama kali kau mencium saya.”
4). “Saya kira tidak begitu. Tua adalah konsekwensi dari kesadaran kita.”
5). “Bukan fantastis. Tapi memang dia tokoh fantasi kau bahkan sampai saat kau tua (Menangis) Sengaja kau suruh Joni menyiapkan segera minuman kesukaannya begitu dia datang.”
6). “Saya akan terus menangis. Biar geledek menyambar saya tetap menangis.”
b. Kakek: jujur, penasehat, dan romantis
Bukti :
1). “Saya memang pintar berkhayal. Setiap kali saya menonton saya selalu mengkhayalkan adegan ciuman secara amat terperinci.”
2). “Kausendiri yang menyuruh agar saya berlaku pura-pura tidak kenal kepada nyonya itu.”
3). “Katakan bidadariku apa yang……..”
c. Janda, NyonyaWenas: Penyindir dan penggoda
Bukti :
1). “Ya, saya dan anjing saya sakit. Setiap kali saya sakit anjing saya juga ikut sakit. Saya agak senang karena sekarang saya agak sembuh, tetapi Bison agak parah sakitnya.”
2). “Terima kasih (Sambil pergi) Bisonku.”
d. Novia: pencemburu, berburuk sangka dan keras kepala
Bukti:
1). “Saya yakin dia hanya pura-pura sakit.”
2).“Ibu, saya cemburu.”
3).“Tapi, Nita, kau sendiri bisa menimbang bagaimana sakitnya perasaan saya melihat tingkah Vita terhadap pasiennya yang pura-pura sakit itu.?”
e. Nita: penasihat
Bukti :
1)“Novia, apakah kau tidak pernah memperhatikan baik-baik betapa jernih mata anak-anakmu yang lucu itu. Meli dan Feri.”
2).“Betul-betul kau diliputi kemarahan saja. Cobalah berfikir dengan tenang. Sebegitu banyak sudah kata yang kau ucapkan tapi tidak sepatahpun kata yang dapat menjelaskan kenapa kau minta cerai dari suamimu. Kalau kau mau jujur sebenarnya kau hanya digerakkan oleh prasngka-prasangkamu sendiri saja. Coba. Kalau kau bisa cemburu oleh Icih kenapa oleh puluhan perempuan-perempuan lain atau bahkan gadis-gadis yang juga berobat kepada suamimu?”
f. Pesuruh: amanat, jujur dan lalai
Bukti :
1). “Tuan besar sering menceritakan perihal nyonya kepada saya. Dan ketika saya tahu segera saya buatkan minuman itu. Selamat minum nyonya.”
2).“Terus terang sudah dua kali, nyonya.”
3).“Ayo lita nonton ikan.” Joni dan Meli dan Feri masuk ke dalam.
g. Arba, Sopir: amanat dan jujur
Bukti :
1). “Muncul Sopir Arba membawa beberapa koper dan tas meletakkan di sana, tidak lama kemudian muncul Novia dengan anak-anaknya, Melidan Feri.
2).“Papanya sendiri yang menculik, kira-kira seperempat jam yang lalu tuan dokter tadi menemui saya dan diam-diam mengajak Meli dan Feri pulang.”
h. Meli
i. Feri
j. Vita
k. Icih
10. Amanat
Drama yang diciptakan Arifin ini sangat mempunyai pesan moral yang tinggi, menyikapi banyaknya sebuah kata perceraian yang terjadi dewasa ini yang didasari oleh perasaan cemburu.
Sebagai manusia tentu bersinggungan dengan orang jelas terjadi, namun bagaimana kita menyikapi akan itu, yang tentunya tidak perlu kita rasakan dan meragukan pada orang-orang yang kita sayangi.
Pikirkanlah dalam segalah hal yang akan terjadi jika sebuah perceraian terjadi, terlebih jika dalam rumah tangga itu telah memiliki anak yang tidak tahu pasti tentang masalah yang dialami kedua orang tuanya.
Beban psikis tentunya akan benar-benar dirasakan oleh anak walau secara fisik mereka tidak memperlihatkan itu semua. Dan perlu diingat bahwa jangan pernah mengambil keputusan saat kita sedang dikuasai amarah karena itu adalah sebuah tindakan yang tidak tepat saat memilih jalan.
Baca:
- Menelaah Struktur Teks Ulasan dan Contohnya yang Tepat
- Menyusun Teks Ulasan dengan Teknik yang Mudah dan Benar
Demikian pembahasan mengenai jenis-jenis teks ulasan berdasarkan isinya dan contohnya yang tepat. Semoga bermanfaat.