Memerankan Isi Fabel dengan Penghayatan dan Apresiasi yang Tepat

Memerankan Isi Fabel dengan Penghayatan dan Apresiasi yang Tepat

paket-wisatabomo.com- Memerankan isi fabel dengan penghayatan dan apresiasi yang tepat merupakan bahan belajar peserta didik SMP MTs kelas 7 semester 2.

Berdasarkan kurikulum 2013, Materi ini tergolong aspek keterampilan berbahasa yang wajib dikuasai peserta didik.

Peserta didik diharapkan dapat memahami memerankan isi fabel dengan penghayatan dan apresiasi yang tepat.

Pada kesempatan kali ini, akan dibahasa mengenai memerankan isi fabel dengan penghayatan dan apresiasi yang tepat.

Memerankan Isi Fabel dengan Penghayatan dan Apresiasi yang Tepat

Setelah berhasil menyusun teks fabel, kini saatnya unjuk keterampilan untuk memerankan isi fabel dengan penghayatan dan apresiasi yang tepat.

Memerankan

Memerankan adalah melakukan peranan atau membawakan peran yang sesuai dengan aslinya.
Contoh: Dia memerankan si kura-kura dalam fabel si Kura-kura dan kancil.

Penghayatan

Penghayatan berdasarkan KBBI adalah menghayati /meng·ha·yati/ v mengalami dan merasakan sesuatu (dl batin): kita semua harus menghayati dan mengamalkan Pancasila;
Penghayat /peng·ha·yat/ n orang yg menghayati: dia termasuk penghayat kepercayaan;
Penghayatan /peng·ha·yat·an/ n pengalaman batin: inti dr seni adalah penghayatan penciptanya.

Apresiasi

Apresiasi merupakan sebuah bentuk penghargaan, yang diberikan kepada seseorang setelah berhasil melakukan sesuatu.

Selain itu, apresiasi juga merupakan sebuah penghargaan dan penilaian, terhadap suatu karya seni dan karya sastra.

Kata apresiasi berasal dari bahasa latin, yaitu apreciatio yang artinya menghargai

Sedangkan secara terminologi, arti kata apreasiasi adalah proses penilaian atau penghargaan positif yang dilakukan oleh seseorang terhadap sesuatu karya seperti terhadap fabel.

Menurut S. E Effendi, apresiasi merupakan aktivitas menggauli cipta sastra dengan sungguh-sungguh, sehingga menumbuhkan sebuah pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran kritis dan kepekaan perasaan, yang baik terhadap karya sastra.

Dari pengertian yang sudah kita pahami, ternyata apresiasi memiliki banyak fungsi.

Jika dilihat secara umum, fungsi apreasiasi adalah untuk memberikan penghargaan terhadap karya, baik itu karya sastra maupun karya yang lainnya atau usaha seseorang yang sudah berhasil.

Selain itu, apresiasi juga memiliki fungsi sebagai cara untuk memberikan penilaian, edukasi, empati, terhadap sebuah karya seni atau sastra.

Apresiasi juga memiliki fungsi sebagai sarana untuk meningkatkan rasa cinta masyarakat, terhadap karya anak bangsa, dan bentuk kepedulian terhadap sesama.

Fungsi apresiasi yang lainnya adalah sebagai cara untuk meningkatkan, mengembangkan, dan memotivasi seseorang, untuk menguji kemampuan manusia dalam berbagai hal.

Dengan memberikan apresiasi, apresiasi memiliki banyak manfaat untuk orang lain.

Manfaat apresiasi ini bisa memberikan dampak positif, kepada seseorang yang sudah menyelesaikan hasil karyanya, dan yang sudah berjuang hingga garis akhir.

Apriasi memiliki manfaat untuk memahami karya seni dari berbagai sisi, meningkatkan rasa cinta dengan karya seni, meningkatkan rasa peduli kepada sesama manusia, merupakan sarana untuk melakukan edukasi, hiburan, empati dan lain-lain.

Manfaat memberikan apresiasi kepada orang lain, juga bisa membantu meningkatkan, mengembangkan, dan memberikan tingkat kepercayaan diri, untuk memotivasi orang lain, terhadap suatu karya seni, karya sastra, dan usaha orang lain, untuk menjadi lebih baik di masa mendatang.

Tujuan Apresiasi

Memberi apresiasi kepada orang lain juga memiliki tujuan. Tujuan umum dari apresiasi yaitu untuk mengedukasi orang lain, agar lebih memahami dan mengerti tentang alasan dari suatu karya diciptakan.

Hal ini bisa membantu orang lain untuk menilai suatu karya, dan mengembangkan nilai keindahan dari karya tersebut.

Selain itu, apresiasi memiliki tujuan untuk mengevaluasi, meningkatkan, mengembangkan kemampuan, dan menyempurnakan karya orang lain.

Baca:

Langkah-Langkah memerankan isi fabel
a. Menguasai cerita

Cara terbaik menguasai cerita fabel bukanlah menghafalkannya, melainkan memahami seluruh isi cerita.

Biasanya dibutuhkan membaca berkali-kali agar kita bisa menguasai cerita itu sepenuhnya.

Jika memungkinkan, kita juga bisa mengemas cerita dengan menggunakan kata-kata yang lebih mudah dipahami, tetapi menarik.

b. Menghayati penokohan

Salah satu dari unsur intrinsik fabel adalah penokohan. Penokohan adalah cara pengarang menampilkan tokoh- tokoh dalam cerita sehingga dapat diketahui karakter atau sifat para tokoh itu.

Untuk lebih memahami tentang penokohan, penulis menyajikan karya ilmiah tentang “Penokohan dalam karya fiksi”

Menghayati penokohan dalam cerita fabel juga sangat penting. Semakin sedikit tokoh yang ada dalam cerita fabel, biasanya cerita akan semakin mudah dan menarik untuk diceritakan dan diperankan.

Hal ini juga memudahkan kita menghayati watak tokoh yang ada di dalam cerita.

Semakin kita memahami karakter yang ada di dalam sebuah teks fabel, semakin mudah pula kita mengekpresikan dan membuat variasi suara dan tingkah lakunya.

Jangan lupa untuk menggunakan ekspresi, gaya bahasa, dan suara yang lucu agar terlihat menarik.

c. Menguasai alur cerita

Hal yang tidak boleh diabaikan ketika memerankan isi fabel, yaitu alur cerita.

Seperti kita ketahui,alur atau struktur teks fabel terdiri atas orientasi, komplikasi, resolusi, dan koda.

Orientasi

orientasi adalah bagian pendahuluan cerita dengan memperkenalkan toko-tokoh dan tempat terjadinya cerita.

Komplikasi

Bagian ini berisi pengenalan masalah hingga terjadinya konflik dan klimaks cerita.

Resolusi

Bagian ini berisi konflik memuncak mulai memasuki tahap penyelesaian atau leraian.

Koda

Bagian ini merupakan penutup cerita yang memuat tentang kesadaran atau akibat yang dirasakan oleh tokoh.

Bagian-bagian tersebut perlu dikuasai dengan baik sehingga urutan-urutan peristiwa dalam fabel bisa disampaikan secara runtut.

d. Menjalin kontak mata dengan penonton

Kontak mata sangat penting untuk menarik perhatian penonton. Jika pemeran tidak menjalin kontak mata dengan penonton, cerita yang dibawakan akan kehilangan daya tarik.

Pemeranan jangan lupa bahwa penonton merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam sebuah pemeranan isi fabel.

e. Menggunakan media (alat peraga)

Jika memungkinkan, lengkapi pentas pemeranan isi fabel dengan menggunakan media atau alat peraga pendukung.

Hal ini dimaksudkan untuk menghidupkan suasana cerita sehingga penonton seolah-olah ikut menjadi bagian dari alur cerita.

Demikianlah pembahasan mengenai memerankan isi fabel dengan penghayatan dan apresiasi yang tepat.. Semoga bermanfaat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *