Menelaah Struktur dan Kebahasaan Teks Ulasan yang Tepat
paket-wisatabromo.com – Menelaah struktur dan kebahasaan teks ulasan yang tepat merupakan materi pelajaran ketiga untuk jenis teks ulasan.
Berdasarkan Kurikulum 2013, materi menelaah struktur dan kebahasaan teks ulasan yang tepat tergolong ke dalam aspek pengetahuan.
Peserta didik dituntut untuk dapat menelaah struktur dan kebahasaan teks ulasan yang tepat.
Hal tersebut dapat diidentifikasi melalui perolehan nilai minimal tuntas yang ditentukan dalam KKM.
Pada kesempatan kali ini akan dibahas mengenai menelaah struktur dan kebahasaan teks ulasan yang tepat.
Semoga pembahasan ini dapat membantu peserta didik dalam memahami materi tersebut.
Menelaah Struktur dan Kebahasaan Teks Ulasan yang Tepat
Teks ulasan memiliki struktur dan ciri kebahasaan yang berbeda dengan jenis teks lainnya.
Sebagai salah satu kegiatan mengapresiasi produk karya seni, ulasan yang dipaparkan dalam teks harus benar-benar dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Teks ulasan diharapkan mampu memberikan sumbangsih yang berharga, baik bagi penulis, pengulas, maupun pembaca.
1. Struktur Teks Ulasan
Sekarang kita amati lagi teks ulasan Dari Keke untuk Tuhan.
Dari Keke untuk Tuhan
Penulis : Agnes Davonar
Penerbit : Inandra Publihsed
Tahun Pertama terbit : 2008
Tebal : 232 halaman
Novel Surat Kecil untuk Tuhan ini ditulis berdasarkan kisah nyata. Buku ini mengisahkan kehidupan seorang gadis bernama Keke atau Gita sesa wanda Cantika.
Keke terkena penyakit langka bernama Rabdosmiosarkoma atau dalam bahasa awam dikenal dengan nama kanker jaringan lunak.
Di Indonesia, Keke merupakan pasien pertama yang menderita penyakit tersebut.
Keke divonis terjangkit penyakit tersebut pada usia 13 tahun. kanker jaringan lunak secara perlahan mengubah wajah Keke menjadi elok, bahkan bagi anak-anak, wajah Keke mungkin akan disebut serupa monster.
Perjuangan Keke dalam mengobati penyakitnya sempat berbuah manis karena tim dokter berhasil melakukan penyembuhan.
Hal ini menjadi prestasi tersendiri bagi dunia kedokteran Indonesia hingga menjadi buah bibir di negara lain.
Namun, kesembuhan Keke ternyata hanya sementara. beberapa saat setelah menjalani pengobatan, kanker ganas itu kembali muncul menyerang tubuh dan semangat Keke.
Keke pun menyadari bahwa masa hidupnya tak bisa diulur lagi dengan pengobatan dan penyembuhan.
Keke pun meninggal pada tanggal 26 Desember tahun 2006. Sebelum meninggal, Keke sempat menulis surat.
Surat inilah yang mengilhamipemilihan judul Surat Kecil untuk Tuhan.
Tuhan…
Andai aku bisa kembali
Aku tak ingin ada tangisan di dunia ini
Tuhan…
Andai aku bisa kembali
Aku berharap tidak ada lagi hal yang sama terjadi padaku
Terjadi pada orang lain
Tuhan…
Bolehkan aku menulis surat kecil untuk-Mu?
Tuhan…
Bolehkah aku memohon satu hal kecil pada-Mu?
Tuhan…
Biarkanlah aku bisa melihat dengan mataku Untuk memandang langit dan bulan setiap harinya
Berdasarkan hal yang disampaikan penulis, pembaca dapat merasakan suasana baru dan kesedihan yang mendalam.
Hal ini membuktikan bahwa penulis mampu mengemas perjuangan Keke melawan penyakitnya dan kepasrahan Keke terhadap keputusan Tuhan dengan baik.
Meskipun begitu, di beberapa bagian terlalu memaksa untuk memasukkan pesan moral.
Terlepas dari kelemahan tersebut, buku ini tetap memberi semangat, terutama bagi generasi muda, yaitu seberapa besar cobaan yang datang, kita harus berani berdiri dan menghadapinya.
Dengan kata lain, kita harus pantang menyerah dan menghadapi berbagai cobaan dan ujian hidup.
Karena ditulis berdasarkan kehidupan nyata, tokoh-tokoh dalam novel tersebut juga nyata.
Selain Keke, ada juga tokoh ayah Keke, sahabat-sahabat Keke (Fadha, Maya,Shifa, Ida, dan Andhini), dr. Adhi, dr.Mukhlis, Andi, dan Pak Iyus.
Karakter tokoh pun digambarkan begitu jelas oleh penulis. berbagai peristiwa pun digambarkan jelas seolah-olah waktu berputar kembali pada masa peristiwa tersebut terjadi.
Alur yang digunakan dalam novel ini adalah alur campuran (alur maju dan mundur).
Sementara itu, latar cerita meliputi rumah Keke, sekolah, rumah sakit, dan juga beberapa potongan kejadian di sebuah vila.
Penulis menggunakan sudut pandang cerita, yaitu orang pertama. Oleh karena itu, saat membaca novel, kita seolah-olah merasakan hal yang Keke alami.
Adapun pemilihan bahasa yang dipakai penulis cukup ringan sehingga novel ini bisa dibaca untuk umum.
Selain itu, novel ini juga banyak menyisipkan nilai moral dan nilai agama sehingga dapat menjadi pembelajaran yang baik bagi pembaca.
Jika diperhatikan dengan saksama, struktur teks ulasan tersebut sebagai berikut
a. Judul : Dari Keke untuk Tuhan
b. Identitas Buku : Penulis, penerbit, tahun terbit, tebal buku
c. Sinopsis 1-11
Paragraf 1- 4
Penulis mengungkapkan gambaran umum tentang novel yang diulas.
Penulis menyatakan bahwa novel tersebut mengisahkan ulang cerita pilu seorang gadis bernama Keke atau Gita Sesa Wanda Cantika yang terkena penyakit kanker jaringan lunak. Akibatnya wajah keke tidak dapat dikenali.
Paragraf 5-11
Penulis mengungkapkan gambaran umum berupa sinopsis. Penulis menyatakan bahwa perjuangan Keke sempat berbuah manis, sebab tim dokter berhasil menyembuhkan penyakitnya untuk sementara sampai akhirnya Keke kembali mengalami sakit dan meninggal dunia.
Keke menulis surat berisi doa dan curahan hati Keke kepada Tuhan. Pada paragraf tersebut, pengulas juga mencantumkan isi surat yang ditulis Keke.
d. Paragraf 12-16 Penafsiran
Penulis mengungkapkan penilaian atau tafsiran terhadap keunggulan dan kelemahan novel Surat Kecil untuk Tuhan.
Penulis menyatakan bahwa sang novelis (Agnes Davonar) mengemas perjuangan Keke melawan penyakit kanker tersebut dengan baik meskipun terdapat beberapa bagian yang agak dipaksakan.
Pada paragraf 12-16 ini penulis juga mengungkapkan hasil penafsiran secara singkat.
Penulis menyatakan bahwa buku ini berisi hal yang menarik, bukan hanya berbicara soal penderitaan seseorang, tetapi juga memperlihatkan sebuah perjuangan sekaligus kepasrahan kepada sang pencipta.
e. Paragraf 17-24 Rangkuman dan simpulan
Penulis mengungkapkan simpulan atau rangkuman yang dirumuskan berdasarkan hasil penilaian dan penafsirannya terhadap novel.
Pada paragraf ini penulis memaparkan unsur intrinksik yang terdapat pada novel, mulai dari alur, latar, penokohan, sudut pandang, hingga amanat.
Penulis juga menyampaikan keunggulan berupa penggunaan bahasa dalam novel.
Secara rinci, struktur teks ulasan terdiri atas bagian-bagian berikut ini.
a. Judul
Judul teks ulasan biasanya berbeda dengan judul karya yang kita ulas karena teks tersebut berisi pandangan penulis ulasan terhadap suatu karya.
Namun, pemberian judul teks bersifat bebas sesuai dengan hal yang disampaikan dalam teks tersebut.
b. Identitas buku
Identitas buku perlu ditulis sekadar memberikan informasi mengenai buku kepada pembaca ulasan.
Dengan demikian, jika pembaca tertarik pada karya tersebut, mereka akan mudah untuk membeli, menyaksikan, atau membaca karya tersebut.
c. Orientasi
Pada bagian ini dipaparkan tentang gambaran umum tentang sebuah karya yang diulas.
Gambaran umum tentang karya tersebut bisa berupa nama, tujuan, fungsi, dan sebagainya.
Pada bagian orientasi, penulis ulasan dapat menuliskan sinopsis karya, jika berupa karya sastra (cerpen, novel, film, teater, dan sebagainya).
d. Penafsiran
Pada bagian ini dipaparkan penafsiran atau pandangan penulis terhadap karya.
Untuk memperkuat penafsirannya, seorang penulis juga dapat membandingkan kualitas karya yang diulas dengan karya atau benda yang lain.
pada bagian ini, penulis ulasan dapat menuliskan keunggulan dan kelemahan karya berdasarkan penilaiannya.
e. Rangkuman
Pada bagian ini penulis merumuskan rangkuman yang ditujukan kepada pembaca atau masyarakat terhadap karya yang telah ditulis berdasarkan hasil penilaian dan penafsiran yang telah dilakukan sebelumnya.
Rangkuman dapat berisi penelaahan penulis terhadap unsur-unsur karya yang dapat dinilai, mislanya unsur instrinsik dan ekstrinsik pada karya sastra.
f. Simpulan
Pada bagian ini dipaparkan penilaian penulis terhadap kelebihan dan kekurangan karya atau yang diulas disertai alasan dan bukti pendukung.
Simpulan juga bisa memaparkan rekomendasi kepada pembaca tentang kelayakan sebuah karya untuk dibaca, dinikmati, atau dimiliki.
Berdasarkan contoh tersebut, pada hakikatnya teks ulasan merupakan jenis teks yang digunakan untuk meninjau sebuah karya untuk mengetahui kualitas, keunggulan, dan kelemahan karya tersebut yang ditujukan kepada pembaca.
Baca:
2. Ciri Kebahasaan Teks ulasan
Secara umum, teks ulasan memiliki ciri-ciri kebahasaan sebagai berikut.
a. Menggunakan kata-kata yang menyatakan sudut pandang atau keberpihakan penulis, antara lain: berbeda dengan…, disamping itu…, selain itu…, denga kata lain…
b. Menggunakan kata yang menyatakan persetujuan atau penolakan terhadap karya.
Sikap persetujuan atau penolakan tersebut disertai dengan alasan dan bukti pendukung yang kuat sehingga bisa diterima oelah pembaca.
c. Menggunakan kata sifat untuk mendukung sikap persetujuan atau penolakan, antara lain: menarik…, layak …, berhasil…, atau kata yang bermakna sebaliknya.
Kebahasaan pada teks ulasan novel “Dari Keke untuk Tuhan“
Menggunakan kata yang menyatakan persetujuan atau penolakan terhadap karya.
Persetujuan
Hal ini membuktikan bahwa penulis mampu mengemas perjuangan Keke melawan penyakitnya dan kepasrahan Keke terhadap keputusn Tuhan dengan baik…
Terlepas dari kelemahan, buku ini tetap memberi semangat, terutama bagi generasi muda, yaitu seberapa besar cobaan yang datang, kita harus berani berdiri dan menghadapinya.
Penolakan
… meskipun pada beberapa bagian terkesan memaksa untuk memasukkan pesan moral.
Demikianlah pembahasan mengenai menelaah struktur dan kebahasaan teks ulasan yang tepat. Semoga bermanfaat.