Menyajikan Teks Ulasan dan Contohnya yang Tepat

Menyajikan Teks Ulasan dan Contohnya yang Tepat

paket-wisatabromo-com – Menyajikan teks ulasan  dan contohnya yang tepat menjadi bahan ajar peserta didik SMP MTs kelas 8 semester2.

Berdasarkan kurikulum 2013, bahan belajar menyajikan teks ulasan  dan contohnya yang tepat tergolong ke dalam aspek keterampilan.

Ditinjau dari segi bahasa, keterampilan menyusun teks atau menulis teks tergolong keterampilan berbahasa yang produktif.

Peserta didik diharapkan dapat menyajikan teks ulasan  dan contohnya yang tepat sehingga mendapatkan nilai yang sesuai dengan KKM.

Dalam rangka membantu peserta didik, pada kesempatan kali ini akan dibahasa mengenai Menyajikan teks ulasan  dan contohnya yang tepat.

Menyajikan Teks Ulasan  dan Contohnya yang Tepat

Mengarang itu gampang! Begitulah ungkapan yang pernah disampaikan oleh seorang pengarang terkenal dalam sebuah bukunya.

Ya, ungkapan itu memang tidak berlebihan asalkan kita mau berlatih dengan sungguh-sungguh.

Setiap orang bisa menjadi seorang pengarang jika terus berlatih menulis berbagai jenis teks dengan sungguh-sungguh.

Menulis teks ulasan pun bukan perkara yang sulit. Selain mempunyai pemahaman terhadap karya yang memadai, hal terpenting yang perlu diperhatikan adalah memahami struktur dan kebahasaan yang digunakan dalam teks ulasan.

Inti dari teks ulasan sebenarnya terletak pada kemampuan pengulas dalam menemukan keunggulan dan kelemahan karya yang diulas.

Keunggulan dan kelemahan yang diungkapkan perlu disertai alasan dan bukti yang meyakinkan sehingga dapat dipertanggungjawabkan kepada pembaca.

Agar lebih mudah dalam menyajikan teks ulasan, ikuti langkah-langkah berikut ini.

1. Tentukan jenis karya sastra, seperti cerpen, novel, atau puisi yang akan diulas.

Carilah karya sastra yang paling didukai untuk memudakan kita dalam memahami karya tersebut.

2. Bacalah karya tersebut berulang-ulang hingga kita dapat memahami dan merasakan keindahannya.

Amati dan cermati bagian-bagian penting dalam karya sastra yang hendak diulas.

3. Tulis garis besar bagian-bagian penting dalam karya tersebut pada selembar kertas.

4. Buatlah kerangka teks ulasan berdasarkan bagian-bagian struktur teks yang telah diketahui.

5. Kembangkan garis besar bagian-bagian penting tersebut ke dalam beberapa kalimat hingga terbentuk menjadi paragraf.

6. Tuliskan pendapat kita tentang karya tersebut. Pendapat boleh bebas, tetapi netral. Tuliskan kelebihan dan kelemahan karya tersebut secara seimbang.

7. Jangan lupa cantumkan identitas karya sastra yang diulas. Bagian tersebut boleh diletakkan di awal atau di akhir ulasan.

Langkah-langkah terebut bukanlah satu-satunya acuan baku yang harus digunakan dalam menyajikan teks ulasan.

Pada dasarkan kita bisa mengembangkan langka-langkah tersebut berdasarkan kreativitas kita sendiri.

Contoh Kerangka karangan dan pengembangannya menjadi teks ulasan.
Kerangka karangan
Judul

Membangun Karakter Anak Melalui Buku Cerita

Identitas Buku

Judul Buku               : Seuntai Kalung Emas

Pengarang               : Sardono Syarif

Tahun Terbit           : 2011

Penerbit                  : Cipta Prima Nusantara Semarang

Tebal                        : 100 halaman

Sinopsis atau orientasi buku

1. Buku cerita anak sangat dibutuhkan untuk pendidikan karakter.

2. Banyak kandungan nilai kehidupan

3. Buku cerit mengandung kisah yang menyentuh

4. Tidak sepantasnya seorang anak memamerkan kalung emas

5. Membahayakan

6. Gara-gara sinetron

7. Nilai Rapor menurun

Penafsiran

Keunggulan

1. Isinya menarik dan menambah kekayaan batin anak-anak

2. Cukup menghibur melalui sajian bahasa yang jernih dan subtil.

3. Sang penulis mampu menyuguhkan jalinan peristiwa yang sesuai dengan situasi kekinian.

Kelemahan

Pesan atau amanat berkesan menggurui

Alur mudah ditebak

Dialognya kurang mengalir

Simpulan

Buku ini sangat dibutuhkan.

Teks ulasan berdasarkan kerangka karangan tersebut sebagai berikut.

Membangun Karakter Anak Melalui Buku Cerita

Judul Buku               : Seuntai Kalung Emas

Pengarang               : Sardono Syarif

Tahun Terbit           : 2011

Penerbit                  : Cipta Prima Nusantara Semarang

Tebal                        : 100 halaman

Di tengah merosotnya moral dan memudarnya karakter bangsa seperti saat ini, buku cerita anak sangat dibutuhkan kehadirannya sebagai sarana pendidikan karakter.

Banyak kandungan nilai kehidupan yang dapat diambil dan diterapkan dalam kehidupan.

Secara langsung, buku cerita anak memang tidak sekaligus mampu melakukan sebuah perubahan.

Namun, secara tidak langsung, buku cerita menghadirkan kisah-kisah yang menyentuh dan mengharukan sehingga mampu memberikan pencerahan dan asupan rohaniah kepada pembaca, khususnya anak-anak.

Ini artinya, kehadiran buku cerita dapat memberikan sumbangsih yang cukup besar dalam membangun karakter anak.

Melalui cerita “Seumtai Kalung Emas” yang sekaligus menjadi judul buku ini.

Misalnya, seorang anak dapat memperoleh pengalaman berharga, yaitu tidak sepantasnya seorang anak membiasakan diri memamerkan kemewahan dengan mengenakan kalung emas di tempat keramaian.

Hal ini dapat membahayakan dan menimbulkan malapetaka bagi yang mengenakannya secara berlebihan.

Selanjutnya, hal tersebut terbukti pada dialog Pak Gito yang merupakan guru Wati, pencerita yang kehilangan kalung, saat menasihati murid-muridnya.

Demikian juga ketika membaca cerita “Gara-gara Sinetron.” Pembaca, khususnya anak-anak akan tersadarkan nuraninya betapa tidak ada untungnya ketika mereka teracuni oleh kisah-kisah sinetron di layar kaca, apalagi kalau harus melalaikan rutinitas belajar.

Berdasarkan nilai dan pesan yang terkandung dalam cerita tersebut, anak-anak yang sudah kecanduan sinetron secara perlahan-lahan akan mengurangi kebiasaan buruknya itu.

Jangan sampai mengalami nasib seperti Laila yang pintar dan cerdas, tetapi harus menerima rapor dengan dua nilai merah karena kelalaiannya.

Baca: Menelaah Struktur dan Kebahasaan Teks Ulasan yang Tepat

Masih banyak peristiwa dan kisah menarik yang dapat dijadikan sebagai bahan renungan pembaca dalam buku cerita ini.

Adapun cerita-cerita yang disuguhkan dalam buku ini, yaitu “Jera,” “Saat Liburan panjang tiba,” “Di Bawah Jemari Hujan,” “Ketulusan Hati Lia,”  “Dompet sakti Papa,” “Gigi Ompong Kake Odong,” Bapakku Seorang Pahlawan,” “MasihAda Jalan,” “Uluran Tangan,” “Bunga-bunga di Halaman Rumah,” ” Pelajaran Bagi si Kikir,” dan “Upah si Raja jangkrik.” 

Bagaikan layar hidup, buku ini menyajikan beragam peristiwa keseharian khas anak-anak yang mampu memberikan kekayaan batin bagi anak.

Sebagai buku cerita anak, buku ini memang belum sepenuhnya terhindar dari kesan menggurui.

Alur peristiwa dalam cerita mudah ditebak dengan jalinan konflik yang kurang mengena.

Dialog antartokoh kurang mengalir dan seringkali terjebah pada kata sapaanyang cenderung berlebihan.

Meskipun demikian,dari sisi muatan isi, kisah-kisah yang tersaji dalam buku ini cukup menghibur melalui sajian bahasa yang jernih dan subtil.

Sang penulis mampu menyuguhkan jalinan peristiwa yang sesuai dengan situasi kekinian.

Meski sebagaian besar latarnya berlangsung di daerah Jawa Tengah, Khususnya Pekalongan dan sekitarnya, buku ini sanggup  menyajikan berbagai kisah yang bisa dinikmati anak-anak dari berbagai daerah di Indonesia.

Negeri ini sangat membutuhkan banyak kisah khas anak-anak dengan mengangkat nilai-nilai kearifan lokal untuk mendekatkan anak pada budaya bangsa seperti yang dikisahkan dalam buku cerita ini.

Jangan sampai terjadi, anak-anak yang menjadi masa depan bangsa ini terus dimanjakan oleh kisah-kisah mancanegara yang hanya melambungkan mimpi dan kian menjauhkan dari sentuhan dan kearifan budaya leluhurnya.

Demikianlah pembahasan mengenai menyajikan teks ulasan  dan contohnya yang tepat. Semoga bermanfaat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *