Mengidentifikasi dan Menafsirkan Unsur-Unsur Teks Drama yang Tepat
paket-wisatabromo.com – Mengidentifikasi dan menafsirkan unsur-unsur teks drama yang tepat merupakan bagian pertama materi jenis teks drama.
Berdasarkan Kurikulum 2013, mengidentifikasi dan menafsirkan unsur-unsur teks drama yang tepat ini tergolong ke dalam aspek pengetahuan.
Materi mengidentifikasi dan menafsirkan unsur-unsur teks drama yang tepat wajib dikuasai peserta didik SMP MTs kelas 8 semester 2.
Tujuannya adalah agar peserta didik dapat mengidentifikasi dan menafsirkan unsur-unsur teks drama yang tepat.
Pada kesempatan ini akan dibahas mengenai mengidentifikasi dan menafsirkan unsur-unsur teks drama yang tepat.
Hal ini bertujuan membantu peserta didik kelas 8 semester 2 agar mudah memahami dan menguasai materi ini.
Mengidentifikasi dan Menafsirkan Unsur-Unsur Teks Drama yang Tepat
Drama merupakan salah satu jenis karya satra. Seperti halnya dengan karya sastra lainnya, drama juga memiliki unsur-unsur yang membangunnya.
Teks drama adalah teks yang bermuatan kisah yang dikemas melalui dialog untuk dibawakan melalui seni peran atau akting untuk menggambarkan cerita dan berbagai peristiwa yang disajikan dalam suatu pentas drama.
Untuk mengetahui apa saja unsur-unsur tersebut, mari kita bahas satu per satu dimulai dari unsur teks drama tradisional.
Kita bahas unsur-unsur teks drama tersebut melalui contoh teks drama berikut ini.
Batu Menangis
Narator | : | Dahulu kala, hiduplah seorang janda miskin, Mak Daliyah namanya. Ia tinggal di sebuah gubuk reyot di pinggir hutan. |
Narator | : | Ia bekerja di ladang sempit peninggalan mendiang suaminya. Sepulang dari berladang, Mak Daliyah mencari kayu bakar di hutan. |
Narator | : | Kayu-kayu bakar itu kemudian dijualnya di perkampungan penduduk yang jauh dari tempat tinggalnya. Mak Daliyah mempunyai seorang anak gadis. cantika namanya. Sesuai namanya, wajah cantika amatlah cantik. |
Mak Daliyah |
: | (kelelahan) cantika, anakku. Ibu lelah sekali. Tolong kamu masak, ya, untuk makan malam nanti. |
Cantika | : | (sedang bersolek di muka cermin) Memangnya Mak dari mana? (menyahut tanpa menoleh). |
Mak Daliyah | : | Mak dari ladang, kemudian ke hutan, mencari kayu bakar, untuk dijual besok. |
Cantika | : | Aduh, Mak. Lihat, anakmu sudah secantik ini, masa disuruh masak? nanti bau minyak, tangan jadi kotor. Susah, harus dandan lagi. (masih sibuk bersolek) |
Mak Daliyah | : | (Menghela napas panjang) Memangnya kamu mau kemana? Mengapa kamu merias diri? |
Cantika |
: | Tidak kemana-mana, tetapi aku suka berias saja. Lihatlah Mak, bukankah aku ini cantik? Ah, bukan. Aku bukannya cantik. tapi aku cantik sekali! (sambil terus mengedip-ngedipkan mata di depan cermin) |
Mak Daliah | : | Mak tahu kamu cantik. Tapi seharusnya kamu tidak boleh bicara begitu. Tak baik membangga-banggakan diri seperti itu. |
Cantika | : | Mengapa Mak? Aku memang cantik. mengapa aku tidak boleh mengakuinya? |
Mak Daliah | : | (menghela napas lagi) ya sudah. Yang penting kamu masak, ya. mak lelah sekali dan butuh istirahat. (duduk di kursi rotan dengan lemas). |
Cantika | : | Tidak mau! Pokoknya aku tidak mau! |
Mak Daliah | : | (terdiam) Kalau begitu, biarkan Mak istirahat sebentar, ya. (ke kamar merebahkan diri). |
Narator |
: | Keesokan harinya kedua ibu dan anak itu pergi ke pasar. Cantika memakai pakaian terbaik yang dimilikinya.Mak jalan di belakang, sedangkan cantika jalan di depan. |
Pemuda | : | Wahai, gadis cantik, apakah wanita berbaju lusuh yang berjalan di belakangmu itu, ibumu? |
Cantika | : | (memandang pemuda) Bu…bukan! itu cuma pembantuku! |
Mak Daliah | : | (terkejut dan sangat sedih) cantika, anakku! Aku ini ibumu, orang yang melahirkanmu. sungguh sangat durhaka jika engkau berani menganggapku sebagai pembantumu! sadarlah engkau, wahai anakku. |
Cantika | : | (mengeleng-geleng sambil menutup telinga) Tidak! Tidak! Malu, aku mengakui engkau sebagai ibuku. Malu! Lihat … aku gadis cantik seperti ini. Sementara engkau, dengan pakaianmu yang lusuh seperti itu mau mengakui sebagai ibuku. Pemuda itu pasi akan lari kalau aku mengakui engkau sebagai ibuku. Pokoknya TIDAK (berteriak) |
Mak Daliah | : | (berlinang air mata, berlutut dan bersatu) Ya, Tuhan, mohon sadarkan anak hamba. Berila ia hukuman yang setimpal. |
Cantika | : | (mendadak tidak bisa bergerak) Aduh, adaapa dengan tubuhku? ) menatap kedua tangannya (dengan ngeri). Kenapa aku tidak bisa bergerak? (menatap Mak Daliyah penuh penyesalan dan menangis) Mak, ampuni aku! Ampuni aku! Ampuni kedurhakaan anakmu ini, Mak ( terus menangis hingga tak lagi bersuara dan tak bergerak). |
Narator | : | Semuanya telah terlambat bagi Cantika. Mak Daliyah hanya terdiam. Akhirnya seluruh tubuh Cantika berubah menjadi batu. Batu jelmaan Cantika itu terus meneteskan air seperti air mata penyesalan yang menetes dari matanya. Orang-orang yang mengetahui adanya air yang terus menetes dari batu itupun menyebutknya “Batu Menagis.” |
Teks di atas dapat disebut dengan teks drama. Tentu ada ciri pembeda yang dimiliki teks drama dengan karya sastra lainnya.
Ciri-Ciri Teks Drama
Drama, sebagai karya sastra yang berbeda dari karya sastra lainnya memiliki beberapa ciri sebagai berikut ini.
Memuat dialog atau percakapan yang dapat dibawakan oleh pemeran atau lakon drama.
Mengandung cerita, kisah, atau narasi yang sampaikan melalui dialog atau percakapan antar tokohnya.
Teks memiliki petunjuk khusus yang harus dilakukan oleh pemerannya, seperti: mengatur ekspresi (marah atau senang), melakukan aksi (berlari/melompat), dsb.
Karena drama secara eksklusif menggunakan dialog sebagai isinya, maka penulisan percakapan tidak usah menggunakan tanda petik (“ ”).
Baca:
- Cara Menyusun Teks Fabel yang Tepat dan Menarik
- Menelaah Struktur dan Kebahasaan Teks Drama serta Contohnya
Unsur-Unsur Teks Drama
Unsur-unsur yang teks drama yang dapat diidentifikasi antara lain: tema, alur, penokohan, amanat, latar, dialog, dan gaya bahasa.
Sebelumnya kita ingat kembali, pengertian setiap unsur tersebut.
Tema
Tema, yaitu ide pokok cerita atau gagasan. sering juga diartikan sebagai inti cerita yang menjadi pusat pengisahan.
Alur
Secara mudah, alur adalah urutan pengisahan. Alur yaitu berupa rangkaian cerita yang terjadi pada drama.
Tokoh dan Penokohan
Tokoh, yaitu pelaku yang memerankan seorang karakter dalam cerita. Sedangkan penokohan adalah penggambaran tokoh dan wataknya.
Ada 3 macam tokoh, protagonis yaitu tokoh yang menampilkan kebaikan, antagonis yaitu tokoh jahat atau tokoh penentang kebaikan, dan tritagonis yaitu tokoh pendukung protagonis.
Amanat
Pengertian amanat, yaitu pesan yang terkandung dalam drama.
Latar
Pengertian Latar adalah keterangan mengenai tempat, waktu, dan suasana di dalam naskah drama. Latar terdiri atas:
Latar tempat
yaitu penggambaran tempat kejadian di dalam naskah drama, seperti di rumah, medan perang, di meja makan.
Latar waktu
yaitu penggambaran waktu kejadian di dalam naskah drama, seperti pagi hari pada tanggal 17 Agustus 1945.
Latar suasana/Budaya
Yaitu penggambaran suasana ataupun budaya yang melatarbelakangi terjadinya adegan atau peristiwa dalam drama.
Misalnya, dalam budaya Jawa, dalam kehidupan masyarakat Betawi, Melayu, Sunda, Papua.
Unsur-Unsur teks drama “Batu menangis”
Tema
Tema yang menjadi pusat atau inti pengisahan dalam tes drama tersebut adalah kemiskinan.
Alur
Alur yang digunakan adalah alur maju. Rincian peristiwanya sebagai berikut.
1. Mak Daliyah menyuruh Cantika masak karena kelelahan habis kerja di ladang dan mencari kayu di hutan.
2. Cantika yang sedang berdandan menolak perintah ibunya karena takut kotor tangannya.
3. Cantika membanggakan kecantikannya
4. Ibunya menyadarkan Cantika bahwa membanggakan diri sendiri itu tidak baik.
5. Pagi hari mereka berdua pergi ke pasar hendak menjual kayu.
6. Cantika berhias dan berbaju paling bagus.
7. Di tengah jalan, Cantika ditanya seorang pemuda mengenai ibunya.
8. Cantika tidak mengakui ibunya, ibunya menyadarkan Cantika dan memohon kepada Tuhan agar Cantika sadar.
9. Tuhan mengubah cantika menjadi batu menangis.
Tokoh dan penokohan
Ada dua tokoh dalam teks drama “Batu menangis” yaitu Mak Daliyah dan Anaknya bernama Cantika.
Karakter tokoh Mak Daliyah adalah kerja keras, baik, sabar, mau mengalah sama anak.
Sedangkan anaknya Cantika berwatak egois, pemalas, tidak mau membantu ibunya.
Jika dilihat dari segi jenis tokoh, maka tokoh Mak Daliyah ini disebut sebagai protagonis karena perannya sebagai tokoh baik.
Sedangkan cantika disebut sebagai tokoh antagonis karena membawakan peran tokoh yang menentang protagonis atau tokoh jahat.
Amanat
Amanat atau pesan moral teks drama tersebut antara lain
1. Kita tidak boleh membanggakan diri
2. Kita harus membantu orang tua
3. Kita harus mengakui ibu dalam keadaan apapun
Latar
1. Latar tempat ; di rumah Mak Daliyah, di tengah sawah
2. Latar Waktu: saat cantika berhias, dikutuk jadi batu.
c. Latar suasana: menegangkan pada saat cantika dikutuk jadi batu menangis.
Demikian pembahasan mengenai mengidentifikasi dan menafsirkan unsur-unsur teks drama yang tepat. Semoga bermanfaat.