Menyimpulkan Unsur-Unsur Pembangun Puisi dengan Cara Mudah Cepat

Menyimpulkan Unsur-Unsur Pembangun Puisi dengan Cara Mudah Cepat

paket-wisatabromo.com – Menyimpulkan Unsur-Unsur Pembangun Puisi bisa diartikan menyimpulkan setiap struktur fisik dan batin puisi. Untuk menyimpulkan unsur-unsur pembangun puisi dalam puisi, perlu diperhatikan beberapa hal berikut ini.

1. Menyimpulkan Unsur-Unsur Pembangun Puisi dengan Memperhatikan Struktur Fisik Puisi

Struktur fisik puisi terdiri dari baris-baris puisi yang bersama-sama membangun bait-bait puisi. Bait-bait itu membangun kesatuan makna di dalam keseluruhan puisi sebagai sebuah wacana.

Struktur fisik merupakan medium pengungkap struktur batin puisi. Adapun unsur-unsur yang termasuk dalam struktur fisik puisi: diksi, pengimajian, kata konkret, majas (meliputii lambang dan kiasan), versifikasi (meliputi rima, ritma, dan metrum), tipografi, dan sarana retorika. Untuk memperdalam materi ini baca juga: Mengidentifikasi Struktur Fisik Puisi Detail dan Lengkap

2. Memperhatikan Struktur Batin puisi

struktur batin itu dengan istilah hakikat puisi, ada empat unsur hakikat puisi, yakni: tema (sense), perasaan penyair (feeling), nada atau sikap penyair terhadap pembaca (tone), dan amanat (intention). Untuk memperdalam materi ini baca juga: Struktur Batin Puisi : Tema, Perasaan, Nada dan Amanat yang Tepat

Langkah-langkah

1. Bacalah puisi secara saksama;

2. Tandai pilihan kata (diksi) yang digunakan dalam puisi tersebut, termasuk dalam judul;

3. Pahami maksud kata-kata tersebut secara cermat, termasuk kata kiasan atau majas;

4. Tafsirkan makna puisi tersebut sesuai bahasa yang digunakannya;

5. Simpulkan unsur dalam puisi berdasarkan makna puisi yang telah dipahami.

Contoh

Siapakah Engkau, Corona

Siapakah engkau, Corona?

Sejak engkau datang, kami mengurung diri

dalam rumah. Mengunci pintu dan jendela, menutup

Lubang angin, menutup segala yang terbuka dari rasa

takut. Padahal kami tak tahu, engkau ada di luar

Atau di dalam tubuh kami.

Siapakah engkau, Corona?

Engkau mengusir kami dari Jalan-jalan, mal, pasar,

kantor-kantor, sekolah, kampus-kampus, bahkan

dari rumah ibadah kami. Padahal kami selalu tak mampu

untuk keluar dari keramaian dalam kepala kami.

Siapakah engkau, Corona.

Engkau datang seperti bala tentara dalam

operasi senyap. Menembaki ribuan orang

di seluruh dunia dengan peluru kecemasan,

padahal kami hanya orang biasa yang tak

Punya senjata, yang selalu percaya bahwa

perang hanya untuk para tentara.

Siapakah engkau, Corona?Hari ini, kami memang akhirnya mengunci diri

Dalam rumah, tapi kami tidak sedang menyerah.

Peluru-peluru sedang kami siapkan dari doa-doa

yang setiap saat kami rapalkan. Kami punya iman

yang setiap waktu menyala dalam kegelapan.

Tapi siapakah engkau, Corona.

Apakah engkau hanya datang sebagai pengecut, yang

menyerang saat kami buta. Saat kami kerap lalai

menyalakan api iman dalam dada. Saat kami terlalu

bahagia dengan gemerlap dunia, dan lupa pada

dosa-dosa.

Corona, siapapun engkau, kami tak lagi peduli.

Karena hari ini, kami sedang berdiam dalam diri,

mencari tahu, siapakah kami sesungguhnya

dalam tubuh yang fana.

Marhalim Zaini, 2020

 

Struktur Fisik
Simpulan Struktur Fisik “Siapakah Engkau, Corona”
DiksiCorona: nama virusyang sedang mewabah dan membahayakan.
CitraanCitraan penglihatan: “Sejak engkau datang, kami mengurung diri

dalam rumah.” “Saat kami terlalu bahagia dengan gemerlap dunia, dan lupa pada dosa-dosa.”

Citraan Pendengaran: “Padahal kami selalu tak mampu untuk keluar dari keramaian dalam kepala kami.”  “Hari ini kami sedang berdiam dalam diri”

Citraan Perasaan: “Apakah engkau hanya datang sebagai pengecut, yang menyerang saat kami buta.”

Kata KonkretMemberikan kesan keganasan: “Engkau datang seperti bala tentara dalam operasi senyap.”

Menggambarkan keadaan manusia: “gemerlap dunia” “Lupa dengan dosa-dosa”

Majas

Personifikasi; “Engkau mengusir kami dari Jalan-jalan, mal, pasar,

kantor-kantor, sekolah, kampus-kampus, bahkan

dari rumah ibadah kami.”

Rima
Di dalam puisi tersebut di gunakan rima bebas
Ritma

Andante: Kata yang terdiri dari dua vokal, yang menimbulkan irama lambat.  (Sejak engkau datang, kami mengurung diri

dalam rumah.)

(b)Alegro: Kata bervokal tiga, menimbulkan irama sedang (Siapakah engkau, Corona?

(c)Motto Alegro: kata yang bervokal empat yang menyebabkan irama cepat (Tapi siapakah engkau, Corona?)

MetrumIrama yang tetap dalam keseluruhan puisi: yakni dengan menggunakan kalimat tanya dengan deskripsi yang panjang, yang tidak mendapat jawaban.
TipografiTipografi dalam puisi tersebut adalah tipo wawancara atau dialog antara pengarang dengan virus corona, tapi corona tidak memberikan jawaban meskipun pertanyaan sudah diuraikan begitu detailnya.

Akan lebih bagus jika kata-kata dalam puisi dibentuk dengan tipografi tanda tanya.

 

Struktur BatinSimpulan Struktur Batin “Siapakah Engkau, Corona”
Tema
Kesehatan: Wabah Corona
PerasaanPengarang tidak menyukai kehadiran Corona karena merugikan manusia. “Apakah engkau hanya datang sebagai pengecut, yang menyerang saat kami buta.”
NadaPengarang mengajak pembaca untuk tidak menyerah pada Corona, dengan waspada dan doa “Peluru-peluru sedang kami siapkan dari doa-doa yang setiap saat kami rapalkan. Kami punya iman

yang setiap waktu menyala dalam kegelapan”

Amanat

Kita harus berhati-hati dan waspada, jangan lalai dalam iman dan taqwa karena manusia itu fana

Berikut ini puisi-puisi yang bertema sama dengan puisi di atas. Puisi-puisi ini dapat digunakan sebagai bahan menyimpulkan puisi baik dari segi struktur fisik maupun batin.

BERKAH COVIDOLOGI

Eka Budianta:

Covid-19 membuatmu sadar

Satu kali makan di restoran

Cukup untuk sepekan hidup di desa

Dan bikin kita mengerti

Nelayan, peternak dan petani

Harus tetap bekerja di luar

Agar yang tinggal dalam rumah

Tetap makan sate dan gulai ikan

Minum susu, menikmati nasi

Mengunyah roti gandum yang gurih

Tidak takut lapar dan sedih.

Tuhan memberi kita nafas

Melalui virus corona

Sehingga kamu dan aku

Bersaudara dengan manusia

Di seluruh dunia

Insyaf, meriam dan bom

Taktik perang dan tipu-daya

Bukan kebanggaan, bukan prestasi segala bangsa.

2020

DEBAR-DEBAR KARANTINA

Eka Budianta:

Apakah kita gembira hari ini?

Positif kena virus lebih 1,7 juta

Tekanan Covid-19 tembus 209 negara?

Atau berdebar mengingat seratus tahun silam

Flu Spanyol merenggut 50 juta jiwa?

Apa katamu kalau besok pagi aku mati

Meski sudah karantina mandiri

Mewaspadai wabah corona ini?

Kubayangkan kamu akan menulis pesan singkat:

“Selamat jalan, sahabat.”

Lalu dari alam abadi aku membalas

“Terima kasih kepada Allah

Telah diberi pengalaman

Menjadi manusia

Dan mengenyam nikmat dunia

Yang tidak membuat kami peka

Sebelum dijemput virus corona.”

2020

artikel terkait:

Virus Corona datang mengetuk seluruh penduduk bumi

Semua dibuat gelisah karena takut mati

Canda dan tawa yang terdengar kini sepi

Karena rasa ketakutan yang menghampiri

Ada yang mengatakan kau lebih kejam daripada setan

Ada juga yang mengatakan ini adalah peringatakan Tuhan

Karena kita sudah terlalu sering melakukan kezaliman

Entahlah? Yang aku tau semua orang ketakutan

Meski tidak ada pistol ataupun dentuman meriam apalagi perang

Tapi ingatlah, malaikat pencabut nyawa tidak akan mundur karena lockdown

Apalagi mengatur ulang jadwal kau untuk pulang

Semua tidak ada yang kebetulan

Tuhan pasti punya rencana yang sudah digariskan

Ada sebuah misteri yang kadang disisipkan

Agar kita sadar Tuhan punya peran”

(Murid SD di Pulau Tihi-Tihi).

Demikianlah penjelasan mengenai cara Menyimpulkan Unsur-Unsur Pembangun Puisi dengan Cara Mudah dan Cepat. Semoga bermanfaat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *