Modul Bahan Belajar Mandiri Bahasa Indonesia Guru PPPK Tahun 2021
paket-wisatabromo.com – Dirjen GTK, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menerbitkan Modul bahan Belajar Mandiri Bahasa Indonesia Guru PPPK Tahun 2021 yang dapat dimanfaatkan para calon peserta seleksi.
Modul bahan belajar Mandiri bahasa Indonesia ini dapat menjadi salah satu bahan belajar mandiri untuk persiapan seleksi guru PPPK tahun 2021, sehingga dapat memperkaya calon peserta dalam belajar.
Modul bahan belajar bahasa Indonesia calon guru PPPK yang dikemas dalam konsep pembelajaran mandiri. Di dalam berisi pembelajaran yang berfungsi sebagai bahan belajar untuk mengingatkan kembali substansi materi bahasa Indonesia yang akan diujikan pada tahun 2021.
Calon guru PPPK juga dapat menggunakan bahan belajar lainnya untuk menyiapkan diri mengikuti seleksi guru PPPK. Calon guru PPPK dapat mengkombinasikan modul belajar ini dengan sumber belajar lainnya.
Modul bahan belajar mandiri Bahasa Indonesia ini untuk memberikan pengalaman belajar bagi calon guru PPPK dalam memahami teori dan konsep dari pembelajaran di setiap materi dan substansi materi yang tersaji.
Komponen-komponen di dalam modul bahan belajar mandiri bahasa Indonesia seleksi calon guru PPPK tahun 2021 dikembangkan dari beberapa modul yang diterbitkan oleh Dirjen GTK, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Beberapa modul untuk pengembangan modul belajar mandiri Bahasa Indonesia tersebut adalah Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB), Modul Peningkatan Kompetensi Pembelajaran (PKP), dan Modul Pendidikan Profesi Guru (PPG).
Modul Bahan Belajar Mandiri Bahasa Indonesia Guru PPPK Tahun 2021
Isi Modul
Secara umum, modul bahan belajar mandiri bahasa Indonesia guru PPPK tahun 2021 berisi deskripsi singkat, peta kompetensi, ruang lingkup, petunjuk belajar, dan pembelajaran tiap kompetensi.
A. Deskripsi Singkat
Modul belajar mandiri calon guru P3K ini memuat model kompetensi yang berisi target kompetensi guru dan indikator pencapaian kompetensi untuk memudahkan guru mempelajarinya.
Modul belajar bidang studi bahasa Indonesia berisi pembelajaran-pembelajaran sebagai berikut.
● Pembelajaran 1. Tata Bahasa
● Pembelajaran 2. Semantik
● Pembelajaran 3. Kesastraan
● Pembelajaran 4. Keterampilan Berbahasa Reseptif
● Pembelajaran 5. Keterampilan Berbahasa Reseptif
● Pembelajaran 6. Genre Teks dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia.
Modul belajar ini memberikan pengalaman belajar bagi calon guru P3K dalam memahami teori dan konsep dari pembelajaran dari setiap materi dan substansi materi yang disajikan.
Komponen-komponen di dalam modul belajar mandiri ini dikembangkan dengan tujuan agar calon guru P3K mudah memahami teori dan konsep bidang studi bahasa Indonesia, sekaligus mendorong guru untuk mencapai kemampuan berpikir tingkat tinggi.
Rangkuman pembelajaran selalu diberikan di setiap akhir pembelajaran yang berfungsi untuk memudahkan dalam membaca substansi materi esensial, mudah dalam mengingat pembelajaran dan materi-materi esensial, mudah dalam memahami pembelajaran dan materi-materi esensial, dan cepat dalam mengingat kembali pembelajaran dan materi-materi esensial.
B. Peta Kompetensi
Modul belajar ini dikembangkan berdasarkan model kompetensi guru. Kompetensi tersebut dapat dijabarkan menjadi beberapa indikator pencapaian kompetensi. Kemudian dilanjutkan dengan uraian materi.
Misalnya
Pembelajaran 1. Tata Bahasa
A. Kompetensi Tata Bahasa
1. Tata Bahasa, ada beberapa kompetensi guru bidang studi yang akan dicapai pada pembelajaran ini, kompetensi yang akan dicapai pada pembelajaran ini adalah guru P3K mampu
1. menjelaskan penggunaan ejaan dan tanda baca sesuai dengan kaidah Ejaan Bahasa Indonesia.
2. menjelaskan kata dan proses pembentukannya
3. menggunakan kata secara lisan dan tulis sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.
4. mengonstruk konsep esensial sintaksis.
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
Dalam rangka mencapai komptensi guru bidang studi, maka dikembangkanlah indikator-indikator yang sesuai dengan tuntutan kompetensi guru bidang studi.
Indikator pencapaian komptensi yang akan dicapai adalah sebagai berikut.
1. Menggunakan ejaan sesuai dengan kaidah Ejaan Bahasa Indonesia.
2. Menggunakan tanda baca sesuai dengan kaidah Ejaan Bahasa Indonesia.
3. Menjelaskan kata
4. Menjelaskan proses pembentukan kata.
5. Menggunakan kata dalam bahasa Indonesia secara baik dan benar secara tulis maupun lisan.
6. Menjelaskan kalimat
7. Menjelaskan proses pembentukan kalimat
8. Menggunakan kalimat dalam bahasa Indonesia secara baik dan benar secara tulis maupun lisan.
9. Menjelaskan kalimat efektif dan prinsip-prinsipnya.
10. Menggunakan kalimat efektif dalam bahasa Indonesia secara baik dan benar secara tulis maupun lisan.
11. Menganalisis kalimat efektif dalam sebuah karya ilmiah (abstrak).
C. Uraian Materi
1. Ejaan dan Tanda Baca
Bahasa sebagai sistem tanda terdiri atas signifie yang berupa konsep-konsep tertentu dalam pikiran manusia dan signifiant berupa realisasi konsep-konsep tertentu yang diwujudkan dalam bentuk ujaran.
Konsep-konsep yang diujarkan itu bersifat arbitrer (mana suka). Kemanasukaan itu sudah disepakati oleh sekelompok penutur bahasa tertentu (konvensional).
Hal inilah yang menyebabkan lahirnya berbagai macam ragam bahasa dengan segala macam aturannya.
Dalam setiap bahasa ragam tulis, setiap bahasa memiliki aturan ejaan. Aturan dalam ejaan terkait dengan kaidah cara menggambarkan bunyi, seperti kata, kalimat, frasa, dan sebagainya dalam bentuk tulisan serta penggunaan tanda baca.
Pada tahun 2015 Peraturan terbaru mengenai EYD tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 50 Tahun 2015.
Dalam peraturan tersebut dinyatakan bahwa Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, dipergunakan bagi instansi pemerintah, swasta, dan masyarakat dalam penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Oleh karena itu, peraturan ini menjadi acuan penggunaan ejaan dan tanda baca bahasa Indonesia menggantikan peraturan tentang Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) pada tahun 1972.
Penggunaan Ejaan
hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan ejaan antara lain pemakaian huruf, seperti: huruf kapital, huruf miring, huruf cetak tebal.
Penggunaan ejaan yang juga harus diperhatikan terkait penulisan gabungan kata, partikel, singkatan, akronim, dan penulisan istilah.
Berikut ini kaidah penggunaan ejaan dalam bahasa Indonesia yang didasarkan pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 50 Tahun 2015.
Pembelajaran 2. Semantik
A. Kompetensi
Penjabaran model kompetensi yang dikembangkan pada kompetensi guru bidang studi lebih spesifik pada pembelajaran 2.
Semantik, ada beberapa kompetensi guru bidang studi yang akan dicapai pada pembelajaran ini, kompetensi yang akan dicapai pada pembelajaran ini adalah guru P3K mampu
1. memahami berbagai jenis makna, hubungan bentuk dan makna, seperti sinonim, antonim, homonim, dan polisemi;
2. menjelaskan perubahan makna
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
Dalam rangka mencapai komptensi guru bidang studi, maka dikembangkanlah indikator-indikator yang sesuai dengan tuntutan kompetensi guru bidang studi.
Indikator pencapaian komptensi yang akan dicapai dalam pembelajaran 2.
Semantik Wacana adalah sebagai berikut.
1. menjelaskan jenis-jenis makna,
2. menjelaskan hubungan bentuk dan makna.
3. Peserta mampu mendiskripsikan perubahan makna,
4. Peserta mampu mendeskripsikan jenis-jenis perubahan makna
C. Uraian Materi
1. Hubungan Bentuk dan Makna
a. Jenis Makna
Sebelum membahas terkait dengan jenis-jenis makna, mari kita pahami dahulu apa yang disebut dengan makna.
Pada bagian pendahuluan di atas sudah dijelaskan bahwa objek kajian semantik adalah makna.
Bentuk-bentuk kebahasaaan akan berhubungan dengan makna yang dimilikinya. Bapak linguistik modern, Ferdinand de Saussure mengatakan bahwa setiap tanda linguistik terdiri dari dua unsur, yaitu signifie dan signifiant.
Signifie mengacu pada konsep atau makna dari suatu tanda bunyi, sedangkan signifiant mengacu pada bunyi-bunyi yang terbentuk dari fonem-fonem dalam bahasa yang bersangkutan.
Oleh karena itu, setiap bentuk kebahasaan terdiri dari dua unsur, yaitu bentuk dan makna. Bentuk berupa elemen fisik sebuah tuturan.
Bentuk mempunyai tataran dari mulai yang terkecil hingga terbesar, yaitu dimulai dari fonem, morfem, kata, frasa, klausa, kalimat, paragraf, dan wacana.
Berbagai bentuk kebahasaan tersebut ada yang memiliki konsep yang bersifat mental yang disebut sebagai makna.
Lebih lanjut, Saussure mengatakan bahwa hubungan bentuk dan makna bersifat arbitrer dan konvensional.
Bahasa bersifat arbitrer artinya semaunya/sesukanya. Tidak ada hubungan yang wajib antara bentuk dan makna.
Bahasa bersifat arbitrer menunjukkan bahwa tidak ada hubungan klausal, logis, alamiah atau sejarah. Bahasa bersifat konvensional menunjukkan adanya kesepakatan bersama antarpenutur.
Ini menunjukkan bahwa bahasa sebagai alat komunikasi juga diatur dalam konvensi tertentu.
Bentuk kebahasaan berhubungan dengan konsep dalam pikiran manusia yang dikenal dengan istilah makna. Konsep seperti ini umumnya berhubungan dengan sesuatu di luar bahasa yang biasa disebut dengan referen.
Makna tersebut terdapat dalam satuan bahasa seperti morfem, kata, frasa, klausa, kalimat, paragraf hingga wacana. Untuk memahami lebih jauh tentang makna coba kita cermati kata rawan.
Ketika kita tidak tahu apa makna rawan, maka kita akan mencari makna kata tersebut dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang memiliki makna ‘mudah menimbulkan gangguan keamanan atau bahaya’.
Dari makna tersebut, kita juga harus mengetahui makna mudah, menimbulkan, gangguan, keamanan, atau, dan bahaya.
Dengan demikian, bentuk-bentuk kebahasaan, seperti morfem, kata, frasa, klausa, kalimat, paragraf, dan wacana memiliki konsep yang disebut dengan makna.
Makna adalah konsep abstrak pengalaman manusia tentang sesuatu, tetapi makna bukan pengalaman setiap individu (Wijana dan Rohmadi, 2008: 11).
Makna digunakan sebagai penghubung bahasa dengan dunia luar sesuai dengan kesepakatan penutur bahasa sehingga antarindividu dapat saling mengerti (Djayasudarma, 2012: 7).
Modul Bahan Belajar Mandiri Bahasa Indonesia Guru PPPK Tahun 2021 selengkapnya dapat dipelajari melalui link di bawah ini.
Modul Bahan Belajar Mandiri Bahasa Indonesia Guru PPPK Tahun 2021 (Unduh)
Baca:
- Modul Bahan Belajar Mandiri Bahasa Inggris Guru PPPK Tahun 2021
- Modul Bahan Belajar Mandiri Matematika Guru PPPK Tahun 2021
- Ringkasan 1-9 Materi PPPK Bahasa Indonesia SMP SMA Tahun 2021
Demikianlah deskripsi modul bahan belajar mandiri bahasa Indonesia guru PPPK tahun 2021. Semoga bermanfaat.