Ringkasan Materi Tes PPPK Kompetensi Profesional Bahasa Indonesia
paket-wisatabromo.com – Ringkasan Materi Tes PPPK Kompetensi Profesional Bahasa Indonesia merupakan bahan yang harus dipelajari calon peserta tes PPPK.
Ringkasan Materi Tes PPPK Kompetensi Profesional Bahasa Indonesia ini disusun berdasarkan indikator esensial yang terbit 2019.
Diharapkan indikator esensial untuk tes tahun 2021 tidak jauh berbeda dari tahun 2019.
Pada kesempatan kali ini akan disajikan ringkasan materi tes PPPK kompetensi profesional Bahasa Indonesia.
Jadi, di dalam ringkasan materi ini khusus dibahas tentangmateri bahasa Indonesia.
Ringkasan Materi Tes PPPK Kompetensi Profesional Bahasa Indonesia
1. Indikator esensial : Menganalisis ragam pemakaian bahasa dalam dialog
Ragam bahasa formal adalah ragam bahasa yang memiliki ciri sebagai berikut.
a. Menggunakan gramatikal secara eksplisit dan konsisten
b. Menggunakan imbuhan secara lengkap
c. Menggunakan kata ganti resmi
d. Menggunakan kata baku
e. Menggunakan Ejaan yang Disempurnakan, dan
f. Menghindari unsur kedaerahan.
2. Indikator Esensial: Menganalisis aliran linguistik dalam pembelajaran
Aliran behaviorisme adalah aliran yang beranggapan bahwa belajar merupakan hasil faktor eksternal yang dikenakan kepada suatu organisme (B.F. Skinner, 1957).
Menurut Skinner perilaku kebahasaan sama dengan perilaku yang lain, yaitu dikontrol oleh konsekuensinya. Dengan demikian, pemerolehan bahasa juga dikondisikan, dibiasakan, dan dikontrol.
3. Indikator Esensial: Menganalisis ragam bahasa teks
Ragam bahasa ilmiah, adalah ragam bahasa yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
a. Menggunakan kata atau istilah nonfiguratif
b. Menggunakan kalimat-kalimat efektif
c. Menghindari bentuk persona atau pengakuan dengan tujuan untuk menjaga objektivitas
d. Mengutamakan keterpaduan dan keruntutan isi
4. Indikator Esensial: Menganalisis struktur pola kalimat
Untuk membedakan antara objek dengan pelangkap, berikut adalah ciri-ciri objek:
a. Letaknya selalu setelah langsung predikatnya.
b. Objek biasanya berupa nomina atau frasa nominal.
c. Selain satuan berupa nomina dan frasa nominal, konstituen objek dapat pula berupa klausa.
d. Dapat diganti dengan pronominal-nya;
e. Objek pada kalimat aktif transitif akan menjadi subjek jika kalimat itu dipasifkan (Hasan Alwi, dkk 2003:328)
Sedangkan ciri-ciri pelengkap adalah:
a. Berwujud frasa nominal, frasa verbal, frasa ajektival, frasa preposisional, atau klausa;
b. Berada langsung dibelakang predikat jika tak ada objek dan dibelakang objek kalau unsure ini hadir;
c. Tak dapat menjadi subjek akibat penafsiran kalimat;
d. Tak dapat diganti dengan –nya kecuali dalam kombinasi preposisi selain di, ke, dari, dan akan (Hasan Alwi, dkk 2003:329)
5. Indikator esensial: Menganalisis makna kata
Dalam KBBI (2008:461) gramatikal diartikan sesuai dengan tata bahasa. Makna gramatikal ditentukan oleh perubahan kata karena proses afikasi, reduplikasi, komposisi, atau kalimatisasi.
Makna dari gramatikal sendiri adalah kata yang berubah-ubah sesuai dengan konteks (berkenaan dengan situasinya, yaitu tempat, waktu, dan lingkungan penggunaan bahasa) pemakainya.
Berdasarkan arti gramatikal di atas, makna kalimat gramatikal adalah kalimat yang makna katanya berubah-ubah karena mengalami proses pengimbuhan, pengulangan, ataupun pemajemukan yang disesuaikan menurut tata bahasa serta terikat dengan konteks pemakainya.
6. Indikator Esensial : Menganalisis kesalahan tanda baca
a. Singkatan yang terdiri atas huruf awal setiap kata yang bukan nama diri ditulis dengan huruf capital tanpa tanda titik.
Misalnya: PT (Perseroan Terbatas), SD (Sekolah Dasar), MK (Mahkamah Konstitusi). Untuk penulisan gelar menggunakan titik, missalnya S.E. ; S.Pd.
b. Singkatan satu atau dua kata yang dibuat dengan dua huruf ditulis seperti:
a.n. : atas nama
u.b. : untuk beliau
s.d. : sampai dengan
c. Singkatan satu atau dua huruf kata ditulis seperti contoh berikut ini:
Yth. : yang terhormat Tn. : Tuan
Sdr. : Saudara
Dkk. : dan kawan-kawan
d. Setiap larik dalam alamat surat tidak diakhiri tanda baca apa pun.
Contoh Penulisan yang benar
Yth. Andri Wahyu Setyawan, S.E.
Kasubag Divisi Marketing PT. Dipo Lokomotif Jalan Sinduadi 45
Yogyakarta
Penulisan PT dan Yogyakarta tidak menggunakan titik
7. Indikator Esensial: Menganalisis kesalahan penulisan kata
Dalam EYD, terdapat aturan-aturan untuk dapat disebut ejaan yang sempurna.
Aturan tersebut meliputi: pemenggalan kata pada kata dasar, penulisan huruf seperti penggunaan huruf kapital atau huruf besar dan penggunaan huruf miring.
Ejaan yang disempurnakan adalah ejaan yang telah sesuai dengan perkembangan bahasa sekarang ini
Sesuai Pedoman Ejaan Umum Ejaan Bahasa Indonesia (2016) bentuk ulang gabungan kata ditulis dengan mengulang unsur pertama dari gabungan kata tersebut.
Contoh:
a. surat kabar (surat-surat kabar)
b. kapal barang (kapal-kapal barang)
3. rak buku (rak-rak buku)
8. Indikator Esensial: Menganalisis pemakaian kata yang tidak tepat
Contoh pemakaian kata yang tidak tepat
Setelah melakukan pengujian hasil, tim akan menjaga stabilitas terhadap tegangan dan sistem kontrol alat.
Hadirnya kata “terhadap” di dalam kalimat tersebut tidak tepat. Karena kata
“terhadap” merupakan kata depan untuk menandai arah; kepada; lawan.
9. Indikator Esensial: Menganalisis kesalahan kalimat yang tidak paralel
Setiap harinya dia keluar masuk hutan untuk merumput serta merawat dan menanam pohon.
Kalimat tersebut tidak efektif karena kesalahan logika pada penekanan makna kalimat. Pertama, pekerjaan yang lebih utama seolah-olah adalah merumput.
Kedua, kesalahan logika pada merawat dan menanam. Urutan yang lebih logis adalah menanam dan merawat.
Dengan demikian, perbaikan kalimat adalah: Setiap harinya dia keluar masuk hutan untuk menanam dan merawat pohon sambil merumput.
10. Indikator Esensial: Menganalisis kesalahan kalimat yang melewah (berlebihan)
Kata yang sering digunakan secara berlebihan adalah kata “saling.” Misalnya dalam kalimat “Kedua orang itu saling berpelukan.
Kata “saling” dalam kalimat di atas termasuk melewah atau berlebihan karena kata “berpelukan” sudah bermakna saling.
Dengan penambahan kata “saling” di depannya menyebabkan maknanya menjadi berlebihan, yaitu “saling saling berpelukan.”
11. Indikator Esensial: Menganalisis kesalahan paragraf yang tidak koheren
Syarat paragraf yang baik adalah memiliki kesatuan dan kepaduan makna.
Kohesif itu bermakna berpadu, melekat satu dengan yang lain. Koheren itu bermakna berhubungan, bersangkut paut, runtut.
Contoh Paragraf tidak koheren
Tempe adalah makanan tradisional yang sangat bergizi. Tempe bisa dibuat dari kedelai. Kedelai yang dipakai untuk membuat tempe bisa kedelai hitam atau putih. Untuk membuat tempe, kedelai direbus, dikupas kulit arinya, ditiriskan, diberi ragi, dan dibungkus.
Paragraf tersebut sudah memenuhi kaidah kepaduan atau kohesif karena informasi yang disampaikan berkaitan dengan tempe. Akan tetapi, paragraf tetsebut belum memenuhi kaidah keoherensi karena keruntutan informasinya belum tercapai. Hal tersebut tampak dari informasi yang terkandung dalam kalimat demi kalimat.
12. Indikator Esensial: Menganalisis kesalahan paragraf yang tidak kohesi
Contoh paragraf tidak kohesi
Legislator mengusulkan kepada Dinas Pariwisata Kota Surabaya agar semua bangunan cagar budaya di Kota Pahlawan diberi prasasti atau piagam yang ditulis pada bahan yang keras dan tahan lama. […], Dinas Pariwisata Pemkot Surabaya diminta melakukan inventarisasi jumlah bangunan yang masuk kategori cagar budaya.
Konjungsi yang tepat untuk melengkapi bagian paragraf yang rumpang adalah konjungsi yang menyatakan akibat. Oleh karena itu, konjungsi yang tepat untuk digunakan adalah “oleh karena itu.”
Agar penggalan paragraf di atas kohesif, pada posisi […] di atas, paling tepat diisi dengan konjungsi antarkalimat “oleh karena itu.”
Legislator mengusulkan kepada Dinas Pariwisata Kota Surabaya agar semua bangunan cagar budaya di Kota Pahlawan diberi prasasti atau piagam yang ditulis pada bahan yang keras dan tahan lama. [Oleh karena itu], Dinas Pariwisata Pemkot Surabaya diminta melakukan inventarisasi jumlah bangunan yang masuk kategori cagar budaya.
Ringkasan Materi Tes PPPK Kompetensi Profesional Bahasa Indonesia selengkapnya dapat diunduh pada link di bawah ini.
Ringkasan Materi Tes PPPK Kompetensi Profesional Bahasa Indonesia (unduh).
Baca : Kisi-Kisi Tes Kompetensi Profesional Bahasa Indonesia SMP SMA 2021
Demikianlah pembahasan ringkasan materi tes PPPK kompetensi profesional bahasa Indonesia. Semoga bermanfaat.