Unsur Intrinsik Cerpen Berjudul “Rumah Kecil di Bukit Sunyi” yang Tepat

Unsur Intrinsik Cerpen Berjudul “Rumah Kecil di Bukit Sunyi” yang Tepat

paket-wisatabromo.com- Salah satu ciri pemahaman terhadap cerpen adalah memahami unsur intrinsiknya. Hal ini tentu sudah kamu ketahui. pada kesempatan kali ini, kamu akan diajak untuk  memahami unsur intrinsik cerpen berjudul “Rumah Kecil di Bukit Sunyi” yang tepat.

Masih ingatkah kamu, bahwa cerpen itu merupakan akronim dari kata cerita Pendek? Ahlamdulilah kalau masih ingat. Cerpen itu terdiri atas dua unsur besar, yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Kali ini kamu akan mempelajari mengenai unsur intrinsik saja. Unsur intrinsik yang akan dipelajari  dengan tepat adalah dari cerpen berjudul “Rumah Kecil di Bukit Sunyi.”

Cerpen berjudul “Rumah Kecil di Bukit Sunyi” ini merupakan cerpen yang wajib kamu pahami. Tentu kamu tahu kan bahwa cerpen ini terdapat dalam buku paket bahasa Indonesia kelas IX. Sementara itu, buku paket merupakan buku yang wajib kamu kuasai di kelas IX SMP MTs. Jadi, cerpen “Rumah Kecil di Bukit Sunyi”  secara otomatis wajib kamu kuasai dengan baik.

Unsur Intrinsik Cerpen Berjudul “Rumah Kecil di Bukit Sunyi” yang Tepat

Cerpen “Rumah Kecil di Bukit Sunyi” dapat kamu baca pada buku paket bahasa Indonesia kelas IX. Berikut ini adalah telaah unsur instrinsik cerpen tersebut. Kamu ikuti ya.

Ingatkah kamu unsur intriksik cerpen? Apa saja? Tentu ingat dong, yaitu tema, amanat, latar, sudut pandang, alur atau plot, tokoh dan karakternya.

1. Tema

Pengertian “tema” adalah pokok permasalahan yang menjadi dasar penceritaan.

Tema disebut juga ide cerita. Tema dapat berwujud pengamatan pengarang terhadap berbagai peristiwa dalam kehidupan ini.

Kita dapat memahami tema sebuah cerita jika sudah membaca cerita tersebut secara keseluruhan. Tema pada cerpen “Rumah Kecil di Bukit Sunyi” adalah “Kurangnya Pendidikan”

2. Amanat

Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembacanya. Biasanya, amanat berupa pemecahan masalah atau jalan keluar terhadap persoalan yang ada dalam cerita. Amanat dapat disebut dengan pesan pengarang kepada pembaca.

Dalam cerita fiksi termasuk juga dalam cerpen, amanat itu bisa beberapa pesan alias tidak hanya satu amanat.

Amanat yang dapat diambil dari cerpen “Rumah Kecil di Bukit Sunyi” adalah sebagai berikut.

a. Berhati-hatilah dalam mencari pekerjaan.

b. Carilah pekerjaan yang memang benar-benar terpercaya dan terjamin, jangan sampai pekerjaan itu menjadikan kita terjerumus dalam hal yang tak diinginkan.

b. Jangan pernah membohongi maupun berbuat licik kepada orang lain karena itu adalah perbuatan tercela, dan setiap perbuatan pasti ada balasannya.

3. Latar

Pengertian latar adalah tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan. Latar memberikan pijakan cerita secara konkret (nyata) dan jelas.

Berikut ini adalah telaah latar dalam cerpen “Rumah Kecil di Bukit Sunyi” disertai bukti kalimatnya.

a. Latar tempat: berada di sebuah rumah kecil di suatu perbukitan.

Bukti kalimat :
Di atas bangku bambu yang reyot, …
… Tak lama kemudian ia beranjak dari bangku kemudian melangkah ke bilik belakang yang hanya dibatasi dengan rajutan daun rumbia. …
… Sementara matahari berangsur tenggelam dan juragan yang gendut itu menuruni perbukitan, …
… Pak Kerto tertunduk menuruni lereng perbukitan.

b. Latar waktu: terjadi di antara dua hari, yakni hari ini dan besok.

Bukti kalimat :
…, meninggalkan Pak Kerto yang masih termangu-mangu diterpa semilir angin senja. …
… Suara serangga bersahut-sahutan mewarnai malam yang dingin. …
… Senandung serangga malam sisa satu dua yang terdengar dan mulai ditingkahi suara kokok ayam satu-satu bersahutan di kejauhan. …

c. Latar suasana: di awal cerita suasana terkesan biasa saja. Namun, seiring berjalannya cerita hingga mencapai akhir suasananya berubah menjadi tegang dan sedih.

Bukti kalimat :
… Dan Pak Kerto merasa seluruh aliran darahnya terhenti ketika di depannya berhenti empat orang polisi dengan senjata di tangan. …
… Pak Kerto berdiri kaku, mematung, tak tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi.
… Tak terasa pipi keriput lelaki tua itu sudah basah oleh air mata. Sementara rumah kecil di atas bukit semakin jauh ditinggalkan. Tuhan, jerit Pak Kerto lirih. …

4. Sudut Pandang

Sudut pandang adalah visi pengarang dalam memandang suatu peristiwa dalam cerita. Untuk mengetahui sudut pandang, kita dapat mengajukan pertanyaan kepada siapakah yang menceritakan kisah tersebut?

Ada beberapa macam sudut pandang, diantaranya sudut pandang orang pertama (gaya bahasa dengan sudut pandang “aku”), sudut pandang peninjau (orang ketiga), dan sudut pandang campuran. Jadi, sudut pandang ada dua, yaitu sudut pandang pertama dan sudut pandang ketiga.

Cerpen ini menggunakan sudut pandang pengamat (sudut pandang orang ketiga). Terbukti dari keseluruhan kata dan kalimat dalam cerita, yaitu penulis menjadi seperti dalang yang tahu segala-galanya.

5. Alur/Plot

Alur adalah urutan peristiwa yang berdasarkan hukum sebab akibat. Alur tidak hanya mengemukakan apa yang terjadi, akan tetapi menjelaskan kenapa hal ini bisa terjadi. Kehadiran alur dapat membuat cerita berkesinambungan.

Berikut ini adalah telaah alur dalam cerpen “Rumah Kecil di Bukit Sunyi” beserta bukti kalimatnya.

Alur cerpen ini adalah menggunakan alur maju.
Terbukti dari latar waktu yang menunjukkan bahwa terjadi dua hari yang terkesan seakan hari ini dan besok.
Bukti kalimat :
…, meninggalkan Pak Kerto yang masih termangu-mangu diterpa semilir angin senja. …
… Suara serangga bersahut-sahutan mewarnai malam yang dingin. …
… Senandung serangga malam sisa satu dua yang terdengar dan mulai ditingkahi suara kokok ayam satu-satu bersahutan di kejauhan. …

6. Tokoh dan Karakternya

Istilah tokoh menunjuk pada orangnya, pelaku cerita, sedangkan karakter adalah watak. Karakter atau perwatakan menunjukkan pada sifat dan sikap para tokoh yang menggambarkan kualitas pribadi seseorang tokoh.

Tokoh cerita menempati posisi strategis sebagai pembawa dan penyampai pesan, amanat, atau sesuatu yang sengaja ingin disampaikan kepada pembaca.

Berikut ini adalah analisis tokoh dan karakter tokoh dalam cerpen “Rumah Kecil di Bukit Sunyi” beserta bukti kalimatnya.

a. Pak Kerto, sebagai tokoh utama/protagonis.

Tokoh Pak Kerto adalah seorang pria yang sudah cukup tua, memiliki seorang istri dan dua orang anak yang tinggal di kampung. Pak Kerto bekerja pada seorang pria yang ia panggil sebagai ‘juragan’.

Tiap hari Pak Kerto bekerja menanam dan memanen suatu jenis tanaman mirip cabai yang ia tak tahu apa namanya. Hingga suatu hari, Pak Kerto menemukan jawaban atas pertanyaannya itu.

Beberapa bukti kalimat :

1). Pak Kerto menjelujurkan kedua kakinya. Sebentar-sebentar tangannya mengurut-urut kedua kakinya yang kurus kering itu.

2). Tubuh Pak Kerto yang kurus itu masih saja tegak berdiri mematung memandangi juragannya yang terseok-seok jalan di pematang sawah.

3).Pak Kerto tertegun sejenak, rambutnya yang agak memutih diusapnya perlahan.

4). Sesampainya di kota nanti Pak Kerto ingin membelikan kain kebaya buat istrinya, juga dua sandal plastik buat kedua anaknya.

5). Ia sebenarnya tak habis berpikir, untuk apa juragan menanam pohon-pohon itu. Ia sendiri tak tahu, apa nama pohon yang bentuknya hampir mirip tanaman cabai. Dan ia hanya tunduk pada segala perintah juragannya lalu mendapat upah. Ya, hanya itu saja yang Pak Kerto lakukan.

b. Juragan, sebagai tokoh antagonis.

Ia berperawakan pendek dengan perut yang gendut. Seorang pria yang dianggap sebagai juragan oleh Pak Kerto. Namun, sebenarnya dia adalah orang licik yang telah menipu Pak Kerto.

Beberapa bukti kalimat :

1). Pintu tiba-tiba berderak dibuka seseorang dan disusul munculnya lelaki berperawakan pendek dengan perut yang gendut.

2). Dalam hati Pak Kerto ada rasa bahagia karena bisa membuat juragan senang yang berarti ia nanti akan mendapat tambahan upah.

3).Sementara Pak Kerto sendiri dilarang bergaul dengan orang-orang di sekitar perbukitan. Itu perintah juragan dan harus dipatuhi.

4). Sejauh ini Pak Kerto belum tahu, jenis apa dan untuk apa pohon-pohon itu ditanam.

5). “Bapak telah menanam dan menyimpan pohon ganja, padahal pohon-pohon ganja ini dilarang ditanam oleh pemerintah,” jawab polisi itu tegas.
“Tapi saya hanya disuruh juragan. Saya hanya melaksanakan perintah juragan, Pak,” kata Pak Kerto tertunduk.
“Saya mengerti keadaan Bapak. Juragan Bapak sekarang ada di tahanan polisi.”

c. Empat orang polisi, hanya sebagai pemeran pembantu yang bertugas untuk menangkap Pak Kerto dan juragannya karena telah melanggar aturan yaitu menanam pohon ganja.

Beberapa bukti kalimat :

1). Dan Pak Kerto merasa seluruh aliran darahnya terhenti ketika di depannya berhenti empat orang polisi dengan senjata di tangan.

2). “Jangan bergerak!” gertak salah seorang polisi. Sedangkan ketiga polisi lainnya langsung masuk ke rumah kecil itu.

3). “Maaf, bapak saya tangkap,” kata polisi yang habis menggertak tadi sambil mendekat dan memborgol kedua tangan Pak Kerto.

4) Polisi itu kemudian menyuruh Pak Kerto berjalan menuruni lereng perbukitan. Sedang ketiga polisi lainnya memanggul beberapa karung terigu yang berisi daun ganja dengan dibantu beberapa peladang yang kebetulan berada di sekitar perbukitan itu.

Baca: Mengidentifikasi Unsur Pembangun Karya Sastra dalam Teks Cerpen

Demikianlah pemaparan tentang unsur intrinsik cerpen berjudul “Rumah Kecil di Bukit Sunyi” yang tepat. Semoga bermanfaat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *