Cara Menulis Puisi dengan Teknik Tepat dan Mudah Dilakukan

Cara Menulis Puisi dengan Teknik Tepat dan Mudah Dilakukan

paket-wisatabromo.com – Seseorang dapat dikatakan dapat mengapresiasi puisi jika ia dapat mengidentifikasi unsur-unsur puisi, dapat memahami puisi, dan dapat menulis puisi.

Pada kesempatan kali ini, akan dibahas mengenai cara menulis puisi. Cara menulis teks puisi yang disajikan diharapkan dapat mempermudah kita dalam menulis teks puisi.

Cara menulis puisi merupakan keterampilan yang paling kompleks. Hal ini karena keterampilan menulis puisi adalah suatu proses perkembangan yang menuntut pengalaman.

Selain itu, keterampilan menulis puisi juga memerlukan waktu, dan Latihan. Dan memerlukan cara berpikir yang teratur untuk mengungkapkannya ide dalam bentuk bahasa tulis.

Keterampilan menulis puisi adalah kecakapan seseorang dalam merangkai keindahan yang terdapat dalam karya seni, keindahan itu kita rasakan sebagai rasa senang, gembira, bahagia, terharu, kagum dan takjub.

Cara menulis puisi dengan teknik tepat dan mudah dilakukan

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menulis puisi. Memperhatikan struktur fisik, batin puisi, dan gaya Bahasa.

1.Struktur fisik puisi

Struktur fisik puisi terdiri dari baris-baris puisi yang bersama-sama membangun bait-bait puisi. Bait-bait itu membangun kesatuan makna di dalam keseluruhan puisi sebagai sebuah wacana.

Adapun unsur-unsur yang termasuk dalam struktur fisik puisi: diksi, pengimajian, kata konkret, majas (meliputi lambang dan kiasan), versifikasi (meliputi rima, ritma, dan metum), tipografi, dan sarana retorika.

2. Struktur Batin puisi

Struktur batin ada empat unsur hakikat puisi, yakni: tema (sense), perasaan penyair (feeling), nada atau sikap penyair terhadap pembaca (tone), dan amanat (intention).

Baca: Struktur Batin Puisi : Tema, Perasaan, Nada dan Amanat yang Tepat

Puisi diciptakan dalam suasana perasaan yang intens yang menutut pengucapan jiwa yang spontan dan padat. Dalam puisi, seseorang berbicara dan mengungkapkan dirinya sendiri secara ekspresif.

3. Gaya Penyampaian Ide

Dalam menulis puisi kita perlu memikirkan cara penyampaiannya. Cara penyampaian ide atau perasaan dalam berpuisi disebut gaya bahasa atau majas.

1).Pengertian Gaya bahasa adalah perkataan yang terungkap karena perasaan yang timbul atau hidup dalam hatimu dan mampu menimbulkan suatu perasaan tertentu dalam hati pembaca.

2).Gaya bahasa membuat kalimat-kalimat dalam puisi menjadi hidup, bergerak, dan merangsang pembaca untuk memberi reaksi tertentu dan berkontemplasi atas apa yang dikemukakan penyair. Ide dalam sebuah puisi cenderung disampaikan secara tidak langsung.

Menentukan:

tema

judul

kata kunci

pengembangan ide

mengendapkan ide

gaya bahasa

suasana

 

Menentukan Tema

Pertama, pilihlah satu tema yang kita inginkan sebagai acuan dalam membuat puisi agar puisi kita lebih menarik. Tema puisi ada banyak sekali. Jadi, sebisa mungkin pilihlah tema yang benar-benar menarik.

Tema yang dipilih bisa tentang keindahan alam, kebangsaan, kasih sayang, Moral, sosial, keagamaan, kesedihan, atau tema apa saja, dll. Tema yang menarik adalah mampu menyentuh perasaan pembaca atau pendengarnya.

Menuliskan Judul

Setelah menentukan tema, langkah selanjutnya adalah menentukan judul yang berpacu pada tema. Upayakan judul menarik dan mudah diingat.

Menentukan Kata Kunci

Setelah menentukan tema, langkah-langkah menulis puisi selanjutnya adalah menentukan kata kunci dan kemudian mengembangkan kata tersebut. Jika telah menemukan tema, misalnya tadi kesetiaan, maka selanjutnya adalah menemukan kata kunci yang berkaitan dengan kesetiaan tersebut.

Apabila sudah dirasa cukup untuk memulai membuat puisi, maka tinggal mengembangkannya dalam sebuah kalimat atau larik puisi. Misalnya satu kata kunci digunakan untuk satu larik. Atau bisa saja, satu kata kunci kemudian dikembangkan menjadi satu bait.

Selanjutnya adalah mengembangkan semua langkah di atas menjadi puisi yang indah. Susun kata-kata, larik-larik puisi menjadi bait-bait. Kembangkanlah menjadi satu puisi yang utuh dan bermakna.  Harus ingat bahwa puisi bukanlah sebuah artikel. Tulisan yang dibuat untuk puisi harus ringkas, padat, sekaligus indah. Pilihlah kata yang sesuai yang mewakili unsur keindahan sekaligus makna yang padat.

Ingatlah tiga hal yang berkaitan dengan kata dan larik dalam menulis puisi, yaitu: kata adalah satuan rangkaian bunyi yang ritmis atau indah, atau yang merdu, makna kata bisa menimbulkan banyak tafsir, mengandung imajinasi mendalam tentang hal yang dibicarakan

Mengendapkan Ide

Setelah ide diperoleh, penulis harus berjuang untuk mewujudkannya dalam bentuk puisi. Pada tahap ini, penulis memerlukan perenungan untuk mengolah dan memperkaya ide yang didapat dengan pengalaman batin. Misalnya, untuk menulis puisi anak penjual koran, kita dapat merenung bagaimana jika kita yang menjadi penjual koran itu.

Menggunakan Gaya Bahasa

Cara menulis puisi selanjutnya adalah dengan menggunakan gaya bahasa. Salah satunya adalah dengan majas misalnya majas perbandingan atau majas metafora misalnya.

Contoh pilihan kata dan majas:

pita hitam (belasungkawa)

dewi malam (bulan)

aku ini binatang jalang (orang yang bebas, tidak mau terikat)

mau hidup seribu tahun lagi (tak ingin mati)

Mewujudkan ide menjadi puisi

Untuk mewujudkan ide menjadi sebuah puisi dibutuhkan keterampilan berbahasa karena bahasalah yang kita gunakan sebagai media ekspresi. harus bergelut dan bergulat dengan kata-kata.

Kreativitas kita untuk memilih diksi dan majas ditantang pada tahap ini. Kita harus mampu menemukan kata-kata yang tepat untuk mengekspresikan puisi kita.

Keindahan puisi kita dapat terlihat dari tepat tidaknya kita memilih, menjalin, dan menggunakan kata-kata pada tempatnya yang wajar. Semakin sering kita menulis puisi, kita akan semakin terampil mengekspresikan puisi dalam bahasa yang indah (estetis).

d. Mengedit Hasil Tulisan

Setelah selesai menulis puisi, kita dapat melakukan editing secara kritis terhadap puisi yang telah kita buat. Apabila perlu, puisi tersebut dapat dimodifikasi, direvisi, ditambah, atau dihilangkan bagian-bagian yang tidak sesuai.

Proses editing juga dapat dilakukan dengan membandingkan puisi kita dengan puisi orang lain. Selain itu juga mendiskusikan puisi dengan orang lain untuk mendapatkan masukan bagi penyempurnaan karya tersebut, terutama terkait dengan tema, diksi, gaya bahasa, citraan (imaji), dan perwajahannya.

Baca:

Di bawah ini dicontohkan seorang dapat menulis berdasarkan latar belakang peristiwa sering kali mengiringi seseorang di dalam penciptaan puisi. Misalnya, ketika turun hujan. Seseorang kemudian tergerak untuk menuangkannya ke dalam kata-kata indah yang berbait-bait.

Hujan Tiba

Tatkala malam tiba

Hujan turun dengan derasnya

Sampah di jalanan disapunya

Hingga bersih tak tersisa

Petir menyambar-nyambar

Membuat kaca jadi bergetar

Setiap suara hampir tak terdengar

Suasana alampun menjadi samar

Sayup-sayup terdengar bunyi-bunyian

Beberapa katak bermandikan hujan

Bernyanyi bergembira riang

Sambil bercanda dan berdendang

Sofia Herlinawati

Puisi di atas bercerita tentang hujan. Mungkin saja peristiwa itu merupakan hal yang biasa bagi banyak orang. Akan tetapi, setiap orang akan memiliki kesan ataupun pengalaman batin yang berbeda-beda tentang peristiwa itu, bergantung pada pengalaman, suasana hati, pikiran, dan sebagainya. Dengan perbedaan-perbedaan itu pula, puisi yang tercipta pun akan berbeda-beda pula.

Contoh lainnya adalah puisi tentang Corona. Puisi ini dibuat ketika musim wabah corona yang mulai ada di Indonesia pada awal bulan Maret 2020. Puisi tentang pandemi corona atau Covid-19, yang penyebarannya semakin masif di Indonesia.

“Siapah Engkau, Corona”.

 

Siapakah Engkau, Corona

Sejak engkau datang, kami mengurung diri

dalam rumah. Mengunci pintu dan jendela, menutup

Lubang angin, menutup segala yang terbuka dari rasa

takut. Padahal kami tak tahu, engkau ada di luar

Atau di dalam tubuh kami.

 

Siapakah engkau, Corona?

Engkau mengusir kami dari Jalan-jalan, mal, pasar,

kantor-kantor, sekolah, kampus-kampus, bahkan

dari rumah ibadah kami. Padahal kami selalu tak mampu

untuk keluar dari keramaian dalam kepala kami.

Siapakah engkau, Corona.

Engkau datang seperti bala tentara dalam

operasi senyap. Menembaki ribuan orang

di seluruh dunia dengan peluru kecemasan,

padahal kami hanya orang biasa yang tak

Punya senjata, yang selalu percaya bahwa

perang hanya untuk para tentara.

 

Siapakah engkau, Corona?

Hari ini, kami memang akhirnya mengunci diri

Dalam rumah, tapi kami tidak sedang menyerah.

Peluru-peluru sedang kami siapkan dari doa-doa

yang setiap saat kami rapalkan. Kami punya iman

yang setiap waktu menyala dalam kegelapan.

Tapi siapakah engkau, Corona.

Apakah engkau hanya datang sebagai pengecut, yang

menyerang saat kami buta. Saat kami kerap lalai

menyalakan api iman dalam dada. Saat kami terlalu

bahagia dengan gemerlap dunia, dan lupa pada

dosa-dosa.

Corona, siapapun engkau, kami tak lagi peduli.

Karena hari ini, kami sedang berdiam dalam diri,

mencari tahu, siapakah kami sesungguhnya

dalam tubuh yang fana.

Marhalim Zaini, 2020

Demikianlah pembahasan mengenai Menulis Teks Puisi dengan teknik tepat dan mudah dilakukan. Semoga bermanfaat.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *