Cara Menyajikan Teks Drama dengan Mudah
paket-wisatabromo.com-Salam jumpa lagi. Salam kompak dan sehat selalu. Tetap semangat ya! Belajar bahasa Indonesia itu mengasyikkan. Cara mudah mencintai negeri ini dengan belajar bahasa Indonesia lho. Pelajaran kamu sudah sampai jenis teks drama, kan? Nah, bagaimana cara menyajikan teks drama akan kamu pelajari dalam artikel ini. Inget lho, cara menyajikan teks drama ini dilakukan dengan mudah. Kamu tidak bakalan pusing membuat teks drama. Ikuti, ya!
Cara menyajikan teks drama ini merupakan materi pelajaran buat kamu yang masih di kelas 8 SMP MTs semester 2. Ayo, buruan belajarnya. Kamu akan menjadi seorang penulis teks drama yang handal lho kamu kamu mau. Ingat juga ya, pelajaran ini merupakan pelajaran kecakapan hidup atau lifeskill. Tentu kamu mengerti maksudnya.
Materi pelajaran mengenai cara menyajikan teks drama ini digolongkan ke dalam aspek keterampilan. Kamu diminta oleh kurikulum agar terampil menyajikan teks drama. Apabila kamu terampil menyajikan teks drama, kamu sudah bisa mencapai life skill.
Cara Menyajikan Teks Drama
Drama dapat disajikan melalui teks atau naskah dan pementasan. Naskah atau teks drama dapat disusun sendiri. Kemudian naskah tersebut dipentaskan.
Cara Menyajikan Teks Drama
Untuk menyusun teks drama, kamu harus mengikuti cara-caranya. Berikut ini adalah cara menyajikan teks drama.
1. Ciptakan tokoh utama
Inti drama adalah dialog. Dialog diucapkan oleh tokoh. Tokoh yang mencaji pusat cerita adalah tokoh utama. Oleh karena itu, cara pertama dalam menyajikan teks drama adalah menentukan tokoh utama.
Kamu harus menentukan nama tokoh, perwatakan, dan gayanya. Untuk gaya, bisa kamu tentukan gaya bicara, warna suara, dan gaya bertindak atau berperilaku.
Dengan begitu, kamu telah menentukan inti drama. Kamu tentu ingat bahwa inti drama akan menjadi nyawanya sebuah drama.
2. Ciptakan konflik yang menjadi inti cerita
Konflik adalah permasalahan yang menjadi inti cerita. Tiap cerita digerakkan oleh konflik. Oleh karena itu, setelah tokoh utama ada, cara selanjutnya adalah menentukan konflik utama. Konflik utama itu harus terjadi pada tokoh utama.
Sebagai contoh konflik yang terjadi pada Satrio adalah dihadang oleh siswa SMA yang ingin balas dendam.
Contoh konflik lainnya adalah Rika tidak bisa menjawab pertanyaan guru karena tidak pernah belajar.
Ada juga konflik tokoh dengan benda. Misalnya, ban sepeda motor kempes padahal jauh ke bengkel seperti yang dialami Winda dan Dina dalam drama “persahabatan.”
3. Ciptakan latar yang mendukung
Latar meliputi tempat, waktu, dan suasana. Ketiga latar tersebut harus kamu ciptakan untuk mendukung cerita. Latar yang tepat dan baik akan menghidupkan cerita dalam drama yang kamu sajikan.
Perlu kamu perhatikan ya, bahwa latar yang kamu ciptakan harus memungkinkan untuk diwujudkan dalam panggung. Hal ini akan memudahkan sutradara dalam pementasan drama yang kamu sajikan dalam bentuk teksnya.
Sebagai contoh latar cerita tiga anak sekolah beristirahat dan berbincang di kantin sekolah tentang kesulitan Rika menjawab pertanyaan gurunya. Padahal menurut temannya, pertanyaan itu gampang sekali.
Contoh latar lainnya yang mudah diwujudkan adalah ban sepeda motor Winda dan Dina kempes di perjalanan yang sunyi. Benda yang harus diwujudkan adalah motor kempes dan di kiri kanannya pohonan di tepi jalan.
Latar seperti itu, mudah disiapkan apabila teks drama kamu akan dipentaskan. Sebaliknya, latar kejar-kejaran mobil antara polisi dengan penjahat akan sulit diwujudkan jika teks drama kamu akan dipentaskan.
Contoh latar lainnya yang sulit diwujudkan adalah lomba renang di laut. Waduh, cukup pusing bagi sutradara untuk mewujudkan laut di dalam sebuah pentas.
Jadi, intinya penciptaan latar harus memikirkan mudah sukarnya bagi sutradara untuk mewujudkannya. Terutama yang menjadi fokus perhatian adalah penciptaan latar tempat.
4. Susunlah alur cerita
Setelah tokoh, konflik, dan latar terbentuk, kamu harus menyusun alur atau plot dari ketiganya.
Alur adalah jalannya cerita yang terangkai dari peristiwa-peristiwa yang dialami tokoh utama. Namun, perlu kamu ingat ya bahwa alur cerita jangan dibuat asal-asalan. Buatlah alur yang logis alias masuk akal. Urutan-urutan peristiwa yang dialami tokoh itu harus berlangsung secara wajar.
5. Buatlah kerangka
Kerangka teks drama dapat kamu susun dengan berpikir pada peristiwa apa saja yang akan terjadi. Peristiwa apa yang harus tampil pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya.
Nah, dari peristiwa-peristiwa yang akan terjadi itulah kamu susun secara logis sehingga membentuk satu kesatuan cerita yang utuh dan lengkap.
Contoh Kerangka Teks Drama
a. Dina diminta ibunya untuk mengantarkan barang titipan tantenya.
b. Dina meminta Winda untuk menemaninya ke rumah tantenya.
c. Di tengah perjalanan, motor Dina bannya kempes dan tidak ada bengkel di sekitar jalan yang mereka lewati.
d. Ada tawaran mobil box yang lewat untuk mengangkut motor Dina, tetapi mahal
e. Dina tidak sanggup membayar ongkos angkutnya.
f. Walaupun sudah kelelahan, Dina tetap mendorong motornya sambil mencari bengkel.
g. Secara kebetulan, Astrid dan Hesti melihat mereka saat sedang mendorong motor.
h. Astrid pun memberikan pertolongan kepada Winda dan Dina dengan cara mendorong motor secara bergantian hingga sampai di sebuah bengkel.
6. Kembangkan kerangka menjadi teks drama
Berdasarkan kerangkan teks drama tersbut, kamu dapat menyusun teks drama. Caranya dengan mengembangkan setiap butir kerangka menjadi dialog antara Dina, Winda, Pengemudi mobil box, Astrid, dan Hesti.
Contoh Teks Drama
Berikut ini adalah contoh teks drama berdasarkan kerangka teks drama yang telah kamu susun. kamu beri judul dulu ya, misalnya “Persahabatan.”
Persahabatan
Dina diminta ibunya untuk mengantarkan barang titipan tantenya. Dina meminta Winda untuk menemaninya ke rumah tantenya. Di tengah perjalanan, motor Dina bannya kempes dan tidak ada bengkel di sekitar jalan yang mereka lewati. Secara kebetulan, Astrid dan Hesti melihat mereka saat sedang mendorong motor. Astrid pun memberikan pertolongan kepada Winda dan Dina dengan cara mendorong motor secara bergantian hingga sampai di sebuah bengkel.
Bagian Dialog
Dina : “Win, besok pagi kan libur sekolah… kamu ada waktu nggak untuk nemenin aku ke rumah tanteku?”
Winda : “Besok? Aku belum tahu ya… emangnya kamu ada perlu apa ke rumah tante kamu?”
Dina : “Aku disuruh ibuku nganterin barang titipan tanteku.”
Winda : “Emangnya barang apa?”
Dina : “Aku belum tahu. Entah apa barangnya. Gimana, kamu besok bisa apa nggak?”
Winda sebenarnya ada acara sendiri, namun dia sulit menolak permintaan Dina.
Winda : “Besok aku anterin kamu. Jam berapa besok? Aku Ya sudah deh, ke rumah kamu atau kamu yang ke rumahku?”
Dina : “Terserah kamu deh, jam 08.00 atau jam 09.00 gitu… kalau kamu mau mending kamu aja yang ke rumah aku.”
Winda : “Ya sudah, besok jam 08.30 aku ke rumah kamu, terus kita langsung ke rumah tante kamu.”
Keesokan harinya Winda dan Dina berangkat menuju rumah tante si Dina yang jaraknya sekitar 20 km dari rumah Dina. Pas di tengah-tengah jalan motor yang dikendarai Dina bannya bocor, dan tidak ada tempat penambalan ban di sekitar situ. Dhussss… bunyi ban motor Dina
Dina : “Aduh… gimana nih, bannya bocor? Kayaknya pecah nih ban!”
Winda : “Gimana ya… nggak ada bengkel tambal ban lagi di sini.”
Mereka bedua pun mendorong motor tersebut sambil keringat membasahi tubuh mereka. Setelah hampir 30 menit mendorong motor, tiba-tiba ada sebuah mobil box yang menghampiri mereka. Pengendara mobil box itu menawarkan jasa pengangkutan motor hingga ke bengkel terdekat kepada Dina.
Sopir mobil box: “Kenapa non? Bannya bocor ya?”
Dina : “Iya. Bisa minta tolong angkutin motor aku sampai bengkel nggak?
Sopir mobil box : “Bisa saja, tapi kasih ongkos 100 ribu ya?”
Dina : “Kok mahal amat, Bang? 50 ribu ya?”
Sopir mobil box itu menolak, alhasil Dina dan Winda harus meneruskan mendorong motor mereka.
Sopir mobil box : “Murah amat non… ya sudah kalau nggak mau.”
Setelah mendorong motor selama 45 menit, tiba-tiba ada salah seorang sahabat Winda, yaitu Astrid yang kebetulan lewat di jalan itu. Astrid bersama adiknya bernama Hesti.
Astrid : “Stop… stop, Hes…”
Hesti : “Kenapa kak? Ada apa?”
Astrid : “Itu kayaknya Winda deh… Win… Win…”
Winda : “Eh itu Astrid…”
Astrid : “Motor kamu bocor bannya? kasihan sekali… kamu mau kemana nih?”
Winda : “Nih, aku mau nganterin Dina ke rumah tantenya. Nggak tahu nih, bengkel kayaknya masih jauh… aku udah capek banget dorong motor dari tadi.”
Astrid berusaha memberi pertolongan kepada sahabatnya itu, namun dia juga tidak bisa berbuat banyak karena di sekitar itu memang cukup sepi.
Astrid : “Aduh… gimana ya… ok, gini aja… kalian kan sudah capek banget nih. Sekarang biar aku yang dorong motor kamu, terus kamu bawa motor aku sambil ngikutin dari belakang.”
Winda : “Emang kamu nggak kecapekan entar? berat lo dorong motor ini…”
Astrid : “Ya tentu saja ku bakal capek, makanya kita gantian gitu…”
Motor tersebut didorong oleh mereka berempat secara bergantian hingga akhirnya mereka tiba di salah satu bengkel tambal ban.
Baca:
Demikianlah pembahasan mengenai cara menyajikan teks drama. Semoga bermanfaat.