Cara Menyimpulkan Unsur Intrinsik Cerpen dengan Tepat

Cara Menyimpulkan Unsur Intrinsik Cerpen dengan Tepat

paket-wisatabromo.com – Cara menyimpulkan unsur instrinsik cerpen adalah membuat pendapat terakhir berkaitan dengan unsur instriksik cerpen.

Unsur intrinsik cerpen meliputi tema, amanat, latar, alur, penokohan, sudut pandang, dan gaya bahasa.

Sebelum membahas mengenai Cara menyimpulkan unsur intrinsik cerpen, baiknya kita ingat kembali pembahasan mengenai unsur intrinsik cerpen.

Tema

merupakan ide pokok cerpen yang menentukan nada, pembawaan cerpen dan berisi persoalan pokok sebuah cerpen atau ide cerpen.

Cara memperoleh tema cerpen dapat melalui hasil pengamatan pengarang terhadap berbagai peristiwa dalam kehidupan ini.

Kita dapat memahami tema sebuah cerpen jika sudah membaca cerpen tersebut secara keseluruhan.

Amanat

adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembacanya.

Pesan dapat berupa anjuran untuk melaksanakan kebaikan-kebaikan dalam kehidupan atau larangan untuk meninggalkan sesuatu keburukan karena akan merugikan pembaca.

Latar

Dalam sebuah cerpen menunjuk pada tempat, waktu, dan suasana terjadinya peristiwa-peristiwa yang dicerpenkan. fungsi Latar dalam cerpen adalah memberikan pijakan cerpen secara konkret (nyata) dan jelas.

Hal ini penting untuk memberikan kesan realistis kepada pembaca, menciptakan suasana tertentu yang seolah-olah sungguh-sungguh ada dan terjadi.

Latar dapat dibedakan menjadi tiga yaitu latar tempat, latar waktu, dan latar suasana.

Sudut Pandang

adalah visi pengarang dalam memandang suatu peristiwa dalam cerpen.

Ada beberapa macam sudut pandang, diantaranya sudut pandang orang pertama (gaya bahasa dengan sudut pandang “aku”), sudut pandang peninjau (orang ketiga).

Alur

adalah urutan peristiwa yang berdasarkan hukum sebab-akibat. Isi Alur tidak hanya mengemukakan apa yang terjadi. Akan tetapi menjelaskan kenapa hal ini bisa terjadi.

Kehadiran alur dapat membuat cerpen berkesinambungan. Ada lima tahapan dalam alur: perkenalan, penanjakan, klimaks, puncak klimaks, anti klimaks atau penyelesaian

Tokoh

menunjuk pada orangnya, pelaku cerita. Sedangkan karakter adalah watak.

Karakter atau perwatakan menunjukkan pada sifat dan sikap para tokoh yang menggambarkan kualitas pribadi seseorang tokoh.

Secara umum, kita mengenal tokoh protagonis, antagonis, dan tritagonis. Tokoh protagonis yang merupakan pengejawantahan norma-norma, nilai-nilai yang ideal bagi kita.

Tokoh protagonis menampilkan sesuatu yang sesuai dengan pandangan dan harapan pembaca.

Adapun tokoh antagonis adalah tokoh yang menyebabkan terjadinya konflik. Tokoh antagonis merupakan penentang tokoh protagonis.

Sedangkan tokoh tritagonis adalah tokoh yang mendukung tokoh utama.

Tokoh tritagonis merupakan tokoh yang biasanya membantu tokoh protagonis menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya.

Penokohan

Bersisonim dengan perwatakan: penentuan sifat tokoh dalam cerita.

Ada 2 teknik untuk memperlihatkan penokohan perwatakan yaitu: teknik analitik (menyebutkan secara langsung), dan teknik dramatik (secara tidak langsung)

Gaya bahasa

adalah cara khas penyusunan dan penyampaian dalam bentuk tulisan dan lisan.

Ruang lingkup dalam tulisan meliputi penggunaan kalimat, pemilihan diksi (pilihan kata), penggunaan majas, dan penghematan kata.

Jadi, gaya merupakan seni pengungkapkan seorang pengarang dalam karyanya.

Majas yang sering digunakan dalam cerpen untuk menghidupkan cerita antara lain: personifikasi, hiperbola, litotes, metafora, dan perumpamaan.

Personifikasi

adalah majas yang memberikan sifat kemanusiaan atau insani kepada benda mati yang sejatinya tidak memiliki sifat kemanusiaan.

Selain diberikan kepada benda mati, majas berjenis personifikasi juga sering diimbuhkan kepada makhluk hidup yang bukan manusia seperti tumbuhan dan hewan.

Contoh: Tadi pagi aku terbangun saat kulihat cahaya matahari mengintip di balik jendela kamar sehingga aku harus bangun.

Hiperbola

Umumnya majas ini digunakan dalam kalimat untuk menyampaikan suatu tujuan dengan melebih-lebihkan gaya bahasanya. Contoh: Suara keras menggelegar membelah bumi.

Perasaanku teriris-iris mendengar kisahnya. Darahnya mengalir menganak sungai. Suara klakson itu membara di angkasa sana. Terik matahari membakar tulangku.

Litotes

adalah majas yang mengungkapkan perkataan dengan rendah hati dan lemah lembut. Biasanya hal ini dicapai dengan menyangkal lawan daripada hal yang ingin diungkapkan.

Contoh: Akan kutunggu kehadiranmu di bilikku yang kumuh di desa. Wanita itu parasnya tidak jelek.

Metafora

Metafora adalah pemakaian kata atau kelompok kata bukan dengan arti yang sebenarnya, melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan persamaan atau perbandingan.

Contoh:Engkau belahan jantung hatiku sayangku. Raja siang keluar dari ufuk timur. Jonathan adalah bintang kelas dunia. Raja malam telah keluar dari paraduannya.

Perumpamaan

adalah majas yang biasanya didahului oleh perkataan seperti “seolah-olah”, “ibarat”, “bak”, “seperti”, “laksana”, “macam”, “bagai”, dan “umpama”, untuk menyamakan suatu hal dengan hal lain. Contoh: Malam bagai siang seterang hatiku.

Cara menyimpulkan unsur intrinsik cerpen sebagai berikut.

1. Membaca cerpen dengan penuh konsentrasi dengan teknik membaca cepat

2. Memahami unsur intrinsik dalam cerpen yang dibaca

3. Menetapkan unsur intrinsik dalam cerpen yang dibaca

4. Menentukan simpulan unsur intrinsik cerpen

Contoh
Arti Kejujuran

Waktu itu, saat aku masih duduk di bangku SMP, aku mengerti tentang apa itu kejujuran. Pilihan untuk berbohong dan jujur, hal itu yang aku hadapi saat aku menghadapi ujian sekolah.

Saat ujian, teman sekelasku banyak yang mencontek dengan berbagai cara. Ada yang membawa catatan kecil hingga menyembunikan buku di bawah meja.

“Zul, lo mau nyontek ga? Gue bawa contekan nih” bisik Fadil di sebelahku saat ujian berlangsung.

“Wih! Boleh juga” ucapku dengan mengambil kertas kecil darinya.

Pada saat itu, aku masih belum percaya buah dari sebuah kejujuran. Aku akan mencontek jika menghadapi ujian matematika, fisika hingga kimia, karena aku kurang begitu suka dengan angka.

Hingga akhirnya pengumuman kenaikan kelas pun tiba, aku dan teman-temanku begitu tegang saat menunggu nilai rapot yang akan diberikan.

Setelah kuterima rapot dari wali kelas, lalu wali kelasku mengatakan bahwa aku naik kelas.

Namun, saat aku membuka rapot itu aku melihat nilai pelajaran matematika, fisika serta kimia mendapat nilai yang kurang memuaskan bahkan kurang dari rata-rata.

Saat itu kumerenung, bernostalgia di saat aku ujian dan mencontek di salah satu mata pelajaran tersebut, kemudian hasilnya mendapat nilai buruk.

Sedangkan mata pelajaran yang lain yang aku kerjakan dengan kemampuanku meraih hasil yang baik.

Lalu hal tersebut aku terapkan untuk menghadapi ujian di kelas berikutnya. Ketika ujian nanti, diriku niatkan untuk berusaha jujur dalam mengerjakan soal yang diberikan, sesulit apapun.

Kali ini materi yang telah kupelajari dan yang diajarkan guruku di kelas semuanya keluar. Tanganku menuliskan jawaban di LJK dengan tenang tanpa suatu keraguan.

Hingga akhirnya pelaksanaan ujian pun selesai, kini hanya tinggal menunggu hasilnya.

Hari pembagian rapot pun tiba. Aku kembali tegang dengan hasil yang akan aku dapat nanti.

Kemudian ibu wali kelas membacakan satu per satu para siswa yang meraih peringkat lima besar paralel hingga tepat pembacaan siswa yang meraih peringkat pertama

“Siswa yang meraih peringkat pertama adalah…” ucap ibu wali kelas,

Semua siswa begitu tegang menunggu kelanjutan ucapan dari ibu wali kelas tersebut.

“Zulfikar Al Husein” ucapnya sambil mengarahkan matanya padaku.

Diiringi bahagia dan harus atas kerja kerasku belajar selama ini tidak sia-sia.

Kemudian semua teman memberi selamat padaku, lalu ibu wali kelas mengatakan padaku bahwa peraih peringkat pertama akan mendapat beasiswa sekolah di SMA.

Diriku begitu senang mendengarnya. Anggapanku tentang kejujuran itu memang benar “kalau jujur itu membawa bahagia walau awalnya itu sulit”

TemaKejujuran
AmanatBerbuatlah jujur setiap saat
Latar tempat Di kelas

Lalu hal tersebut aku terapkan untuk menghadapi ujian di kelas berikutnya.

Latar waktu: Waktu itu

Waktu itu, saat aku masih duduk di bangku SMP, aku mengerti tentang apa itu kejujuran.

Latar suasana menegangkan

Hingga akhirnya pengumuman kenaikan kelas pun tiba, aku dan teman-temanku begitu tegang saat menunggu nilai rapot yang akan diberikan

Sudut Pandang

Orang pertama

Pada saat itu, aku masih belum percaya buah dari sebuah kejujuran.

Baca:

Alur: Maju

Aku memahami arti kejujuran

Saat ujian temanku menyontek dengan barbagai cara

Aku ikut menyontek dalam maple tertentu hasilnya jelek.

Pada ujian berikutnya, aku tidak menyontek.

Hasilnya baik bahkan peringkat satu di kelas.

Aku memahami bahwa Kejujuran itu membahagiakan.

Tokoh dan Penokohan

Aku: Jujur dan meyakini kejujuran itu akan membahagiakan.

Teman-teman: menyontek, tidak jujur saat ulangan

Demikianlah pembahasan mengenai Cara Menyimpulkan Unsur Intrinsik Cerpen dengan Tepat. Semoga bermanfaat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *