Kenalkan Anak pada Istilah, Makna, Sejarah Lebaran Ketupat
paket-wisatabromo.com – Tidak afdal kalau lebaran tidak ada ketupat. Lebih tidak afdal lagi jika lebaran ketupat tidak ada ketupat. Rasanya ada yang kurang pas. Karena ketupat sudah identik dengan lebaran, apalagi dalam lebaran ketupat.
Perasaan semacam ini mungkin belum dirasakan oleh anak. Karena anak belum memahami makna lebaran ketupat. Apalagi sejarah ketupat atau lebaran ketupat.
Oleh karena itu, pada momen penting ini akan dibahas tentang makna dan sejarah lebaran ketupat. Hal ini bertujuan agar anak dapat tambahan wawasan. Anak kita akan menjadi lebih kaya dengan berbagai informasi.
Istilah Lebaran Ketupat
Ketupat memiliki dua bentuk. Secara umum, bentuk ketupat memiliki sudut 7, dan berbentuk jajaran genjang bersudut 6. Masing-masing bentuk memiliki alur anyaman yang berbeda.
Bahan untuk membuat ketupat adalah daun janur. Janur yang digunakan berukuran Panjang dengan usia yang sedang. Artinya adalah janur yang dipilih tidak terlalu tua dan juga tidak terlalu muda.
Istilah Lebaran Ketupat mempunyai arti yang berbeda-beda di tiap daerah. Di Boyolali terkenal dengan sebutan Ketupat Syawalan yang dilaksanakan di lereng Gunung Merapi.
Di Pesisi Jawa Timur, Lebaran ketupat sering disebut dengan istilah “kupatan.” Di beberapa daerah tertentu seperti Trenggalek, jawa Timur, Lebaran Ketupat dirayakan secara lebih istimewa.
Pada saat Lebaran Ketupat, masyarakat Trenggalek mengadakan kirab tumpeng raksasa. Tumpeng raksasa itu dibuat dari ribuan ketupat yang disusun mengerucut. Hal ini dilakukan setelah mereka saling bersilaturahin antarkeluarga, saudara, kerabat, maupun tetangga.
Di bagian bawah tumpeng raksasa, disajikan beragam lauk pauk yang nikmat untuk menemani hidangan ketupat. Tumpeng dibawa berkeliling kampung sebelum diantar ke lapangan dan menjadi rebutan warga maupun pengunjung. Hal ini menambah semaraknya perayaan Lebaran Ketupat.
Di Pulau Lombok, pemeluk agama Islam juga merayakan Lebaran ketupat. Sebutan Lebaran Ketupat di Pulau Lombok adalah “Lebaran Topat.” Pada Lebaran Topat, mereka berziarah ke makam leluhur, zikir, lalu makan ketupat bersama di pantai.
Istilah, Makna, Sejarah Lebaran Ketupat
Makna Lebaran Ketupat
Lebaran adalah hari raya Umat Islam sehabis menjalankan ibadah puasa. Lebaran ketupat adalah lebaran umat Islam setelah menjalankan puasa sunnah sebanyak 6 hari pada bulan Syawal.
Ketupat terbuat dari janur, yakni daun kelapa yang masih muda. Daunnya berwarna kuning. Janur kuning, menurut filosofi orang Jawa diyakini bisa menolak bala. Bala adalah nasib buruk. Oleh karena itu, ketupat selalu ada dalam upacara adat.
Janur diartikan sebagai kependekan dari “jatining Nur.” Artinya adalah memiliki cita-cita untuk mencapai cahaya Illahi dengan hati yang bersih. Agar kita bisa mencapainya, kita harus selalu ingat pada Tuhan, untuk selalu menjalankan perintah dan larangannya.
“Ketupat” berasal dari kata “kupat”. “Kupat” merupakan akronim dari “Ngaku Lepat” dan “Laku Papat.” (Slamet Mulyono).
“Ngaku Lepat” diwujudkan dengan tradisi sungkeman kepada orang tua. Prosesi sungkeman memperlihatkan bagaimana seorang anak bersimpuh dan meminta maaf kepada orang tua. Anak menunujukkan rasa tidak angkuh dan benar-benar memuliakan orang tua.
“Ngaku Lepat” tidak hanya kepada orang tua, tetapi juga berlaku pada kerabat, tetangga, dan teman-teman. Melalui bersalaman, saling berbagi, dan makan ketupat, masyarakat Jawa menampakkan keinginan untuk maaf memaafkan.
“Laku papat” pada kata ketupat mempunyai 4 makna, yaitu lebaran, luberan, leburan, dan laburan. Lebaran berarti selesai, usai atau berakhirnya masa berpuasa pada bulan Ramadhan dan kesiapan menyongsong kemenangan. Kenalkan Anak pada Istilah, Makna, Sejarah Lebaran Ketupat
Luberan bermakna melimpah atau meluber bagaikan air yang meluber dari wadahnya. Istilah ini memiliki makna budaya untuk membagikan berkah lebaran kepada orang yang membutuhkan.
Leburan berarti melebuh habis dosa-dosa manusia dengan saling memaafkan. Dan, “Laburan” berasal dari kata “labur” atau “kapur” yang memiliki warna putih. Labur dimaknai dapat menjernihkan. Sama dengan hati manusia setelah lebaran ketupat.
Makna Lebaran ketupat adalah sebagai pelengkap kemenangan. Kemenangan setelah kita menjalankan ibadah puasa selama satu bulan penuh. Jadi, bagi masayarakat Jawa, terdapat dua kali perayaan lebaran, yakni pada 1 dan 8 Syawal.
Istilah, Makna, Sejarah Lebaran Ketupat
Perayaan ketupat pada tanggal 1 Syawal sebagai tanda selesainya dan menangnya kita setelah ibadah puasa Ramadhan satu bulan. Perayaan pada tanggal 8 Syawal sebagai tanda selesainya puasa 6 hari di bulan Syawal.
Filosofi “ketupat” antara lain mencerminkan banyak dan beragamnya kesalahan manusia. Hal ini tergambarkan oleh rumitnya bungkusan atau selongsongan ketupat.
Selain itu, filosofi “ketupat” menggambarkan kesucian hati. Ketika ketupat dibuka, isinya berwarna putih yang menncerminkan kebersihan dan kesucian hati. Kebersihan dan kesucian hati akan dimiliki seseorang setelah saling memaafkan.
Makna filosofi “ketupat” yang lain adalah mencerminkan kesempurnaan. Hal ini terlihat melalui bentuk ketupat yang begitu sempurna dihubungkan dengan kemenangan Umat Islam mencapai Idul Fitri setelah berpuasa.
Makna filosofi “ketupat” yang lainnya lagi adalah “Kupa santen” merupakan akronim dari “Kulo lepat nyuwun pangapunten.” Artinya adalah “saya salah mohon maaf.”
Istilah, Makna, Sejarah Lebaran Ketupat
Sejarah Lebaran Ketupat
Tidak afdal kalau anak kta tidak mengenal Sejarah Lebaran Ketupat. Ada peribahasa tak kenal maka tak sayang. Untuk menambah wawasan, baiknya momen lebaran ketupat ini kita ceritakan pada anak. Lakukan dengan cara santai sambil membuat ketupat. Atau menjelang anak tidur.
Maksud lebaran ketupat merupakan tradisi masyarakat Jawa yang sudah turun-temurun. Lebaran ketupat sering dilaksanakan di daerah pesisir. Dan lebaran ketupat biasanya dilaksanakan satu minggu setelah idul fitri. Tepatnya Lebaran Ketupat dilaksanakan pada tanggal 8 Syawal.
Sebelum Lebaran Ketupat, masyarakat melaksanakan puasa Syawal selama 6 hari. Puasa syawal meupakan puasa sunnah. Puasa ini didasarkan pada Sunnah Nabi Muhammad SAW yang menganjurkan pada umat Islam berpuasa sunnal selama 6 hari.
Menurut sejarah, lebaran Ketupat pertama kali diperkenalkan oleh Sunan Kalijaga. Pada masa itu, Sunan Kalijaga memperkenalkan dua istilah “bakda” pada masyarakat Jawa, yaitu Bakda Lebaran dan Bakda Kupat.
Bakda Lebaran dipahami sebagai hari berlangsungnya prosesi pelaksanaan sholat idul fitri pada tanggal 1 Syawal. Pada hari tersebut biasanya dirayakan dengan cara saling bersilaturahim dan saling memaafkan. Kenalkan Anak pada Istilah, Makna, Sejarah Lebaran Ketupat
Bakda Kupat sering disebut dengan Lebaran Ketupat. Pada Lebaran Ketupat, masyarakat Jawa yang memeluk agama Islam selalu membuat ketupat. Ketupat adalah beras yang dimasak dalam anyaman daun janur.
Istilah, Makna, Sejarah Lebaran Ketupat
Ketupat biasanya digunakan sebagai hantaran pada orang terdekat dan orang-orang tua. Hal ini merupakan simbol kebersamaan dan lambang kasih sayang.
Ketupat adalah simbol perayaan hari raya Islam pada masa pemerintahan Demak. Saat itu, pada awal abad ke-25, Kesultanan Demak dipimpin oleh Raden Patah.
Kerajaan Demak membangun kekuatan politiknya sambil menyiarkan agama Islam melaui dukungan Walisongo. Salah satunya adalah Sunan Kalijaga.
Tapi, ada versi lain yang menjelaskan mengenai Lebaran ketupat. Di Masa lalu, Lebaran Ketupat telah ada sejak jauh sebelum masa Sunan Kalijaga. Di masa lalu, Lebaran Ketupat merupakan tradisi memuji Dewi Sri, Dewi Pertanian dan kesuburan
Dewi sri dianggap sebagai pelindung kelahiran, kehidupan, kekayaan, dan kemakmuran. Lalu, Ketika ajaran Islam mulai masuk ke Indonesia, tradisi tersebut mengalami akulturasi dan pengubahan makna.
Masyarakat Jawa tidak lagi mengucapkan syukur akan hasil panen kepada Dewi Sri, tapi kepada Tuhan. Dewi Sri tidak lagi dipuja sebagai dewi padi atau dewi kesuburan, tapi hanya sekadar simbol yang direpresentasikan dalam bentuk ketupat.
Artikel terkait:
Ajari Balita 8 Hal Penting tentang Lebaran di Era Pandemi
3 Tips Jitu Latih Kejujuran pada Anak di Bulan Ramadhan
7 Tips Jitu Membangunkan Anak Makan Sahur: Membuat Rekaman Video
Tegakkan 6 Kedisiplinan Anak pada Bulan Ramadhan: Berdonasi
8 Tips Melatih Anak Berpuasa Ramadhan: Coba Selang-Seling
Istilah, Makna, Sejarah Lebaran Ketupat
Makna dan sejarah lebaran ketupat perlu diketahui oleh anak. Hal ini dapat menambah wawasan bagi anak mengenai rangkaian perayaan idul fitri. Selain itu, bagi anak yang sudah kuat menjalani puasa, diharapkan agar bisa menjalani puasa syawal selama 6 hari.
Jika anak bisa menjalani puasa Syawal selama 6 hari pada bulan Syawal, maka keimanan, ketaqwaan kepada Allah SWT akan meningkat. Peningkatan keimanan dan ketaqwaan pada anak akan memupuk karakter positif.
Kita tentu masih ingat bahwa pembentukan karakter pada anak melalui ajaran agama akan lebih efektif. Karakter pada anak akan lebih mudah dikendalikan melalui pembinaan ajaran agama.
Kita juga tahu bahwa pada zaman now ini, karakter menjadi kebutuhan terdepan untuk menjadi sukses. Karakter menjadi kebutuhan utama dalam meraih kesuksesan hidup pada anak di masa depan.
Oleh karena itu, kita sebagai orang tua sudah selayaknya memanfaatkan segala momentum kehidupan pada masyarakat yang ada untuk selalu membina dan membentuk karakter yang baik pada anak.
Istilah, Makna, Sejarah Lebaran Ketupat
Dalam waktu berdekatan ini, kita sudah berusaha untuk membina karakter anak melalui Puasa Ramadhan, zakat Fitrah, Idul Fitri, puasa Syawal, dan Lebaran Ketupat. Masih banyak momentum keagamaan lainnya yang bisa kita manfaatkan agar dapat melakukan pembinaan karakter pada anak.
Jika setiap keluarga sudah memberlakukan penanaman dan pembinaan karakter pada anak melalui ajaran agama dan yang lainnya, niscaya karakter anak akan terbentuk dengan baik.
Kita tentu tahu bahwa memiliki karakter yang baik bagi anak memiliki banyak manfaat. Anak memiliki jiwa yang positif. Anak memiliki keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Ia akan patuh menjalankan perintah dan larangan ajaran agama.
Sisi positif anak yang patuh dan taat pada agama akan bermunculan karakter baik lainnya. Seperti: anak memiliki sikap ramah, amanah, jujur, toleran, disipilin, dan gotong royong.
Hal ini perlu kita wujudkan sejak dini. Saatnya menjadi remaja, orang tua tidak akan kesulitan membina karakter pada anak. Anak akan memiliki rasa percaya diri yang tinggi.
Kenalkan Anak pada Istilah, Makna, Sejarah Lebaran Ketupat
Anak tidak akan bohong. Anak akan menjadi pembela kebenaran, dan memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi jika ia mempunyai pendidikan karakter yang bagus.
Pembinaan karakter adalah kegiatan untuk mempengaruhi dan membentuk karakter pada diri seseorang. Jika pendidikan ilmu pengetahuan berusaha mengubah cara berpikir, maka pendidikan karakter berusaha mengubah karakter anak ke arah yang positif.
Pendidikan karakter sangat penting dilakukan terutama pada diri anak-anak. Pendidikan ini akan lebih berhasil jika dilakukan seawall mungkin pada anak. Ketika menjadi remaja, anak sudah memiliki karakter yang baik karena sudah terbentuk sejak dini.
Istilah, Makna, Sejarah Lebaran Ketupat
Untuk manfaat pendidikan karakter antara lain membentuk karakter anak menjadi lebih positif sehingga bisa bermanfaat bagi orang sekitarnya. Manfaat Pendidikan karakter adalah menciptakan sifat positif sehingga mampu menyebarkan kebaikan kepada sesamanya.
Dan manfaat lain dari pendidikan karakter adalah meningkatkan pemahaman terhadap identitas diri sehingga anak lebih mengenali dirinya. Anak akan tumbuh dengan karakter yang kuat sesuai dengan identitas dirinya.
Manfaat Pendidikan karakter lainnya adalah memfasilitasi anak berbuat positif dan meningkatkan kemampuan anak dalam meghadapi masalah. Pendidikan karakter akan memotivasi anak untuk melakukan hal yang baik. Anak juga bisa belajar mengatasi masalah.
Demikian pembahasan singkat mengenai makna dan sejarah Lebaran Ketupat yang perlu diajarkan pada anak. Pengetahuan tentang Lebaran Ketupat diharapkan menjadi momentum pembentukan karakter bagi anak.
Referensi: dari Berbagai Sumber.