Menyusun Naskah Drama dan Mementaskannya dengan Penghayatan
paket-wisatabromo.com –Menyusun naskah drama dan mementaskannya dengan penghayatan menjadi bahan ajar peserta didik SMP MTs kelas 8 semester2.
Berdasarkan kurikulum 2013, bahan belajar Menyusun naskah drama dan mementaskannya dengan penghayatan tergolong ke dalam aspek keterampilan.
Ditinjau dari segi bahasa, keterampilan menyusun teks atau menulis teks tergolong keterampilan berbahasa yang produktif.
Peserta didik diharapkan dapat menyusun naskah drama dan mementaskannya dengan penghayatan sehingga mendapatkan nilai yang sesuai dengan KKM.
Dalam rangka membantu peserta didik, pada kesempatan kali ini akan dibahasa mengenai menyusun naskah drama dan mementaskannya dengan penghayatan.
Menyusun Naskah Drama dan Mementaskannya dengan Penghayatan
Drama dapat disajikan melalui naskah atau teks dan pementasan. Kita juga dapat membuat sendiri naskahnya untuk kemudian dipentaskan.
Langkah-Langkah menyusun naskah drama
1. Ciptakan tokoh utama
Inti drama adalah dialog dan dialog itu diucapkan oleh tokoh. Tokoh yang menjadi pusat cerita adalah tokoh utama.
Oleh karena itu, langkah pertama ini adalah menentukan tokoh utama kita.
Tentukanlah nama, watak, dan gaya bicaranya. dengan begitu, kita telah menentukan inti yang menjadi “nyawa” drama kita.
Sebagai contoh, dalam drama “Trio Legendaris” tokoh utama bernama Satrio. Waktak Satrio agak terlalu percaya diri dan sombong.
2. Ciptakan konflik yang menjadi inti cerita
Tiap cerita digerakkan oleh konflik, termasuk drama. Oleh karena itu, setelah tokoh utama ada, langkah selanjutnya adalah menentukan konflik utama yang terjadi pada tokoh utama tersebut.
Sebagai contoh, konflik yang terjadi pada Satrio adalah dihadang oleh siswa SMA yang ingin balas dendam.
3. Ciptakan latar yang mendukung
Latar yang mendukung akan menghidupkan cerita. Namun, perlu diperhatikan bahwa latar yang kita ciptakan haruslah memungkinkan untuk diwujudkan dalam panggung.
Sebagai contoh, sangat sulit menyajikan latar kejar-kejaran mobil dalam panggung.
Oleh karena itu, kita harus memahami benar keterbatasan panggung yang kita siapkan.
4. Susunlah Alur
Setelah tokoh, latar, dan konflik terbentuk, susunlah alur yang menyatukan ketiganya.
susunlah alur dengan logis. tempatkanlah peristiwa yang stu dengan pertiwa yang lain secara cermat.
jangan sampai ada lubang di dalam alur ceritamu yang akan membuat seuanya tidak masuk akal.
5. Buatlah kerangka
Peristiwa apa sajakah yang akan terjadi? Inilah yang harus kita susun kerangkanya hingga cerita selesai.
Sebagai contoh, kerangka adegan dalam drama “Trio Legendaris” adalah sebagai berikut.
a. Satrio pulang dari ekskul sepakbola dengan bersepeda.
b. Satrio dihadang tiga anak SMA.
c. Anak SMA itu ingin balas dendam atas kekalahan adiknya.
d. Anak SMA itu menantang duel sepak bola.
e. Satrio dengan percaya diri menghadapi anak SMA tersebut.
f. Satrio dipermainkan anak-anak SMA.
g. Arya dan Danu datang membantu.
6. Kembangkanlah kerangka menjadi naskah drama yang utuh
Berdasarkan kerangka yang sudah dibuat, kita dapat dengan mudah menyusun naskah drama.
Tambahkan penjelasan latar, kata-kata narator, nama tokoh, dan petunjuk lakuan.
Naskah drama kita sudah jadi. Namun, jangan lupa untuk membacanya sekali lagi.
Pastikan tidak ada bagian yang terasa aneh. Bisa juga meminta orang lain yang membacanya untuk memberi masukan.
Mementaskan Naskah drama
Nah, setelah berhasil menyusun naskah drama, kita dapat mementaskannya.
Cara mementaskan drama dengan baik dan benar. Berikut ini langkah-langkah mementaskan naskah drama.
1. Kenalilah unsur-unsur pementasan drama
Seperti yang sudah dipelajari sebelumnya, unsur-unsur dalam drama meliputi alur, tokoh, dialog, latar, tema, dan amanat.
Dalam versi pementasan, ada unsur tambahan, yaitu kostum, panggung, musik, dan sejenisnya.
Siapkanlah hal-hal yang berkaitan dengan unsur-unsur tersebut dengan baik sebelum pementasan.
2. Menentukan unsur drama yang dianggap menonjol
Dari sekian unsur drama, tentu terdapat unsur yang paling menarik atau istimewa.
Menarik atau tidaknya pementasan drama bergantung unsur yang istimewa itu.
Oleh karena itu, unsur tersebut harus disiapkan dengan sungguh-sungguh.
sebagai contoh, dalam drama “Trio Legendaris” unsur yang paling menonjol adalah dialog dan alur yang merujuk pada aksi pertolongan sahabat.
3.Menjiwai Watak Tokoh dalam Pementasan Drama
Ketika sudah menghafal dialog tokoh, bukan berarti tigas kita sudah selesai.
Kita juga harus menjiwai wataknya. Jika, tidak, tokoh yang kita perankan akan terasa datar, hambar, dan tidak menarik.
Untuk itu, kita harus mengenal betul watak tokoh yang akan kita perankan.
Watak tokoh ini dapat dilihat dari dialog serta gerak-geriknya. Siapkanlah hal-hal yang menunjang untuk menguatkan watak tersebut.
Sebagai contoh, watak Satrio dalam drama “Trio Legendaris” yang agak sombong dapat didukung dengan ekspkresi angkuh dan senyuman meremehkan.
Penjiwaan yang baik akan menghidupkan karakter dan tentu akan menjadikan drama yang menraik.
4. Membagi Peran sesuai dengan Keahlian
Bagian inilah yang terpenting sebelum pementasan, yaitu membagi peran.
Perlu diperhatikan bahwa peran yang dimaksud bukan hanya peran di atas panggung.
Peran dalam drama mencakup semua orang yang terlibat, termasuk orang-orang di belakang panggung. Peran yang tepat akan mendukung kesuksesan pementasan.
Contoh Naskah Drama untuk Dipentaskan
Trio Legendaris
Prolog
Narator : Sore itu gelap. matahari sebentar lagi tenggelam. Satrio, kelas VIII SMP, baru saja pulang dari ekskul sepak bola dengan mengendarai sepeda. Ia sangat lelah dan buru-buru sampai ke rumah untuk beristirahat.
Satrio pun engayuh sepedanya lebih cepat. Dan Ia sama sekali tidak tahu apa yang akan menghadang jalannya.
Satrio : (mengayuh sepedanya dengan cepat) Fyuh, hari ini capek banget! Aku pengen cepet makan malam buatan Mama!.
Gerombolan: (terdiri dari tiga anak SMA, tiba-tiba muncul menghadang jalan).
Satrio : (terkejut dan langsung mengerem sepedanya, mengamati gerombolan dengan heran) Apa-apaan mereka ngalangin jalanku? (berbisik)
Anak SMA 1 : Oy, Bocah! Kamu yang namanya Satrio, ‘kan? (nada mengancam).
Satrio : Bener! Emangnya kenapa? (tidak gentar)
Anak SMA 1 : Kamu ‘kan yang ngalahin adikku di kompetisi sepak bola SMP kemarin?
Satrio : (terdiam sebentar, mengingat-ingat), Oh, tim SMP Nusantara? Mereka emang pantes kalah. Beksnya keropos. Merem aja aku bisa bikin gol!
Anak SMA 2 : Belagu banget! (beranjak maju)
Anak SMA 1 : ( menahan anak SMA 2 dengan sebelah tangannya) Jangan kepancing. Dia memang pinter bikin orang emosi. Karena itu juga adikku yang genius itu bisa kalah. Ngadepin anak begini, kita harus kepala dingin.
Baca:
- Pengertian Apresiasi Drama Menurut Para Ahli Sastra : Ini Perlu Diketahui
- Menelaah Struktur dan Kebahasaan Teks Drama serta Contohnya
Anak SMA 3 : Terus, mau diapain, nih, anak?
Anak SMA 1 : (mengeluarkan seboah bola sepak dari ranselnya) Kita akan bikin dia malu abis-abisan dengan sepak bola. Kita bikin dia enggak akan mau maen sepak bola lagi!
Satrio : (tersenyum, yakin, menstandarkan sepedanya, melepas ranselnya, dan maju dengan percaya diri) Heh. menarik juga, Ayo, Kakak-kakak SMA, maju sekaligus bertiga juga pasti aku layani!
Anak SMA 1 : Sebentar lagi senyummu bakal ilang! kalau kamu bisa ngambil bola ini dari kaki kami, kami mengaku kalah. Ayo, sini!
Satrio : Itu, sih, keciiiiilll! (berlari menerjang)
)Anak SMA 1, 2, dan 3 terus mengoper-oper bola dengan cepat dan akurat sehingga Satrio selalu gagal mengambilnya)
Satrio : (Kehabisan napas, menunduk lelah) Hhh, hhh, kenapa begini? Kenapa aku enggak bisa mengambil bolanya? Siapa Kakak-Kakak ini sebenarnya? Siswa
Siswa SMA 1: (tertawa puas) Hahahaha! sudah kubilang aku bakal ngapus senyummu itu! ayoooooo, maju sini! (Memain-mainkan bola di kakinya, meledek Satrio).
Satrio : Huh! (maju menerjang lagi dengan sia-sia tenaga)
Siswa SMA 1 : Percuma! (mengoper bola ke siswa SMA 2, namun operannya dipotong seseorang yang tiba-tiba muncul) si … siapa kamu? (terkejut).
Arya : Siapa lagi ? (tersenyum dengan bola di kakinya).
Satrio : (menatap Arya dengan sangat terkejut) arya, koq kamu ada di sini?
Arya : He he. mana mungkin aku ngebiarin kamu kesulitan dipermainkan Kakak-kakak senior kita ini.
Satrio : Senior? Jadi, mereka juga dari Harapan bangsa? Pantas saja mereka lihai…. huh, tapi sekarang masih dua lawan tiga…
Arya : Dua? Lihatlah ke belakangmu. (Menunjuk belakang dengan ibu jarinya).
Satrio : (langsung menoleh ke belakang dan terkejut) Danu!
Danu : (meninju telapak tangan kirinya dengan tinju kanan) Yo, Satrio. Sekarang tiga lawan tiga! ayo, permainan yang sebenernya baru aja kita mulai!
Satrio : (terharu) teman-teman…
Siswa SMA 1 : Wah, Sang Trio legendaris SMP Harapan Bangsa: Satrio, Arya, dan Danu, akhirnya berkumpul juga. Ini bakal menarik.
Demikian pembahasan mengenai menyusun naskah drama dan mementaskannya dengan penghayatan. Semoga bermanfaat.