Sebutkan Konotasi Puisi Sapardi!
paket-wisatabromo.com- Sebutkan Konotasi Puisi Sapardi! Jawaban yang tepat untuk menjawab pertanyaan tersebut tersaji berikut ini.
Sebutkan Konotasi Puisi Sapardi!
Berikut ini adalah jawaban atas pertanyaan mengenai Sebutkan Konotasi Puisi Sapardi!
Konotasi Puisi Sapardi
Menurut KBBI Online, konotasi adalah tautan pikiran yang menimbulkan nilai rasa pada seseorang ketika berhadapan dengan sebuah kata; makna yang ditambahkan pada makna denotasi.
Konotasi Puisi Sapardi yang dibahas di sini berjumlah 8. Kedelapan puisi tersebut antara lain berjudul: Pada Suatu Hari Nanti, Ketika Jari-jari Bunga Terluka, Sihir Hujan, Perahu Kertas, Pada Suatu Pagi Hari, Berjalan Ke Barat Waktu Pagi Hari, Narsisus, dan puisi berjudul Kita Saksikan
Berikut ini pembahasan Konotasi Puisi Sapardi .
1. Pada Suatu Hari Nanti
pada suatu hari nanti
jasadku tak akan ada lagi
tapi dalam bait-bait sajak ini
kau takkan kurelakan sendiri
pada suatu hari nanti
suaraku tak terdengar lagi
tapi di antara larik-larik sajak ini
kau akan tetap kusiasati
pada suatu hari nanti
impianku pun tak dikenal lagi
namun di sela-sela huruf sajak ini
kau takkan letih-letihnya kucari
Diksi yang mengandung makna konotatif adalah “jasadku”, “suaraku” dan “impianku”. “Jasadku” merujuk pada sesuatu yang berwujud, dapat diraba dan dilihat.
“Suaraku” merujuk pada sesuatu yang tidak berwujud namun dapat didengar. “Impianku” merujuk pada sesuatu tidak berwujud dan tidak dapat berupa penginderaan, sesuatu yang sangat diinginkan.
2.Ketika Jari-jari Bunga Terluka
ketika jari-jari bunga terluka
mendadak terasa betapa sengit, cinta kita
cahaya bagai kabut, kabut cahaya
di langit menyisih awan hari ini
di bumi meriap sepi yang purba
ketika kemarau terasa ke bulu-bulu mata
suatu pagi, di sayap kupu-kupu
di sayap warna, suara burung
di ranting-ranting cuaca
bulu-bulu cahaya
betapa parah cinta kita
mabuk berjalan di antara
jerit bunga-bunga rekah…
ketika jari-jari bunga terbuka
mendadak terasa betapa sengit, cinta kita
cahaya bagai kabut, kabut cahaya
di langit menyisih awan hari ini
di bumi meriap sepi yang purba
ketika kemarau terasa ke bulu-bulu mata
Untuk diksi yang mengandung makna konotatif adalah “bunga”. “Bunga” menunjuk pada sesuatu yang indah sebagai perumpamaan dalam suatu hubungan percintaan.
3. Sihir Hujan
Hujan mengenal baik pohon, jalan dan selokan
swaranya bisa dibeda-bedakan;
kau akan mendengarnya meski sudah kaututup pintu dan jendela.
Meskipun sudah kau matikan lampu.
Hujan, yang tahu benar membeda-bedakan, telah jatuh di pohon, jalan dan
selokan.
menyihirmu agar sama sekali tak sempat mengaduh
waktu menangkap wahyu yang kaurahasiakan
Sedangkan diksi yang mengandung makna konotatif dalam puisi di atas adalah “hujan”. “Hujan” merujuk pada sesuatu yang sering terjadi, jatuhnya titik air dari langit ke tanah.
4. Perahu Kertas
Waktu masih kanak-kanak kau membuat perahu kertas
dan kau layarkan di tepi kali;
airnya sangat tenang dan perahumu bergoyang menuju lautan.
“Ia akan disinggah di bandar-bandar besar,” kata seorang lelaki tua.
Kau sangat gembira, pulang dengan berbagai gambar warna-warni di kepala.
Sejak itu kau pun menunggu kalau-kalau ada kabar dari perahu yang tak pernah
lepas dari rindu-mu itu.
Akhirnya kau dengar juga pesan si tua itu, Nuh, katanya, “Telah kupergunakan
perahumu itu dalam sebuah banjir besar dan kini terdampar di sebuah bukit.”
Selanjutnya, diksi yang mengandung makna konotatif adalah “perahu kertas/perahumu” merujuk pada harapan atau keinginan penulis.
5. Pada Suatu Pagi Hari
Maka pada suatu pagi hari ia ingin sekali menangis sambil berjalan tunduk
sepanjang lorong itu. Ia ingin pagi itu hujan turun rintik-rintik dan lorong sepi
agar ia bisa berjalan sendiri sambil menangis dan tak ada orang bertanya
kenapa.
Ia tidak ingin menjerit-jerit berteriak-teriak mengamuk memecahkan cermin
membakar tempat tidur. Ia hanya ingin menangis lirih saja sambil berjalan
sendiri dalam hujan rintik-tintik di lorong sepi pada suatu pagi.
Untuk diksi yang mengandung makna konotatif pada puisi di atas adalah “tunduk”, “lirih” dan “sendiri”. “Tunduk” berarti patuh pada sesuatu. “Lirih” berarti tidak memiliki kekuatan. “Sendiri” berarti merasakan kesepian.
6. Berjalan Ke Barat Waktu Pagi Hari
waktu aku berjalan ke barat di waktu pagi matahari mengikutiku
di belakang
aku berjalan mengikuti bayang-bayangku sendiri yang memanjang
di depan
aku dan matahari tidak bertengkar tentang siapa di antara kami
yang telah menciptakan bayang-bayang
aku dan bayang-bayang tidak bertengkar tentang siapa di antara
kami yang harus berjalan di depan
Selanjutnya diksi yang mengandung makna konotatif adalah “barat”, “bayang-bayang” dan “bertengkar”. “Barat” berarti sesuatu yang dituju. “Bayang-bayang” berarti sesuatu yang tidak penting namun selalu ada. “Bertengkar” berarti merebutkan sesuatu.
7. Narsisus
seperti juga aku: namamu siapa, bukan?
pandangmu hening di permukaan telaga dan rindumu dalam
tetapi jangan saja kita bercinta
jangan saja aku mencapaimu dan kau padaku menjelma
atau tunggu sampai angin melepaskan selembar daun
dan jatuh di telaga: pandangmu berpendar, bukan?
cemaskan aku kalau nanti air hening kembali
cemaskan aku kalau gugur daun demi daun lagi
Untuk diksi yang mengandung makna konotatif adalah “bercinta”, “menjelma” dan “cemaskan”. “Bercinta” berarti perasaan bahagia. “Menjelma” berarti sesuatu yang berubah wujud. “Cemaskan” berarti ingin mendapatkan perhatian.
8. Puisi berikutnya berjudul: Kita Saksikan
kita saksikan burung-burung lintas di udara
kita saksikan awan-awan kecil di langit utara
waktu itu cuaca pun senyap seketika
sudah sejak lama, sejak lama kita tak mengenalnya
di antara hari buruk dan dunia maya
kita pun kembali mengenalnya
kumandang kekal, percakapan tanpa kata-kata
saat-saat yang lama hilang dalam igauan manusia
Selanjutnya, diksi yang mengandung makna konotatif adalah “lintas”, “senyap”, “kembali” dan “hilang”. “Lintas” berarti melewati sesuatu. “Senyap” berarti tidak ada sesuatu yang diharapkan lagi. “Kembali” berarti balik ke keadaan semula. “Hilang” juga berarti tidak ada sesuatu yang diharapkan lagi.
Baca:
1. Jelaskan Diksi dalam Puisi “Hujan Bulan Juni”-Unduh
2. Sebutkan Majas dalam Puisi Padamu Jua-Unduh
3. Sebutkan Citraan Puisi Padamu Jua-Unduh
4. Sebutkan Denotasi Puisi Sapardi!-Unduh
5. Sebutkan Denotasi Konotasi Puisi Sapardi!-Unduh
6. Tentukan Tema Suasana Puisi: Tuhan, Kita Begitu Dekat!-Unduh
7. Tentukan Kata Konkret Puisi Hujan di Bulan Juni!-Unduh
8. Jelaskan Makna Kata Konkret Puisi Cintaku Jauh di Pulau!-Unduh
9. Sebutkan Langkah Pembacaan Puisi!-Unduh
10. Sebutkan Gaya Pembacaan Puisi!-Unduh
11. Sebutkan Hal yang harus Diperhatikan dalam Pembacaan Puisi!-Unduh
12. Sebutkan Tanda Pengaturan Bunyi Suara Pada Pembacaan Puisi!-Unduh
13. Sebutkan Kata Konotasi Puisi “Candra” Karya Sanusi Pane!-Unduh
14. Sebutkan Langkah Membuat Resensi Antologi Puisi!-Unduh
15. Sebutkan Jenis Puisi dan Contohnya!-Unduh
16. Telaahlah Unsur Teks Diskusi: Pro Kontra Puisi Esai!-Unduh
17. Tentukan Penilaian Puisi: “Tapi” Soetardji Calzoum Bachri!-Unduh
Demikian jawaban yang tepat atas pertanyaan mengenai Sebutkan Konotasi Puisi Sapardi! Semoga bermanfaat.