Cara Mudah Atasi Permasalahan Anak Jika Ditinggal Ortu Pergi Bekerja

Cara Mudah Atasi Permasalahan Anak Jika Ditinggal Ortu Pergi Bekerja

paket-wisatabromo.com – Orang tua, ayah ibu bekerja tentu menjadi permasalahan tersendiri bagi anak.

Perasaan anak akan terganggu. Anak merasa tidak aman, tidak tenang, khawatir, cemas dan sedih bercampur jadi satu Ketika ia ditinggal pergi orang tuanya.

Apalagi kalau Ayah Bunda harus dinas ke luar kota. Anak akan ditinggal dalam waktu beberapa hari.

Jika tidak bertemu sehari saja, kecemasan anak luar biasa. Tentunya kecemasan anak akan semakin menjadi jika ditinggal orang tua berhari-hari.

Permasalahan sesaat anak ditinggal orang tua bekerja adalah menangis. Tapi, kalau ditinggal untuk beberapa lama, akan lebih banyak permasalahan yang muncul.

Anak tidak mau makan. Sebentar-sebentar rewel, menangis. Ia tidak mau tidur, tidak mau mandi.

Serba tidak mau anak, bahkan mungkin suhu badannya meninggi, disebabkan, ia pengen ketemu Ibu dan Bapaknya. Padahal mereka sedang tugas ke luar kota untuk beberapa hari.

Hal ini wajar terjadi karena anak kehilangan sosok yang biasanya selalu bersamanya.

Anak akan menyimpan rasa kangen yang luar biasa. Kangen dapat mengacu pada beberapa hal berikut: perasaan, perasaan rindu yang mendalam kepada seseorang atau sesuatu yang sudah lama tidak ditemui.

Wajar juga jika Anak rewel, enggak mau makan sampai sakit-sakitan ketika ditinggal oleh figur yang ia sayangi.

Penyebabnya, tak lain karena pada masa Batita, anak sudah mulai menyadari orang-orang yang dekat dengannya atau orang-orang yang sehari-hari ada bersamanya.

Selain itu, Anak pun masih mengembangkan ketergantungan yang tinggi pada orang yang biasa merawat atau yang dekat dengannya. Itu berarti bisa orang tua, atau babysitter.

Bapak ibu, pengasuh, nenek kakek pengganti orang tua sementara,yang mengalami hal seperti itu, baiknya tidak cepat panik. Ini cara mudah mengatasinya.

Cara Mudah Atasi Permasalahan Anak Jika Ditinggal Ortu Pergi Bekerja

1. Pengasuh Pengganti harus Mengetahui Kebiasaan Anak

Ketika Ayah Bunda pergi dan bekerja, siapakah penggantinya karena peran pengasuh pengganti juga menentukan keoptimalan dari perkembangan anak.

Untuk Ayah Bunda perlu bekerja sama dengan pengasuh pengganti agar dapat terus memantau pertumbuhan dan perkembangan anak.

Ibu harus aktif mencari tahu segala informasi mengenai pertumbuhan dan perkembangan anak.

Pengasuh pengganti anak harus mempelajari kebiasaan anak terlebih dahulu.

Kebiasaan-kebiasaan anak yang dilakukan dengan Bundanya harus deiketahui pengasuh pengganti.

Misalnya kebiasaan anak dalam cara tidur, mandi, makan, bermain, dll.

Jika tidak terlalu banyak perbedaan dalam cara mengasuh, maka anak akan bisa cepat menyesuaikan diri dengan pengganti pengasuh.

Sehingga keresahan anak karena ditinggal pergi orang tua akan bisa cepat terobati.

Sebaliknya, jika pengasuh pengganti serba berbeda dalam cara pengasuhan, maka anak akan kesulitan menyesuaikan diri dengan pengasuh pengganti.

2. Pengasuh Pengganti harus Mengasuh Anak sesuai Kebiasaannya

Pada umumnya anak akan rewel jika baru pertama kali ditinggal dalam jangka waktu lama.

Jika sudah terbiasa, umumnya dalam diri Anak sudah terbentuk pola; bila orang tua pergi maka akan kembali lagi sehingga anak sudah tidak kaget lagi.

Jika orang tuanya sudah sering pergi lama, namun anak tetap rewel berarti ada yang salah.

Karena ketika pulang, orang tua tidak segera kontak dengan anak atau langsung pergi lagi.

Ini membuat anak merasa jauh sehingga tidak tumbuh kepercayaan kalau orang tuanya pergi akan Kembali.

Lain ketika orang tua sering pergi namun ketika kembali langsung memberikan kontak yang kualitasnya luar biasa pada hari-hari sesudahnya.

” Jadi, anak merasa tetap disayang. Kalaupun orang tuanya pergi lagi walaupun lama, ia tetap akan percaya bahwa mereka akan kembali lagi. Ini yang paling penting.

Cara Mudah Atasi Permasalahan Anak Jika Ditinggal Ortu Pergi Bekerja
a. Jika Anak Rewel

Lalu bagaimana cara menyiasati bila kita harus meninggalkan Anak untuk pertama kalinya?

jika kejadian ini baru pertama kali, maka persiapannya memang agak sulit, mau tak mau kita tetap akan mendapatkan kondisi di mana anak tetap akan rewel.

Akan percuma bila kita menjelaskan dengan bahasa, “Dek, Bunda pergi dulu 5 hari, ya!”

Karena Anak belum mengetahui konsep waktu. Yang ia tahu hanya pengertian hari ini saja, belum paham esok, apalagi perkataan “5 hari lagi”.

Hal itu karena pola pikirnya masih belum konkret, “5 hari itu berapa lama, ya?”

Sama juga ketika kita mengatakan, “Bunda mau pergi dulu, ya, tapi pulangnya lama. Jadi, jangan cari-cari Bunda!”

Perkataan seperti ini juga tidak akan dipahami Anak karena konsep pergi di situ baginya dapat diartikan hanya sebagai pergi ke kantor dan akan pulang kembali hari itu juga.

Anak itu sudah memiliki biological clock. Jadi, ketika jam 19. 00 Bunda belum nongol-nongol, padahal biasanya sudah pulang, ia akan merasa kehilangan. Anak pasti akan bertanya, “Bunda mana?”

Kalau dijawab, “Kan, sudah bilang tadi kalau Ayah Bunda perginya lama!” Anak tetap tidak akan mengerti.

Malah ketika Orang tua tidak muncul pada waktu yang diharapkan, rasa amannya pun mulai terusik. Tak heran kalau kemudian ia pun gelisah dan rewel.

Cara Mudah Atasi Permasalahan Anak Jika Ditinggal Ortu Pergi Bekerja
b. Penuhi Kebutuhan Fisik Anak

Nah, yang bisa kita lakukan, pastikan segala kebutuhan fisik anak terpenuhi saat ditinggal pergi salah satu orang tua atau kedua-duanya. Semisal, susu, makanan kesukaan, sampai mainan kesayangan.

Lalu carilah pengasuh pengganti. Pengasuh pengganti ini bisa sang ayah ibu yang pergi.

Begitu juga sebaliknya, bisa ibu bila ayahnya yang pergi. Bisa juga babysitter atau nenek dan kakek.

Jadi, untuk sementara anak mendapatkan rasa aman dari pengasuh pengganti.

c. Bercerita

Kalau awalnya anak tetap rewel, Pengasuh pengganti harus maklum karena perasaan aman tidak muncul seketika.

Sedangkan kepercayaan anak dengan Bunda sudah terbentuk sejak bayi.

Tugas pengasuh pengganti di sini adalah berusaha menenangkan anak ketika ia mulai mencari-cari si Ayah Bundanya.

Katakan “Ayah Bunda pasti pulang!” Kita bisa juga menambahkan dengan cerita yang mengetengahkan anak yang berani ditinggal orang tuanya.

Bisa juga pengasuh pengganti bercerita pada anak

Misal “Dek, Tono ini kayak Adek, lo. Ditinggal Mama dan Papa tapi enggak nangis.

Mama dan Papa Tono seperti Mama dan Papa Adek, pergi mencari uang buat beli susu.”

Dari situ Anak memahami bahwa orang tuanya pergi bukan untuk kepentingan mereka saja, tapi juga untuk kepentingannya.

Artinya, Anak juga sudah harus diajak berpikir untuk tidak melihat dari dirinya sendiri, walau ini masih sulit untuk anak, namun tak ada salahnya diperkenalkan.

Bisa juga pengasuh pengganti mendongeng seperti berikut ini.

Suatu hari, seekor Kelinci tinggal bersama ibunya. Sang ayah sudah lama meninggal

Pada saat sang ayah masih hidup, Kelinci selalu dimanja sehingga ia menjadi binatang yang sombong, semena-mena, pemalas dan selalu ingin menang sendiri.

Meskipun ayahnya sudah meninggal, sikap Kelinci tidak berubah. Kelinci tidak pernah membantu ibunya.

Pada saat ibunya pergi ke kebun, ia hanya sibuk tidur dan bangun ketika sang ibu sudah pulang dari kebun.

Sang ibu sengaja pulang di siang hari untuk memasak dan kembali lagi ke kebun hingga sore hari.

Namun, sang ibu sungguh sangat sabar dan tidak pernah marah kepada anaknya. Akhirnya, musim panen pun tiba.

Wortel dan kentang di kebun sudah masak semua, dengan penuh sabar sang ibu bekerja hingga larut malam untuk memanen sayuran seorang diri. Sang ibu pun memanggul hasil kebun nya pulang ke rumah.

Namun, Kelinci menyambut kedatangan sang ibu dengan marah-marah.

“Ibu! Dari mana saja seharian ini? Sampai pulang larut malam. Aku sangat kelaparan!’’ bentak sang anak.

Meskipun sang ibu sangat lelah. Namun, ia tetap memasak makanan untuk anaknya.

Setelah memasak, ia pun langsung tertidur. Namun, ke esokkan harinya. Sang ibu Kelinci jatuh sakit

“Ibu! Cepatlah bangun. Hari sudah siang, aku sangat lapar. Masakkan sesuatu untukku!’’

Ujar Kelinci marah ketika melihat sang ibu masih di tempat tidur. Anakku, masaklah sendirian. Kau sudah besar.’’ Jawab sang ibu.

Kelinci pun merasa sangat kesal dan pergi ke kebun untuk mencari buah-buahan.

Pada saat itulah Kancil lewat. ‘’Hei Kelinci, di mana Ibumu? Aku tidak melihatnya di kebun ini.’’ Kata Kancil.

‘’Ibu sangat pemalas Cil, sudah siang seperti ini ia masih tidur.’’ Ujar Kelinci. ‘’Yang benar kau Kelinci?

Ibumu sangat rajin, semalam ia di kebun sampai larut malam. Jangan-jangan ibumu sakit. Bolehkah aku mengunjungi rumahmu?’’ ujar Kancil.

Kelinci hanya diam saja dan mengikuti Kancil masuk ke dalam rumahnya.

Kancil pun langsung melihat keadaan ibu Kelinci. ‘’Kelinci, ibumu sakit! Mengapa kau tinggalkan ia sendirian.  Ia pasti sangat kelelahan bekerja sampai larut malam.’’ Ujar Kancil.

Sementara Kelinci hanya diam saja mendengarkan Kancil. Akhirnya, Kancil pun pergi ke dapur untuk membuatkan makanan untuk ibu Kelinci.

‘’Kelinci, ibumu orang yang sangat baik dan rajin. Kamu harus membantunya dan jangan sampai ibumu capek sendirian sehingga sakit seperti ini.

Coba saja kamu bayangkan, bagaimana jika ibu meninggalkan mu seperti ayahmu dulu dan kamu harus hidup sendirian.’’ Ujar Kancil

Kancil berusaha menyadarkan Kelinci karena sikap-sikapnya yang sangat tidak baik selama ini.

Akhirnya, Kelinci pun sadar bahwa sikapnya selama ini salah dan berjanji pada dirinya sendiri untuk berubah menjadi baik dan akan berbakti kepada ibunya.

Sejak saat itulah Kelinci menjadi anak yang baik, rajin dan selalu membantu ibunya,

d. Dunia Bermain

Jangan dilupakan bahwa dunia anak adalah dunia bermain. Dengan bermain Anak dapat melepaskan semua hal yang menyakitkan/melukai dirinya.

Jadi, suguhkan Anak berbagai aktivitas bermain sehingga membuat anak tidak terfokus pada ketidakhadiran orang tua mereka.

Kalau Anak dibiarkan tanpa aktivitas, sementara pengasuh pengganti juga tidak tahu apa yang harus dilakukan.

Maka anak akan terfokus pada rasa kehilangannya, “Ayah dan Bunda kok, enggak ada, sih!” Maka ia pun akan semakin merasa tidak aman.

Pengasuh pengganti pun harus siap Anak akan melakukan perilaku agresif karena marah tidak dapat bertemu orang tuanya.

Tanyalah dengan memeluk Anak, “Kenapa Adek memukul Nenek?” atau “Adek marah karena ditinggal Ayah Bunda, ya?”

Lalu carilah aktivitas pengganti untuk menyalurkan kemarahannya.

“Yuk, Dek, kita melihat bunga dan rumput di taman saja!” Atau “Gimana kalau kita kasih makan ayam di halaman?”

Aktivitas ini membuat reaksi marah anak bisa tersalurkan dalam bentuk yang lebih positif.

Tentu saja semua ini membutuhkan kreativitas dari  pengasuh pengganti, juga pengertiannya karena anak dalam keadaan tidak aman dan nyaman.

e. Sesekali Melanggar Prinsip Gizi

Jika Anak sulit makan, sesekali si pengganti bisa melanggar prinsip gizi. Ketika ditanya, “Adek mau makan apa hari ini?”

Kalau dijawab “Hamburger!”, ya, untuk kali ini bolehlah memberinya makanan tersebut kendati sebelumnya ia tidak boleh menyentuh junk food.

Kita, kan, juga perlu memahami bahwa anak sedang dalam keadaan tidak nyaman.

Saat sedang tidak mood, orang dewasa pun enggak mau makan apa-apa.

Apalagi anak-anak. Agar anak tetap memperoleh energi, ia bisa makan apa yang ia sukai. Hal ini harus dimengerti pengasuh pengganti.

Anak tidak mungkin dipaksa makan sesuatu yang rutin, padahal waktu itu dalam keadaan tidak mood.

Jadi, walaupun tidak bergizi tapi yang penting Anak kemasukan energi dulu.

Setelah itu baru Anak bisa dibujuk, makan makanan yang bergizi sambil berjalan-jalan.

Sekarang Adek harus makan sayur bayamnya, supaya sehat. Beri pengerian pada anak kalau Ayah Bunda pulang, Adek harus sehat, agar bisa jalan-jalan sama Ayah Bundanya.

Baca Juga:

f. Selalu Kontak

Hal penting lainnya, Ayah Bunda yang meninggalkan Anak, sebisa mungkin selalu melakukan kontak telepon untuk mengetahui kondisi rumah dan memantau keadaan Anak.

Kalau Anak sudah bisa diajak berkomunikasi akan lebih baik lagi karena dengan mendengar suara orang yang disayangi setidaknya akan menghibur.

Kontak ini dimaksudkan walaupun Anak jauh dari orang yang disayanginya, tapi tetap ada suara yang bisa ia dengarkan.

Hal ini dapat mengurangi rasa kehilangan anak sewaktu ditinggalkan pergi kedua orang tuanya.

g. Ketika Sudah Pulang

Saat Ayah Bunda kembali ke rumah, tak berarti masalah selesai. Karena ekspresi Anak dalam mengungkapkan perasaan tidak aman/nyaman bisa beraneka cara.

Ingat, lo, rasa kehilangan dapat menimbulkan rasa kangen juga rasa marah/jengkel.

Perasaan yang sudah berkecamuk dalam diri anak selama beberapa waktu, akan segera dilampiaskan ketika Ayah Bunda datang.

Anak ingin mengeluarkan semua unek-unek yang ada dalam perasaannya.

Dalam mengungkapkan perasaan ini, kadangkala anak menjadi agresif dengan memukuli Ayah Bunda untuk mengungkapkan.

“Aku marah, kenapa Ayah Bunda meninggalkan aku lama-lama!” Namun, kemarahan ini biasanya hanya bersifat temporer. Kemarahan Anak akan segera reda.

Ekspresi lain yang mungkin muncul adalah tak mau berpisah dengan Ayah Bunda tadi.

Ini juga wajar saja karena selama Ayah Bunda pergi, Anak merasa kehilangan rasa aman.

Jadi ketika Ayah Bunda  kembali, Anak akan mengkompensasi rasa ketidaknyamanannya selama Ayah Ibu pergi dengan memeluk, menangis, dan tidak merelakan Ayah Ibu pergi.

Cara menyiasati hal seperti ini, untuk sementara anak jangan ditinggal pergi dulu.

Pernyataan tidak hanya secara verbal tapi juga nonverbal, yang menyatakan bahwa “Adek tidak akan ditinggal lagi Ayah Bunda akan ada di samping Adek.”

Jadi, untuk sementara turuti kemauan Anak. Jika ia ingin dipeluk, peluklah dia.

Dan jika ingin digendong, gendonglah ia. Karena semua itu merupakan ungkapan rasa kangen dan kemarahannya ketika ditinggal.

Pelukan dapat meredakan/membantu mengeluarkan kemarahan anak.

Ayah Bunda tidak boleh menolak permintaan anak dengan alasan lelah, misal, maka anak akan lebih terluka.

Kemungkinan lain yang bisa terjadi adalah Anak terlihat lebih akrab dengan Pengasuh Pengganti ketimbang sebelumnya.

Nah, kalau sudah begini, tak perlu langsung khawatir, Anak akan melupakan kita begitu saja.

Coba pikirkan bagaimana cara mengambil hati anak kembali. Semisal, dengan memberikan pertemuan yang berkualitas.

Ketika pulang, kita bisa mengambil alih tugas pengasuh pengganti, misal menyuapi anak.

Ungkapkan juga pada anak secara jujur perasaan kita, “Ayah Bunda kangen banget sama Adek. Jadi kali ini yang nyuapin Ayah Bunda aja, ya.

Jadi, Ayah Bunda kalau hanya terjadi sekali dua kali Anak jadi rewel, itu kondisi yang lazim karena ia merasa tidak nyaman ketika orang tuanya tidak ada.

Tapi kalau kerewelan itu terus-menerus terjadi setiap orang tua pergi, kemungkinan Anak kehilangan kepercayaan.

Jangan-jangan kita sering meninggalkan Anak namun ketika kembali tidak membayar kembali rasa aman yang hilang pada diri Anak.

Segala sesuatunya berpulang kembali pada diri kita masing-masing. Karena ternyata kitalah yang sudah menjadikannya demikian.

Demikianlah pembahasan mengenai cara mudah atasi permasalahan anak jika ditinggal orangtua pergi. Semoga dapat menambah wawasan. Sampai jumpa pada artikel berikutnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *