Ide dan Makna Kata dalam Hikayat Si Miskin

Ide dan Makna Kata dalam Hikayat Si Miskin

paket-wisatabromo.com-Apa kabar Kalian? Buat Kalian Kelas 10 SMA SMK, pelajaran bahasa Indonesia kali ini akan mengajak Kalian memahami materi Ide dan Makna Kata dalam Hikayat Si Miskin. Materi ini buat kalian yang masih SMA SMK Kelas 10.  Ikuti, Ya!

Ide dan Makna Kata dalam Hikayat Si Miskin
Pengertian Hikayat

Kata hikayat diturunkan dari kata bahasa Arab “haka” yang mempunyai arti: menceritakan, menirukan, mewartakan, menyerupai, berkata, meneruskan, dan melukiskan (Baried dkk, 1985, 9).

Sastra hikayat ialah sastra lama yang ditulis dalam bahasa Melayu. Sebagian besar kandungan ceritanya berkisar dalam kehidupan istana. Unsur rekaan merupakan ciri menonjol dan pada lazim nya men  cakup bentuk prosa yang panjang (Baried, 1985, 9).

Hikayat ialah karya sastra lama Melayu berbentuk prosa yang berisi cerita, undang-undang, dan silsilah bersifat rekaan, keagamaan, historis, biografis, atau gabungan sifatsifat itu. Hikayat dibaca untuk pelipur lara, pembangkit semangat juang, atau sekadar untuk meramaikan pesta (https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/Hikayat).

Ide

Ide adalah rancangan yang tersusun di dalam pikiran; gagasan; cita-cita. Pengertian lain dari ide adalah perasaan yang benar-benar menyelimuti pikiran.

Makna Kata

Makna kata adalah arti. Contoh kalimatnya:  Ia memperhatikan makna setiap kata yang terdapat dalam tulisan kuno itu.

Selain itu, makna kata bisa juga diartikan sebagai maksud pembicara atau penulis atau pengertian yang diberikan kepada suatu bentuk kebahasaan.

Ide dan Makna Kata dalam Hikayat Si Miskin
Cermatilah pengalan Hikayat Si Miskin berikut ini!

Alkisah maka tersebutlah perkataan Markamah berjalan dua bersaudara itu, maka tuan putri Nila Kesuma itupun menangis hendak minum susu maka Markamah pun menangis seraya berkata, “diamlah adinda jangan menangis karena kita orang celaka dimanakah kita akan mendapat susu lagi kita sudah dibuangkan orang”.

Oleh karena itu, diberilah kepada adiknya ketupat itu sebelah, maka dimakannyalah, ia pun diamlah sampai tujuh hari tujuh malam ia berjalan itu.

Lalu ketupat yang tujuh biji itu habislah dimakan oleh tuan puteri Nila Kesuma itu. Diberikannya kepada adiknya pagi sebelah petang sebelah.

Setelah habis ketupat itu, maka tuan puteri Nila Kesuma itupun menagis pula hendak makan, maka diambillah oleh  Markamah segala tarok kayu dan umbut-umbut dan buah-buahan kayu yang di dalam hutan yang patut dimakannya, maka diberikannya kepada saudaranya itu dan barang di mana ia bertemu dengan air maka dimandikannyalah akan saudaranya.

Syahdan beberapa lamanya ia berjalan itu, maka beberapa bertemu demgan gunung yang tinggi-tinggi dan padang yang luas-luas dan teluk yang berombak seperti laut tempat segala dewa-dewa dan peri mambang indera cendana jin.

Karena itu raja-raja jin disemalah tempat bermain lancang berlumba-lumba. Di sanalah banyak ia beroleh kesaktian diberi oleh segala anak raja-raja itu, diangkat saudara oleh mereka itu sekalian akan dia.

Dan beberapa ia bertemu dengan binatang yang buas-buas seperti ular naga buta raksasa sekaliannya mereka itu memberi kesaktian kepada Markamah.

Syahdan beberapa ia melihat kekayaan Allah Swt berbagai-bagai dan ajaib-ajaib, maka bertemulah ia dengan bukit berjintera tempat segala Raja-raja Dewa betapa itu, di sanalah tempatnya.

Adapun Markamah itu apabila ia bertemu dengan segala raja-raja itu, maka tuan puteri Nila Kesuma itupun disembunyikannyalah dan jikalau ia bertemu segala binatang yang buas-buas, maka didukungnyalah akan saudaranya itu tiada diberinya lepas daripada tubuhnya.

Hatta dengan demikian maka iapun sampailah sepohon kayu Beringin terlalu amat besar dan adalah air turun dari atas gunung itu, maka, di sanalah ia berhenti dan memandikan saudaranya.

Tiba-tiba melayanglah seekor burung dari atas kepalanya, maka tuan puteri  Nila Kesuma pun menangis minta ditangkapkan burung yang terbang itu, maka Markamah pun melompat lalu disambarnya, burung itu dapat ditangkapnya lalu diberikannya kepada saudaranya.

Maka sukalah hati saudaranya sambil katanya “bakarlah kakanda burung ini, kita makan”, maka kata Markamah “sabarlah dahulu  tuan”.

Selanjutnya, kedengaranlah bunyi ayam berkokok sayup-sayup karena hutan itu dekat dengan dusun orang-orang negeri Pelanggan Cahaya.

Kata Markamah kepada saudaranya itu, “tinggallah tuan disini dahulu, biarlah kakanda pergi mencari api akan membakar burung adinda itu”, maka sahut tuan puteri itu “baiklah kakanda, pergi jangan lama-lama kakanda pergi itu”.

Akhirnya, dipeluknya dan diciumnya akan saudaranya itu seraya katanya “janganlah tuanku berjalanjalan ke sana sini sepeninggalan kakanda ini, kalau-kalau tuan sesat kelak tiada bertemu kakanda lagi”. Maka sahutnya “tiada hamba pergi kakanda”.

Maka Markamah pun berjalanlah menuju bunyi ayam berkokok itu, tetapi hati Markamah itu tiada sedap, berdebar-debar rasanya.

Setelah sampailah ia kepada dusun orang itu, maka dilihatnya kebun orang dusun itu terlalu banyak jadi taman-taman seperti ubi keladi dan tebu, pisang, kacang, dan jagung.

Maka ia pun berjalan berkeliling pagarnya itu menanti orang yang empunya kebun itu, ia hendak meminta api.

Setelah dilihatnya oleh orang yang empunya kebun katanya “anak si pencuri, demikianlah sehari-hari perbuatan mu mencuri segala-gala tanamanku ini sehingga habislah jagung pisang ku tiada berketahuan.

Engkaulah yang mencuri, maka sekarang ini hendak kemana engkau melarikan nyawamu itu dari pada tanganku sekarang, sedanglah lama aku menantikan engkau tiada juga dapat barulah aku sekarang bertemu dengan engkau“ maka ia berkata-kata itu sambil berlari menangkap tangan Markamah itu.

Maka kata Markamah “tiada aku lari karena aku berdosa kepadamu bukan aku orang pencuri aku ini orang sesat, datang ku ini dari negeri asing hendak meminta api kepadamu.

Maka ditamparinyalah dan digucahnya akan Markamah itu seraya katanya “bohonglah engkau ini”, maka gemala yang digendong oleh Markamah yang diberi oleh bundanya itupun jatuh dari pinggangnya.

Setelah dilihatnya oleh orang dusun itu, maka diambilnyalah seraya katanya, “inilah gemalaku yang engkau curi, nyatalah engkau itu berbuat aniaya kepadaku”. Markamah terkenanglah akan saudaranya yang tinggal di dalam hutan seorang dirinya itu.

Katanya dalam hati,  wahai adinda tuan betapa gerangan hak tuan sepeninggalan kakanda ini kelak, karena dianiaya oleh orang, matilah kakanda tiadabertemu dengan tuan lagi”.

Iapun menangis terlalu sangat, lalu rebahlah pingsan tiada kabarkan dirinya. Maka kata orang dusun itu’ “apa yang engkau tangiskan sebab salahmu itulah balasnya engkau makan jagungku”.

Dilihatnya tubuh Markamah itu habis bengkak-bengkak dan habis berlumuran dengan darah dan tiada tiadalah ia bergerak lagi.

Maka pada sangka orang dusun itu sudahlah mati rupanya, maka diikatnyalah dengan tali dari bahunya sampai kepala kakinya seperti mengikat lepat.

Demikianlah lakunya ia mengikat Markamah itu. Setelah sudah diikatnya, maka diberatinyalah dibawanya ketepi laut dibuangkannya ke dalam laut itu, maka iapun kembalilah kerumahnya.

Berikut ini adalah Ide dalam penggalan Hikayat Si Miskin.

1. Markamah pergi entah kemana tujuannya dengan menggendong adiknya Putri Nila Kesuma karena mereka orang terbuang.

2. Dengan berbekal 7 ketupat, mereka meninggalkan desanya. Ketupat itu selalu diberikannya kepada adiknya pagi sebelah petang sebelah.

3. Adiknya mengangis minta susu tapi diberi ketupat sebelah. Namun, masih tetap menangis minta makan

4. Markamah berusaha mencari makan seadanya di dalam hutan, kalau bertemu air, adiknya dimandikan

5. Dalam perjalanan, mereka bertemu gunung, padang, teluk, laut dan tempat segala dewa.

6. Di sanalah ia mendapat kesaktian dari segala anak raja-raja.

7. Mereka juga bertemu dengan binatang buas yang memberi kesaktian kepada Markamah.

8. Markamah melihat berbagai macam kekayaan Allah Swt yang ajaib.

9. Ia bertemu dengan bukit tempat pertapaan raja-raja.

10. Apabila bertemu dengan raja, Markamah menyembunyikan puteri Nila Kesuma. Jikalau bertemu binatang buas, digendongnya adiknya itu jangan lepas dari tubuhnya.

11. Iapun sampailah pada pohon beringin yang sangat besar dan terdapat sumber air. Di sanalah ia berhenti dan memandikan adiknya.

12. Tiba-tiba ada seekor burung melintas di atas kepalanya. Puteri  Nila Kesuma menangis minta ditangkapkan burung itu, Markamah pun berhasil menangkap burung itu dan diberikannyakepada adiknya.

13. Dengan senang hati, Puteri meminta membakar burung tersebut buat makan bersama.

14. Markamah berusaha  mencari dusun terdekat untuk meminta api buat membakar burung dengan meninggalkan adiknya.

15. Sebelum pergi, Markamah pesan agar adiknya tidak pergi kemana-mana. Namun, hatinya tidak tenang meninggalkan adiknya sendirian.

16. Sesampai di dusun orang, Markamah  melihat kebun ubi, keladi, tebu, pisang, kacang, dan jagung. Ia pun menanti orang yang empunya kebun itu, ia hendak meminta api.

17. Begitu pemilik kebun datang, Markamah dituduh mencuri hasil kebun. Markamah menjelaskan maksud kedatangannya, tapi pemilik kebun tidak percaya.

18. Markamah dipukuli dianggap berbohong. Gemala dari bundanya yang digendong Markamah jatuh dari pinggangnya. Gemala itu diakui pemilik kebun sebagai miliknya yang dicuri Markamah. Markaman pun teringat akan adiknya yang ditinggalkan sendirian di hutan.

19. Markamah sangat mengkhawatirkan nasib adiknya jika ia mati karena dianiaya pemilik kebun.

20. Tubuh Markamah  bengkak-bengkak berlumuran darah dan  pingsan sampai tak bergerak lagi.

21. Markamah mati, lalu diikat dan dibuang ke laut.

Makna Kata dalam Hikayat Si Miskin

1. alkisah=ungkapan yang digunakan untuk memulai sebuah cerita atau hikayat

2. seraya=sambil, serta

3. ketupat=makanan yang dibuat dari beras yang dimasukkan ke dalam anyaman pucuk daun kelapa, berbentuk kantong segi empat dan sebagainya, kemudian direbus, dimakan sebagai pengganti nasi

4. tarok/taruk=tunas tumbuhan (pohon, rumput); daun dan ranting (pucuk) yang tumbuh pada cabang dahan atau batang kayu

5. umbut=ujung batang (kelapa, enau, dan sebagainya) yang masih muda dan lunak, dapat dimakan

6. syahdan=selanjutnya, lalu

7. teluk=bagian laut yang menjorok ke darat

8. dewa=roh halus yang dianggap atau dipercayai sebagai penguasa alam dan manusia

9. mambang=makhluk halus yang menurut kepercayaan sebagian orang membinasakan manusia (bermacam-macam warnanya, ada yang kuning, merah, hitam, dan sebagainya, dan disebut juga menurut tempatnya)

10. indera=alat untuk merasa, mencium bau, mendengar, melihat, meraba, dan merasakan sesuatu secara naluri (intuitif)

11. cendana=pohon yang kayunya keras dan berbau harum (santalum album)

12. jin=makhluk halus yang diciptakan dari api

13. lancang=tidak tahu adat; kurang sopan terhadap orang tua dan sebagainya

14. kesaktian=kepandaian (kemampuan) berbuat sesuatu yang bersifat gaib (melampaui kodrat alam)

15. raksasa=makhluk yang menyerupai manusia, konon berbadan tinggi besar; gergasi; buta

16. ajaib=aneh, ganjil, tidak seperti biasa, mengherankan

17. berjintera= bergabung dengan makhluk halus yang diciptakan dari api

18. bertapa=mengasingkan diri dari keramaian dunia dengan menahan hawa nafsu (makan, minum, tidur, birahi) untuk mencari ketenangan batin

19. hatta=lalu, sesudah itu, maka

20. melayang=terbang dengan sayap tidak bergerak

21. melompat=melakukan gerak dengan mengangkat kaki ke depan (ke bawah, ke atas) dengan cepat/meloncat

22. dusun=kampung, desa, dukuh

23. seraya=sambil

24. sesat=tdak melalui jalan yang benar, salah jalan

25. hamba=saya, budak

26. keladi=talas, tumbuhan berumbi, daunnya lebar berbentuk hati, umbinya di beberapa daerah merupakan bahan makanan pokok/seratah/Colocasia

27. negeri=tanah tempat tinggal suatu bangsa

28. asing=datang dari daerah lain

29. digucah=dipukuli

30. gemala=batu yang indah dan bercahaya (berasal dari binatang), banyak khasiatnya dan mengandung kesaktian

31. bunda=kata sapaan kepada ibu

32. aniaya=perbuatan bengis (seperti penyiksaan, penindasan)

33. gerangan=agaknya, kiranya

34. sangka=duga

35. lepat= penganan yang dibuat dari ketan dan kelapa parut serta diberi garam, dibungkus dengan daun kelapa muda, berbentuk silinder dan direbus.

Baca:

1. Ide dan Makna Kata dalam Hikayat: Sa-ijaan dan Ikan Todak-Unduh

2. Perbedaan Hikayat dengan Cerpen-Unduh

3. Nilai Kehidupan dalam Hikayat  Sa-ijaan dan Ikan Todak-Unduh

4. Nilai Kehidupan dalam Hikayat  Si Miskin- Unduh

5. Konjungtor dalam Hikayat Sa-ijaan dan Ikan Todak-Unduh

6. Konjungtor dalam Hikayat Si Miskin-Unduh

Demikianlah pembahasan mengenai Ide dan Makna Kata dalam Hikayat Si Miskin. Semoga bermanfaat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *