Membuat Peta Pikiran untuk Merangkum: Pendalaman Materi Bab 5 Kelas 7 SMP MTS
paket-wisatabromo.com-Semester 2 telah tiba. Saatnya kalian memasuki materi pelajaran Bahasa Indonesia bab 5. Materi pertemuan pada bab 5 ini adalah Membuat Peta Pikiran untuk Merangkum. Materi ini berfungsi sebagai bahan pendalaman Materi Bab 5 Kelas 7 SMP MTS.
Membuat Peta Pikiran
Istilah lain dari peta pikiran adalah peta konsep. Ada juga yang berpendapat bahwa peta pikiran itu hampir sama dengan mind mapping.
Peta konsep merupakan suatu bagan skematik untuk menggambarkan suatu pengertian konseptual seseorang dalam suatu rangkaian pernyataan.
Selain menggambarkan konsep-konsep yang penting peta konsep juga menghubungkan antara konsep-konsep yang ada.
Peta konsep adalah cara yang baik untuk mendapatkan ide baru dan cara yang mudah untuk mendapatkan informasi dari otak.
Dengan menggunakan peta konsep, cara kerja alami otak dapat dilibatkan dari awal. Hal ini berarti bahwa untuk mengingat kembali informasi selanjutnya akan menjadi lebih mudah.
Menyusun Peta Konsep
Menyusun peta konsep dilakukan dengan membuat suatu sajian visual atau suatu diagram tentang bagaimana ide-ide penting atau suatu topik tertentu dihubungkan satu sama lain.
Ada pendapat bahwa peta konsep mirip peta jalan. Namun, peta konsep menaruh perhatian pada hubungan antar ide-ide, bukan hubungan antar tempat.
Untuk membuat suatu peta konsep, peserta didik dilatih untuk mengidentifikasi ide-ide kunci yang berhubungan dengan suatu topik dan menyusun ide-ide tersebut dalam suatu pola logis.
Langkah-Langkah Membuat Peta Pikiran
Menurut Arends, sebagaimana dikutip oleh Trianto (2007, hlm. 60), memberikan langkah-langkah dalam membuat peta konsep sebagai berikut :
Langkah 1
Mengidentifikasi ide pokok atau prinsip yang melingkupi sejumlah konsep.
Langkah 2
Mengidentiikasi ide-ide atau konsep-konsep sekunder yang menunjang ide utama.
Langkah 3
Tempatkan ide ide utama di tengah atau di pujak tersebut.
Langkah 4
Kelompokan ide-ide sekunder di sekeliling ide utama yang secara visual menunjukan hubungan ide-ide tersebut dengan ide utama.
Penyusun peta konsep memegang peran penting dalam belajar bermakna. Oleh karena itu, setiap peserta didik hendaknya pandai menyusun peta konsep untuk meyakinkan bahwa pada peserta didik itu telah berlangsung. Ada beberapa langkah yang harus diikuti yaitu sebagai berikut :
a. Pilihlah suatu bacaan dari buku pelajaran.
b. Tentukan konsep-konsep yang relevan.
c. Urutkan konsep-konsep itu dari yang paling inklusif ke yang paling tidak inklusif atau contoh-contoh.
d. Susunlah konsep-konsep itu di atas kertas, mulai dengan konsep yang paling inklusif di puncak ke konsep yang paling tidak inklusif.
e. Hubungkanlah konsep-konsep itu dengan kata atau kata-kata penghubung.
f. Peta konsep sudah selesai.
Peta pikiran akan membantu kalian merancang rangkuman. Kalian mungkin akan merasa bingung harus memulai dari mana, mencampurkan ide-ide, atau justru kehilangan ide pokok dari cerita.
Dengan mengatur pikiran kalian secara visual, kalian dapat melihat semua gagasan pokok di depan mata dan bagaimana mereka saling terkait satu sama lain.
Hal ini akan membantu kalian memahami isi cerita dan menulis rangkuman secara lebih cepat, tepat, dan efektif.
Bagaimana cara membuat peta pikiran? Sebenarnya, tidak ada aturan yang baku. Kalian dapat berkreasi sebebasnya dengan peta pikiran.
Mulailah dengan judul buku atau topik tertentu. Lalu, buatlah garis-garis cabang setiap bab, poin-poin penting di dalamnya, dan keterkaitan mereka.
Setelah selesai, kalian dapat melihat seberapa banyak kalian telah memahami isi sebuah buku atau topik tertentu.
Tujuan Peta Konsep
Menurut Dahar (1988, hlm156) dalam pendidikan, peta konsep dapat diterapkan untuk beberapa tujuan antara lain :
a) Menyelidiki pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik Belajar bermakna membutuhkan usaha yang sungguh-sungguh dari pihak peserta didik untuk menghubungkan pengetahuan baru dengan konsep-konsep relevan yang telah mereka miliki. Untuk memperlancar proses ini guru harus mengetahui konsep yang telah dimiliki peserta didik pada saat pelajaran akan dimulai, sedangkan peserta didik diharapkan dapat menunjukan konsep yang telah dimiliki dalam menghadapi pelajaran baru.
b) Belajar bagaimana belajar Belajar bermakna akan terjadi bila pembuatan peta konsep bukan untuk memenuhi keinginan guru, melainkan harus timbul dari keinginan peserta didik untuk memahami isi pelajaran bagi diri peserta didik sendiri.
c) Mengungkapkan konsepsi salah Peta konsep dapat mengungkapkan konsepsi salah yang terjadi pada peserta didik.
d) Alat evaluasi
Penggunaan peta konsep sebagai alat evaluasi didasarkan pada tiga gagasan dalam teori kognitif Ausubel yaitu:
(a) Struktur kognitif itu diatur secara hirarki dengan konsep-konsep yang lebih inklusif,
(b) Konsep-konsep dalam struktur kognitif mengalami diferensiasi progresif. Prinsip Ausubel ini menyatakan, bahwa belajar bermakna merupakan proses kontinu. Jadi konsep-konsep tidak pernah tuntas dipelajari tetapi selalu dipelajari, dimodifikasi, dan dibuat lebih inklusif,
(c) penyesuaian integratif. Prinsip belajar ini menyatakan, bahwa belajar bermakna akan meningkat, bila peserta didik menyadari hubungan-hubungan baru (kaitan-kaitan konsep) antara kumpulan-kumpulan.
Contoh Peta Pikiran
Contoh peta pikiran buku Itam dan U telah disediakan pada Buku Siswa berikut. Perhatikan peta pikiran cerita Itam dan U di bawah ini
Macam-Macam Peta Konsep
Peta konsep terbagi menjadi empat macam yaitu pohon jaringan (network tree), rantai kejadian (events chain), peta konsep siklus (cycle concept map), dan peta konsep laba-laba (spider concept map). Lalu apa yang membedakan di antara keempat macam tersebut? Simak penjelasannya berikut ini:
1. Pohon Jaringan
Pada macam peta konsep ini, kata-kata pada garis penghubung memberikan hubungan antara konsep-konsep. Ketika kamu mengkonstruksi pohon jaringan, tulislah berbagai topik dan daftar konsep utama yang saling berkaitan.
Pohon jaringan sangat cocok digunakan untuk memvisualisasikan hal-hal seperti menunjukkan informasi sebab-akibat, suatu hirarki, dan prosedur yang bercabang.
2. Rantai Kejadian
Macam peta konsep rantai kejadian dapat digunakan untuk memberikan suatu urutan kejadian, langkah-langkah dalam suatu prosedur, dan tahapan dalam suatu proses kejadian.
3. Peta Konsep Siklus
Dalam peta konsep siklus, rangkaian kejadian tidak menghasilkan suatu hasil akhir sebab kejadian akhir pada rantai akan kembali lagi ke kejadian awal. Macam peta konsep ini cocok digunakan untuk menunjukkan hubungan bagaimana suatu rangkaian kejadian berinteraksi untuk menghasilkan suatu kelompok hasil yang berulang-ulang.
4. Peta Konsep Laba-laba
Peta konsep laba-laba dapat digunakan untuk mencurahkan ide-ide di dalam otak. Ide paling besar akan ditempatkan di posisi tengah, lalu ide tersebut akan bercabang lagi namun tetap terhubung dengan ide yang paling besar.
Peta konsep laba-laba cocok digunakan untuk memvisualisasikan hal-hal yang tidak menurut hirarki, kategori yang tidak paralel, dan saat mencurahkan ide-ide di dalam kepala.
Manfaat Peta Konsep
1) Membantu untuk mengidentifikasikan kunci konsep, memperkirakan hubungan pemahaman dan membantu pembelajaran lebih lanjut.
2) Membantu berfikir lebih dalam dengan ide peserta didik dan menjadikan peserta didik mengerti benar tentang apa yang dipelajari.
3) Membantu membuat susunan konsep pelajaran menjadi lebih mudah sehingga dapat mempermudah dalam belajar maupun ujian.
4) Mengklarifikasi tentang ide peserta didik yang telah diperoleh speserta didik tentang sesuatu dalam bentuk kata-kata pada peta konsep.
5) Belajar untuk mengorganisasikan sesuatu mulai dari informasi, fakta, dan konsep kedalam suatu pemahaman yang baik dan menuliskan dengan benar.
Materi Teks cerita lainnya dapat diunduh pada link berikut ini.
1. Mengamati Gambar untuk Memprediksi Cerita: Materi bab 5 Kelas 7 SMP MTS –Unduh
2. Memahami Suasana Cerita dan Emosi Tokoh pada Buku Bergambar: Materi bab 5 Kelas 7 SMP MTS- Unduh
3. Menganalisis Sajian Visual dalam Buku Bergambar: Materi bab 5 Kelas 7 SMP MTS- Unduh
4. Bagaimana Perasaan Itam? dalam Cerita “Itam dan U”: Buktikan Dengan Kalimat Pendukungnya-Unduh
5. Mengenal Bagian-Bagian Buku: Materi bab 5 Kelas 7 SMP MTS- Unduh
6. Perbandingan Bagian Buku Fiksi dan Nonfiksi: Materi bab 5 Kelas 7 SMP MTS-Unduh
7. Merangkum Isi Buku dan Contohnya: Materi Bab 5 Kelas 7 SMP MTS – Unduh
8. Cara Merangkum Buku dengan Cepat: Pendalaman Materi Bab 5 Kelas 7 SMP MTS- Unduh
9. Teknik Merangkum Buku dengan Cepat: Pendalaman Materi Bab 5 Kelas 7 SMP MTS – Unduh
10. Strategi Merangkum Buku dengan Cepat: Pendalaman Materi Bab 5 Kelas 7 SMP MTS- Unduh
11. Menulis Rangkuman Buku dengan Baik dan Benar: Pendalaman Materi Bab 5 Kelas 7 SMP MTS – Unduh
12. Tips Merangkum Buku: Pendalaman Materi Bab 5 Kelas 7 SMP MTS-Unduh
13. Ciri-Ciri Buku Fiksi dan NonFiksi-Unduh
14. Ciri-Ciri Buku Fiksi: Pendalaman Materi Bab 5 Kelas 7 SMP MTS-Unduh
15. Unsur Buku Fiksi: Pendalaman Materi Bab 5 Kelas 7 SMP MTS-Unduh
Demikianlah penjelasan mengenai Membuat Peta Pikiran untuk Merangkum: Pendalaman Materi Bab 5 Kelas 7 SMP MTS. Semoga bermanfaat.